Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
: 001/III/ Dir/RSBL/SK/2009
Perihal
Lampiran
:
Direktur Rumah Sakit Budi Luhur
Menetapkan :
Falsafah Kamar Operasi RSU. Budi Luhur :
Memberikan pelayanan Kamar Operasi
dan masyarakat secara profesional dan
nilai nilai kemanusiaan dan solusi tanpa
agama, dan dilaksanakan oleh seluruh
cepat, ramah, dan ilmiah
BudiLuhur
LOKASI
o Lokasi OK dan VK harus mudah di capai dari bagian lain dan satu sama lain
BENTUK
o Sudut-sudutnya todak bolehtajam, baik sudut lantai, dinding maupun langit
langit
o Dinding, lantai dan langit-langit terbuat dari bahan yang keras, tidak berpori,
tahan api, kedap air tidak mudah kotor, tidak licin, tidak mempunyai
sambungan, warna terang.\, mudah dibersihkan dan tidak ada tempat
menampung debu
UKURAN
o Ukuran minimal 30 40 m2, maksimal 55 60 m2 tinggi plafon minimal 2,5
m, maksimal 3,65 m
PINTU
o Sebaiknya bentuk pintu sliding, namun bila pintu swing, maka pintu harus
selalu tertutup dengan menggunakan penutup otomatis
o Ukuran pintu minimal 1,2 X 2,10 m
o Pintu harus selalu terawat, dan tidak boleh mengeluarkan suara
JENDELA
o Harus ada kaca tembus pandang agar orang dari luar dapat melihat
keadaan di dalam kamar bedah tanpa harus masuk
VENTILASI
o Memakai AC dilengkapi filter dan sistem ultraclean luminay airflow
o Suhu diatur antara 19 22 oC dan kelembaban udara 50 60 %
SISTEM PENERANGAN
o Lampu ruangan memakai lampu pijar putih tertanam di dalam langit-langit
sehingga tidak menampung debu dan mudah dibersihkan
o Pencahayan ruangan sesuai peraturan pencahayaan pada buku ini
o Lampu operasi merupakan lampu khusus yang terdiri dari beberapa lampu
yang fokusnya dapat diatur, tidak panas, terang, tidak menyilaukan dan tidak
menimbulkan bayangan
SISTEM GAS
o Sistem gas sebaiknya dibuat sentral memakai sistem pipa
o Sistem pipa melalui bawah lantai atau diatas langit-langit
o Dibedakan sistem pipa O2 dan Nitrogen Oksida
SISTEM LISTRIK
o Harus ada sistem penerangan darurat dan sistem listrik cadangan
o Bila dalam kamar bedah ada beberapa titik penyambungan aliran listrik,
maka sebaiknya dibedakan sirkuitnya sehingga bila terjadi gangguan listrik
pada satu titik, maka bisa dipindahkan ke titik lainnya
SISTEM KOMUNIKASI
o Harus ada sistem komunikasi dengan ruangan lain di dalam RS dan ke luar
RS
INTRUMENTASI
o Semua peralatan harus mobile, mempunyai roda atau diletakkan diatas
trolley beroda
o Semua alat sebaiknya terbuat dari stainless steel dan mudah dibersihkan
ZONA 1
ZONA 2
ZONA 3
ZONA 4
No
1
Variabel
Pakaian
Alas
Kaki
Zona 1
Zona 2
-Pakaian luar -Pakaian
luar
OK
masih OK masih boleh
boleh dipakai
dipakai.
Tidak
boleh
lebih
-Pakaian
dalam dari zona
khusus
OK ini. Pergantian
tidak
boleh pakaian OK
lebih luar dari Pakaian
Luar
zona ini
OK disini
-Alas Kaki luar
OK masih bisa
di pakai. Tidak
boleh lebih
dalam dari zona
ini, pergantian
alas kaki luar-
Alas kaki OK
harus mulai
dipakai
Zona 3
Petugas OK
wajib memakai
pakaian
khusus OK
lengkap
dengan
masker dan
head cover
Zona 4
-Tim Operasi
memakai jas
operasi
-Petugas OK
memakai
Handschoen
Alas Kaki
Khusus OK
saja
Alas Kaki
khusus OK
saja
KET
OK disini
Bed
Pasien
Brankar
OK
Petugas
luar OK
Lain2
-Alas Kaki OK
tidak boleh lebih
luar dari zona ini
Boleh masuk
Boleh masuk.
Tidak boleh
lebih luar dari
zona ini
Boleh masuk
-Berbatas Pintu
dari luar
kompleks OK
-Berbatas Pintu
dari Zona /
ruangan lain
Hanya sampai
Recovery Room
boleh masuk
Boleh masuk
Tidak boleh
masuk
Tidak boleh
masuk
Boleh masuk
Boleh masuk
untuk keluar
lagi
Boleh masuk
Boleh Masuk
dengan
memakai
pakaian
pelindung,
masker dan
head cover
Tidak boleh
masuk
Berbatas pintu
dengam zona /
ruangan lain
Syarat tata
Ruangan
sesuai
standard
Kepala Unit
Kamar
Operasi
ADMINISTRASI
PERALATAN DAN
INSTRUMENTASI
KOMITE MEDIK
LINEN
PENGENDALIAN
INFEKSI NOSOKOMIAL
ANESTESI
Personnel
Spesialis Bedah
Dr. H. Soebarno Kartawinata, SpB
Dr. H. Eddy Suhardi Sarim, SpB, Finacs
Dr. Hj. Tresnawaty, SpB, Mkes
Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Dr. H. Doddy Sismayadi, SpOG
Dr. Samsudin, SpOG
Spesialis Ortopedi dan Trauma
Dr. Aryono Adiputranto, SpBO, Finacs
Dr. H. Iwan Hermawan, SpOT, Finacs
Spesialis Urologi
Dr. H. M. Tauchid, SpU
Dr. Galuh A, SpU
Spesialis Bedah mulut
Drg. Bambang wijanarko, SpBM
Spesialis THT
Dr. Sunaryo Sumitro, SpTHT
Spesialis Mata
Dr. Hj. Fayca Aryono, SpM
Spesialis Anestesi
Dr. H. Eman Kuswandi, SpAn
Dr. Hj. Iranima Hermawan, SpAn
Dokter Umum
Dr. H. Hakiki Akbari
Dr. Finalia Nurhidayati
Paramedik
Zr. Onih Fathonih
Bd. Ratih Am Keb
Zr. Yulia
Zr. Dewi
Zr. Enok
Bd. Sherly
Bd. Fitri
Zr. Eka
Budi Luhur
29/KEP/SOP
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
No Revisi
Ditetapkan
Direktur
Pengertian
Tujuan
:
Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh
petugas ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan
operasi bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan
keselamatan pasien.
- Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan
khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang
pelaksanaan operasi tersebut.
: Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung
jawab atas persiapan pasien calon operasi ini.
-
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
B. Persiapan fisik
Pasien harus dalam kondisi aman untuk dilakukan operasi yang
ditandai oleh
o Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan hasil
pemeriksaan fisik oleh dokter ruangan dan atau dokter konsulen
RSBL menunjukkan kondisi dalam batas toleransi
o Dilakukan pemeriksaan penunjang yang lengkap, meliputi
pemeriksaan laboratorium hematologi, kimia klinik, dan lainnya,
pemeriksaan radiologi, pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan lain
yang diperlukan dengan hasil pemeriksaan penunjang dalam
batas normal atau dalam batas toleransi / aman
o Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam dan
atau dokter konsulen anestesi dan atau dokter konsulen lainnya
menyatakan pasien dapat dioperasi
o Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien untuk
menunjang kelancaran operasi, seperti pemasangan infus,
lavement, puasa, istirahat total, pemasangan Supportif seperti
O2, Foley catheter, NGT , dll.
o Pasien dalam keadaan bersih, bila perlu sudah mandi, pakaian
dari RS, bersih.
o Diberikan antibiotik perioperatif sesuai petunjuk dokter
C. Persiapan mental
o Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resiko
yang harus dihadapi dalam menjalani operasi ini. Lakukan
Informed Consent sesuai prosedur.
o Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar
menghadapi tindakan operasi yang akna dijalaninya. Pasien
diminta untuk berdoa menurut keyakinannya masing-masing.
o Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung
secara moril.
D. Persiapan area operasi
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
:
-
Prosedur
Pembersihan Mingguan
Pembersihan Bulanan
Persiapan Linen
TINDAKAN
Instrumen pasca
tindakan
DEKONTAMINA
SI
PENGERINGAN
Packing / set
Non packing
STERILISASI DI
PUSAT STERILISASI
DISTRIBUSI
ENYIMPANAN
Skema pengelolaanPLinen
SKEMA ALUR PENGELOLAAN LINEN KOTOR
LINEN KOTOR
Linen Non
Infeksius
Linen
Potential
Infeksius
DEKONTAMINASI
DESINFEKSI
Linen Tindakan
STERILISASI DI
PUSAT STERILISASI
DISTRIBUSI
PENYIMPANAN
Tugas
Sebelum Operasi
Bersama omloop menyiapkan instrumen dan alat-alat
termasuk benang jahit, jarum, juga ketersediaan obat2an
anestesi, dan cairan
Memeriksa ulang kesiapan instrumentasi , pastkan
susunan berdasarkan urutan tindakan operasi.
Melakukan cuci tangan bedah,memakai jas operasi dan
sarung tangan steril dengan teknik yang benar
Bila tersedia meja mayo, maka siapkan meja mayo
Membantu dokter atau asisten satu dalam tindakan
antiseptik kulit. Berdiri pada disisi operator / asisten satu
saat melakukan antiseptik kulit.
Membantu menutup pasien dengan duk steril
Menyiapkan dan memberikan instrument
Selama Operasi
-
Pasca Operasi
-
:
Dokter/Paramedik/bidan
RS
Menguasai
betul
/ fasih teknik aseptik
antiseptik
Mengenal dengan baik teknik operasi yang
dilakukan dan kemungkinan kegawatan
Mampu mengelola pasien gawat
Mengenal dengan baik instrumentasi yang
diperlukan
Mengenal karakteristik operator
Teliti dan cekatan
Diutamakan berpengalaman
Tugas
:
Sebelum operasi
- Berkomunikasi dengan operator mengenai rencana
tindakan operasi dan kemungkinan komplikasi
- Memastikan
identitas
pasien
dan
kelengkapan
administrasi
- Memeriksa pasien yang akan di operasi
- Memastikan kelengkapan instrumen dan peralatan
- Memastikan kesiapan kegawatan
- Memastikan kesiapan anestesi
- Memastikan kesiapan fasilitas ruangan operasi
- Membantu memposisikan pasien
- Membantu operator melakukan antiseptik
- Membantu operator menutupi pasien dengan duk steril
- Berkomunikasi dengan anestesi tentang kesiapan
tindakan operasi dan kondisi pasien
- Cuci tangan bedah dan mengenakan jas operasi
Selama Operasi
-
Sesudah operasi
-
:
-
Tugas
Sebelum Operasi
-
Selama Operasi
-
Pasca Operasi
-
4. Circuler (Omloop)
Nama jabatan : Sirkuler / Omloop
Pengertian
: Petugas kamar operasi yang tidak steril
( tidak memakai jas operasi tidak memakai
handschoen steril)
Tanggung jawab: membantu memenuhi seluruh kebutuhan
kamar operasi, operator, anestesi, instrumenter dan
pasien sebelum, selama dan sesudah operasi.
Membantu team yang steril dengan supply yang
steril
Syarat
:
-
Tugas
Sebelum Operasi
-
Selama Operasi
-
Setelah Operasi
-
E. Transport Pasien
Tujuan
Prosedur :
1.
2.
3.
4.
Handgloving
1. Kenakan Handschoen secara hand to hand Glove to glove
2. Handschoen selalu dalam keadaan bagian lengan terlipat
keluar.
3. Ambil handshoen kanan dengan tangan kiri dengan
memegang bagian lipatan handschoen kanan yang
merupakan sisi yang melekat ke kulit
4. Masukkan tangan kanan hingga semua jari masuk ke
tempatnya masing masing. Lepaskan tangan kiri dan biarkan
handschoen masih dalam keadaan terlipat ditangan kanan
5. Ambil handschoen kiri dengan menggunakan tangan kanan
yang sudah memakai handschoen dengan mengaitkan jari
tangan kanan ke dalam lipatan, yaitu sisi yang kelak akan
menghadap ke luar, tidak melekat ke kulit
6. Masukkan tangan kiri hingga jari-jari masuk ketempatnya
masing masing. Dengan jari tangan kanan yang masih
mengait ke lipatan handschoen kiri, lipatan kemudian di buka
sedemikian rupa sehingga bagian lengan handschoen
menutupi sepertiga distal lengan bawah tangan kiri.
7. Jari tangan kiri mengait ke lipatan handschoen kanan pada sisi
yang kelak menghadap keluar, kemudian membuka lipatan
sedemikian rupa sehingga sepertiga distal lengan bawah kana
tertutup handschoen
8. Posisikan tangan diatas pusar
Posisikan tubuh pasien
Posisi Anestesi
o Anestesi Umum
Bila dilakukan anestesi umum, maka sebelum anestesi umum
pasien sudah diposisikan terlentang. Posisikan senyaman
mungkin. Ikat tungkai pada bagian atas lutut. Posisi lengan
terlentang dan terikat pada penyanggah.
o Anestesi spinal
Bila dilakukan anestesi spinal, maka posisi anestesi spinal adalah
duduk dengan tungkai lurus ke depan atau uncang-uncang pada
kedua sisi bed operasi, tangan diletakkan pada bed atau tungkai
dengan posisi palmar diatas, lemas, kepala tertunduk.
o Posisikan pasien sesuai kebutuhan operasi setelah anestesi
selesai.
Posisi Terlentang
o Setelah proses anestesi selesai, maka posisi lengan disesuaikan
kebutuhan
apakah akan terlentang dan terikat pada
penyanggah, atau terlipat dibawah kepala, atau lurus disamping
tubuh pasien, Tungkai biasanya lurus dan terikat pada bagian
atas lutut, tambahan-tambahan lain semisal penyanggah bahu,
penyanggah panggul dsb disesuaikan kebutuhan
Posisi Litothomi
o Posisi bokong pasien pada batas bagian badan dan tungkai bed
operasi. Siapkan penyanggah tungkai di sisi kiri dan kanan batas
tersebut.
o Letakkan pelindung / pad pada penyanggah tungkai, lalu
letakkan bagian belakang lutut pada penyanggah, sedemikian
rupa sehingga bagian perineum terekspos dengan baik dan
tungkai terposisikan dengan nyaman.
o Posisikan lengan terlentang dan terikat pada penyanggah
o Tutup pasien dengan baik
Posisi miring
o Posisi pasien miring kiri atau kanan sedemikian rupa sehingga
area operasi terekspos dengan baik, jalan nafas dan anestesi
tidak terganggu, dan posisi pasien stabil tidak dapat jatuh ke
posisi depan atau belakang.
Posisi tengkurap
o Idem posisi miring.
Menggunakan hak
o Agar tercipta lapang pandang yang baik sisi luka perlu ditarik ke
arah luar atau atas.
o Gunakan hak yang sesuai dengan ukuran luka operasi dan
kedalaman lapang pandang yang dibutuhkan. Contoh untuk
ekstirpasi
FAM mungkin hanya dibutuhkan hak Gigi atau
langenbeck kecil saja. Untuk Hernia mungkin perlu hak Roche
dan langenbeck saja, Untuk hysterctomy pada yang kurus bisa
hanya blaas hak saja atau hak cangku / langenbeck besar pada
orang gemuk dsb.
o Selalu lepaskan hak dari area operasi bila tangan operator
masuk, karena selain bisa menghalangi tangan juga
menyebabkan sakit pada tangan operator
o Perhatikan arah operator , gerakkan / pindahkan hak untuk
memberi lapang pandang yang lebih baik bila diperlukan
Membersihkan darah
o Untuk darah yang menggenang, gunakan suction dengan canul.
o Untuk perdarahan yang banyak dan cepat dapat menggunakan
suction tanpa kanul. Hindari tangan terlalu dekat dengan area
operasi / menghalangi pandangan.
o Untuk perdarahan yang merembes pada daerah yang sempit /
dangkal, gunakan kasa depper kecil / terlipat pada klem kasa
o Untuk perdarahan yang merembes pada daerah yang dalam /
luas, gunakan kasa depper besar / tak terlipat / bendera pada
klem kasa. Gunakan hanya 1 kasa saja untuk mencegah
ketinggalan.
o Menggunakan kasa depper adalah dengan di tekan-tekankan,
bukan di usap / gosokan pada luka karena gesekan bisa
menimbulkan kembali perdarahan, terutama pada daerah yang
rapuh
o Ingat usahakan selalu area operasi dalam keadaan yang kering
dan bersih.
o Gunakan kasa untuk membersihkan area operasi dan instrumen
dari bekuan darah.
Menghentikan perdarahan
Tentang Jarum
o Selalu memegang benda tajam seperti
bisturi atau jarum
dengan alat, baik pinset,klem atau naldfulder.
o Jarum dapat dipakai kembali sedangkan bisturi harus dibuang
ditempat sampah benda tajam.
jenis jarum menurut mata jarumnya
o Jarum taper bermata jaru bulat, bila ditusukkan tidak merobek
jaringan yang ditembusnya. Digunakan untuk menjahit jaringan
lunak dibawah jaringan kutis. Kecuali pada jaringan yang keras
seperti cervix uteri, kelenjar payudara yang displastik, bisa
dipakai jarum cutting dengan pengawasan perdarahan.
o Jarum Cutting bermata jaru segi tiga, bila ditusukkan akan
merobek jaringan yang ditembusnya sehingga bisa menimbulkan
perdarahan. Digunakan untuk menjahit kulit atau jaringan yang
keras.
Tentang benang
o Mengambil benang dalam kaset harus menggunakan naldfulder
atau klem . tarik sebanyak 2 kali panjang naldfulder atau kirakira 40cm. Atau sesuaikan dengan kebutuhan / karakter operator.
o Mengambil benang dari sachet juga menggunakan naldfulder.
Buka lipatan dan ambil jarum dengan nalfulder, dan tarik hingga
benang keluar seluruhnya.
o Secara umum benang operasi dibagi menjadi 2 golongan besar
yaitu benang absorbable ( dapat diabsorpsi) dan non absorbable
( tidak diabsorpsi)
o Benang yang dapat diabsorpsi dapat dicerna tubuh untuk
kemudian hancur oleh proses radang / inflamasi / reaksi tubuh
sendiri sehingga hubungan antar 2 sisi bisa saja lepas . Jangka
waktu penghancuran ini berbeda beda berkisar antara 3 hari
hingga 3 bulan.
o Benang yang non absorpsi tidak dapat dicerna tubuh. Bisa
bertahan di dalam tubuh selama bertahun-tahun karena bersifat
Inert ( tidak menimbulkan / merangsang reaksi tubuh) digunakan
untuk kulit atau jaringan dibawah kulit yang sukar sembuh.
o Contoh benang absorpsi adalah plain gut, chromic gut ,
Polyglycolic acid (dexxon / Atramat / polysorb) poligaktin ( Safil,
safi quick)
o Contoh benang non absorpsi adalah silk / seide, nilon (monosof ,
Dermalon ), Polypropylen ( Prolene , mersilene)
o Ukuran benang bermacam-macam, pemakaiannya tergantung
kebutuhan / jenis operasinya.
Tentang gunting
o Semua instrumen yang memiliki bagian yang diperuntukkan jari
seperti gunting, klem, dsb di pegang dengan memasukkan ibu
jari pada lubang yang satu dan jari manis pada lubang yang lain.
Jari telunjuk dan tengah menopang instrumen dan membantu
mengarahkan instrumen
o Dalam hal gunting, untuk menjaga agar tangan tidak goyah yang
bisa berakibat fatal, maka jari pada tangan kiri ikut membantu
menopang gunting saat pengguntingan dilakukan
PASCA OPERASI
Pengelolaan Pasien
Perawatan luka operasi
Pengelolaan Linen
Pengelolaan Instrumen
Bed Operasi
o Seluruh permukaan bed operasi dibersihkan dengan chlorine
0,5%
o Buka kunci roda, dan pindahkan bed agar lantai dibawah bed
bisa dibersihkan. Gulirkan roda diatas genangan larutan chlorine
bolak balik, keringkan lantai, kemudian kembalikan bed ke
tempat semula dan di kunci roda
Trolley
o Perlakuan sama dengan bed operasi.
o Trolley diletakkan di ruang peralatan
Lampu Operasi
o Seluruh permukaan lampu operasi dibersihkan dengan chlorine
0,5%
o Periksa adakah bola lampu yang rusak. Segera laporkan kepada
bagian pemeliharaan untuk segera diganti.
Alat anestesi
o Permukaan trolley di bersihkan dengan chlorine 0,5%
o Vaporizer ditutup, O2 dan N2O ditutup.
o Facemask di bersihkan denganchlorine 0,5%
o Selang, canule, ETT, mayo diperlakukan sebagaimana instrumen.
Monitor EKG
o Matikan monitor ECG, cabut kabel dari stekker
o Gulung dengan bai semua kabel dan letakkan pada
gantungannya.
AC
o Matikan AC
Pengelolaan Ruangan
Pengelolaan spesimen
Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan specimen adalah
label yang benar, pengawetan (preserverasi) dan pengiriman yang
benar, sebab bila pemberian label yang salah atau specimen tertukar
dapat berari menentukan diagnose yang salah untuk dua orang pasien.
Hilangnya specimen dapat berarti tidak dapat menentukan diagnose
atau harus dilakukan pengambilan specimen baru dengan
kemungkinan tidak mendapatkan specimen yang sama jenisnya
dengan yang hilang.
Oleh karena itu semua specimen harus diamankan kecuali dokter
memintanya untuk membuang.
a.
Prosedur penanganan specimen
1. Tangani specimen dengan hati-hati
2. Instrumenter mengkonfirmasikan lagi dengan dokter mengenai
sifat specimen dan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan,
kemudian periksa ulang dengan om loop sebelum menyerahkan
kepada on loop.
3. Om loop menyimpannya ke dalam tempat yang tepat, seperti
kantong plastik, stoples dan sebagainya yang steril.
4. Berikan label yang memuat :
a. Nama pasien
b. Nomor C.M. ( Catatan Medik )
c. Tanggal Operasi
d. Nama specimen
5. Apabila diambil lebih dari satu specimen, specimen-specimen itu
harus diberi nomor label sesuai dengan urutan diangkatnya dan
tempatkan dalam tempat yang terpisah kecuali dokter meminta
untuk menyimpan dalam satu wadah.
6. Organ-organ yang solid seperti : hati, limpa, uterus, dan lain-lain
biasanya dipotong dahulu oleh Dokter sebelum disimpan pada
tempat yang sudah berisi pengawet.
7. Organ yang berbentuk pipa seperti : jaster, Colon, Vesica Winara
harus dibuka dulu agar bahan pengawet mengenai sisi luar dan
dalamnya.
8. Jangan membuat trauma pada jaringan specimen seperti biopsi
nosofaringeal.
9. Tidak boleh memasukkan dengan paksa ke dalam tempat yang
sempit.
10. Jangan membuang specimen kecuali Dokter memintanya untuk
dibuang.
b.
Catatan :
Dari sekian banyak usaha tersebut tidak ada satupun yang bisa secara mandiri
dipergunakan tanpa dibantu usaha lain, tidak ada satu pun cara yang bisa digunakan
untuk semua komponen benda hidup dan benda mati. Semua merupakan suatu
kesatuan usaha yang bertujuan satu : Menghilangkan sebanyak mungkin
mikroorganisme dalam proses interaksi pasien RS dalam proses pelayanan medis di
RS.
Secara umum usaha-usaha tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Dekontaminasi
Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha menghilangkan kontaminasi
suatu benda oleh benda lain yang potensial menjadi sumber infeksi yang sekaligus juga
menghilangkan sebagian mikroorganisme penting.
Desinfeksi
Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha membasmi sebagian besar
mikroorganisme pada benda mati. Pengertian yang sama pada makhluk hidup disebut
Antisepsis.
Sterilisasi
Adalah suatu proses yang berusaha membasmi semua mikroorganisme pada
benda mati.
B. DEKONTAMINASI
Di RSBL Proses dekontaminasi dilakukan paling awal yaitu segera setelah benda
terpapar atau potensial terpapar dengan cairan tubuh pasien yang potensial
mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Dekontaminasi dapat juga dilakukan
sebagai tindakan pencegahan .
Pelaksana:
Handschoen dan instrumen : Paramedik/Bidan/Aspar
Linen
: Bagian laundry
Perlengkapan :
Pasca operasi / Pasca bersalin : masih memakai APP dan memakai sarung
tangan karet / Rumah tangga
Petugas laundry memakai APP sesuai prosedur pengelolaan linen kotor
Tahap 1
: jika benda mati terkontaminasi cairan atau jaringan tubuh pasien dalam
bentuk yang lebih padat, atau keras, atau jumlah banyak . Biasanya
dilakukan pada linen, sedangkan instrumen dan peralatan jarang
terkontaminasi dengan kondisi seperti diatas. Contoh : Linen
terkontaminasi stoolcell, atau feces , atau sisa makanan akibat muntah.
Sebab dikhawatirkan bahan desinfektan yang selanjutnya akan
diberikan bisa berkurang efektifitasnya jika bereaksi dengan bahan2 tsb.
Cara :
Dilakukan pencucian pada daerah yang terpapar saja dengan bantuan
air mengalir yang kuat / disemprot dan dibantu penyikatan.
Dilaksanakan oleh paramedis sebelum linen ditransfer ke laundry.
Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/ UGD/ HCU / Verbedding.
Tahap 2
Cara merendam :
a. Untuk instrumen dan handschoen Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/ UGD/ HCU
/ Verbedding. Untuk Linen dilaksanakan di Ruang Laundry.
b. Untuk Instrumen dan handschoen larutan chlorine disediakan dalam wadah plastik.
Beri tanda ketinggian pada wadah tersebut untuk tiap kenaikan 1 liter airnya. Wadah
untuk Handschoen dan instrumen terpisah. Untuk Linen , larutan chlorine disediakan
dalam bak cuci.
Catatan :Larutan chlorine 0,5% dapat juga dipakai sebagai usaha desinfeksi dengan membasuh
permukaan seperti permukaan lantai, kaca, meja , meja operasi.
C. DESINFEKSI
Desinfeksi di RSBL dilakukan dengan beberapa cara : Menggunakan bahan kimia,
dengan perebusan, dan desinfeksi ruangan dengan sinar Ultra violet
Desinfeksi dengan bahan kimia
Syarat bahan desinfektan yang baik :
Potensi desinfeksi / antisepsis baik / kuat, spektrum luas
Tidak bersifat toksik / karsinogenik / korosif / iritatif/ non alergenik
Jenis
Karakteristik
Penggunaan
Sabun Antiseptik
Antiseptik lemah
Efektif melepaskan
kotoran pada tubu atau
benda mati
Karbol (phenol)
Cresol (Lysol)
Desinfektan kuat
Iritable dan toksik
Mengepel Lantai
dan dinding keramik
Iodine/Betadine
Spektrum luas,
antisepsis/desinfektan
sedang
Tidak begitu toksik, tidak
iritatif,tidak korosif
Terpengaruh darah
Ekonomis
Antisepsis area
tindakan / operasi
Antisepsis tubuh
Desinfeksi darurat
instrumen
Alkohol 70%
Chlorhexidine
Formalin
antisepsis dan desinfektan
kuat
sangat iritatif dan
karsinogenik
Bila dicampur alkohol bisa
sporisidal
Desinfeksi darurat
instrumen
Mengawetkan
spesimen
Desinfeksi
handschoen daur
ulang
ekonomis
8
Glutaraldehyde (Cidex)
Chlorine
Desinfeksi
instrumen
Merendam
instrumen, rubber/
selang
Desinfeksi semua
alat, instrumen,
linen, permukaan
D. STERILISASI
Ada 4 cara sterilisasi yang dilaksanakan di RSBL
1. Sterilisasi Steam pressure (Uap Bertekanan) dengan Autoclave
Alat Auto Clave
a. Katup pengaman
b. Indikator tekanan
c. Katup pembuka
d. Tutup autoclave
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Baut
Kunci wing
Gasket /pelapis
Container
Tangki sterilisasi
Tatakan berlubang
Tabung pemanas
Lampu Indikator
Keran pengeluaran
Alat pembuka mur
Cara Penggunaan :
A. Pengemasan
Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket
tersebut pada tatakan berlubang dalam tangki sterilisasi, sisakan jarak diantara
paket2 tsb agar pemanasan dapat tersebar dengan baik.
B. Penambahan air
Tambahkan 4 liter air bersih kedalam tanki utama. Selama proses sterilisasi, air akan
menguap secara bertahap dan level air akan menurun. Jadi air yang dimasukkan
harus cukup sedemikian sehingga menegah tabung pemanas terbakar karena air
dibawah level tabung pemanas.
C. Penyegelan
Masukkan tangki sterilisasi kedalam tanki utama. Sisipkan pipa lunak yang terdapat
pada tutup ke celah setengah lingkaran disisi tangki nsterilisasi. Kemudian tutup.
Paskan posisi antara cekungan pada tutup dengan yang pada tangki utama. Dan
kuatkan penutupan dengan kunci wing searah jarum jam sedemikian sehingga
kedap udara.
D. Pemanasan
Colokkan kabel listrik ke stekker PLN, maka tabung pemanas akan menjadi makin
panas. Selama pemanasan, katup pengeluaran dalam posisi terbuka, sampai
tampak adanya uap menyemprot keluar, maka katup pengeluaran ditutup. Indikator
tekanan akan segera bergerak searah jarum jam petanda tekanan di dalam tangki
makin naik.
E. Sterilisasi
Ketika tekanan mencapai batas yang diharapkan, mulailah hitung waktu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi. Lihatlah tabel dibawah ini. Ingat, tekanan dalam tanki
tidak boleh dibawah 0,14Mpa, dan bila kita tidak mengontrol tekanan dengan
menyesuaikan voltase listrik, katup pengaman akan membuka sendiri bila tekanan
melebihi 0,165Mpa.
Jenis benda
Benda Karet
Linen
Instrumen
Cairan dlm botol
Waktu
15
30-45
15
20-40
tekanan
0,1-0,11
0,1-0,15
0,1-0,15
0,1-0,15
Suhu
121
121-126
121-126
121-126
F. Pengeringan
Benda-benda seperti instrumen, linen, dsb akan seger kering dengan cepat. Setelah
sterilisasi selesai, bukalah katup pemuangan. Ketika jarum indikator menunjukkan
angka 0, tunggu 1 2 menit lalu buka penutupnya dan teruskan pemanasan hingga
10 15 menit untuk menguapkan sisa air. Kemudian matikan pemanas dengan
menekan saklar ke posisi OFF.
G. Pendinginan
Jika yang disterilisasi adalah cairan, maka tidak akan cepat kering. Karenanya
jangan segera membuka katup pembuangan ketika waktu sterilisasi selesai, untuk
menghindari cairan yang mendidih itu tumpah atau meledakkan wadahnya. Karena
itu ketika sterilisasi selesai, matikan listriknya, dan biarkan tangki mendingin, sampai
jarum indikator tekanan menunjukkan angka 0. Tunggu beberapa menit, kemudian
buka katup pembuangan , lalu buka penutup.
H. Pemeliharaan
Sebelum dioperasikan, periksalah apakah airnya cukup (4liter lebih) dan level air
diatas tabung pemanas
Ketika memulai pemanasan, buka dulu katup pembuangan untuk mengeluarkan
udara dingin dalam tanki, kalau tidak, udara akan menghambat panas dan efek
sterilisasi akan terganggu.
Jika ingin mensterilkan cairan, tempatkan cairan kedalam botol kaca tahan
panas hingga 3/4nya saja. Tutup botol dengan kain dan kasa dan ikat dengan
tali. Jangan menggunakan sumbat karet atau kayu, karena botolnya bisa pecah.
Letakkan botol diatas wadah metal yang lebih besar, sehingga bila botol pecah
pecahan tidak berhamburan.INGAT ! jngan langsung membuka katup
pembuangan ketika waktu sterilisasinya selesai.
Jangan mecampur bahan yang akan disterilisasi yang berbeda waktu
sterilisasinya. Atau berbeda jnis seperti cairan dengan linen, misalnya.
Setelah sterilisasi selesai dan jarum indikator tekanan menunjuk ke angka 0,
kalau tidak bisa membuka penutupnya, bukalah katup pembuangan untuk
membiarkan udara luar masuk ke dalam tanki.
Periksa secra berkala kondisi autoclave
Lebih bagus lagi jika air yang digunakan adalah air ion atau air suling.
Ganti gasket / pelapis secara periodik
Buanglah air jika autoclave tidak digunakan lagi.
Pastikan jarum menunjuk ke angka 0 sebelum pemanasan dimulai.
Pintu penutup
Jendela
Pengatur Suhu
Timer
Lampu Indikator panas
Lampu Indikator UV
Tombol start UV
Selektor UV / Heat
Fuse/sikring
Cara penggunaan :
A. Pengemasan
Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket
tersebut pada Rak , sisakan jarak diantara paket2 tsb agar pemanasan dapat
tersebar dengan baik. Tutup pintu.
B. Sterilisasi
Aturlah panas yang ingin kita capai, Nyalakan lampu UV dengan menekan tombol
GL start. Aturlah waktu yang ingin kita pakai sesuai standar sterilisasi pada tabel.
Jika suhu yang kita inginkan tercapai, maka lampu indikator akan menyala.
Hitunglah waktunya.
Jenis benda
Benda Karet
Linen
Instrumen
Waktu
15-20
30-45
15-20
Suhu
120
120
120
C. Pemeliharaan
Bersihkan dan keringkan bagian dalam sterilisator setelah selesai pemakaian.
Pintu harus selalu tertutup
Periksa kondisi sterilisator secara berkala
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Susun instrumen yang akan disteril pada rak atas, wadah tray dan tutup pada rak
bawah.
Setelah selesai sterilisasi, wadah dikeluarkan, masukkan instrumen ke dalam
tray menggunakan korentang yang juga disteril bersama.
Ambil tutup tray dan tutup wadah.
Beri label tanggal pelaksanaan sterilisasi.
Sterilisasi Instrumen dalam packing duk
Menggunakan Sterilisator kering
Instrumen yang disimpan dalam packing /paket disusun dalam duk kemudian
ditutup dengan cara menggulung duk pada kumpulan instrumen tsb.
Packing diperkuat dengan selotip / label dengan tulisan tanggal pelaksanaan
steril.
Masukkan ke dalam sterilisator diatas rak.
Setelah selaesai, paket disimpan kembali dalam lemari / wadah tertutup.
Sterilisasi Handschoen
Menggunakan sterilisator kering
Setelah handschoen ditiriskan, dan kering, handschoen kemudian diberi sedikit
talcum powder, dan dilipat sebagaimana kondisi saat masih baru.
Letakkan duk sebagai alas tromol/pembungkus handschoen
Susun handschoen dalam tromol , pisahkan kiri dan kanan
Buka kisi-kisi tromol.
Tutup tromol dan kunci
Setelah selesai sterilisasi, kisi-kisi ditutup, tromol diberi label tanggal
pelaksanaan sterilisasi.
Sterilisasi Linen
Menggunakan autoclave
Jika linen akan didistribusikan ke ruangan2, duk disimpan dalam tromol.
Linen disusun sebaiknya dalam bentuk gulungan2.sehingga ada ruang diantara
tiap linen. Jika disusun dalam bentuk lipatan, maka disusun dengan berjajar,
bukan menumpuk.
Buka Kisi-kisi tromol , lalu lakukan sterilisasi sesuai petunjuk autoclave.
Setelah selesai tromol diangkat dan kisi-kisi ditutup.
Tromol diberi label tanggal pelaksanaan steril.
Jika linen hendak langsung dipakai, linen dapat langsung disimpan dalam tanki
sterilisasi dan baru dimasukkan ke dalam autoclave.
Sterilisasi Kasa / verband
Menggunakan sterilisator kering atau autoclave
Susun kasa dalam tromol dengan posisi berjajar bukan menumpuk
Buka kisi-kisi , tutup tromol, lakkukan sterilisasi.
Setelah selesai, tutp kisi-kisi , tromol diberi label tanggal pelaksanaan sterilisasi.
Sterilisasi Rubber
Menggunakan autoclave, dryheat atau cidex
Tidak menggunakan wadah
Sterilisasi air
Menggunakan autoclave
Air disimpan didalam botol kaca, berpenutup sumbat kain atau kasa
Botol ditaruh diatas wadah logam
Lakukan sterilisasi sesuai petunjuk autoclave.
Setelah selesai, botol diangkat, sumbat di perkuat dengan plester/hypafix.
Administrasi
Beberapa catatan administratif yang harus dilengkapi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.