Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mari kita membuka satu pasal yang penting dari Firman Tuhan di 2 Korintus 12:7b-10. Maka aku diberi
suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan
meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur
dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam
kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku,
supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam
siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku
lemah, maka aku kuat.
Perhatikan setiap kata. Apabila anda memperhatikan dengan saksama, anda akan melihat bahwa tanpa
melebih-lebihkan, pasal ini merupakan satu pasal yang terpenting. Kapan anda pernah merasakan bahwa
kelemahan anda merupakan sesuatu yang dapat dibanggakan? Kapan anda pernah berpikir bahwa masalahmasalah, kesulitan-kesulitan, kesukaran-kesukaran, dan aniaya-aniaya, merupakan hal-hal yang dapat
membuat kita bersukacita?
Saya ingin menarik perhatian anda pada 2 Korintus 12:10, "Ketika aku lemah, maka aku kuat". Perhatikan
setiap kata. Sudah jelas ada dua bagian dalam kalimat ini. Bagian terakhir dalam kalimat ini adalah: "Aku
kuat". Apakah anda kuat? Apakah anda merasa anda kuat? Sepanjang minggu ini, apakah anda memiliki
kekuatan untuk mengatasi semua masalah yang anda hadapi? Kalau kita melihat pada kalimat ini, kita
cenderung ingin menekankan bagian keduanya, bukan? "Aku kuat" - inilah bagian yang menarik bagi kita.
Anda dapat memikirkan pasal-pasal yang sejajar yang Rasul Paulus gunakan, seperti Filipi 4:13, "Aku dapat
melakukan segala sesuatu di dalam Kristus." Ah, inilah kehidupan Kekristenan yang indah "Aku dapat
melakukan segala perkara". Paulus memiliki kemampuan untuk bertahan dalam setiap kesukaran. Anda
dapat melemparkan segala sesuatu kepadanya dan ia tetap kuat. Ia seorang Kristen semacam itu.
Bagaimana dengan anda dan saya? Kita ditimpa masalah sedikit saja dan kita jatuh. Sayangnya hidup ini
penuh dengan masalah. Sebagai akibatnya, kita menemukan diri kita sendiri sering kali jatuh. Kapan kita
dapat bangkit? Barang kali ketika kita ke gereja.
Jadi selama 6 hari kita jatuh, dan pada hari ke-7, kita mengumpulkan sedikit kekuatan untuk bangkit.
Tetapi dengan kondisi yang demikian, kita akan mengalami defisit yang tak terbatas. Saya takut kalau
pada waktu yang akan datang apabila saya datang untuk berkhotbah lagi, saya tidak akan melihat anda
lagi, karena defisit itu telah mengakibatkan kebangkrutan rohani.
Di dalam berjalan dengan Tuhan, saya sering kali mengalami hal-hal yang menakjubkan. Saya banyak sekali
membaca, tidak pernah seharipun saya lalui tanpa membaca. Kebanyakan dari buku-buku yang saya baca
berkaitan dengan teologia. Tetapi bahkan dari apa yang saya baca, heran sekali bagaimana Tuhan
memimpin saya. Saya tidak sembarangan mengambil satu buku dan membacanya. Saya berkata, "Tuhan,
apa yang Engkau ingin saya baca berikutnya?" Ini bukanlah buku-buku renungan tetapi merupakan bukubuku teologia yang berurusan dengan eksegesis.
Saya baru saja membaca sebuah buku dalam dua minggu terakhir, dan kemarin saya sampai pada bagian
akhir dari buku tersebut. Ketika saya membuka halaman berikutnya, saya sulit sekali mempercayai mata
saya. Judul dari bagian itu justru bertepatan dengan apa yang saya khotbahkan hari ini, yaitu bukti-bukti
kwalifikasi yang menunjukkan bahwa Paulus layak menjadi seorang rasul. Ia merujuk kepada nas yang
sama yang saya tuliskan dalam buku catatan saya lebih dari 5 minggu yang lalu. Bukankah ini sesuatu yang
luar biasa? Penulisnya membahas hal yang sama persis dengan yang saya bicarakan sekarang.
Bukti-bukti Kerasulan
Paulus menyebut kesukaran-kesukaran, pukulan-pukulan dan lemparan-lemparan batu sebagai bukti yang
sungguh-sungguh menunjukkan kerasulannya. Ini sangat mengagumkan. Dalam perikop itu, ia tidak
menunjuk kepada penglihatannya ketika dalam perjalanan ke Damsyik. Dalam suratnya kepada jemaat
Korintus, ia mengklaim dirinya sebagai rasul yang sejati, bertentangan dengan mereka yang mengklaim diri
sebagai rasul-rasul sejati, dengan argumen bahwa mereka seharusnya tahu bahwa ialah seorang rasul yang
sejati justru karena lemparan-lemparan batu, pukulan-pukulan dan peristiwa kapal karam yang harus ia
alami demi Injil.
Ketika Paulus keluar untuk berkhotbah, ia tidak mengharapkan Tuhan untuk melembutkan hati orang
banyak supaya mereka tidak akan melemparinya dengan batu atau memukulnya. Kadang-kadang, saya
keheranan mendengar banyak orang berkata, atau saya membaca dalam majalah-majalah, bahwa bukti
dari kebaikan Allah adalah kalau mereka pergi ke sana dan hati orang-orang di situ sudah dipersiapkan.
Mereka menerima sambutan yang baik sekali. Bahkan meskipun pada awalnya ada sedikit permusuhan,
hati orang-orang yang mendengar telah diubahkan begitu mereka sampai di sana.
Penerimaan dari para pendengar tentu saja kadang-kadang merupakan bukti dari pekerjaan Tuhan dalam
hati manusia. Tetapi sudahkah kita mengerti kenyataan bahwa pertentangan yang hebat terhadap suatu
khotbah sering kali merupakan bukti yang pasti bahwa Roh Kudus sedang bekerja dengan penuh kuasa di
dalam hati para pendengar untuk menyatakan dosa mereka dan perlunya untuk berpaling kepada Tuhan
supaya diselamatkan (misalnya dalam Kisah Rasul 7)?
Rasul Paulus yang malang ini dilempari batu sementara di waktu yang lain ditinggalkan untuk mati. Ia
dirajam batu dengan hebat sekali sehingga berlumuran darah seluruh tubuhnya. Ia dipukul sampai pingsan
dalam suatu timbunan tanah sehingga mereka menyangka ia sudah mati. Jika anda melihat wajah rasul ini,
anda akan melihat banyak sekali bekas-bekas luka di seluruh wajahnya. Dan bekas-bekas luka ini, disebut
Paulus sebagai "tanda-tanda kematian Yesus di dalam tubuhnya" (2 Korintus 4:10). Tidak, Paulus tidak
selalu diterima dengan sambutan yang hangat.
Dan berapa kali dia dipukuli? Setiap kali Paulus dipukul, ia dipukul dengan memakai cambuk, 39 pukulan di
punggungnya. Setiap kali cambuk itu mengenai tubuhnya, itu akan mengambil keluar sedikit dari kulitnya.
Ketika cambuk itu mengenai tubuhnya terdapat 4 atau 5 sayatan pada waktu yang sama. Ia diberikan 40
pukulan kurang 1 sebagai tindakan belas kasihan menurut ketentuan hukum Yahudi. Dapatkah anda tahan
menderita satu pukulan seperti itu, apalagi lima? Bagaimana keadaan punggung rasul Paulus? Inikah
penyambutan yang baik?
Tetapi anda mungkin berpikir bahwa tentu saja kalau Roh Kudus bekerja melalui Paulus, kuasa dari
perkataannya akan menginsafkan para pendengarnya dan mereka akan jatuh tersungkur di atas tanah dan
bertobat. Nah, ketika Stefanus di Kisah Para Rasul 7 berkhotbah dengan penuh kuasa, ia dirajam batu
sampai mati. Mengapa Tuhan tidak melindungi hamba-Nya yang berharga ini, tetapi sebaliknya
membiarkannya untuk dirajam dengan batu sampai mati?
Beranikah anda pergi dan memberitakan Injil? Jangan berpikir bahwa Tuhan akan meratakan jalanmu. Pada
umumnya, Ia tidak akan melakukan itu. Mungkin kadang-kadang, tetapi jarang sekali Ia akan meluruskan
jalanmu, sebagaimana yang anda lihat dalam Alkitab.
Benarkah Paulus seorang Superman? Kita baca di Roma 8:37 bahwa Tuhan selalu menjadikan kita lebih dari
pemenang. Itu sepertinya gambaran "mimpi" dari kehidupan Kekristenan - "lebih dari pemenang". Tetapi
bagi banyak di antara kita cukup puas untuk menjadi pemenang, jangankan "lebih dari" pemenang. Kita
tidak dapat mengalami apa yang "lebih dari" itu. Kita mempunyai cukup banyak masalah untuk mengalami
kemenangan.
Dalam dunia tinju, kadang-kadang kita menyaksikan pertandingan dimana kedua petinju saling meninju
satu dengan yang lainnya sampai lebam biru dan hitam, sementara para juri mengalami kesulitan untuk
memutuskan yang mana menang dengan meraih angka lebih. Namun ada juga pertandingan dimana benarbenar ada pemenang K.O. yang jelas, dimana yang kalah terbaring di atas kanvas. Pemenang K.O. inilah
contoh dari "lebih dari pemenang".
Jadi ketika Paulus berkata "lebih dari pemenang", ia tidak bermaksud bahwa anda menang dengan nilai
angka, tetapi menang tanpa tandingan. Jadi Paulus kelihatannya sedang berbicara tentang suatu
Kekristenan Superman, bukan? Tetapi ini bukan pengalaman kebanyakan orang Kristen.
Apa yang akan terjadi kalau anda tidak mengalami kekuatan yang berlebihan itu? Anda menjadi jera dan
mungkin menderita frustrasi. Justru akan terjadi sesuatu yang sangat berbahaya, yaitu suatu rasa
bersalah. Anda mulai bertanya-tanya misalnya, "Apakah aku sudah lahir baru? Aku membaca di Alkitab
bahwa kita lebih dari pemenang, tetapi aku tidak. Mengapa?" Apakah ini pengalaman anda?
Kemudian anda pandang ke sekeliling kepada saudara-saudara yang lain. Apakah saya saja yang mengalami
kekalahan? Anda segera menemukan bahwa mereka juga tidak lebih baik dari anda. Mereka juga berbabakbelur. Kenyataannya, mereka juga bukan Superman. Kemudian anda melihat di sekeliling, adakah orangorang Super di sekitar anda? Bagaimana dengan pendeta-pendeta dan pemimpin-pemimpin di gereja anda?
Bahkan mereka juga kelihatannya memiliki kelemahan di sana sini. Apakah Superman juga membuat
kesalahan? Mungkin mereka sedikit lebih baik, namun yang pasti mereka bukan Superman.
Saya akan menerangkan apa yang saya maksudkan dengan pernyataan saya yang terakhir. Tetapi pertamatama kita harus meninjau gagasan tentang "Superman" ini, dan memahami sifat kerohanian yang sejati.
Kita harus berusaha untuk mengerti dari mana datangnya kesalahan gagasan tentang "Superman" ini,
karena kalau anda memulai dengan pemikiran superman, anda akan mengalami kerugian, dan melakukan
kesalahan yang serius.
Gagasan ini datang dari seorang ahli filsafat Jerman yang bernama Friedrich Nietzsche. Orang ini adalah
seorang ahli filsafat yang anti-kristen. Meskipun ayahnya seorang pendeta, ia melawan segala sesuatu
tentang kekristenan. Bukanlah suatu perkara yang luar biasa untuk orang-orang yang dibesarkan dalam
keluarga Kristen kemudiannya berbalik dan melawan kekristenan karena jenis kekristenan yang mereka
lihat di rumah. Nietzsche adalah seorang yang sangat pandai tetapi entah mengapa ia memiliki obsesi
untuk melawan Tuhan.
Dari sekian banyak buku yang ditulisnya, salah satunya berjudul "Anti-Kristus", di mana ia menyatakan
dirinya sebagai Anti-Kristus. Ia berbalik melawan Allah karena Allah disampaikan kepadanya dengan cara
yang salah. Tetapi dengan berbaliknya dari Allah, ia tidak ada lagi tujuan hidup. Ia telah kehilangan semua
arti hidup. Menolak Injil bearti menolak semua dasar pengharapan. Tidak ada suatu apapun yang kekal,
segala sesuatu adalah fana. Nietzsche menjadi gila pada usia 45 tahun dan meninggal 11 tahun kemudian,
yaitu tahun 1900.
Karena tidak seorangpun yang sesuai dengan gambaran Superman, seniman-seniman kartun masih dapat
membayangkan seorang pria yang cakap dengan rambutnya yang bergelombang, bentuk tubuh V dengan
otot-otot yang besar, berpakaian biru yang ketat dengan mengenakan mantel dipunggungnya yang akan
menolongnya untuk terbang di udara. Inilah hal-hal yang kita lakukan hanya di dalam mimpi. Pernahkah
anda terbang dalam mimpi? Pasti kita pernah terbang dalam mimpi. Jikalau anda tidak dapat menjadi
Superman dalam kehidupan sehari-hari, setidak-tidaknya anda dapat menjadi satu dalam mimpi!
Sekarang anda mengerti mengapa kita tidak dapat menggunakan gagasan "Superman" dalam kehidupan
Kekristenan. Itu adalah mengagungkan manusia itu sendiri. Itu adalah pemujaan terhadap kekuatan
manusia yang sama sekali melupakan Allah. Dalam film kartun, Superman dapat menghentikan dan
memutar-balikkan roket. Apa artinya ini? Artinya manusia dapat menyelesaikan masalah-masalahnya
sendiri dan tidak membutuhkan Allah. Manusia hanya perlu mengembang ke tingkat yang lebih tinggi dan
ia dapat melakukan segala sesuatu. Pemikiran ini bukanlah sesuatu yang baru. Kita dapat melihatnya di
kitab Kejadian, di mana kita lihat makhluk-makhluk yang sangat perkasa yang disebut anak-anak Allah.
Kita juga membaca tentang keberhasilan manusia dalam membangun menara Babel. Manusia akan
membangun jalannya sendiri masuk ke surga. Ia akan mengambil kursinya sendiri di takhta Allah.
Keberhasilan manusia sungguh sangat banyak sekali. Ia dapat meluncurkan roket-roket, dan ia ingin
menerobos surga. Saya pernah membaca sebuah laporan tentang teleskop yang baru dan lebih besar di
Hawaii yang memampukan manusia untuk melihat jauh lebih ke dalam alam semesta ini. Sebenarnya
semakin banyak kita tahu tentang alam semesta ini, semakin kita sadar betapa rendahnya dan kecilnya
manusia itu. Keberhasilan kita yang paling besarpun dalam bidang roket tidaklah seberapa dibandingkan
dengan keluasan alam semesta ini.
Anda boleh berkata, bagaimana tentang pelatihan pemuridan? Tentu saja dengan segala tingkat pelatihan
pemuridan yang berbeda, anda dapat bertumbuh secara rohani dan dapat hidup dalam kehidupan
kekristenan yang berkemenangan. Jikalau anda sudah menyelesaikan tingkat dasar dan anda masih
bergumul untuk hidup berkemenangan, sebagai jalan keluarnya anda akan melanjutkan ke tingkat
selanjutnya. Program ini sungguh akan mendorong anda untuk menjadi Superman. Kerohanian yang sejati
sekarang tidak begitu jauh dari jangkauan kita.
Apakah semua pelatihan seperti ini sungguh berhasil? Apakah anda mendapati anda hidup dalam
kemenangan? Pernahkah anda mengalami setelah mengikuti beberapa pelatihan, dengan tiba-tiba anda
memiliki beberapa sifat Superman dalam hidup anda? Pada kenyataannya, meskipun anda mulai menyadari
bahwa anda baru setengah jalan untuk menjadi Superman, namun anda harus rendah diri tentang itu.
Tetapi begitu anda mencapai setengah jalan untuk menjadi Superman, tidak begitu mudah lagi untuk
merendahkan diri. Tetapi anda masih ingin mencoba. Jadi kita ada banyak orang di gereja yang mencoba
untuk mengerti bagaimana menjadi lebih rendah hati. Semua kekuatannya dikeluarkan di dalam
pergumulan untuk merendahkan diri.
Namun anda tetap frustrasi. Barangkali Anda berkata: "Setelah menyelesaikan semua sesi dalam pelatihanpelatihan pemuridan ini, kapan saya benar-benar akan hidup berkemenangan? Jikalau jalan satu-satunya
untuk mencapai kesuksesan adalah dengan melanjutkan pelatihan ke tingkat selanjutnya, saya tidak tahu
apakah saya akan berhasil sampai ke sana. Kehidupan Kekristenan seperti ini sangatlah sukar".
Izinkan saya menyatakan hal ini kepada anda. Jikalau kita mengikuti semua pelatihan pemuridan dengan
maksud untuk mengalami kemajuan rohani, dalam pengertian untuk menjadi Superman, anda telah salah
besar. Bahkan lebih buruk lagi, sesi-sesi dalam pelatihan itu akan menjadi berbahaya bagi anda. Pelatihanpelatihan itu sebenarnya sangat berbahaya apabila anda mengikutinya dengan motif yang salah. Saya
sangat menguatirkan hal ini. Pelatihan sangat berharga, akan tetapi setiap sesuatu yang berharga dapat
disalahgunakan. Di sinilah bahayanya.
Apa yang Paulus maksudkan ialah: "Ketika aku lemah, ketika itu jugalah aku menjadi kuat". Itu berarti
untuk menjadi kuat kapanpun, anda harus menjadi lemah. Hal ini sangat penting untuk anda mengerti.
Kedua bagian dari kalimat ini tidak akan pernah dapat dipisahkan. Saat anda merasa lemah, itulah saatnya
untuk bersyukur pada Tuhan. Inilah yang dimegahkan oleh Paulus.
Apakah anda merasakan kesakitan dalam tubuh anda seperti saya? Paulus berbicara tentang duri di dalam
dagingnya. Cobalah menusukkan duri ke dalam tubuhmu dan rasakan seperti apa rasanya. Itu gambaran
kesakitan yang dasyat di dalam daging. Banyak sarjana berusaha untuk memahami artinya. Tidak
seorangpun dapat menyatakan dengan pasti. Jika anda selalu mengeluh kepada Tuhan mengapa anda
mengalami rasa sakit di tubuh, anda belum memahami rahasia kehidupan Kristen. Justru dalam kelemahan
itulah kuasa Allah akan dinyatakan di dalam diri anda. Justru di ayat inilah, Paulus membanggakan hal
yang satu ini: kesakitannya. Ini kekristenan yang sama sekali berbeda.
Bilamana anda mengalami kekurangan, itu merupakan kesempatan Allah untuk memperlihatkan kuasa-Nya
kepada anda, dan melalui anda kepada orang lain. Anda semua tahu ceritera tentang Joni, seorang wanita
atlit yang sangat menarik. Tulang lehernya patah, mengakibatkan lumpuh dari leher ke bawah. Ia seorang
wanita yang masih muda dan seluruh hidupnya harus dihabiskan di atas kursi roda. Mengapa Allah
mengizinkan hal seperti ini terjadi? Namun melalui kehidupannya, tak terhitung banyaknya orang telah
diberkati. Mengapa? Justru karena kuasa Tuhan dinyatakan di dalam kelemahannya.
Kelemahan anda merupakan kesempatan Allah untuk menunjukkan betapa dahsyat kuasa-Nya di dalam
hidup anda. Inilah kemuliaan Kekristenan. Bukan karena anda tidak ada masalah tetapi justru di dalam
setiap masalah, ada kekuatan untuk mengatasinya, bahkan patah tulang leher ataupun kelumpuhan. Di
mana lagi kuasa Allah akan dinyatakan di dalam kehidupan kita? Apakah kemuliaan Allah dinyatakan
melalui saya karena saya mengendarai sebuah Mercedes?
Saya tidak perlu menjadi orang Kristen untuk mengendarai Mercedes. Tetapi saya perlu menjadi orang
Kristen untuk memuliakan Tuhan, untuk mengizinkan kuasa-Nya dinyatakan melalui saya dengan duri di
dalam daging. Saya tidak membutuhkan kuasa Allah untuk hidup di dalam sebuah rumah yang bagus dan
besar. Tetapi saya membutuhkan kuasa Allah ketika demi Injil, saya tidak ada tempat tinggal sama sekali.
Saya telah mengalami keajaiban Tuhan di dalam hidup saya. Anda dapat melihatnya di dalam kesaksian
saya. Saya telah banyak kali mengalami pernyataan kuasa Allah di dalam hidup saya. Tetapi yang
mengkuatirkan saya adalah saya jarang mendengar orang lain membagikan pengalaman yang serupa. Saya
bertanya-tanya mengapa anda tidak mengalami keajaiban pekerjaan Allah. Apakah karena saya Superman
dan anda bukan? Bukan, saya bukan Superman. Saya bukan apa-apa. Justru karena itu, Allah dapat bekerja
dalam hidup saya. Karena di dalam kelemahan dan kekurangan saya, Allah menyatakan Diri-Nya kepada
saya.
Masalahnya ialah anda jauh lebih "super" dari saya. Anda tidak mengalami kekurangan yang saya alami dan
itulah sebabnya anda tidak mengalami Tuhan. Itulah sebabnya saya menyesal untuk anda. Anda terlalu
mewah. Saya tidak berkata bahwa anda kaya, tetapi anda berkecukupan, jadi anda tidak perlu mengalami
persediaan Tuhan.
Pernah terjadi di Shanghai saya tidak mempunyai apa-apa untuk dimakan. Allah melakukan suatu yang
ajaib untuk saya. Ia tidak akan membiarkan saya dalam kelaparan. Jika Ia membiarkan saya dalam
kelaparan, saya tetap akan menerimanya juga. Tetapi Ia tidak membiarkan saya menderita kelaparan.
Saya mengalami mukjizat yang mengagumkan dimana Ia melipat gandakan makanan buat saya. Saya telah
bagikan hal ini di dalam kesaksian saya.