Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Istilah tumor sering digunakan sebagai pengganti istilah neoplasma,
walaupun sebenarnya kurang tepat, karena tumor hanya berarti benjolan.
Sedangkan neoplasma adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif,
dimana sel-sel tersebut tidak pernah menjadi dewasa. Insiden neoplasma
tulang bila dibandingkan dengan neoplasma jaringan lain adalah jarang.
Neoplasma
dapat
bersifat
jinak
atau
ganas.
Dikatakan
ganas
bila
DEFINISI
Tumor tulang merupakan kelainan pada tulang yang bersifat neoplastik.
Tumor
dalam
arti
yang
sempit
berarti
benjolan,
sedangkan
setiap
Tabel insidens tumor jinak dan tumor ganas primer pada tulang
Tumor Jinak
Jenis
Insidens
Osteoma
39,3%
Tumor Ganas
Jenis
Insidens
Osteogenik
48,8%
Osteokondrom
sarkoma
Giant cell tumor
32,5%
17,5%
a
Kondroma
9,8%
Tumor
jinak 18,4%
Kondrosarkoma
10%
Tumor
ganas 23,7%
lainnya
lainnya
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian tumor tulang baik jinak maupun ganas bergantung pada jenis
tumor. Secara garis besar, tumor tulang lebih banyak dijumpai pada laki-laki
dibanding pada perempuan dengan perbandingan 2:1. Pada beberapa kasus,
tumor tulang jinak seperti osteoid osteoma lebih banyak dijumpai pada lakilaki remaja atau dewasa muda, sedangkan osteoblastoma lebih banyak
dijumpai pada laki-laki yang lebih tua. Namun demikian, insidensi dan
prevalensi terjadinya tumor tulang dapat dijumpai pada berbagai tingkatan
usia.
KLASIFIKASI
Classification of Neoplasm-like Lesion of Bone
1.
2.
3.
4.
5.
A. Osteogenic
Osteoma (ivory exostosis)
Single osteochondromata (osteocartilaginous exostosis)
Multiple osteochondromata (multiple hereditary exostoses)
Osteoid osteoma
Benign osteoblastoma (giant osteoid osteoma)
B. Chondrogenic
1. Enchondroma
2. Multiple enchondromata (Olliers dyschondroplasia)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C. Fibrogenic
Subperiosteal cortical defect (metaphyseal fibrous defect)
Nonosteogenic fibroma (nonossifyin fibroma)
Monostotic fibrous dysplasia
Polyostotic fibrous dysplasia
Osteofibrous dysplasia (Campanacci syndrome)
Brown tumor (hyperparathyroidism)
D. Aniogenic
1. Angioma of bone (hemangioma and lymphangioma)
2. Aneurysmal bone cyst (ABC)
1.
E. Uncertain origin
Simple bone cyst (unicameral bone cyst) (UBC)
1.
A. Osteogenic
Osteosarcoma (osteogenic sarcoma)
4
2.
B. Chondrogenic
1. Benign chondroblastoma
2. Chondromyxoid fibroma
3. Chondrosarcoma
C. Fibrogenic
1. Fibrosarcoma of bone
2. Malignant fibrous histiocytoma of bone
D. Angiogenic
1. Angiosarcoma of bone
1.
2.
3.
4.
5.
6.
E. Myelogenic
Myeloma of bone (multiple myeloma)
Ewings sarcoma (Ewings tumor)
Hodgkins lymphoma of bone
Non-Hodgkins lymphoma (reticulum cell sarcoma)
Skeletal reticuloses (Langerhans cell histiocytoses)
Leukimia
F. Uncertain origin
1. Giant cell tumor of bone (osteoclastoma)
OSTEOSARCOMA
PENDAHULUAN
Osteosarkoma disebut juga osteogenik sarkoma adalah suatu neoplasma
ganas yang berasal dari sel primitif (poorly differentiated cells) di daerah
metafise tulang panjang pada anak-anak. Disebut osteogenik oleh karena
perkembangannya berasal dari seri osteoblastik sel mesensim primitif.
Osteosarkoma merupakan neoplasma primer dari tulang yang paling sering
terjadi.
ETIOLOGI
Penyebab pasti dari osteosarkoma tidak diketahui, namun terdapat berbagai
faktor resiko untuk terjadinya osteosarkoma yaitu :
a. Pertumbuhan tulang yang cepat : pertumbuhan tulang yang cepat
terlihat sebagai predisposisi osteosarkoma, seperti yang terlihat bahwa
insidennya
meningkat
pada
saat
pertumbuhan
remaja.
Lokasi
EPIDEMIOLOGI
Menurut badan kesehatan dunia ( World Health Oganization ) setiap tahun
jumlah penderita kanker 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan
terdapat 100 penderita kanker diantara 100.000 penduduk per tahun.
Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa terdapat sekitar 11.000 anak yang
menderita kanker per tahun.
Menurut Errol Untung Hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah
Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004)
tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang
ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor
tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni
22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang
ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam
stadium lanjut.
GEJALA KLINIS
1. Nyeri dan/atau pembengkakan ekstremitas yang terkena.
Penderita biasanya datang karena nyeri atau adanya benjolan. Pada
hal keluhan biasanya sudah ada 3 bulan sebelumnya dan sering kali
dihubungkan dengan trauma. Nyeri semakin bertambah, dirasakan
bahkan saat istirahat atau pada malam hari dan tidak berhubungan
dengan aktivitas. Terdapat benjolan pada daerah dekat sendi yang
sering kali sangat besar, nyeri tekan dan tampak pelebaran pembuluh
darah pada kulit di permukaannya. Tidak jarang menimbulkan efusi
pada sendi yang berdekatan. Sering juga ditemukan adanya patah
tulang patologis.
2. Fraktur patologik.
3. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta
pergerakan yang terbatas.
4. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta
adanya pelebaran vena
5. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam,
berat badan menurun dan malaise.
LOKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
Kebanyakan
pemeriksaan
laboratorium
yang
digunakan
berhubungan
darah
untuk
kepentingan
prognosa
adalah
lactic
untuk
metastase,
mempunyai
yang
metastase
mempunyai
pada
paru.
Pada
pasien
tanpa
peningkatan
nilai
LDH
kurang
dapat
10
LDH
Hitung trombosit
Tes
fungsi
hati:
Aspartate
aminotransferase
(AST),
alanine
bicarbonate,
calcium,
Elektrolit
Sodium,
potassium,
chloride,
magnesium, phosphorus.
ALKALINE PHOSPHATASE
Fosfatase
alkali
(alkaline
phosphatase,
ALP)
merupakan
enzim
yang
maupun
sesudah
pubertas,
hal
ini
adalah
normal
karena
RADIOGRAPH
11
utama.
Gambaran osteoblastik, yang diakibatkan oleh banyak pembentukan
tumor tulang.
Gambaran campuran antara proses destruksi dan proses pembentukan
tumor tulang.
a. X-Ray
Gambaran radiologis didapat adanya gambaran osteolitik dan osteoblatik,
pada MRI ditemukan
garis destruksi. Pada MRI ditemukan garis akibat proses destruksi dan
ekstensi jaringan lunak sel-sel tumor. Foto polos merupakan hal yang
esensial dalam evaluasi pertama dari lesi tulang karena hasilnya dapat
memprediksi diagnosis dan penentuan pemeriksaan lebih jauh yang tepat.
Gambaran foto polos dapat bervariasi, tetapi kebanyakan menunjukkan
campuran antara area litik dan sklerotik. Sangat jarang hanya berupa lesi
litik atau sklerotik. Lesi terlihat agresif, dapat berupa moth eaten dengan tepi
tidak jelas atau kadangkala terdapat lubang kortikal multipel yang kecil.
Setelah kemoterapi, tulang disekelilingnya dapat membentuk tepi dengan
batas jelas disekitar tumor. Penyebaran pada jaringan lunak sering terlihat
sebagai massa jaringan lunak.
12
neoplasma
yang
periosteum
cepat
dan
mengakibatkan
terangkatnya
tulang
reaktif terbentuk antara periosteum yang terangkat dengan tulang dan pada
X-Ray terlihat
sebagai segitiga Codman. Kombinasi antara tulang reaktif dan tulang
neoplastik
yang
masa
tumor
13
c. MRI
MRI merupakan modalitas untuk mengevaluasi penyebaran lokal dari tumor
karena kemampuan yang baik dalam interpretasi sumsum tulang dan
jaringan lunak.
MRI merupakan tehnik pencitraan yang paling akurat untuk menentuan
stadium dari osteosarkoma dan membantu dalam menentukan manajemen
pembedahan yang tepat. Untuk tujuan stadium dari tumor, penilaian
hubungan antara tumor dan kompartemen pada tempat asalnya merupakan
hal yang penting.
Tulang, sendi dan jaringan lunak yang tertutupi fascia merupakan bagian dari
kompartemen. Penyebaran tumor intraoseus dan ekstraoseus harus dinilai.
Fitur yang penting dari penyakit intraoseus adalah jarak longitudinal tulang
14
15
Periosteal Sarkoma
Periosteal
osteosarkoma
merupakan
osteosarkoma
derajat
sedang
(moderate-grade) yang
merupakan lesi pada permukaan tulang bersifat kondroblastik, dan sering
terdapat pada daerah proksimal tibia. Sering juga terdapat pada diafise
tulang panjang seperti pada femur dan bahkan bisa pada tulang pipih seperti
mandibula. Terjadi pada umur yang sama dengan pada klasik osteosarkoma.
Derajat metastasenya lebih rendah dari osteosarkoma klasik yaitu 20%- 35%
terutama ke paru-paru.
Pengobatannya adalah dilakukan operasi marginal-wide eksisi (wide-margin
surgical resection), dengan didahului preoperatif kemoterapi dan dilanjutkan
sampai post-operasi.
STADIUM
Pada tahun 1980 Enneking memperkenalkan sistem stadium berdasarkan
derajat, penyebaran ekstrakompartemen, dan ada tidaknya metastase.
Sistem ini dapat digunakan pada semua tumor muskuloskeletal (tumor
tulang
dan
jaringan
lunak).
Komponen
utama
dari
sistem
stadium
16
kemoterapi
diikuti
dengan
mempunyai
mikrometastase.
Oleh
karena
hal
tersebut
maka
18
PROGNOSIS
Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum
terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup
sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita
kanker
tulang
kerap
datang
dalam
keadaan
sudah
lanjut
sehingga
penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor
dapat menyebar
ke organ lain,
sementara
penyembuhannya
sangat
19
20