Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penderita dengan kelainan hormon paratiroid, tidak tampak jelas pada
kehidupan sehari-hari. Kebanyakan pasien dengan kelainan hormon paratiroid
mengalami gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat. Adapun penyakit
yang disebabkan oleh kelainan hormon paratiroid yakni hipoparatiroid dan
hiperparatiroid. Penyebab kelainan hormon paratiroid sendiri secara spesifik
belum diketahui, namun penyebab yang biasa ditemukan yakni hiperplasia
paratiroid, adenoma soliter dan karsinoma paratiroid. Parathormon yang
meningkat menyebabkan resorpsi tulang, ekskresi ginjal menurun dan
absorpsi kalsium oleh usus meningkat. Pada keadaan ini dapat menyebabkan
peningkatan sekresi kalsium sehingga manifestasi klinis yang terjadi pada
kerusakan pada area tulang dan ginjal.Prevalensi penyakit hipoparatiroid di
Indonesia jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus dalam.
Setahun yang dapat diketahui, sedangkan di negara maju seperti Amerika
Serikat penderita penyakit hipoparatiroid lebih banyak ditemukan, kurang
lebih 1000 kasus dalam setahun. Pada Wanita mempunyai resiko untuk
terkena hipoparatiroidisme lebih besar dari pria. Prevalensi penyakit
hiperparatiroid di Indonesia kurang lebih 1000 orang tiap tahunnya. Wanita
yang berumur 50 tahun keatas mempunyai resiko yang lebih besar 2 kali dari
pria.
Di Amerika Serikat sekitar 100.000 orang diketahui terkena penyakit
hiperparatiroid tiap tahun. Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1.
Pada wanita yang berumur 60 tahun keatas sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena
hiperparatiroidisme. Hiperparatiroidisme primer merupakan salah satu dari 2
penyebab tersering hiperkalsemia; penyebab yang lain adalah keganasan.
Kelainan ini dapat terjadi pada semua usia tetapi yang tersering adalah pada
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian hiperparatiroid?
2. Apa etiologi hiperparatiroid?
3. Apa epidemiologi hiperparatiroid?
4. Bagaimana manifestasi klinik hiperparatiroid?
5. Bagaimana patofisiologi hiperparatiroid?
6. Komplikasi apa saja yg bisa terjadi pada penderita hiperparatiroid?
7. Bagaimana penatalaksanaan hiperparatiroid?
8. Bagaimana pengobatan atau penyembuhan pada hiperparatiroid?
9. Bagaimana mencegah hiperparatiroid?
10. Bagaimana prognosis jiperparatiroid?
11. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan hiperparatiroid?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian hiperparatiroid
2. Mampu memahami etiologi hiperparatiroid
3. Mampu memahami epidemiologi hiperparatiroid
4. Mampu memahami manifestasi klinik hiperparatiroid
5. Memahami patofisiologi hiperparatiroid
6. Mampu memahami komplikasi hiperparatiroid
7. Mampu memahami penatalaksanaan hiperparatiroid
8. Mampu memahami pengobatan hiperparatiroid
9. Mampu memahami bagaimana mencegah hiperparatiroid
10.Mampu memahami prognosis hiperparatiroid
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan fisiologi kelenjar paratiroid
Anatomi kelenjar paratiroid
dapat
membuat
kadar
hormon
paratiroid
tinggi
tanpa
mempedulikan kadar kalsium. dengan kata lain satu dari keempat terus
5
hiperplasia
kompensatorik
Epidemiologi
Di Amerika Serikat sekitar 100.000 orang diketahui terkena penyakit ini
tiap tahun. Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita
yang berumur 60 tahun keatas sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena
hiperparatiroidisme.
Di Indonesia sendiri kira-kira sekitar 1000 orang diketahui terkena
E. Manifestasi Klinis
Hiperparatiroidisme sekunder biasanya disertai dengan penurunan kadar
kalsium serum yang normal atau sedikit menurun dengan kadar PTH tinggi
dan fosfat serum rendah. Perubahan tulang disebabkan oleh konsentrasi
PTH yang tinggi sama dengan pada hiperparatiroidisme primer. Beberapa
pasien menunjukkan kadar kalsium serum tinggi dan dapat mengalami
semua komplikasi ginjal, vaskular, neurologik yang disebabkan oleh
hiperkalsemia.
F. Patofisiologi
Hiperparatiroidisme sekunder timbul karena suatu keadaan hipokalsemia
kronik, seperti pada gagal ginjal. Hiperplasia kelenjar paratiroid terjadi
dengan meningkatnya PTH. Pada beberapa pasien dengan keadaan ini,
kelenjar
paratiroid
memiliki
sifat
otonom
dan
kehilangan
sifat
G. Komplikasi
Krisis hiperkalsemia akut dapat terjadi pada hiperparatiroidisme.
Keadaan ini terjadi pada kenaikan kadar kalsium serum yang ekstrim. Kadar
yang melebihi 15 mg/dl (3,7 mmol/L) akan mengakibatkan gejala neurologi,
kardiovaskuler dan ginjal yang dapat membawa kematian.
Pembentukan batu pada salah satu atau kedua ginjal yang berkaitan
dengan peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor merupakan salah satu
komplikasi hiperparatiroidisme yang penting dan terjadi pada 55% penderita
hiperparatiroidisme primer. Kerusakan ginjal terjadi akibat presipitasi
kalsium fosfat dalam pelvis dan ginjal parenkim yang mengakibatkan batu
ginjal (renal calculi), obstruksi, pielonefritis serta gagal ginjal.
H. Penatalaksanaan
1. Kausal: Tindakan bedah, ekstirpasi tumor.
dan
kalsium
dapat
mencegah
atau
meminimalisir
10
Pasien
yang
mengalami
dialysis-dependent
chronic
failure
K. Prognosis
11
Pasien
yang
menjalani
pengangkatan
kelenjar
paratiroid
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Demografi
12
mengambil
keputusan,
kecemasan
dan
ketakutan
13
b) Foto Rontgen:
1)
2)
3)
Data
DS : px
Analisa Data
Hiperaratiroid
mengeluhkan nyeri
14
Masalah
keperawatan
Nyeri akut
pada tulangnya
DO :
S : 36,3
$
produksi kalsium
$
N : 78x/menit
Merangsang kelenjar
TD : 160/100
paratiroid untuk
RR : 20x/menit
Pergerakan sendi :
meningkatkan sintesis
paratiroid hormon
$
terbatas
Kekuatan otot :
3
Kelainan
ekstremitas (+)
Kelainan
tl.belakang (-)
Fraktur (+)
peningkatan giant
multinukleal osteoklas
pada lakuna Howship,
serta penggantian sel
normal & sumsum
tulang dengan jaringan
fibrotik
$
Kompartmen
syndrome
Turgor kulit :
kurang
Peningkatan kadar
kalsium ekstraselular
(termasuk di tulang) dan
mengendap pada
jaringan halus.
$
kalsifikasi berbentuk
nodul pada jaringan
subkutis, tendon
(kalsifikasi tendonitis),
dan kartilago
(khondrokalsinosis).
$
15
Nyeri akut
2.
DS : px
mengeluhkan mual
dan muntah
DO :
Hiperparatiroid
$
Penurunan absorbsi
kalsium di
S : 36,3 N :
gastrointestinal
78x/menit
TD : 160/100
RR : 20x/menit
Gangguan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
tubuh
Fungsi gastrointestinal
terganggu
Muntah (+)
Abdomen :
kembung
Nyeri tekan (-)
Vomiting, Reflux,
Anorexia, konstipasi
$
Peristaltik :
7x/menit
Nafsu makan :
menurun
Porsi makan : tidak
$
gangguan nutrisi kurang
dari kebutuhan
habis
3.
DS : DO :
Klien terpasang
hiperparatiroidisme
tubular ginjal
$
kateter,
Periksaan USG
mereabsorpsi kalsium
menunjukan ada
secara berlebihan
gumpalan batu di
vesika urinaria
16
Perubahan
pola eliminasi
urin
nefrolithiasis
$
meningkatkan sekresi
bentuk aktif vitamin D
di ginjal.
$
Terbentuk Batu ginjal
yang biasanya terdiri
dari kalsium oksalat atau
kalsium fosfat
$
Perubahan pola
eliminasi urin
C.
Diagnosa Keperwatan
1.
2.
3.
D. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosis I: Nyeri berhubungan dengan kalsifikasi tulang
No
Tujuan
Kriteria
Setelah
hasil
a.Mampu
dx
Intervensi
1. Kaji
Rasional
secara 1. Pengkajian
dilakukan
mengontr
komprehensif
secara
tindakan
ol
tentang
komprehensif
nyeri
17
nyeri,
keperawat
(tahu
meliputi:
dapat
an,
penyebab
lokasi,
mengenali
diharapka
nyeri,ma
karakteristik,
karakteristik,
mpu
dan
lokasi
dapat
menggun
durasi,
sehingga dapat
berkurang/
akan
frekuensi,
membantu
hilang
tekhnik
kualitas,
menentukana
non
intensitas
cara
farmakolo
/beratnya nyeri,
menanganan
gi
dan
yangg
nyeri
untuk
menguran
gi
nyeri,men
faktor-
faktor
predisposisi.
2. Observasi
nyeri
tepat
selanjutnya
2. Mengobservasi
isytarat-isyarat
isyaratisyarat
klien
ketidaknyaman
mempermudah
Melapork
an,
perawat
an bahwa
dalam ketidak-
nyeri
mampuan untuk
berkurang
berkomunikasi
cari
bantuan )
b.
dengan
manajeme
khususnya
secara efektif.
3.
Gunakan
dapat
berkomunikasi
dengan klien
3. Komunikasi
terapeutik dapat
membuat klien
komunikasi
merasa
terapeutik agar
nyaman
mengenal
pasien
sehingga klien
nyeri
mengekspresika
n nyeri
c. Mampu
skala,
intensitas,
frekuensi
dan tanda
nyeri)
d.
onset,
dapat
n nyeri
4. Anjurkan
penggunaan
tekhnik
lebih
dapat
mengekspresika
n nyerinya pada
perawat
non 4. Teknik
non
farmakologi
farmakologi
(ex:relaksasi,
dapat
18
melatih
Menyatak
guided imagery,
klien
an
terapi
musik,
mengurahi rasa
nyaman
distraksi,aplikas
setelah
nyerinya sendiri
5. Obat analgetik
nyeri
dingin,masase,
rasa
berkurang
panas-
untuk
dapat
mengurangi
dll)
5. Berikan
nyeri
anelgetik untuk
yang
dirasakan klien
mengurangi
nyeri
2.
Meningkat a. Berat
1. Kolaborasi
1. Perlu
adanya
kan
badan
konsultasi
asupan
klien
untuk
untuk
nutrisi
normal
menentukan
menyamakan
adekuat
atau
jumlah
persepsi
meningk
mengenai
dibutuhkan
pemenuhan
at
b. Klien
dapat
pasien
2. Yakinkan
kalori
kebutuhan
diet
nutrisi
dimakan 2. Untuk
menghab
yang
iskan
mengandung
menanggulang
makanan
tinggi
sesuai
untuk mencegah
gangguan
yang
konstipasi
fungsi
telah
Berikan
gastrointestinal
dijadwal
makanan
kan oleh
terpilih ( sudah
pikanerlu
ahli gizi
dikonsultasikan
asupan nutrisi
dan
dengan
ahli
yang
gizi )
3. Monitor
jumlah
dokter
19
serat
yang
masalah
sehingga
memperhatika
n tekstur dan
nutrisi
dan
kandungan
kaya serat.
3. Mengetahui
porsi
nutrisi
4. Observasi
nutrisi
adekuat
kemampuan
pasien
untuk
klien
4. Mengetahui
efektifitas pola
mendapatkan
nutrisi
pada
yang
asupan nutrisi
sebelumnya
dibutuhkan
penatalaksanaa
n lebih lanjut
Meningkat a. Haluaran
kan
pola
eliminasi
urin
urin
normal
b. Pengeluaran
urin
teratur
1. Pertahankan
catatan
1. Agar
intake
tanda-
cairan
dan
hitung
intake
kalori harian
4.
Kolaborasi
cairan
tubuh,
memperhatikan
kemampuan
ginjal
yang
belum
bekerja
optimal
2. Untuk
mengetahui
kondisi
pemberian
cairan
keseimbangan
dengan
tanda vital
3. Monitor masukan
makanan
tercapai
hemodinamik
kien
makanan
3. Mengetahui
5. Monitor
status
asupan
dan
hidrasi
haluaran cairan
(kelembaban
normal klien.
membrane, nadi
4. Mengetahui
adekuat,
tingkat
tekanan darah
perkembangan
20
ortostatik)
jika
nutrisi
diperlukan.
6. Kolaborasi
klien
dengan
menghindari
tindakan
atau membatasi
pembedahan
asupan kalsium
5. Sebagai kontrol
hemodinamik
klien
6. Tindakan
penaggulangan
medis
batu
adanya
ginjal,
untuk
memperbaiki
pola eliminasi.
E. Implementasi
Tanggal No
dx
1
Implementasi
ttd
frekuensi,
nyeri,
kualitas,
dan
intensitas
faktor-faktor
predisposisi.
7. Melakukan observasi isyaratisyarat non
verbal dari ketidaknyamanan, khususnya
dalam
ketidak-mampuan
untuk
21
non
musik,
distraksi,aplikasi
panas-
dingin,masase, dll)
10. Memberikan anelgetik untuk mengurangi
2
nyeri
5. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
6. Memastikan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi )
7. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
nutrisi
8. Melakukan observasi kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
status
hidrasi
(kelembaban
F. EVALUASI
Tanggal No
dx
1
Evaluasi
ttd
S:
22
TTV
S : 36,5
N : 70x/menit
TD : 160/100
RR : 20x/menit
Pergerakan sendi : masih terbatas
Kekuatan otot :
3
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
2
S:
px mengeluhkan mual dan sudah tidak muntah lagi
O:
-
TTV
S : 36,5
N : 70x/menit
TD : 160/100
RR : 20x/menit
Muntah (-)
Abdomen : kembung (-)
Nyeri tekan (-)
Peristaltik : 7x/menit
Nafsu makan : menurun
Porsi makan : tidak habis (habis hanya
seperempat porsi
A:
Masalah teratasi sebagian
23
P:
Intervensi dilanjutkan
3
S:
O:
-
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi sebagian
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
24
DAFTAR PUSTAKA
25
26