Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Topik
: AMALGAM
Kelompok
: B10
No. Nama
NIM
ZULFA F PRANADWISTA
021311133105
DEA AISYAH
021311133107
MEIDIANA ADININGSIH
021311133108
DINDA KHAIRUNNISA R
021311133109
JERRY SAIFUDIN
021311133110
1.
TUJUAN
1.1. Mampu melakukan manipulasi bahan restorasi amalgam dengan benar
menggunakan perbandingan antara bubuk amalgam dengan merkuri
secara tepat.
1.2. Mampu membedakan hasil triturasi bahan restorasi amalgam secara
manual dengan mekanik.
2.
2.2. Alat
a. Mortar dan pestle amalgam
b. Kondenser amalgam
c. Kain kasa
d. Pistol amalgam
e. Cetakan model
f. Dispenser bubuk amalgam
g. Dispenser cairan merkuri
h. Stopwatch
i. Sonde
j. Spatula semen
k. Brander
l. Burnisher
m. Pinset
n. Pisau model
o. Amalgamator
p. Timbangan digital
Gambar 1. Kondenser amalgam, spatula semen, mortar dan pestle amalgam, pistol
amalgam, burnisher, sonde, pinset (kiri-kanan)
3.
CARA KERJA
3.1 Triturasi Secara Manual
a. Bubuk amalgam dikeluarkan dari dispenser sebanyak 1 kali tekanan
(arah tegak lurus) dan dimasukkan dalam mortar.
sedikit
demi
sedikit
sambil
dilakukan
kondensasi
permukaan
diamati
dengan
menggurat
permukaan
4.
HASIL PRAKTIKUM
Tabel 1. Data hasil praktikum bahan restorasi amalgam
Triturasi Manual
Triturasi Mekanik
Percobaan ke
(menit . detik)
(menit . detik)
I
II
III
IV
Low
High
17 menit
12 menit
12 menit
12 menit
12 menit
16 menit
14 menit
36 detik
21 detik
12 detik
12 detik
24 detik
20 detik
09 detik
5.
PEMBAHASAN
Amalgam adalah alloy yang mengandung merkuri. Merkuri adalah
logam yang berbentuk cair pada suhu ruang serta dapat larut dan bereaksi
untuk membentuk alloy dengan beberapa jenis logam. Sebelum bereaksi
dengan merkuri amalgam disebut sebagai dental amalgam alloy.
Berdasarkan bentuk partikelnya, dental amalgam alloy terdiri dari tiga
macam, yaitu irregular shaper/lathe-cutting, spherical dan campuran dari
keduanya. (Anusavice 2013, 340-341)
Komposisi bubuk dental amalgam alloy terdiri dari silver (perak), tin
(timah dan copper (tembaga) sebagai komponen utama serta tambahan
sedikit zinc, merkuri dan logam lain seperti indium atau palladium. (Mc
Cabe 2008, 181)
Tabel 4.1. Standar komposis amalgam alloy berdasarkan spesifikasi ISO 1559.
(Mc Cabe 2008, 182)
Gambar Proses reaksi umum amalgam alloy dengan merkuri. (Sakaguchi 2012,
204)
Saat kristal dari fase 1 dan 2 sedang dibentuk, amalgam relative lunak
dan dapat dengan mudah dikondensasi dan dilakukan carving. Setelah
banyak kristal 1 dan 2 yang terbentuk, amalgam menjadi lebih keras dan
lebih kuat serta lebih susah untuk dilakukan kondensasi dan carving.
(Sakaguchi 2012, 204)
Proses
triturasi
adalah
proses
untuk
mendukung
proses
material menjadi panas selama proses pencampuran yang kuat. (Van Noort
2013, 66) Jika kecepatan triturasi ditingkatkan, maka setting dan working
time akan menjadi lebih cepat. (Chandar 2000, 212)
Pada percobaan yang telah dilakukan, dilakukan lima kali percobaan
triturasi secara menual. Working time yang didapatkan adalah 17 menit 36
detik, 12 menit 21 detik, 12 menit 12 detik, 12 menit 12 detik dan 12 menit
24 detik. Empat percobaan didapatkan working time yang lebih cepat dari
pada yang menggunakan triturasi mekanik. Konsistensi yang dihasilkan
lebih kering dan kurang mengkilap. Kecepatan pengadukan pada proses
triturasi manual lebih lambat dari pada triturasi mekanik. Kecepatan
triturasi yang semakin rendah seharusnya menghasilkan amalgam dengan
working time serta setting time yang semakin lambat. Hal ini disebabkan
jumlah pengadukan yang dilakukan selama proses triturasi manual sangat
sedikit. Hasil yang paling berbeda terdapat pada amalgam dengan working
time 17 menit 36 detik. Working time ini sangat sesuai dengan teori karena
working time ini merupakan working time yang paling lambat. Amalgam
yang dimanipulasi dengan triturasi manual seghrusnya memiliki working
time yang lebih lama dari pada yang dimanipulasi dengan triturasi
mekanik. Perbedaan hasil ini disebabkan karena pengadukan yang
dilakukan berbeda.
Proses triturasi secara mekanik dengan kecpatan low menghasilkan
working time 16 menit 20 detik. Working time pada percobaan ini lebih
lama dari pada proses triturasi mekanik dengan kecepatan high. Hal ini
telah sesuai dengan teori, karena semakin cepat proses triturasi maka
setting time dan working time menjadi semakin cepat pula. Konsistensi
campuran amalgam setelah proses triturasi sangat lunak dan mudah untuk
diaplikasikan ke dalam cetakan serta terlihat lebih mengkilap. Hal ni
dikarenakan proses triturasi yang diaplikasikan cukup baik, tidak
berlebihan maupun kurang.
Proses triturasi secara mekanik dengan kecepatan high menghasilkan
working time yang lebih cepat, yaitu 14 menit 9 detik. Waktu ini lebih
cepat dari pada triturasi mekanik dengan kecepatan low. Kecepatan high
6.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisa yang telah dilakukan, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
7.
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice K. J. 2013. Philips Science of Dental Materials. 12th ed. St
Louis : Elsevier Saunders. pp. 340-341.
Chandra S, Chandra S dan Chandra R. 2000. A Textbook of Dental
Materials. New Delhi: Jaypee. p. 212.
Mc Cabe, J.F dan A.W.G. Walls. Applied Dental Material. 9th ed. 2008.
Blackwell Science publ. pp 181-182.
Sakaguchi RL, Powers JM. 2013. Craigs Restorative Dental Materials.
13th ed. Philadelphia: Elsevier. p. 204.
Soratur SH. 2002. Essentials of Dental Materials. New Delhi: Jaypee. p.
209.
Van Noort R. 2013. Introduction to Dental Materials. 4th ed. Elsevier. pp:
65-66.
LAMPIRAN
Van Noort R. 2013. Introduction to Dental Materials. 4th ed. Elsevier. pp: 65.
10
11
12
Elsevier. pp:66.
13