Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan limpahan pusaka yang bernilai tinggi, beragam
dan unik, tersebar dan dapat ditemui diseluruh pelosok tanah air baik secara kasat mata
ataupun dalam jiwa. Berdasarkan segi kepentingan dan luas pengaruhnya Indonesia memiliki
pusaka kota, propinsi, nasional dan dunia. Berdasarkan jenisnya, pusaka terdiri atas pusaka
alam, pusaka budaya dan gabungan keduanya yaitu pusaka saujana. Adapun secara fisik,
pusaka dapat terbagi atas pusaka bendawi (tangible heritage) dan pusaka non bendawi
(intangible heritage).
Keberagaman dan banyaknya pusaka yang dimiliki Indonesia saat ini memerlukan perhatian dan
penanganan yang lebih intensif dan berkelanjutan. Banyak ragam pusaka bendawi tak bergerak
seperti bangunan rumah tradisional, candi, keraton maupun bendawi bergerak seperti
kendaraan tradisional dibiarkan terbengkalai, dilupakan dan akhirnya punah dan musnah. Hal ini
juga terjadi pada pusaka non bendawi, dimana banyak bahasa, tarian, adat istiadat kita yang
mulai ditinggalkan sehingga dilupakan dan hilang. Rusak, hilang dan musnahnya pusaka bisa
disebabkan oleh ulah manusia, namun juga tidak jarang disebabkan oleh alam, baik melalui
bencana alam, maupun akibat iklim.
Pemerintah, masyarakat, pemerhati pelestarian, hingga pihak swasta sebenarnya sudah mulai
menunjukkan kepeduliannya akan upaya melestarikan pusaka Indonesia. Namun tidak jarang
penanganannya masih bersifat lokal dan belum banyak yang sejalan bahkan mendukung arah
perkembangan kota yang dinamis, sehingga pusaka tersebut belum berkaitan dengan kekinian.
Terkait dengan kondisi ini, tidak dapat dipungkiri bahwa upaya pelestarian saja tidak cukup.
Perlu pengayaan jangka panjang untuk berbagai kepentingan perkembangan peradaban
manusia, ekonomi, pendidikan dan penelitian. Sebuah pekerjaan besar untuk mewujudkan kotakota pusaka di Indonesia agar dapat menjadi kota pelestari peradaban (world heritage cities).
Pemerintah kota harus dapat bekerjasama dengan komunitas pusaka, dunia usaha dan
perguruan tinggi setempat serta terus berkomitmen mengawinkan potensi masa lalu, di mana
landmark yang unik serta nafas tradisi harus tetap dipertahankan menjadi ruhnya, untuk
kemudian ditransformasikan di era kekinian dalam suatu sustainable urban development.
Adanya kebutuhan untuk pelestarian dan penataan akan aset-aset pusaka ini sejalan dengan
Undang-udang (UU) No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yang menguraikan bahwa
cagar budaya yang berkembang merepresentasikan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud
pemikiran dan perilaku kehidupan manusia. Hal ini penting artinya bagi pemahaman dan
pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan. Upaya pelestarian ini sebaiknya
diwujudkan dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana yang diamanatkan dalam UU
No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan
penataan ruang harus memperhatikan berbagai aspek, termasuk nilai budaya yang terkandung
dalam kawasan bersejarah. Dalam lingkup yang lebih mikro, upaya pelestarian ini juga perlu
dilakukan terhadap bangunan gedung dan lingkungan yang ditetapkan sebagai cagar budaya,
sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Merujuk pada amanat peraturan perundangan tersebut, maka penanganan suatu kota yang
diarahkan atau memiliki potensi sebagai kota pusaka harus dilakukan secara sistemik dan utuh
dalam lingkup kota sampai dengan lingkup bangunan gedung dan lingkungannya. Untuk dapat
mewujudkan kondisi ini diperlukan suatu arahan penanganan yang komprehensif skala kota
yang dapat menjadi payung perencanaan sampai dengan skala bangunan dan lingkungannya.
Dalam kerangka kebijakan pembangunan kota secara keseluruhan, arahan pengembangan
skala kabupaten/kota dan penataan skala kawasan akan menjadi dasar penyusunan
perencanaan detail skala kawasan, termasuk di dalamnya dalam proses penyusunan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) kawasan strategis Kota Pusaka. Terkait dengan
kebutuhan ini, maka Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun anggaran 2014 ini memfasilitasi upaya
pelestarian dan penataan kota pusaka tersebut dalam kegiatan Penyusunan Rencana Penataan
Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh.
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Kawasan
Kawasan
Penayong
Penayong
a. Pusaka Alam :
Kawasan Penayong
a. Pusaka Alam :
b.
2. Kecamatan Baiturahman
3. Kecamatan Syiahkuala
Pusaka Budaya
Ragawi :
c. Pusaka Saujana :
K
aKawasan makam Syiahkuala
a. Pusaka Alam :
b. Pusaka Saujana :
a. Pusaka Alam :
b. Pusaka Saujana :
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Kec. Baiturrahman
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
BAB II
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
Penanganan aset pusaka bisa dibedakan berdasarkan skala geografis aset sebagai berikut:
1. Kota sebagai aset pusaka.
2. Kawasan sebagai aset pusaka
3. Bangunan atau lingkungan sebagai aset pusaka.
Kota secara city wide bisa dianggap sebagai entitas aset pusaka yang utuh. Hal ini didasarkan
pada pengertian bahwa kota secara sejarah juga merupakan entitas yang utuh. Kawasan
sebagai bagian dari kota juga bisa dianggap sebagai entitas yang utuh. Dengan demikian dalam
sebuah kota akan terdapat beberapa kawasan prioritas sebagai objek atau aset pusaka yang
utuh. Lingkungan dalam kesempatan ini dianggap sebagai bagian dari kawasan. Degan
demikian sebuah lingkungan yang mempunyai sejarah yang utuh juga bisa dianggap sebagai
aset pusaka dalam skala lingkungan. Bangunan atau objek nir fisik lainnya yang terdapat dalam
suatu kawasan juga bisa mempunyai sejarah yang utuh sehingg bisa juga ditetapkan sebagai
aset pusaka dalam skala yang lebih kecil dari lingkungan, misalnya bangunan. Pada tiap skala,
aset pusaka bisa mempunyai permasalahan, isu-isu strategis yang dapat dijadikan dasar bagi
penyelesaian masalah yang dihadapi oleh masing-masing aset pusaka.
2.1 Permasalahan dan Isu Strategis Skala Kota (City Wide)
Permasalahan :
Tema aset pusaka yang ada di Kota Banda Aceh beragam, tidak satu tema sentral seperti kotakota lainnya (Kota Pendidikan, kota peristirahatan, kota sebagai historic-mining-town,dll) yang
dapat digunakan untuk mengikat pembangunan sebuah kota.
Tema aset pusaka Banda Aceh tidak satu (tema kerajaan Islam yakni Kesultanan Darud Dunya;
tema kota pendidikan; tema Kolonial, tema awal kemerdekaan; tema kejadian tsunami),
sehingga tidak mudah untuk menentukan satu tema yang kuat untuk mengendalikan aset
pusaka sebuah kota.
Isu Strategis :
1. Dengan penduduk yang dominan beragama Islam, dengan semangat patriotism yang telah
menandai rakyat Aceh sepanjang zaman, tema Kesultanan dan Islami bisa dikatakan paling
mudah untuk diterima oleh masyarakat kota.
2. Peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya aset pusaka dan pelstariannya
di kalangan masyarakat Aceh setelah tsunami 2004 juga dapat dianggap salah satu isu
strategis yang bisa dianggap sebagai momentum untuk pelestarian aset pusaka kota.
Terlepas dari kompleksitas tema yang harus ditetapkan bagi kota Banda Aceh, pada saat ini
bisa dipastikan bahwa Kota Banda Aceh adalah kota pusaka yang harus dilestarikan.
Melihat kompleksitas tersebut, diusulkan agar tidak menetapkan satu tema untuk melestarikan
kota Banda Aceh. Oleh karena itu usulan penangan kota Banda Aceh sebagai aset pusaka lebih
diarahkan untuk membentuk suatu pranata yang bisa mewadahi semua tema yang ada.
2.2 Permasalahan dan Isu Strategis Skala Kawasan
Permasalahan :
1. Pelestarian aset pusaka juga tidak bebas dari keberpihakan kultural. Sebagai contoh, secara
tidak sadar, stake holder di kota Banda Aceh lebih cenderung melestarikan aset pusaka yang
terkait dengan sejarah Kesultanan Aceh Darussalam dari pada aset pusaka yang terkait
dengan sejarah kolonial Belanda.
2. Belum berkembangnya pranata legal dan fasilitas yang dibutuhkan untuk memproteksi
(kelembagaan, pranata, pembangunan) aset. Tanpa pranata legal yang lengkap Pemerintah
Daerah tidak mempunyai dasar legal untuk memerintahkan masyarakat agar mau
melestarikan aset pusaka yang ada dalam kepemilikannya.
3. Kasus konflik antara kepentingan pembangunan dengan usaha pelestarian aset pusaka.
4. Pemahaman karakteristik aset yang masih perlu dikembangkan dan didalami (oleh seluruh
stake holder, masyarakat dan pemerintah).
Kategori stake holder yang juga mempunyai pemahaman yang relatif baik akan aset
pusaka yang ada di kota Banda Aceh tapi justru memanfaatkan pengetahuannya itu untuk
hal lain yang tidak berhubungan dengan usaha melestarikan aset pusaka yang ada.
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Kategori stake holder yang tidak tahu atau faham tentang aset pusaka tapi mempunyai
kepentingan tertentu terhadap aset tersebut.
Isu Strategis :
Dalam rangka melestarikan aset-aset pusaka ada beberapa isu strategis yang bisa dijadikan
dasar bertindak di kota Banda Aceh :
1. Sebelum bencana Tsunami 2004 ada studi tentang pengetahuan pelajar sekolah menengah
atas yang menyatakan bahwa pemahaman mereka tentang aset pusaka Aceh relatif rendah.
Dengan bencana Tsunami yang menghancurkan sebagian besar aset pusaka di Banda Aceh,
masyarakat mulai lebih sadar akan pentingnya aset pusaka kota. Sebagai contoh, sebelum
Tsunami tidak banyak yang tahu tentang betapa pentingnya situs Gampong Pande sebagai
cikal bakal Kerajaan Aceh Darussalam. Contoh lain lagi, setelah Tsunami muncul berbagai
lembaga yang mempunyai perhatian khusus kepada aset pusaka dan budaya Aceh pada
umumnya.
2. Meningkatnya perhatian masyarakat akan pentingnya aset pusaka yang ada di kota Banda
Aceh perlu dijadikan modal dasar bagi usaha untuk mensinergikan berbagai usaha untuk
melestarikan aset pusaka dengan perekonomian rakyat seluas dan sedalam mungkin.
Dengan demikian konflik yang mungkin timbul antara pelestarian aset pusaka dengan
livelihood masyarakat akan dikurangi. Usaha untuk menghubungkan usaha pelestarian aset
pusaka dengan ekonomi global bisa dilakukan melalui pengembangan sektor pariwisata. Hal
ini sangat logis karena aset pusaka sebagai bagian budaya bila dikelola dengan benar bisa
menjadi daya tarik agar wisatawan manca negara mau datang ke kota Banda Aceh.
3. Aset pusaka yang ada di kota Banda Aceh pada umumnya punya kaitan yang erat dengan
budaya Dunia. Paling sedikit aset-aset pusaka itu bisa dikaitkan dengan dua kebudayaan
besar. Pertama ialah kebudayaan Islam dan kedua ialah kebudayaan Barat. Dengan
demikian perhatian yang ada terhadap pentingnya aset budaya di kota Banda Aceh tidak
hanya bersifat lokal tapi juga menjadi perhatian nasional dan internasional. Perhatian kepada
aset-aset pusaka yang terkait dengan dua kebudayaan itu dapat juga meningkatkan daya
tarik bagi wisatawan yang berasal dari kedua kebudayaan itu.
2.3 Permasalahan dan Isu Strategis Skala Bangunan dan Lingkungan
Permasalahan :
1. Kondisi eksisting aset pusaka yang kurang atau tidak terawat.
2. Kondisi eksisting yang kurang mendukung pada kegiatan manusia.
3. Lokasi dan batas zonasi aset yang belum dipastikan dan ditetapkan secara resmi sebagai
zona pusaka.
4. Aset-aset umumnya belum ditetapkan secara resmi sebagai aset pusaka.
Umumnya kondisi aset-pusaka secara cukup lama terlihat kurang atau tidak terawat. Banyak
aspek kenapa aset kurang atau tidak terawat. Pertama ialah karena alasan ekonomi, yaitu relatif
dengan pendapatan yang ada, tidak punya cukup dana untuk melakukan perawatan. Kedua,
kesadaran akan perlunya melestarikan aset pusaka yang masih kurang diantara para stake
holder. Hal ini diperkuat dengan desakan ekonomi yang lebih kuat sehingga mengalahkan
pertimbangan perlunya akan pelestarian aset pusaka yang dikuasai oleh para stake holder.
Ketiga, bila dilihat dari aset yang dikuasai pemerintah, aset kurang terawat karena tidak adanya
tenaga yang terampil untuk merawat aset. Banyak aset pusaka yang dikuasai pemerintah
dirawat seadanya sehingga justru cenderung merusak aset tersebut. Sebagai contoh banyak
nisan di Gampong Pande (Cikal bakal Kota Banda Aceh) terlihat dirawat dengan kurang baik,
diplaster apa adanya, sehingga kondisi banyak nisan di kompleks itu bukan semakin terawat tapi
justru semakin rusak.
Agar bisa hidup dan menarik manusia mengunjungi suatu aset pusaka, diperlukan suatu fasilitas
pendukung yang memadai. Tidak cukup hanya ada tapi fasilitas itu harus secara fisik nyaman
digunakan oleh manusia. Banyak aset pusaka di kota Banda Aceh yang tidak menyediakan
fasilitas yang memadai bagi manusia.
Sebagai contoh, di Jalan A. Yani kondisi sistim pedestrian atau arkade yang sekarang ada di
kawasan itu tidak memadai. Selain sempit, elevasinya di bawah jalan, permukaan yang naik
turun, juga terputus-putus baik karena dimanfaatkan sebagai area dagang, juga maupun karena
pembangunan yang tak mengerti akan pentingnya menjaga kesinambungan fisik arkade.
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Untuk memberi kekuatan dan kepastian hukum terhadap sebuah aset pusaka, sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, pertama sekali aset tersebut
harus ditetapkan sebagai cagar budaya. Dengan demikian selain kepastian dan kekuatan hukum
aset pusaka tersebut dapat menikmati berbagai hak dan insentif dalam rangka pelestariannya.
Dengan sebuah penetapan pemerintah yang menyatakan bahwa sebuah aset pusaka adalah
cagar budaya, maka aset tersebut akan mendapat semua keuntungan hukum seperti
perlindungan secara hukum dari pihak-pihak yang hendak mencelakakan aset tersebut. Tapi
sebaliknya dengan penetapan itu, stake holder juga mendapat keuntungan dari kepastian
tentang hal-hal yang boleh ia lakukan terhdap aset yang ada dibawah kekuasaannya.
Isu Strategis :
Isu-isu strategis yang bisa dijadikan dasar yang baik bagi pelestarian aset pusaka pada skala
bangunan dan lingkungan adalah:
1. Keberadaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya harus dipandang
sebagai hal yang strategis bagi semua aset pusaka yang belum dan sudah ditetapkan secara
hukum sebagai Benda Cagar Budaya. Bagi yang sudah ditetapkan sebagai Benda Cagar
Budaya selanjutnya bisa menikmati berbagai insentif dan kompensasi finansial maupun nonfinansial yang diatur dalam undang-undang tersebut (lihat Pasal .1 ayat 11 dan 12, serta
Pasal 22 dan pasal 98, UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya).
2. Dari survei yang dilakukan dalam rangka menyelenggarakan pekerjaan ini bisa diketahui
banyak aset pusaka yang memenuhi syarat-syarat yang ada dalam Undang-undang Nomor
11 Tahun 2010 tentang Bangunan Cagar Budaya untuk bisa ditetapkan sebagai Benda Cagar
Budaya. Sebagai contoh, kecuali yang menyangkut Tsunami 2004, semua aset pusaka yang
disurvei telah berumur lebih dari 50 tahun dan bisa mewakili suatu masa perkembangan
sejarah Aceh maupun Nasional, bahkan Internasional (Pasal 42, 43 dan 44 UU No. 11 Tahun
2010 tentang Cagar Budaya).
3. Selain penetapan aset pusaka sebagai benda cagar budaya, Undang-undang Nomor 11
tahun 2010 tentang Cagar Budaya juga mengatur tentang kegiatan pemeliharaan,
pemugaran, pengembangan, revitalisasi, adaptasi, pemanfaatan dan perbanyakan aset
pusaka yang berupa benda cagar budaya. Masalahnya di daerah seperti Banda Aceh sumber
daya manusia yang mempunyai kemampuan profesional untuk melaksanakan semua
kegiatan tersebut masih sangat terbatas.
4. Syariah Islam dan sentimen yang tinggi kepada masa kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam
hendaknya tidak dijadikan dasar yang mengurangi keaneka ragaman aset budaya. Perlu
diperhatikan bahwa keaneka ragaman karakteristik aset pusaka di kota Banda Aceh itu
sangat tinggi sehingga pengembangannya perlu dibuat seterbuka mungkin dan harus bisa
mewadahi berbagai tema budaya yang pada suatu saat dalam sejarah yang menyentuh kota
Banda Aceh.
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
BAB III
RENCANA PENATAAN KAWASAN PUSAKA (RPKP)
3.1 Visi Dan Misi
Visi Pelestarian Kota Pusaka Banda Aceh :
Menjadikan Kota Banda Aceh sebagai Kota Indah Penuh Sejarah, Kota Tua Pusaka Raja
yang memiliki keunggulan daya tarik wisata melalui penerapan nilai-nilai Islami.
Misi Kota Pusaka Banda Aceh :
(1) Pengembangan dan penataan kawasan kota tua (old town) sesuai arahan dalam RTRW
Kota, menjadi pusat kawasan jasa dan perdagangan yang terintegrasi dengan wisata
pinggiran sungai (waterfront city) dengan tetap mempertahankan ciri khas tradisionalnya;
(2) Pengembangan kota baru sebagai solusi untuk mengimbangi desakan pembangunan dan
pertumbuhan kota;
(3) Penerapan secara tegas aturan penggunaan lahan dan kawasan;
(4) Re-vitalisasi kawasan strategis untuk melestarikan peninggalan cagar budaya;
(5) Menggalakkan studi dan penggalian dokumen sejarah;
(6) Meningkatkan kapasitas dan peran masyarakat dalam upaya pelestarian melalui berbagai
upaya pelibatan langsung dan tidak langsung.
3.2 Rencana Penanganan Kawasan Pusaka
3.2.1 Rencana Penanganan Aset Pusaka Skala Kota (City Wide)
Dalam skala city-wide akan diusulkan beberapa penanganan yang diberlakukan untuk semua
kawasan di kota Banda Aceh. Penanganan yang bersifat city-wide meliputi pengembangan
beberapa aspek legal sebagai berikut:
1) Pendataan detail dan rinci untuk penentuan klasifikasi aset pusaka bangunan dan
lingkungan secara keseluruhan;
2) Pembuatan klasifikasi bangunan dan lingkungan. Usul ini hendaknya dilakukan dengan
segera. Berbagai usaha pembangunan akan sangat membutuhkan klasifikasi bangunan
sebagai dasar pembangunan.
3) Penetapan klasifikasi bagi aset pusaka bangunan dan lingkungan. Penetapan ini adalah
prose legislasi yang biasanya memakan waktu yang panjang. Oleh karena itu dua usul di
atas perlu dilakukan dengan segera.
Usulan di atas sebaiknya dilakukan secara linier, karena bila telah menjadi produk hukum,
klasifikasi aset pusaka bangunan dan lingkungan itu akan sulit perbaiki. Stake holder utama
semua penanganan ini adalah Pemda Kota Banda Aceh. Walaupun demikian pembuatan
klasifikasi itu harus mempertemukan pendekatan top-down dengan pendekatan bottom-up
sehingga pendapat berbagai stake holder lainnya juga sangat perlu untuk diperhatikan. Hanya
dengan cara itu klasifikasi bangunan dan lingkungan yang dihasilkan bisa difahami dan dalam
penerapannya tidak mengalami resitensi dari masyarakat.
3.2.2 Rencana Penanganan Aset Pusaka Kawasan Prioritas
Rencana penanganan Kawasan Prioritas Kota Tua/Lama adalah sebagai berikut:
No
1
Program
Pembuatan klasifikasi bangunan
Lokasi
City Wide
City Wide
Utama
Gampong Pande
5
6
Gampong Pande
Kota Lama (Kawasan Baiturahman, Pasar Aceh)
Utama
Utama
RTBL Kawasan
City Wide
Skala
Utama
Utama
Utama
Utama
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
RTBL Kawasan
Kawasan Peunayong
10
RTBL Kawasan
Kedua
11
RTBL Kawasan
Kedua
12
RTBL Kawasan
Utama
13
RTBL Kawasan
Kedua
14
RTBL Kawasan
15
Pengembangan event-periodik
Kawasan Peunayong
16
Pengembangan event-periodik
Kedua
17
Pengembangan event-periodik
Kedua
18
Pengembangan event-periodik
Kedua
19
20
21
22
23
Utama
Utama
Kedua
Utama
Kedua
Utama
Kedua
Utama
Utama
24
Pengembangan UKM
Kawasan Peunayong
Kedua
25
Pengembangan UKM
Kedua
26
Pengembangan UKM
Kedua
27
Kawasan Peunayong
ketiga
28
Utama
29
Utama
30
ketiga
31
Gampong Pande
ketiga
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
32
33
34
35
36
Kedua
Kawasan Peunayong
ketiga
ketiga
Kawasan Peunayong
Kedua
ketiga
37
Kedua
38
ketiga
39
ketiga
40
Utama
41
Kawasan Peunayog
Utama
3.2.3 Usulan Tingkat Prioritas Penanganan Aset Pusaka Pada Kawasan Prioritas
Prioritas penanganan aset-aset pusaka di kota Banda Aceh diusulkan berdasarkan tingkat
prioritasnya. Tingkat prioritas adalah indeks gabungan antara faktor-faktor tema budaya, tingkat
keterawatan, peran masyarakat dan sentimen masyarakat. Sebagai contoh rumah dinas perwira
TNI di Neusu sebagai peninggalan masa kolonial Belanda dalam kondisi terawat, tapi peran
swasta yang kurang dan sentimen masyarakat yang kurang, mendapat prioritas penanganan 1
(rendah). Tapi Taman Putroe Phang dengan sentimen masyarakat yang tinggi, kondisi kurang
terawat, dan tidak mendapat dukungan dana yang tinggi perlu segera ada penanganan sehingga
prioritas penanganannya adalah tinggi (3).
Tingkat Prioritas Penanganan Aset Pusaka
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama
K1
K2
K3
K4
K5
kesultanan
kurang terawat
Kesultanan
kurang terawat
Kesultanan
tidak terawat
Kesultanan
Kesultanan
tidak terawat
tidak terawat
0
0
4
3
3
3
Kesultanan
tidak terawat
Kolonial
tidak terawat
kurang terawat
terawat
terawat
0
0
3
4
2
2
Kesultanan
terawat
Kolonial
Kemerdekaan
terawat
total berubah
3
3
3
1
2
2
Kolonial
terawat
Sebelum
Kesultanan
Kolonial
Kolonial
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Gedung Juang
Kandang Xii
Komplek Makam Sultan
Jamalul Alam Badrul Munir
Krueng Aceh (Sungai Aceh)
Kuburan Massal Korban
Tsunami Di Ulelheu
Meuligoe Aceh
Pltd Apung
Rumah Dinas Zainal Abidin
Di Komplek Rumah Sakit
Paru-Paru
Rumah Pegawai Di Dekat
Rex
Rumah Penginapan
Belanda Di Kawasan Taman
Sari
Rumah Tinggal Belanda
Jalan Tgk Abdullah Ujong
Rimba (Taman Sari)
Rumah Tua Di Simpang Jam
Taman Sari
Rumah Wakil Asisten
Pangdam
Tugu Darussalam
Gunongan Dan Kandang
Sultan Iskandar Thani
Masjid Raya Baiturrahman
Monumen Kereta Api
Wisma Darussalam
Pusat Kuliner Rex
Pasar Atjeh Dan Jalan
Perdagangan
Gedung Fakultas Ekonomi
Universitas Syiah Kuala
Monumen Ri001 Seulawah
Rumah Pegawai Negeri
Sipil Di Lampriet
Rumah Dosen Di Dusun
Utara Kopelma Darussalam
Masjid Baiturrahim, Ulee
Lheue
Rumah Dosen Di Dusun
Selatan Kopelma
Darussalam
Museum Ali Hasymi
Monumen Ketinggian
Tsunami
Rumah Dinas Perwira TNI
di Neusu
Gereja Katolik Hati Kudus
Yesus
Kantor Pos
Kherkoff (Peucut)
Persit Kartika Chandra
Kirana
Rumah Dinas Ketua Kantor
Pos
Kolonial
Kesultanan
terawat
terawat
0
0
3
4
2
2
Kesultanan
terawat
Kesultanan
terawat
Tsunami
terawat
Kolonial
Tsunami
terawat
terawat
0
0
5
3
2
2
awal
Kemerdekaan
tidak terawat
Kolonial
tidak terawat
Kolonial
tidak terawat
Kolonial
tidak terawat
Kolonial
tidak terawat
Kolonial
tidak terawat
Awal
Kemerdekaan
terawat
Kesultanan
terawat
Kolonial
Kolonial
Awal
Kemerdekaan
Kemerdekaan
Awal
Kemerdekaan
Awal
Kemerdekaan
Awal
Kemerdekaan
Awal
Kemerdekaan
Awal
Kemerdekaan
terawat
kurang terawat
3
2
5
0
2
2
terawat
tidak terawat
tidak terawat
terawat
kurang terawat
tidak terawat
kurang terawat
Kolonial
terawat
Awal
Kemerdekaan
kurang terawat
Awal
Kemerdekaan
terawat
Tsunami
terawat
Kolonial
terawat
Kolonial
terawat
rubah total
terawat
Kolonial
terawat
Kolonial
terawat
Awal
kemerdekaan
Kolonial
10
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
49
50
51
Hindu/Buddha
terawat
Kolonial
terawat
Kolonial
tidak terawat
Keterangan:
K1: Tema budaya
K2: Kondisi aset pusaka
K3: Kemampuan swasta (0= rendah sekali.5=tinggi sekali)
K4: Sentimen masyarakat (0= rendah sekali.5=tinggi sekali).
K5: Prioritas penanganan (1=rendah, ..3=tinggi).
3.2.4 Usulan Cara Penanganan Aset Pusaka Prioritas Pada Kawasan Prioritas
Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, diusulkan cara
penanganan yang tepat bagi aset-aset pusaka prioritas di Kota Banda Aceh.
Sebagai contoh, bagi Taman Putroe Phang diusulkan agar dilaksanakan dengan menetapkan
zona-zona pelestariannya, sambil pemeliharaan dilakukan, dan direkonstruksi sesuai dengan
diskripsi dalam Bustanussalatin, direhabilitasidan direstorasi bagian-bagiannya sehingga bisa
dilihat kembali tema budayanya seperti yang ada dalam Bustanussalatin.
Bentuk Penanganan Aset Pusaka Kota Banda Aceh
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama
Rumah Dinas Perwira TNI di Neusu
Taman Putroe Phang
SMA Negeri 1 Banda Aceh
Rumoh Aceh
Gereja Katolik Hati Kudus Yesus
Makam Sultan Iskandar Muda
Blang Padang
Garuda Theater
C1
1
1
1
C2
1
1
1
1
1
1
1
1
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
1
1
C3
C4
C5
C6
C7
C8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Keterangan:
1. C1: Zonasi perlu ditetapkan
2. C2: Pemeliharaan
3. C3: Pemugaran Dengan Rekonstruksi
4. C4: Pemugaran Dengan Konsolidasi
5. C5: Pemugaran Dengan Rehabilitasi
6. C6: Pemugaran Dengan Restorasi
7. C7: Pengembangan Dengan Revitalisasi
8. C8: Pengembangan Dengan Adaptasi
12
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
13
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Kode
CA
SPU-6
KT
R2
RTH
SPU-6
KT
R2
RTH
PS
SPU-5
SPU-1
K1
SPU-6
R2
R1
PS
SPU-2
SPU-3
K1
RTH
PS
SPU-5
K1
KT
KH
RTH
RTNH
PS
Luas Ha
0,41
6,39
0,13
0,25
5,42
0,39
0,88
2,42
0,35
0,12
10,43
0,21
0,26
1,59
0,72
2,39
0,12
3,34
0,07
0,30
5,58
0,57
0,10
0,47
0,21
2,68
0,43
0,53
0,16
1,95
6,68
1,44
0,58
0,23
0,17
0,34
58,29
Kode
SPU-1
K1
SPU-6
RTH
RTNH
K1
RTH
K1
RTH
K1
RTH
K1
SPU-6
KH
RTH
K1
SPU-6
KH
RTH
PS
K1
KT
RTH
PS
SPU-3
RTH
RTNH
R2
RTH
KT
R2
PS
Luas Ha
1,44
0,76
3,80
0,21
0,02
0,47
0,85
3,34
0,01
0,81
2,20
0,06
0,91
2,43
0,19
1,05
1,19
0,41
1,92
0,38
0,77
7,71
3,22
0,12
0,10
0,03
1,64
0,84
1,80
1,96
2,65
0,12
0,50
0,74
5,64
0,24
0,61
0,97
6,96
0,36
0,25
5,98
0,00
1,92
1,21
68,789
14
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
15
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
16
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan dengan
guna lahan perdagangan dan jasa, sarana
pelayanan umum
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai pusat
perdagangan, maka penataan blok ini dirancang
dengan mempertimbangkan kenyamanan sirkulasi
dan ketersediaan lahan parkir yang memadai.
: Sungai
Gb. Simulasi
ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : Perdagangan dan jasa
2. Guna Lahan :
Utama : Perdagangan dan jasa
Penunjang : Sarana pelayanan umum dan
RTH (ruang terbuka hijau)
3. KDB perdagangan dan jasa : 85%
KDB sarana pelayanan umum : 60%
4. KLB perdagangan dan jasa : 1,7
KLB sarana pelayanan umum : 1,2
5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
6. GSB perdagangan dan jasa : 0
GSB sarana pelayanan umum : 2-4m
ATURAN ANJURAN
1. Tata Guna Lahan
Pada umumnya panduan tata guna lahan pada
blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk
perdagangan dan jasa.
Fungsi pengembangan penunjang untuk
aktivitas
perdagangan
dan
jasa,
ditempatkan pada seluruh bangunan
gedung.
17
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
2. Sirkulasi
dan
Pencapaian
Sirkulasi
Kendaraan
Pencapaian menuju dan dari bangunan
yang berada di tepi jalan dapat langsung
dari jalan raya.
Sistem perparkiran kendaraan roda empat
dan roda dua, ditempatkan pada lahan yang
sudah disediakan yaitu berupa gedung
parkir bersama dan dibadan jalan dalam
jumlah yang dibatasi.
Kendaraan umum merupakan transportasi
publik yang bersifat masal, seperti labi-labi
dan becak motor.
3. Tata Bangunan
18
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
19
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan
Perdagangan dan jasa.
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai pusat
perdagangan, maka penataan blok ini dirancang
dengan mempertimbangkan kenyamanan sirkulasi
dan ketersediaan lahan parkir yang memadai.
: Perumahan
: RTH
: Sungai
ATURAN WAJIB
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gb. Simulasi
ATURAN ANJURAN
1.
2.
20
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
3.
21
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
5.
Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat
membantu membentuk suasana wajah
jalan.
Tata Hijau
- Penambahan vegetasi dalam pot pada
blok ini karena kurangnya vegetasi
dikawasan ini.
6.
Perancangan
terintegrasi
bangunan.
penanda
harus
dengan
arsitektur
Reklame
Bentuk reklame dan papan informasi
harus
terintegrasi
dengan
arsitek
bangunannya
dan
menggunakan
ornamen khas Aceh.
Pemasangan
reklame
harus
22
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
7.
23
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan
Perdagangan dan jasa.
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai pusat
perdagangan, maka penataan blok ini dirancang
dengan mempertimbangkan kenyamanan sirkulasi
dan ketersediaan lahan parkir yang memadai.
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
Gbr. Simulasi
ATURAN WAJIB
3.
4.
5.
6.
KDB : 85%
KLB : 1,7
Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
GSB : 0
: Sungai
ATURAN ANJURAN
1. Tata Guna Lahan
Pada umumnya panduan tata guna lahan pada
blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk jasa
Perdagangan yang berupa Rumah Toko dan
pasar.
Fungsi pengembangan penunjang untuk
aktivitas jasa, seperti penyediaan jasa foto
copy, ATK.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi Kendaraan
Sistem parkiryang diterapkan yaitu sistem
parking lot yang ditempatkan di badan jalan
dengan jumlah yang dibatasi.
24
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Ruang Terbuka
- Halaman
muka
bangunan
dapat
membantu membentuk suasana wajah
jalan.
Tata Hijau
- Penambahan vegetasi dalam pot pada
blok ini karena kurangnya vegetasi
dikawasan ini.
5. TataInformasi dan Reklame
Tata Informasi (Signage)
Signage berupa nama bangunan dapat
dipasang di fasade/muka bangunan, antara
bagian
atas
lantai
dasar
hingga
25
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Perancangan
penanda
harus
terintegrasi dengan arsitektur bangunan.
Reklame
Bentuk reklame dan papan informasi harus
terintegrasi dengan arsitek bangunannya
dan menggunakan ornamen khas Aceh.
Pemasangan
reklame
harus
memperhatikan faktor keselamatan dan
keamanan.
Pemasangan reklame harus mengikuti
peraturan perda yang berlaku, seperti
lebar rekalme tidak melebihi batas trotoar.
6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)
Kriteria saluran drainase sepanjang jalan
kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan terkait
dengan system drainase di seluruh kawasan
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya
Lebar saluran minimal disesuaikan dengan
prasarat jalan kolektor, saluran harus
tertutup dengan manhole atau lubang
kontrol tertutup yang bisa diangkat bila
sewaktu-waktu diperlukan.
Manhole diberi cat atau dilapis kembali
26
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
ATURAN WAJIB
: Sungai
3.
4.
5.
6.
KDB : 85%
KLB : 1,7
Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
GSB : 0
Gb. Simulasi
27
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
ATURAN ANJURAN
1. Tata Guna Lahan
Pada umumnya panduan tata guna lahan pada
blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk jasa
Perdagangan yang berupa Rumah Toko dan
pasar.
Fungsi pengembangan penunjang untuk
aktivitas jasa, seperti penyediaan jasa foto
copy, ATK.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan
Sistem parkiryang diterapkan yaitu sistem
parking lot yang ditempatkan di badan jalan
dengan jumlah yang dibatasi.
Kendaraan umum merupakan transportasi
publik yang bersifat masal, seperti labi-labi
dan becak motor.
3. Tata Bangunan
Tampak bangunan
Orientasi
bangunan
harus
menghadap ke jalan.
Atap bangunan dianjurkan berupa
atap miring dan memperhatikan
keserasian
dengan
bangunan
disekitarnya.
Bangunan harus memperhatikan
kesehatan penghuni seperti sirkulasi
udara, pencahayaan dan peraturan
28
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
dalam
Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat
membantu membentuk suasana wajah
jalan.
Tata Hijau
- Penambahan vegetasi dalam pot pada
blok ini karena kurangnya vegetasi
dikawasan ini.
5. TataInformasi dan Reklame
Tata Informasi (Signage)
Signage berupa nama bangunan dapat
dipasang di fasade/muka bangunan,
antara bagian atas lantai dasar hingga
29
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
30
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
BLOK A5
SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan
Perdagangan, Jasa, pertahanan dan keamanan dan
peribadatan.
2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan
menambahkan guna lahan penunjang berupa guna
lahan jasa yang terkait dengan fungsi utama.
: Sungai
ATURAN WAJIB
1.
2.
Gb. Simulasi
4.
5.
6.
ATURAN ANJURAN
31
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
1.
2.
3.
4.
Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat
membantu membentuk suasana
32
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
wajah jalan.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat
dilakukan di halaman dengan jarak
penanaman sekitar 5 meter.
5.
Perancangan
penanda
harus
terintegrasi
dengan
arsitektur
bangunan.
6.
Reklame
Bentuk reklame dan papan informasi
harus terintegrasi dengan arsitek
bangunannya.
Reklame hanya diperkenankan pada
lokasi tertentu.
Pemasangan
reklame
harus
memperhatikan faktor keselamatan
dan keamanan.
Prasarana Lingkungan (Utilitas)
Kriteria saluran drainase sepanjang jalan
kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan
terkait dengan system drainase di
33
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
seluruh kawasan
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya
Lebar saluran minimal disesuaikan
dengan prasarat jalan kolektor,
saluran
harus
tertutup
dengan
manhole atau lubang kontrol tertutup
yang bisa diangkat bila sewaktu-waktu
diperlukan.
Manhole diberi cat atau dilapis
kembali agar menambah nilai estetika.
TPS Wajib ada di beberapa tempat yang
memungkinkan.
Hidran
Pemadam
Kebakaran
ditempatkan setiap
jarak 50m pada
lokasi yang strategis dan mudah dicapai.
34
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan
perdagangan dan jasa, sungai dan Ruang Terbuka
Non Hijau (RTNH).
2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan
menambahkan guna lahan penunjang berupa
fasilitas penunjang untuk sungai.
Gb. Simulasi
ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : perdagangan, sungai dan
RTNH
2. Guna Lahan :
ATURAN ANJURAN
35
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Perancangan
terintegrasi
bangunan.
5.
6.
penanda
dengan
harus
arsitektur
Reklame
Bentuk reklame dan papan informasi
harus
terintegrasi
dengan
arsitek
bangunannya dan menggunakan ornamen
khas Aceh.
Pemasangan reklame harus mengikuti
peraturan perda yang berlaku, seperti
lebar rekalme tidak melebihi batas trotoar.
Perabot Jalan (street furniture)
Lampu penerangan jalan dengan ornamen
khas Aceh.
Penerangan pejalan kaki
Penerangan bangunan
Penempatan tempat sampah
Bangku
taman
dengan
desain
yang
ditambahkan dengan ornamen khas Aceh.
Ruang Terbuka dan Tata Hijau
Ruang Terbuka
- Ruang terbuka ditata untuk kepentingan
kegiatan masyarakat dan kegiatan
37
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
sosialisasi.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat dilakukan
di antara batas trotoar dan jalan dengan
jarak penanaman sekitar 5 meter atau
disesuaikan dengan kondisi setempat.
- Penataan tanaman semak disepanjang
tepian sungai.
7.
8.
38
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
memungkinkan.
Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkan
setiap jarak 50m pada lokasi yang strategis
dan mudah dicapai.
39
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
ATURAN WAJIB
Gb. Simulasi
3.
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai
4.
5.
6.
ATURAN ANJURAN
1.
40
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
2.
3.
Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat
membantu membentuk suasana wajah
jalan.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat dilakukan
di halaman dengan jarak penanaman
sekitar 5 meter.
- Penataan
tanaman
semak
disepanjang tepian sungai.
5.
41
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
42
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
BLOK A8
SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan sarana
pelayana umum.
2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan
menambahkan guna lahan penunjang.
ATURAN WAJIB
1.
2.
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai
Gb. Simulasi
3.
4.
5.
6.
KDB : 60%
KLB :1,2
Jumlah Lantai Bangunan : 3 lantai
GSB : 2-4 m
ATURAN ANJURAN
1.
43
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
2.
3.
Untuk
pengembangan
atau
penambahan
pembangunan
fasilitas
kesehatan
dianjurkan
kearah vertikal.
Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan
Pencapaian kelokasi blok A8, relatif
mudah karena dikelilingi oleh jalan
yg biasa dilalui oleh kendaraan roda
4.
Tata Bangunan
Tampak bangunan
4.
Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan
dapat membantu membentuk
suasana wajah jalan.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat
dilakukan di halaman dengan
jarak penanaman sekitar 5
44
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
meter.
- Penataan tanaman semak
disepanjang tepian sungai.
5.
45
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan
peruntukan khusus dan RTH.
2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan
menambahkan guna lahan penunjang.
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai
Gb. Simulasi
ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : peruntukan
khusus dan RTH
2. Guna Lahan :
Utama : perumahan militer
Penunjang : RTH dan
perdagangan dan jasa
3. KDB perumahan militer : 60%
4. KLB perumahan militer :1,2
5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
6. GSB : 4 m
ATURAN ANJURAN
1. Tata Guna Lahan
Pada umumnya panduan tata guna
lahan pada blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk
perumahan militer.
Fungsi jasa pelayanan yang
mendukung
fungsi
kawasan
dianjurkan pada lantai dasar (dan
atau lantai dua) yang menghadap
ke jalur pejalan kaki.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan
46
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
3.
4.
Orientasi
dan
tampak
bangunan disesuaikan dengan
konsep kawasan perumahan
militer.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan
seperti
sirkulasi
udara,
pencahayaan dan peraturan
lainnya yang tercantum dalam
peraturan bangunan.
Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan
dapat membantu membentuk
suasana wajah jalan.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat
dilakukan di halaman dengan
jarak penanaman sekitar 5
meter.
5.
47
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
48
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
ATURAN WAJIB
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai
Gb. Simulasi
ATURAN ANJURAN
1. Tata Guna Lahan
Pada umumnya panduan tata guna lahan
pada blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk
perumahan dengan kepadatan tinggi.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan
Pencapaian kelokasi blok A10, relatif
mudah karena dikelilingi oleh jalan yg
biasa dilalui oleh kendaraan roda 4.
Pada blok ini tidak terlewati oleh
49
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
3.
4.
Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat
membantu membentuk suasana
wajah jalan.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat
dilakukan di halaman dengan
jarak penanaman sekitar 5
meter.
50
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
- Penataan
tanaman
semak
disepanjang tepian sungai.
5.
51
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
SIMULASI
KEYPLAN
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan
dengan guna lahan saran pelayanan umum,
ruang terbuka hijau (RTH) dan area cagar
budaya.
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai
pusat pariwisata dan jiarah, maka penataan
blok ini dirancang dengan mempertimbangkan
kenyamanan sirkulasi, aksen kawasan,
ketersediaan lahan parkir yang memadai dan
tetap berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.
ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : Ruang terbuka hijau,
sarana dan pelayanan umum .
2. Guna Lahan :
Utama : Ruang terbuka hijau
Penunjang : Sarana pelayanan umum, area
cagar budaya dan RTH (ruang terbuka hijau)
3.
4.
5.
6.
Gb. Simulasi
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai
52
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Orientasi dan
tampak bangunan
disesuaikan dengan keadaan sekitar.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan penghuni seperti sirkulasi
udara, pencahayaan dan peraturan
lainnya yang tercantum dalam peraturan
bangunan.
Untuk
bangunan
cagar
budaya
menggunakan ornament khas Aceh.
Jenis rumah
pada blok ini
sebaiknya
menggunaka
n jenis rumah
panggung
atau lantai dasar rumah dibuat naik
setinggi batas maksimal air saat banjir.
4. Struktur Bangunan
53
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
54
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
SIMULASI
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : perumahan
2. Guna Lahan :
Utama : perumahan
Penunjang : masjid dan cagar budaya.
3. KDB : 60%
4.
5.
6.
KLB : 1,2
Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
GSB : 6
ATURAN ANJURAN
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai
Gb. Simulasi
55
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
3.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan penghuni seperti sirkulasi
udara, pencahayaan dan peraturan
lainnya yang tercantum dalam peraturan
bangunan.
Jenis rumah
pada blok
ini
sebaiknya
menggunak
an
jenis
rumah
panggung atau lantai dasar rumah
dibuat naik setinggi batas maksimal air
saat banjir.
Untuk bangunan yang ada disekitar
pinggiran sungai diwajibkan berorientasi
menghadap sungai, sehingga tidak
membelakangi sungai.
4. Struktur Bangunan
Struktur yang digunakan menggunakan
struktur khusus yang sesuai dengan
kondisi lahan setempat.
5. Ruang Terbuka dan Tata Hijau
Ruang Terbuka
- Halaman muka
bangunan
dapat
56
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
57
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukan sebagai blok kawasan
perumahan.
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai
kawsan perumahan, maka penataan blok ini
dirancang dengan mempertimbangkan
kenyamanan sirkulasi.
Gb. Simulasi
ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : perumahan
2. Guna Lahan :
Utama : Fasilitas : perumahan
Penunjang : perdagangan dan jasa, sungai
3. KDB : 60%
4. KLB perumahan : 1,2
KLB perdagangan dan jasa : 1,4
5. Jumlah Lantai Bangunan perumahan : 2
lantai
Jumlah Lantai Bangunan perdaganan : 4
lantai
6. GSB perumahan : 2
GSB perdagangan dan jasa : 4
ATURAN ANJURAN
1.
58
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
2.
3.
4.
5.
6.
59
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Reklame
60
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
SIMULASI
KEYPLAN
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan
Perdagangan dan jasa.
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai
pusat perdagangan dan jasa, maka penataan
blok ini dirancang dengan mempertimbangkan
kenyamanan sirkulasi dan ketersediaan lahan
parkir yang memadai.
Gb. Simulasi
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai
ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : Perdagangan dan Jasa
2. Guna Lahan :
Utama : Fasilitas Perdagangan dan jasa
Penunjang : perkantoran
3.
4.
5.
6.
KDB : 70%
KLB : 1,4
Jumlah Lantai Bangunan : 4 lantai
GSB : 4
ATURAN ANJURAN
61
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat
membantu membentuk suasana wajah
jalan.
Tata Hijau
- Penambahan vegetasi dalam pot pada
blok ini karena kurangnya vegetasi
dikawasan ini.
5. TataInformasi dan Reklame
Tata Informasi (Signage)
Signage berupa nama bangunan dapat
dipasang di fasade/muka bangunan, antara
bagian
atas
lantai
dasar
hingga
pertengahan lantai kedua.
Perancangan
terintegrasi
bangunan.
penanda
dengan
harus
arsitektur
62
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Reklame
Bentuk reklame dan papan informasi
harus
terintegrasi
dengan
arsitek
bangunannya dan menggunakan ornamen
khas Aceh.
Pemasangan
reklame
harus
memperhatikan faktor keselamatan dan
keamanan.
Pemasangan reklame harus mengikuti
peraturan perda yang berlaku, seperti
lebar rekalme tidak melebihi batas trotoar.
Tidak menutupi muka bangunan.
6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)
Kriteria saluran drainase sepanjang jalan
kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan terkait
dengan system drainase di seluruh
kawasan
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya
Lebar saluran minimal disesuaikan
dengan prasarat jalan kolektor, saluran
harus tertutup dengan manhole atau
lubang kontrol tertutup yang bisa diangkat
bila sewaktu-waktu diperlukan.
Manhole diberi cat atau dilapis kembali
agar menambah nilai estetika.
TPS Wajib ada di beberapa tempat yang
memungkinkan.
Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkans
63
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
KEYPLAN
1.
2.
ATURAN WAJIB
1.
2.
3.
Gb. Simulasi
4.
5.
6.
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai
64
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
ATURAN ANJURAN
1. Tata Guna Lahan
Pada umumnya panduan tata guna lahan
pada blok ini adalah:
Fungsi
utama
untuk
kawasan
perdagangan dan jasa.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan
Sistem parkiryang diterapkan yaitu
sistem parking lot yang ditempatkan di
badan jalan dengan jumlah yang
dibatasi.
Kendaraan
umum
merupakan
transportasi publik yang bersifat masal,
seperti labi-labi dan becak motor.
3. Tata Bangunan
Orientasi bangunan pertokoan harus
menghadap ke jalan.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan seperti sirkulasi udara,
pencahayaan dan peraturan lainnya
yang tercantum dalam peraturan
bangunan.
4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau
Ruang Terbuka
65
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
66
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
67
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
BAB IV
RENCANA PROGRAM DAN TAHAP PELAKSANAAN
Dalam rangka implementasi Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh
direncanakan selesai dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun, dengan pentahapan progres
penyelesaian setiap 5 (lima) tahun. Untuk tahap kesatu atau di 5 (lima) tahun pertama,
pelaksanaan penanganan pelestarian adalah untuk kawasan pusaka prioritas Peunayong dan
Kawasan Gampong Pande yang meliputi lokasi blok-blok sebagai berikut:
(1) Kawasan Peunayong
a) Blok A2 Kawasan Pusat inti pecinaan dan perdagangan dan jasa (kuliner dan
suvenir);
b) Blok A6 Kawasan Perdagangan dan jasa (water front City) sebagai bagian aset
pusaka
(2) Kawasan Gampong Pande
a) Blok B1 Kawasan bersejarah, cagar budaya, wisata dan permukiman;
b) Blok B2 Kawasan permukiman dan campuran sebagai kawasan pengembangan
c) Blok B3 Kawasan Perdagangan dan jasa sebagai kawasan penyangga
Rencana pelaksanaan penataan kawaasan pusaka Kota Banda Aceh disusun berdasarkan
program dan kegiatan, serta berdasarkan urgensinya. Tahapan pembangunan program jangka
menengah ini dipilih untuk dilaksanakan dalam masa lima tahun (tertuang pada tabel).
68
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Tabel Rencana Pelaksanaan Penataan dan Pelestarian Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
City Wide
Satuan
ls
APBD
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
2015
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Pemerintah
Pusat
Masyarakat
City Wide
ls
APBN
Pembuatan/Penyusunan
Klasifikasi Bangunan Aset
Pusaka/ Cagar Budaya
City Wide
ls
APBN
Penetapan Klasifikasi
Bangunan Aset Pusaka/
Cagar Budaya
City Wide
ls
APBN
69
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
Satuan
2015
Penelitian Arkeologi
Kawasan
Gampong
Pande
ls
APBN
ls
APBN /
APBD
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Pemerintah
Pusat
Masyarakat
Kawasan jalan
utama (mulai
dari simpang
lima hingga
Monumen
Simpang
Mesra;
Kopelma,;
Penyusunan RTBL
Kawasan Pusaka
Kawasan
Jalan Utama
(Simpang Jam
hingga
simpang tiga
sepanjang Jl.
T. Umar &
Ketapang);
Kawasan
Waterfront
(dari
Peunayong
hingga
TPI/Lampulo);
Kawasan
70
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
Satuan
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
2015
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Masyarakat
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
Pemerintah
Pusat
Waterfront
(dari
Peunayong
hingga
Jembatan
Pante Pirak
Pengembangan UKM
6 (Enam)
Kawasan
Pusaka
Prioritas
ls
Kawasan Kota
Lama
(termasuk
kawasan
Peunayong
dan Kawasan
Gampo Pande
ls
APBD
APBN
Kajian
pengembangan
acara dan kegiatan bagi
keberlangsungan
pariwisata kota pusaka
Kawasan
Waterfront
(dari
Peunayong
hingg
jembatan
ls
APBD
71
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
Satuan
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
2015
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Pemerintah
Pusat
Masyarakat
Pante Pirak)
Kota Banda
Aceh
ls
APBD
Kota Banda
Aceh
ls
APBD
Kota Banda
Aceh
ls
Kota Banda
Aceh
ls
Kota Banda
Aceh
ls
APBD
APBD
APBD
72
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
Satuan
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
2015
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Pemerintah
Pusat
Masyarakat
Pembuatan sistem
informasi wisata secara
online dan promosi wisata
Kota Banda
Aceh
ls
Keikutsertaan dan
partisipasi dalam acara
promosi kota pusaka
lainnya di daerah lainnya
Kota Banda
Aceh
ls
Kota Banda
Aceh
II
2.1
KAWASAN PEUNAYONG
Penyusunan Peraturan
Zonasi
Kawasan
Peunayong
ls
ls
APBD
APBD
APBD
APBD
73
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
Satuan
2015
Kawasan
Peunayong
ls
APBD
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Pemerintah
Pusat
Masyarakat
Pedestrian di Kawasan
Peunayong
Pengembangan Intensif
Fisik Kawasan
Kawasan
Peunayong
Kawasan
Peunayong
ls
APBD
APBD
Perencanaan dan
C
Kaki/Pedestrian dan
Saluran Drainase sekitar
Blok A 1
APBD
Blok A 1
APBD
Jalan Kartini
Pembangunan Pejalan
2
Kaki/Pedestrian dan
Saluran Drainase sekitar
Jalan Kartini
74
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
Satuan
2015
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
Penghijauan sepanjang
3
Pedestrian Mall
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Pemerintah
Pusat
Masyarakat
APBD
APBD
Blok A 1
Blok A 1
ls
Blok A 1
APBD
Blok A 6
Blok A 6
Blok A 6
unit
(Penayong Walk)
Melengkapi Street
Furniture ( tempat
4
untuk mendukung
Pedestrain Mall
APBD
APBD
APBD
(Penayong Walk )
BLOK A-6
DED Pejalan
1
Kaki/Pedestrian dan
Saluran Drainase
Pembangunan Pejalan
Kaki/Pedestrian dan
Saluran Drainase sekitar
Jalan Kartini
75
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
Satuan
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
2015
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Pemerintah
Pusat
Masyarakat
terbuka
Melengkapi Street
Furniture ( tempat
4
sampah, tempat
duduk/Bangku taman,
Blok A 6
unit
Blok A 6
APBD
untuk mendukung
Pedestrain Mall (
APBD
Penayong Walk )
2.2
Penyusunan Peraturan
Zonasi
Kawasan
Gampong
Pande
Kawasan
Gampong
Pande
Ls
Ls
APBD
APBD
76
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
Satuan
2015
Pedestrian di Kawasan
Gampong Pande
Pengembangan Intensif
Fisik Kawasan
Kawasan
Gampong
Pande
Kawasan
Gampong
Pande
ls
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
APBD
APBD
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Pemerintah
Pusat
Masyarakat
Perencanaan dan
C
B-1
APBD
B-1
paket
APBD
Peningkatan Jalan
Lingkungan menuju
Komplek makam yang di
jadikan Herritage Trail.
B-1
APBD
B-1
paket
APBD
Penyusunan DED
Landmark/Tugu Untuk
Kawasan Makam Raja
77
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
Satuan
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
2015
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Pemerintah
Pusat
Masyarakat
raja.
5
Pembangunan Komplek
Makam Gampoeng Pande
B-1
ls
APBD
B-1
paket
APBD
Pembangunan selter
angkutan umum
B-1
B-1
B-1
1
0
B-1
1
1
Pembangunan
Gate/Gerbang untuk
memasuki kawasan wisata
Gampoeng Pande
B-1
paket
paket
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
78
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
Satuan
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
2015
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
1
3
Pembuatan Saluran
Drainase
B-1
1
4
B-1
Unit
APBD
1
5
B-1
Unit
APBD
1
6
B-1
Unit
APBD
1
7
B-1
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Pemerintah
Pusat
Masyarakat
BLOK B-2
1
B-2
Peningkatan Jalan
Lingkungan menuju
Komplek makam yang di
jadikan Herritage Trail.
B-2
B-2
paket
79
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
Satuan
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
2015
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Pemerintah
Pusat
Masyarakat
tsunami
Pembangunan area
percontohan bangunan
panggung sebagai salah
satu penanganan bencana
tsunami
B-2
Revitalisasi Kawasan
Tepian Sungai Krueng
Aceh
B-2
B-2
Pembuatan Saluran
Drainase
B-2
B-2
Unit
APBD
B-2
Unit
APBD
1
0
B-2
Unit
APBD
1
1
B-2
m2
APBD
ls
APBD
APBD
APBD
APBD
80
Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN
No
Lokasi
Satuan
2015
1
1
Pembuatan Saluran
Drainase tertutup
B-2
m2
APBD
Swasta /
Masyarakat
Pemerintah Daerah
Sumber
Biaya
2016
2017
2018
2019
Dinas
PU
Kota
Bappeda
Kota
Dinas
Pertamanan
Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata
Swasta
Pemerintah
Pusat
Masyarakat
BLOK B-3
1
B-3
Pembuatan sandaran
perahu wisata/dermaga
B-3
unit
APBD
Pembuatan selter
angkutan wisata
B-3
unit
APBD
Revitalisasi Kawasan
Tepian Sungai Krueng
Aceh
B-3
APBD
Peningkatan dan
pemeliharaan Kawasan
masjid dan makam
B-3
APBD
Peningkatan jalan
lingkungan
B-3
APBD
APBD
81