Вы находитесь на странице: 1из 81

Executive Summary

Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan limpahan pusaka yang bernilai tinggi, beragam
dan unik, tersebar dan dapat ditemui diseluruh pelosok tanah air baik secara kasat mata
ataupun dalam jiwa. Berdasarkan segi kepentingan dan luas pengaruhnya Indonesia memiliki
pusaka kota, propinsi, nasional dan dunia. Berdasarkan jenisnya, pusaka terdiri atas pusaka
alam, pusaka budaya dan gabungan keduanya yaitu pusaka saujana. Adapun secara fisik,
pusaka dapat terbagi atas pusaka bendawi (tangible heritage) dan pusaka non bendawi
(intangible heritage).
Keberagaman dan banyaknya pusaka yang dimiliki Indonesia saat ini memerlukan perhatian dan
penanganan yang lebih intensif dan berkelanjutan. Banyak ragam pusaka bendawi tak bergerak
seperti bangunan rumah tradisional, candi, keraton maupun bendawi bergerak seperti
kendaraan tradisional dibiarkan terbengkalai, dilupakan dan akhirnya punah dan musnah. Hal ini
juga terjadi pada pusaka non bendawi, dimana banyak bahasa, tarian, adat istiadat kita yang
mulai ditinggalkan sehingga dilupakan dan hilang. Rusak, hilang dan musnahnya pusaka bisa
disebabkan oleh ulah manusia, namun juga tidak jarang disebabkan oleh alam, baik melalui
bencana alam, maupun akibat iklim.
Pemerintah, masyarakat, pemerhati pelestarian, hingga pihak swasta sebenarnya sudah mulai
menunjukkan kepeduliannya akan upaya melestarikan pusaka Indonesia. Namun tidak jarang
penanganannya masih bersifat lokal dan belum banyak yang sejalan bahkan mendukung arah
perkembangan kota yang dinamis, sehingga pusaka tersebut belum berkaitan dengan kekinian.
Terkait dengan kondisi ini, tidak dapat dipungkiri bahwa upaya pelestarian saja tidak cukup.
Perlu pengayaan jangka panjang untuk berbagai kepentingan perkembangan peradaban
manusia, ekonomi, pendidikan dan penelitian. Sebuah pekerjaan besar untuk mewujudkan kotakota pusaka di Indonesia agar dapat menjadi kota pelestari peradaban (world heritage cities).
Pemerintah kota harus dapat bekerjasama dengan komunitas pusaka, dunia usaha dan
perguruan tinggi setempat serta terus berkomitmen mengawinkan potensi masa lalu, di mana
landmark yang unik serta nafas tradisi harus tetap dipertahankan menjadi ruhnya, untuk
kemudian ditransformasikan di era kekinian dalam suatu sustainable urban development.
Adanya kebutuhan untuk pelestarian dan penataan akan aset-aset pusaka ini sejalan dengan
Undang-udang (UU) No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yang menguraikan bahwa
cagar budaya yang berkembang merepresentasikan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud
pemikiran dan perilaku kehidupan manusia. Hal ini penting artinya bagi pemahaman dan
pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan. Upaya pelestarian ini sebaiknya
diwujudkan dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana yang diamanatkan dalam UU
No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan
penataan ruang harus memperhatikan berbagai aspek, termasuk nilai budaya yang terkandung
dalam kawasan bersejarah. Dalam lingkup yang lebih mikro, upaya pelestarian ini juga perlu
dilakukan terhadap bangunan gedung dan lingkungan yang ditetapkan sebagai cagar budaya,
sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Merujuk pada amanat peraturan perundangan tersebut, maka penanganan suatu kota yang
diarahkan atau memiliki potensi sebagai kota pusaka harus dilakukan secara sistemik dan utuh
dalam lingkup kota sampai dengan lingkup bangunan gedung dan lingkungannya. Untuk dapat
mewujudkan kondisi ini diperlukan suatu arahan penanganan yang komprehensif skala kota
yang dapat menjadi payung perencanaan sampai dengan skala bangunan dan lingkungannya.
Dalam kerangka kebijakan pembangunan kota secara keseluruhan, arahan pengembangan
skala kabupaten/kota dan penataan skala kawasan akan menjadi dasar penyusunan
perencanaan detail skala kawasan, termasuk di dalamnya dalam proses penyusunan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) kawasan strategis Kota Pusaka. Terkait dengan
kebutuhan ini, maka Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun anggaran 2014 ini memfasilitasi upaya
pelestarian dan penataan kota pusaka tersebut dalam kegiatan Penyusunan Rencana Penataan
Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh.

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

1.2 Maksud, Tujuan Dan Sasaran


1.2.1 Maksud Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh ini
diselenggarakan dengan maksud untuk memberikan arahan bagi kota dalam melakukan
penataan dan pelestarian kawasan yang ditetapkan sebagai aset pusaka secara utuh dan
komprehensif.
1.2.2 Tujuan Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh ini
diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan dokumen pengembangan untuk penataan
dan pelestarian kota pusaka, baik untuk skala kota kawasan maupun bagian kawasan yang
disertai dengan arahan pembangunan yang menjadi panduan dalam implementasi.
1.3 Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan ini adalah:
a. Tersusunnya arah pelestarian kota pusaka dan rencana penataan skala kawasan hingga
bagian kawasan;
b. Tersusunnya Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dengan tema
pelestarian yang dapat digunakan sebagai panduan dalam penyelenggaraan bangunan
gedung dan lingkungan pada kawasan pusaka; serta
c. Tersusunnya Rancangan Peraturan Walikota (Raperwal) tentang Rencana Penataan
Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh.
1.3.1 Sasaran Pelaku
Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan produk yang dapat mendorong beragam pihak
untuk bersama-sama mewujudkan kota pusaka yang berkarakter. Adapun pihak yang
diharapkan dapat melaksanakannya adalah:
- Pemerintah Pusat;
- Pemerintah Kota;
- Pihak swasta dan investor;
- Pemerhati dan komunitas pelestarian;
- Arsitek maupun penggiat pelestarian;
- Akademisi;
- Pemilik lahan dan atau pemilik bangunan di lokasi penanganan
1.4 Lokasi Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh ini
diselenggarakan di Kota Banda Aceh yang di dalamnya meliputi kawasan-kawasan pusaka
sebagai berikut:
a. Kawasan Penayong Kelurahan Penanyong Kecamatan Kuta Alam
b. Kawasan Pendopo dan sekitarnya Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Baiturrahman
c. Kawasan Makam Syahkuala Kecamatan Syahkuala
d. Kawasan Gampong Pande Kecamatan Kuta Raja
Kecamatan
1.

Kecamatan Kuta Alam

Kawasan
Kawasan
Penayong

Penayong

Aset Pusaka / Cagar Budaya


Kelurahan

a. Pusaka Alam :

Kawasan Penayong

a. Pusaka Alam :

Pantai Krueng Aceh

b.
2. Kecamatan Baiturahman

3. Kecamatan Syiahkuala

4. Kecamatan Kuta Raja

Pusaka Budaya
Ragawi :

c. Pusaka Saujana :

Mesjid Raya Baiturrahman, makam Sultan Iskandar Muda,


komplek makam raja dinasti Bugis, Komplek makam Kandang
Meuh, makam Meurah Pupok, Komplek makam Sultan jamalul
Alam, Komplek makam Kandang VII, Komplek makam Sultan
Ibrahim Mansyur Syah, Gunongan, Kher Khof, Pinto Khop,
Taman Putoe Phang, Taman Sari.

Kawasan Pendopo dan sekitarnya Kelurahan Kampung Baru

K
aKawasan makam Syiahkuala

Kawasan Gampong Pande

Pendopo Gubernur, Lonceng Cakra Donya, Gedung De


Javasche, Gedung Central Telpon Belanda, Tower Air Belanda

a. Pusaka Alam :

Pantai Alue Naga, pantai Syiah Kuala

b. Pusaka Saujana :

Makam Syiah Kuala

a. Pusaka Alam :

Pantai Gampong Jawa & Gampong Pand

b. Pusaka Saujana :

Mesjid dan makam Tengku Dianjong, Komplek makam Tuan


Dikandang, Komplek makam raja-raja Gampo Pande, komplek
makam Putroe Ijo.

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Lokasi Kegiatan RPKP Kota Banda Aceh

Kec. Syah Kuala

Kec. Kuta Alam

Kec. Kuta Raja

Kec. Baiturrahman

Lokasi Kawasan Pusaka Prioritas RPKP Kota Banda Aceh

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

BAB II
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
Penanganan aset pusaka bisa dibedakan berdasarkan skala geografis aset sebagai berikut:
1. Kota sebagai aset pusaka.
2. Kawasan sebagai aset pusaka
3. Bangunan atau lingkungan sebagai aset pusaka.
Kota secara city wide bisa dianggap sebagai entitas aset pusaka yang utuh. Hal ini didasarkan
pada pengertian bahwa kota secara sejarah juga merupakan entitas yang utuh. Kawasan
sebagai bagian dari kota juga bisa dianggap sebagai entitas yang utuh. Dengan demikian dalam
sebuah kota akan terdapat beberapa kawasan prioritas sebagai objek atau aset pusaka yang
utuh. Lingkungan dalam kesempatan ini dianggap sebagai bagian dari kawasan. Degan
demikian sebuah lingkungan yang mempunyai sejarah yang utuh juga bisa dianggap sebagai
aset pusaka dalam skala lingkungan. Bangunan atau objek nir fisik lainnya yang terdapat dalam
suatu kawasan juga bisa mempunyai sejarah yang utuh sehingg bisa juga ditetapkan sebagai
aset pusaka dalam skala yang lebih kecil dari lingkungan, misalnya bangunan. Pada tiap skala,
aset pusaka bisa mempunyai permasalahan, isu-isu strategis yang dapat dijadikan dasar bagi
penyelesaian masalah yang dihadapi oleh masing-masing aset pusaka.
2.1 Permasalahan dan Isu Strategis Skala Kota (City Wide)
Permasalahan :
Tema aset pusaka yang ada di Kota Banda Aceh beragam, tidak satu tema sentral seperti kotakota lainnya (Kota Pendidikan, kota peristirahatan, kota sebagai historic-mining-town,dll) yang
dapat digunakan untuk mengikat pembangunan sebuah kota.
Tema aset pusaka Banda Aceh tidak satu (tema kerajaan Islam yakni Kesultanan Darud Dunya;
tema kota pendidikan; tema Kolonial, tema awal kemerdekaan; tema kejadian tsunami),
sehingga tidak mudah untuk menentukan satu tema yang kuat untuk mengendalikan aset
pusaka sebuah kota.
Isu Strategis :
1. Dengan penduduk yang dominan beragama Islam, dengan semangat patriotism yang telah
menandai rakyat Aceh sepanjang zaman, tema Kesultanan dan Islami bisa dikatakan paling
mudah untuk diterima oleh masyarakat kota.
2. Peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya aset pusaka dan pelstariannya
di kalangan masyarakat Aceh setelah tsunami 2004 juga dapat dianggap salah satu isu
strategis yang bisa dianggap sebagai momentum untuk pelestarian aset pusaka kota.
Terlepas dari kompleksitas tema yang harus ditetapkan bagi kota Banda Aceh, pada saat ini
bisa dipastikan bahwa Kota Banda Aceh adalah kota pusaka yang harus dilestarikan.
Melihat kompleksitas tersebut, diusulkan agar tidak menetapkan satu tema untuk melestarikan
kota Banda Aceh. Oleh karena itu usulan penangan kota Banda Aceh sebagai aset pusaka lebih
diarahkan untuk membentuk suatu pranata yang bisa mewadahi semua tema yang ada.
2.2 Permasalahan dan Isu Strategis Skala Kawasan
Permasalahan :
1. Pelestarian aset pusaka juga tidak bebas dari keberpihakan kultural. Sebagai contoh, secara
tidak sadar, stake holder di kota Banda Aceh lebih cenderung melestarikan aset pusaka yang
terkait dengan sejarah Kesultanan Aceh Darussalam dari pada aset pusaka yang terkait
dengan sejarah kolonial Belanda.
2. Belum berkembangnya pranata legal dan fasilitas yang dibutuhkan untuk memproteksi
(kelembagaan, pranata, pembangunan) aset. Tanpa pranata legal yang lengkap Pemerintah
Daerah tidak mempunyai dasar legal untuk memerintahkan masyarakat agar mau
melestarikan aset pusaka yang ada dalam kepemilikannya.
3. Kasus konflik antara kepentingan pembangunan dengan usaha pelestarian aset pusaka.
4. Pemahaman karakteristik aset yang masih perlu dikembangkan dan didalami (oleh seluruh
stake holder, masyarakat dan pemerintah).
Kategori stake holder yang juga mempunyai pemahaman yang relatif baik akan aset
pusaka yang ada di kota Banda Aceh tapi justru memanfaatkan pengetahuannya itu untuk
hal lain yang tidak berhubungan dengan usaha melestarikan aset pusaka yang ada.

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Kategori stake holder yang tidak tahu atau faham tentang aset pusaka tapi mempunyai
kepentingan tertentu terhadap aset tersebut.
Isu Strategis :
Dalam rangka melestarikan aset-aset pusaka ada beberapa isu strategis yang bisa dijadikan
dasar bertindak di kota Banda Aceh :
1. Sebelum bencana Tsunami 2004 ada studi tentang pengetahuan pelajar sekolah menengah
atas yang menyatakan bahwa pemahaman mereka tentang aset pusaka Aceh relatif rendah.
Dengan bencana Tsunami yang menghancurkan sebagian besar aset pusaka di Banda Aceh,
masyarakat mulai lebih sadar akan pentingnya aset pusaka kota. Sebagai contoh, sebelum
Tsunami tidak banyak yang tahu tentang betapa pentingnya situs Gampong Pande sebagai
cikal bakal Kerajaan Aceh Darussalam. Contoh lain lagi, setelah Tsunami muncul berbagai
lembaga yang mempunyai perhatian khusus kepada aset pusaka dan budaya Aceh pada
umumnya.
2. Meningkatnya perhatian masyarakat akan pentingnya aset pusaka yang ada di kota Banda
Aceh perlu dijadikan modal dasar bagi usaha untuk mensinergikan berbagai usaha untuk
melestarikan aset pusaka dengan perekonomian rakyat seluas dan sedalam mungkin.
Dengan demikian konflik yang mungkin timbul antara pelestarian aset pusaka dengan
livelihood masyarakat akan dikurangi. Usaha untuk menghubungkan usaha pelestarian aset
pusaka dengan ekonomi global bisa dilakukan melalui pengembangan sektor pariwisata. Hal
ini sangat logis karena aset pusaka sebagai bagian budaya bila dikelola dengan benar bisa
menjadi daya tarik agar wisatawan manca negara mau datang ke kota Banda Aceh.
3. Aset pusaka yang ada di kota Banda Aceh pada umumnya punya kaitan yang erat dengan
budaya Dunia. Paling sedikit aset-aset pusaka itu bisa dikaitkan dengan dua kebudayaan
besar. Pertama ialah kebudayaan Islam dan kedua ialah kebudayaan Barat. Dengan
demikian perhatian yang ada terhadap pentingnya aset budaya di kota Banda Aceh tidak
hanya bersifat lokal tapi juga menjadi perhatian nasional dan internasional. Perhatian kepada
aset-aset pusaka yang terkait dengan dua kebudayaan itu dapat juga meningkatkan daya
tarik bagi wisatawan yang berasal dari kedua kebudayaan itu.
2.3 Permasalahan dan Isu Strategis Skala Bangunan dan Lingkungan
Permasalahan :
1. Kondisi eksisting aset pusaka yang kurang atau tidak terawat.
2. Kondisi eksisting yang kurang mendukung pada kegiatan manusia.
3. Lokasi dan batas zonasi aset yang belum dipastikan dan ditetapkan secara resmi sebagai
zona pusaka.
4. Aset-aset umumnya belum ditetapkan secara resmi sebagai aset pusaka.
Umumnya kondisi aset-pusaka secara cukup lama terlihat kurang atau tidak terawat. Banyak
aspek kenapa aset kurang atau tidak terawat. Pertama ialah karena alasan ekonomi, yaitu relatif
dengan pendapatan yang ada, tidak punya cukup dana untuk melakukan perawatan. Kedua,
kesadaran akan perlunya melestarikan aset pusaka yang masih kurang diantara para stake
holder. Hal ini diperkuat dengan desakan ekonomi yang lebih kuat sehingga mengalahkan
pertimbangan perlunya akan pelestarian aset pusaka yang dikuasai oleh para stake holder.
Ketiga, bila dilihat dari aset yang dikuasai pemerintah, aset kurang terawat karena tidak adanya
tenaga yang terampil untuk merawat aset. Banyak aset pusaka yang dikuasai pemerintah
dirawat seadanya sehingga justru cenderung merusak aset tersebut. Sebagai contoh banyak
nisan di Gampong Pande (Cikal bakal Kota Banda Aceh) terlihat dirawat dengan kurang baik,
diplaster apa adanya, sehingga kondisi banyak nisan di kompleks itu bukan semakin terawat tapi
justru semakin rusak.
Agar bisa hidup dan menarik manusia mengunjungi suatu aset pusaka, diperlukan suatu fasilitas
pendukung yang memadai. Tidak cukup hanya ada tapi fasilitas itu harus secara fisik nyaman
digunakan oleh manusia. Banyak aset pusaka di kota Banda Aceh yang tidak menyediakan
fasilitas yang memadai bagi manusia.
Sebagai contoh, di Jalan A. Yani kondisi sistim pedestrian atau arkade yang sekarang ada di
kawasan itu tidak memadai. Selain sempit, elevasinya di bawah jalan, permukaan yang naik
turun, juga terputus-putus baik karena dimanfaatkan sebagai area dagang, juga maupun karena
pembangunan yang tak mengerti akan pentingnya menjaga kesinambungan fisik arkade.

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Untuk memberi kekuatan dan kepastian hukum terhadap sebuah aset pusaka, sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, pertama sekali aset tersebut
harus ditetapkan sebagai cagar budaya. Dengan demikian selain kepastian dan kekuatan hukum
aset pusaka tersebut dapat menikmati berbagai hak dan insentif dalam rangka pelestariannya.
Dengan sebuah penetapan pemerintah yang menyatakan bahwa sebuah aset pusaka adalah
cagar budaya, maka aset tersebut akan mendapat semua keuntungan hukum seperti
perlindungan secara hukum dari pihak-pihak yang hendak mencelakakan aset tersebut. Tapi
sebaliknya dengan penetapan itu, stake holder juga mendapat keuntungan dari kepastian
tentang hal-hal yang boleh ia lakukan terhdap aset yang ada dibawah kekuasaannya.
Isu Strategis :
Isu-isu strategis yang bisa dijadikan dasar yang baik bagi pelestarian aset pusaka pada skala
bangunan dan lingkungan adalah:
1. Keberadaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya harus dipandang
sebagai hal yang strategis bagi semua aset pusaka yang belum dan sudah ditetapkan secara
hukum sebagai Benda Cagar Budaya. Bagi yang sudah ditetapkan sebagai Benda Cagar
Budaya selanjutnya bisa menikmati berbagai insentif dan kompensasi finansial maupun nonfinansial yang diatur dalam undang-undang tersebut (lihat Pasal .1 ayat 11 dan 12, serta
Pasal 22 dan pasal 98, UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya).
2. Dari survei yang dilakukan dalam rangka menyelenggarakan pekerjaan ini bisa diketahui
banyak aset pusaka yang memenuhi syarat-syarat yang ada dalam Undang-undang Nomor
11 Tahun 2010 tentang Bangunan Cagar Budaya untuk bisa ditetapkan sebagai Benda Cagar
Budaya. Sebagai contoh, kecuali yang menyangkut Tsunami 2004, semua aset pusaka yang
disurvei telah berumur lebih dari 50 tahun dan bisa mewakili suatu masa perkembangan
sejarah Aceh maupun Nasional, bahkan Internasional (Pasal 42, 43 dan 44 UU No. 11 Tahun
2010 tentang Cagar Budaya).
3. Selain penetapan aset pusaka sebagai benda cagar budaya, Undang-undang Nomor 11
tahun 2010 tentang Cagar Budaya juga mengatur tentang kegiatan pemeliharaan,
pemugaran, pengembangan, revitalisasi, adaptasi, pemanfaatan dan perbanyakan aset
pusaka yang berupa benda cagar budaya. Masalahnya di daerah seperti Banda Aceh sumber
daya manusia yang mempunyai kemampuan profesional untuk melaksanakan semua
kegiatan tersebut masih sangat terbatas.
4. Syariah Islam dan sentimen yang tinggi kepada masa kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam
hendaknya tidak dijadikan dasar yang mengurangi keaneka ragaman aset budaya. Perlu
diperhatikan bahwa keaneka ragaman karakteristik aset pusaka di kota Banda Aceh itu
sangat tinggi sehingga pengembangannya perlu dibuat seterbuka mungkin dan harus bisa
mewadahi berbagai tema budaya yang pada suatu saat dalam sejarah yang menyentuh kota
Banda Aceh.

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

BAB III
RENCANA PENATAAN KAWASAN PUSAKA (RPKP)
3.1 Visi Dan Misi
Visi Pelestarian Kota Pusaka Banda Aceh :
Menjadikan Kota Banda Aceh sebagai Kota Indah Penuh Sejarah, Kota Tua Pusaka Raja
yang memiliki keunggulan daya tarik wisata melalui penerapan nilai-nilai Islami.
Misi Kota Pusaka Banda Aceh :
(1) Pengembangan dan penataan kawasan kota tua (old town) sesuai arahan dalam RTRW
Kota, menjadi pusat kawasan jasa dan perdagangan yang terintegrasi dengan wisata
pinggiran sungai (waterfront city) dengan tetap mempertahankan ciri khas tradisionalnya;
(2) Pengembangan kota baru sebagai solusi untuk mengimbangi desakan pembangunan dan
pertumbuhan kota;
(3) Penerapan secara tegas aturan penggunaan lahan dan kawasan;
(4) Re-vitalisasi kawasan strategis untuk melestarikan peninggalan cagar budaya;
(5) Menggalakkan studi dan penggalian dokumen sejarah;
(6) Meningkatkan kapasitas dan peran masyarakat dalam upaya pelestarian melalui berbagai
upaya pelibatan langsung dan tidak langsung.
3.2 Rencana Penanganan Kawasan Pusaka
3.2.1 Rencana Penanganan Aset Pusaka Skala Kota (City Wide)
Dalam skala city-wide akan diusulkan beberapa penanganan yang diberlakukan untuk semua
kawasan di kota Banda Aceh. Penanganan yang bersifat city-wide meliputi pengembangan
beberapa aspek legal sebagai berikut:
1) Pendataan detail dan rinci untuk penentuan klasifikasi aset pusaka bangunan dan
lingkungan secara keseluruhan;
2) Pembuatan klasifikasi bangunan dan lingkungan. Usul ini hendaknya dilakukan dengan
segera. Berbagai usaha pembangunan akan sangat membutuhkan klasifikasi bangunan
sebagai dasar pembangunan.
3) Penetapan klasifikasi bagi aset pusaka bangunan dan lingkungan. Penetapan ini adalah
prose legislasi yang biasanya memakan waktu yang panjang. Oleh karena itu dua usul di
atas perlu dilakukan dengan segera.
Usulan di atas sebaiknya dilakukan secara linier, karena bila telah menjadi produk hukum,
klasifikasi aset pusaka bangunan dan lingkungan itu akan sulit perbaiki. Stake holder utama
semua penanganan ini adalah Pemda Kota Banda Aceh. Walaupun demikian pembuatan
klasifikasi itu harus mempertemukan pendekatan top-down dengan pendekatan bottom-up
sehingga pendapat berbagai stake holder lainnya juga sangat perlu untuk diperhatikan. Hanya
dengan cara itu klasifikasi bangunan dan lingkungan yang dihasilkan bisa difahami dan dalam
penerapannya tidak mengalami resitensi dari masyarakat.
3.2.2 Rencana Penanganan Aset Pusaka Kawasan Prioritas
Rencana penanganan Kawasan Prioritas Kota Tua/Lama adalah sebagai berikut:
No
1

Program
Pembuatan klasifikasi bangunan

Lokasi

City Wide

Pendataan detail dan rinci untuk


penentuan Klasifikasi aset pusaka
Penetapan klasifikasi bagi aset pusaka

City Wide

Utama

Penelitian arkeologis kawasan

Gampong Pande

5
6

Peratura Zonasi Kawasan


Peraturan Zonasi Kawasan

Gampong Pande
Kota Lama (Kawasan Baiturahman, Pasar Aceh)

Utama
Utama

RTBL Kawasan

Kota Lama (Sekitar Blang Padang)

City Wide

Skala
Utama
Utama

Utama
Utama

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

RTBL Kawasan

Kota Lama (Kawasan Istana Darud Dunya dan


Taman Ghairah, Krueng Daroj)

RTBL Kawasan dan Peraturan Zonasi


Kawasan

Kawasan Peunayong

10

RTBL Kawasan

Jalan Utama (Mulai dari Simpang Lima hingga


Monumen Simpang Mesra)

Kedua

11

RTBL Kawasan

Jalan Utama (Simpang Jam hingga Simpang


Tiga sepanjang Jl. T. Umar & Ketapang)

Kedua

12

RTBL Kawasan

Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga


TPI Lampulo)

Utama

13

RTBL Kawasan

Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga


Jembatan Pante Pirak)

Kedua

14

RTBL Kawasan

Kopelma Darussalam & sekitarnya

15

Pengembangan event-periodik

Kawasan Peunayong

16

Pengembangan event-periodik

Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga


Jembatan Pante Pirak)

Kedua

17

Pengembangan event-periodik

Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga


TPI Lampulo)

Kedua

18

Pengembangan event-periodik

Kawasan Sekitar Jembatan Surabaya hingga ke


Pango

Kedua

19

Pengembagan Fisik Kawasan sebagai


usaha proteksi awal terhadap asset
pusaka
Pengembagan Fisik Kawasan sebagai
usaha proteksi awal terhadap asset
pusaka
Pengembagan Fisik Kawasan sebagai
usaha proteksi awal terhadap aset pusaka

Pematokan Batas Istana Darud Dunya, Taman


Ghairah sepanjang Krueng Daroj (mengacu pd
deskripsi dalam Bustanussalatin)
Pembuatan Gapura Istana Darud Dunya,
Taman Ghairah sepanjang Krueng Daroj
(mengacu pd deskripsi dalam Bustanussalatin)
Pedestrianisasi Kawasan Istana Darud Dunya,
Taman Ghairah sepanjang Krueng Daroj
(mengacu pada deskripsi dalam
Bustanussalatin)
Pembuatan drainase & pedestrian di makammakam bersejarah Gampong Pande

20

21

22

23

Pengembagan Fisik Kawasan sebagai


usaha proteksi awal terhadap asset
pusaka
Pengembagan Fisik Kawasan sebagai
usaha proteksi awal terhadap asset
pusaka

Utama
Utama

Kedua
Utama

Kedua

Utama

Kedua

Utama

Pembuatan Drainase di Kawasan Peunayong

Utama

24

Pengembangan UKM

Kawasan Peunayong

Kedua

25

Pengembangan UKM

Baiturahman & Pasar Aceh

Kedua

26

Pengembangan UKM

Kawasan Gampong Pande

Kedua

27

Pengembangan intensisif fisik kota

Kawasan Peunayong

ketiga

28

Penelitian arkeologis Kawasan

Kota Lama (Kawasan Istana Darud Dunya dan


Taman Ghairah, Krueng Daroj)

Utama

29

Pengembangan Intensif Fisik

Kota Lama (Kawasan Istana Darud Dunya dan


Taman Ghairah, Krueng Daroj)

Utama

30

Pengembangan Intensif Fisik

Kawasan Blang Padang

ketiga

31

Pengembangan Intensif Fisik

Gampong Pande

ketiga

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

32

Pengembangan Intensif Fisik

33

Pengembangan Intensif Fisik

34

Pengembangan Intensif Fisik

35

Pengembangan Intensif Fisik

36

Kota Lama (Sekitar Blang Padang)

Kedua

Kawasan Peunayong

ketiga

Kopelma Darussalam dan sekitarnya

ketiga

Kawasan Peunayong

Kedua

Pengembangan Intensif Fisik

Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga


Jembatan Pante Pirak)

ketiga

37

Pengembangan Intensif Fisik

Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga


TPI Lampulo)

Kedua

38

Pengembangan Intensif Fisik

Kawasan Sekitar Jembatan Surabaya hingga ke


Pango

ketiga

39

Pengembangan Intensif Fisik

Kawasan Kopelma Darussalam dan sekitarnya

ketiga

40

Usaha untuk mendapat predikat warisan


budaya nasional

Kota Lama (Kawasan Istana Darud Dunya dan


Taman Ghairah, Krueng Daroj)

Utama

41

Usaha untuk mendapat predikat warisan


budaya nasional

Kawasan Peunayog

Utama

3.2.3 Usulan Tingkat Prioritas Penanganan Aset Pusaka Pada Kawasan Prioritas
Prioritas penanganan aset-aset pusaka di kota Banda Aceh diusulkan berdasarkan tingkat
prioritasnya. Tingkat prioritas adalah indeks gabungan antara faktor-faktor tema budaya, tingkat
keterawatan, peran masyarakat dan sentimen masyarakat. Sebagai contoh rumah dinas perwira
TNI di Neusu sebagai peninggalan masa kolonial Belanda dalam kondisi terawat, tapi peran
swasta yang kurang dan sentimen masyarakat yang kurang, mendapat prioritas penanganan 1
(rendah). Tapi Taman Putroe Phang dengan sentimen masyarakat yang tinggi, kondisi kurang
terawat, dan tidak mendapat dukungan dana yang tinggi perlu segera ada penanganan sehingga
prioritas penanganannya adalah tinggi (3).
Tingkat Prioritas Penanganan Aset Pusaka
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Nama

K1

K2

K3

K4

K5

Taman Putro Phang


Kandang Meuh (Kompleks
Makam Mas)
Komplek Makam Raja-Raja
Dinasti Bugis
Lonceng Cakradonya
Makam Raja Reubah
Rumah Pertama Panglima
Polem
Kawasan Ruko Di
Peunayong
Makam-Makam Di
Gampong Pande
SMA Negeri 1 Banda Aceh
Rumoh Aceh
Makam Sultan Iskandar
Muda
Blang Padang
Garuda Theater
Gedung Eks Telkom
Belanda

kesultanan

kurang terawat

Kesultanan

kurang terawat

Kesultanan

tidak terawat

Kesultanan
Kesultanan

tidak terawat
tidak terawat

0
0

4
3

3
3

Kesultanan

tidak terawat

Kolonial

tidak terawat

kurang terawat

terawat
terawat

0
0

3
4

2
2

Kesultanan

terawat

Kolonial
Kemerdekaan

terawat
total berubah

3
3

3
1

2
2

Kolonial

terawat

Sebelum
Kesultanan
Kolonial
Kolonial

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

15
16
17
18
19
20
21
22

23
24

25

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

41
42
43
44
45
46
47
48

Gedung Juang
Kandang Xii
Komplek Makam Sultan
Jamalul Alam Badrul Munir
Krueng Aceh (Sungai Aceh)
Kuburan Massal Korban
Tsunami Di Ulelheu
Meuligoe Aceh
Pltd Apung
Rumah Dinas Zainal Abidin
Di Komplek Rumah Sakit
Paru-Paru
Rumah Pegawai Di Dekat
Rex
Rumah Penginapan
Belanda Di Kawasan Taman
Sari
Rumah Tinggal Belanda
Jalan Tgk Abdullah Ujong
Rimba (Taman Sari)
Rumah Tua Di Simpang Jam
Taman Sari
Rumah Wakil Asisten
Pangdam
Tugu Darussalam
Gunongan Dan Kandang
Sultan Iskandar Thani
Masjid Raya Baiturrahman
Monumen Kereta Api
Wisma Darussalam
Pusat Kuliner Rex
Pasar Atjeh Dan Jalan
Perdagangan
Gedung Fakultas Ekonomi
Universitas Syiah Kuala
Monumen Ri001 Seulawah
Rumah Pegawai Negeri
Sipil Di Lampriet
Rumah Dosen Di Dusun
Utara Kopelma Darussalam
Masjid Baiturrahim, Ulee
Lheue
Rumah Dosen Di Dusun
Selatan Kopelma
Darussalam
Museum Ali Hasymi
Monumen Ketinggian
Tsunami
Rumah Dinas Perwira TNI
di Neusu
Gereja Katolik Hati Kudus
Yesus
Kantor Pos
Kherkoff (Peucut)
Persit Kartika Chandra
Kirana
Rumah Dinas Ketua Kantor
Pos

Kolonial
Kesultanan

terawat
terawat

0
0

3
4

2
2

Kesultanan

terawat

Kesultanan

terawat

Tsunami

terawat

Kolonial
Tsunami

terawat
terawat

0
0

5
3

2
2

awal
Kemerdekaan

tidak terawat

Kolonial

tidak terawat

Kolonial

tidak terawat

Kolonial

tidak terawat

Kolonial

tidak terawat

Kolonial

tidak terawat

Awal
Kemerdekaan

terawat

Kesultanan

terawat

Kolonial
Kolonial
Awal
Kemerdekaan
Kemerdekaan
Awal
Kemerdekaan
Awal
Kemerdekaan
Awal
Kemerdekaan
Awal
Kemerdekaan
Awal
Kemerdekaan

terawat
kurang terawat

3
2

5
0

2
2

terawat

tidak terawat

tidak terawat

terawat

kurang terawat

tidak terawat

kurang terawat

Kolonial

terawat

Awal
Kemerdekaan

kurang terawat

Awal
Kemerdekaan

terawat

Tsunami

terawat

Kolonial

terawat

Kolonial

terawat

rubah total

terawat

Kolonial

terawat

Kolonial

terawat

Awal
kemerdekaan
Kolonial

10

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

49
50
51

Prasasti Neusu Aceh


Rumah Ibnu Saadan
Residen Aceh Terakhir
Mes Jangkar

Hindu/Buddha

terawat

Kolonial

terawat

Kolonial

tidak terawat

Keterangan:
K1: Tema budaya
K2: Kondisi aset pusaka
K3: Kemampuan swasta (0= rendah sekali.5=tinggi sekali)
K4: Sentimen masyarakat (0= rendah sekali.5=tinggi sekali).
K5: Prioritas penanganan (1=rendah, ..3=tinggi).

3.2.4 Usulan Cara Penanganan Aset Pusaka Prioritas Pada Kawasan Prioritas
Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, diusulkan cara
penanganan yang tepat bagi aset-aset pusaka prioritas di Kota Banda Aceh.
Sebagai contoh, bagi Taman Putroe Phang diusulkan agar dilaksanakan dengan menetapkan
zona-zona pelestariannya, sambil pemeliharaan dilakukan, dan direkonstruksi sesuai dengan
diskripsi dalam Bustanussalatin, direhabilitasidan direstorasi bagian-bagiannya sehingga bisa
dilihat kembali tema budayanya seperti yang ada dalam Bustanussalatin.
Bentuk Penanganan Aset Pusaka Kota Banda Aceh
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama
Rumah Dinas Perwira TNI di Neusu
Taman Putroe Phang
SMA Negeri 1 Banda Aceh
Rumoh Aceh
Gereja Katolik Hati Kudus Yesus
Makam Sultan Iskandar Muda
Blang Padang
Garuda Theater

C1
1

1
1

C2
1
1
1
1
1
1
1
1

9
10

Gedung Eks Telkom Belanda


Gedung Juang

11
12
13
14
15
16
17

Kandang Meuh (Kompleks Makam Mas)


Kandang XII
Kantor Pos
Kawasan Ruko di Peunayong
Kherkoff (Peucut)
Komplek Makam Raja-Raja Dinasti Bugis
Komplek Makam Sultan Jamalul Alam
Badrul Munir
Krueng Aceh (Sungai Aceh)
Kuburan Massal Korban Tsunami di
Ulelheu
Lonceng Cakradonya
Makam Raja Reubah
Mes Jangkar
Meuligoe Aceh
Persit Kartika Chandra Kirana
PLTD Apung
Rumah Dinas Ketua Kantor Pos
Rumah Dinas Zainal Abidin di Komplek
Rumah Sakit Paru-Paru
Rumah Pegawai Di Dekat Rex
Rumah Penginapan Belanda Di Kawasan
Taman Sari
Rumah Pertama Panglima Polem
Rumah Tinggal Belanda di Jalan Tgk
Abdullah Ujong Rimba (Taman Sari)
Rumah Tua Di Simpang Jam Taman Sari

1
1

1
1

1
1
1
1

1
1
1
1

1
1

1
1

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

1
1
1

C3

C4

C5

C6

C7

C8

1
1

1
1
1

1
1
1

1
1

1
1

1
1

1
1
1
1

1
1
1

1
1

1
1
1

1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1

1
1

1
1

1
1
1
1
1
1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

11

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51

Rumah Wakil Asisten Pangdam


Prasasti Neusu Aceh
Tugu Darussalam
Gunongan dan Kandang Sultan Iskandar
Thani
Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Baiturrahim, Ulee Lheue
Monumen Kereta Api
Wisma Darussalam
Pusat Kuliner Rex
Pasar Atjeh dan Jalan Perdagangan
Gedung Fakultas Ekonomi Universitas
Syiah Kuala
Monumen RI-001 Seulawah
Rumah Pegawai Negeri Sipil di Lampriet
Rumah Dosen di Dusun Utara Kopelma
Darussalam
Rumah Dosen di Dusun Selatan Kopelma
Darussalam
Makam-Makam di Gampong Pande
Museum Ali Hasymi
Monumen Ketinggian Tsunami
Rumah Ibnu Saadan Residen Aceh
Terakhir

1
1
1
1

1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1

1
1

1
1
1

1
1

1
1
1
1

1
1

1
1

1
1

1
1
1

1
1
1

1
1

1
1

1
1

1
1
1

1
1

1
1

1
1
1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

Keterangan:
1. C1: Zonasi perlu ditetapkan
2. C2: Pemeliharaan
3. C3: Pemugaran Dengan Rekonstruksi
4. C4: Pemugaran Dengan Konsolidasi
5. C5: Pemugaran Dengan Rehabilitasi
6. C6: Pemugaran Dengan Restorasi
7. C7: Pengembangan Dengan Revitalisasi
8. C8: Pengembangan Dengan Adaptasi

3.3 Rencana Pembagian Blok Dan Peruntukan Lahan Kawasan Prioritas


1. Kawasan Peunayong = 10 Blok
2. Kawasan Peunayong = 5 Blok
Rencana peruntukan lahan kawasan Peunayong :
1. Perdagangan dan Jasa
2. Pertahanan dan Keamanan
3. Sungai
4. Sempadan Sungai
5. Perkantoran
6. Perumahan Kepadatan Sedang
7. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
8. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
9. Pendidikan
10. Peribadatan Kesehatan

Rencana peruntukan lahan kawasan Gampong


Pande:
1. Perdagangan dan Jasa
2. Cagar Budaya
3. Perumahan Kepadatan Tinggi
4. Perumahan Kepadatan Tinggi
5. Perkantoran
6. Pertahanan dan Keamanan
7. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
8. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
9. Peribadatan
10. Sosial Budaya
11. Pendidikan
12. Transportasi
13. Kesehatan
14. Sungai
15. Sempadan Sungai

12

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

13

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Luas Peruntukan Kawasan Gampong Pande


Blok
Peruntukan Lahan
B1
Area Jalan
Cagar Budaya
Peribadatan
Perkantoran
Perumahan Kepadatan Sedang
RTH
B2
Area Jalan
Area Sungai
Peribadatan
Perkantoran
Perumahan Kepadatan Sedang
RTH
Sempadan Sungai
Sosial Budaya
B3
Area Jalan
Area Sungai
Pendidikan
Perdagangan dan Jasa
Peribadatan
Perumahan Kepadatan Sedang
Perumahan Kepadatan Tinggi
Sempadan Sungai
Transportasi
B4
Area Jalan
Kesehatan
Perdagangan dan Jasa
RTH
Sempadan Sungai
Sosial Budaya
B5
Area Jalan
Perdagangan dan Jasa
Perkantoran
Pertahanan dan Keamanan
RTH
RTNH
Sempadan Sungai
Total

Kode
CA
SPU-6
KT
R2
RTH

SPU-6
KT
R2
RTH
PS
SPU-5

SPU-1
K1
SPU-6
R2
R1
PS
SPU-2

SPU-3
K1
RTH
PS
SPU-5
K1
KT
KH
RTH
RTNH
PS

Luas Ha
0,41
6,39
0,13
0,25
5,42
0,39
0,88
2,42
0,35
0,12
10,43
0,21
0,26
1,59
0,72
2,39
0,12
3,34
0,07
0,30
5,58
0,57
0,10
0,47
0,21
2,68
0,43
0,53
0,16
1,95
6,68
1,44
0,58
0,23
0,17
0,34
58,29

Rencana Peruntukan Lahan

Luas Peruntukan Kawasan Peunayong


Blok Peruntukan Lahan
A1
Area Jalan
Pendidikan
Perdagangan dan Jasa
Peribadatan
RTH
RTNH
A2
Area Jalan
Perdagangan dan Jasa
RTH
A3
Area Jalan
Perdagangan dan Jasa
RTH
A4
Area Jalan
Perdagangan dan Jasa
RTH
A5
Area Jalan
Perdagangan dan Jasa
Peribadatan
Pertahanan dan Keamanan
RTH
A6
Area Jalan
Area Sungai
Perdagangan dan Jasa
Peribadatan
Pertahanan dan Keamanan
RTH
Sempadan Sungai
A7
Area Jalan
Area Sungai
Perdagangan dan Jasa
Perkantoran
RTH
Sempadan Sungai
A8
Area Jalan
Kesehatan
RTH
RTNH
A9
Area Jalan
Perumahan Kepadatan Sedang
RTH
A10 Area Jalan
Area Sungai
Perkantoran
Perumahan Kepadatan Sedang
Sempadan Sungai
Total

Kode
SPU-1
K1
SPU-6
RTH
RTNH
K1
RTH
K1
RTH

K1
RTH
K1
SPU-6
KH
RTH

K1
SPU-6
KH
RTH
PS

K1
KT
RTH
PS
SPU-3
RTH
RTNH

R2
RTH

KT
R2
PS

Luas Ha
1,44
0,76
3,80
0,21
0,02
0,47
0,85
3,34
0,01
0,81
2,20
0,06
0,91
2,43
0,19
1,05
1,19
0,41
1,92
0,38
0,77
7,71
3,22
0,12
0,10
0,03
1,64
0,84
1,80
1,96
2,65
0,12
0,50
0,74
5,64
0,24
0,61
0,97
6,96
0,36
0,25
5,98
0,00
1,92
1,21
68,789

14

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

3.4 Rencana Intensitas Pemanfaatan Lahan Kawasan Prioritas


Kawasan Peunayong

Kawasan Gampong Pande

15

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

3.5 Rencana Sistem Sikulasi Kawasan Prioritas

16

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

3.6 Panduan Rancangan Kawasan Pusaka Prioritas


Panduan Rancangan Blok A1
BLOKA1

SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan dengan
guna lahan perdagangan dan jasa, sarana
pelayanan umum
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai pusat
perdagangan, maka penataan blok ini dirancang
dengan mempertimbangkan kenyamanan sirkulasi
dan ketersediaan lahan parkir yang memadai.

: Sungai

Gb. Simulasi

ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : Perdagangan dan jasa
2. Guna Lahan :
Utama : Perdagangan dan jasa
Penunjang : Sarana pelayanan umum dan
RTH (ruang terbuka hijau)
3. KDB perdagangan dan jasa : 85%
KDB sarana pelayanan umum : 60%
4. KLB perdagangan dan jasa : 1,7
KLB sarana pelayanan umum : 1,2
5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
6. GSB perdagangan dan jasa : 0
GSB sarana pelayanan umum : 2-4m

ATURAN ANJURAN
1. Tata Guna Lahan
Pada umumnya panduan tata guna lahan pada
blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk
perdagangan dan jasa.
Fungsi pengembangan penunjang untuk
aktivitas
perdagangan
dan
jasa,
ditempatkan pada seluruh bangunan
gedung.

17

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

2. Sirkulasi
dan
Pencapaian
Sirkulasi
Kendaraan
Pencapaian menuju dan dari bangunan
yang berada di tepi jalan dapat langsung
dari jalan raya.
Sistem perparkiran kendaraan roda empat
dan roda dua, ditempatkan pada lahan yang
sudah disediakan yaitu berupa gedung
parkir bersama dan dibadan jalan dalam
jumlah yang dibatasi.
Kendaraan umum merupakan transportasi
publik yang bersifat masal, seperti labi-labi
dan becak motor.
3. Tata Bangunan

Orientasi bangunan harus menghadap


ke jalan.
Atap bangunan dianjurkan berupa atap
miring dan memperhatikan keserasian
dengan bangunan disekitarnya.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan penghuni seperti sirkulasi
udara, pencahayaan dan peraturan
lainnya
yang
tercantum
dalam
peraturan bangunan.
4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau
Pemanfaatan ruang sempadan sebagai
ruang terbuka privat untuk umum yang
menunjang ruang terbuka publik dan jalur
pedestriannya.

18

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Penambahan vegetasi sebagai batas akhir


pedestrian.
5. Tata Informasi
Tata Informasi (Signage)
Signage berupa nama bangunan dapat
dipasang di fasade/muka bangunan, antara
bagian
atas
lantai
dasar
hingga
pertengahan lantai kedua.
Bentuk reklame dan papan informasi harus
terintegrasi dengan arsitek bangunannya
dan menggunakan ornamen khas Aceh.
Pemasangan reklame harus memperhatikan
faktor keselamatan dan keamanan.
Penempatan atau perletakan signage harus
mudah dijangkau oleh pandangan mata.
6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan


kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan terkait


dengan system drainase di seluruh kawasan

Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat


mengalirkan air secepat-cepatnya.

Lebar saluran minimal disesuaikan dengan


prasarat jalan kolektor, saluran harus tertutup
dengan manhole atau lubang kontrol tertutup
yang bisa diangkat bila sewaktu-waktu
diperlukan.

Manhole diberi cat atau dilapis kembali agar


menambah nilai estetika.
Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkan setiap
jarak 50m pada lokasi yang strategis dan mudah
dicapai.

19

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok A2


BLOKA2

SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan
Perdagangan dan jasa.
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai pusat
perdagangan, maka penataan blok ini dirancang
dengan mempertimbangkan kenyamanan sirkulasi
dan ketersediaan lahan parkir yang memadai.

: Perumahan
: RTH
: Sungai

ATURAN WAJIB
1.
2.

3.
4.
5.
6.

Gb. Simulasi

Peruntukan Lahan : Perdagangan dan Jasa


Guna Lahan :
Utama : Fasilitas Perdagangan
Penunjang : Fasilitas Jasa
KDB : 85%
KLB : 1,7
Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
GSB : 0

ATURAN ANJURAN
1.

2.

Tata Guna Lahan


Sebagai lokasi yang termasuk dalam kawasan
budaya. Maka pada umumnya panduan tata
guna lahan pada blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk jasa
Perdagangan yang berupa Rumah Toko dan
pasar.
Fungsi pengembangan penunjang untuk
aktivitas jasa, seperti penyediaan jasa foto
copy, ATK.
Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan
Sistem parkiryang diterapkan yaitu sistem
parking lot yang ditempatkan di badan jalan
dengan jumlah yang dibatasi.
Kendaraan umum merupakan transportasi

20

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

3.

publik yang bersifat masal, seperti labi-labi


dan becak motor.
Pada blok A2 ini menjadi kawasan yang
cukup penting karena terlewati oleh rencana
heritage trail.
Tata Bangunan

Orientasi bangunan harus menghadap


ke jalan.
Atap bangunan dianjurkan berupa
atap miring dan memperhatikan
keserasian
dengan
bangunan
disekitarnya.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan penghuni seperti sirkulasi
udara, pencahayaan dan peraturan
lainnya
yang
tercantum
dalam
peraturan bangunan.
Bentuk fasade atau tampak bangunan
mempertahankan
desain
aslinya,
karena merupakan bangunan dengan
khas pecinan Cina dan menjadi salah
satu cagar budaya.
Untuk
renovasi atau
perbaikan
bangunan
dianjurkan
mengikuti
bangunan yang sudah ada (dengan
penambahan unsur-unsur khas Aceh).
4. Perabot Jalan (street furniture)
Lampu penerangan jalan dengan ornamen
khas Aceh.

21

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

5.

Penerangan pejalan kaki


Penerangan bangunan
Penempatan tempat sampah
Bangku taman dengan desain yang
ditambahkan dengan ornamen khas Aceh.
Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat
membantu membentuk suasana wajah
jalan.
Tata Hijau
- Penambahan vegetasi dalam pot pada
blok ini karena kurangnya vegetasi
dikawasan ini.
6.

TataInformasi dan Reklame


Tata Informasi (Signage)
Signage berupa nama bangunan dapat
dipasang di fasade/muka bangunan,
antara bagian atas lantai dasar hingga
pertengahan lantai kedua.

Perancangan
terintegrasi
bangunan.

penanda
harus
dengan
arsitektur

Reklame
Bentuk reklame dan papan informasi
harus
terintegrasi
dengan
arsitek
bangunannya
dan
menggunakan
ornamen khas Aceh.
Pemasangan
reklame
harus

22

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

7.

memperhatikan faktor keselamatan dan


keamanan.
Pemasangan reklame harus mengikuti
peraturan perda yang berlaku, seperti
lebar rekalme tidak melebihi batas
trotoar.
Prasarana Lingkungan (Utilitas)
Kriteria saluran drainase sepanjang jalan
kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan terkait
dengan system drainase di seluruh
kawasan
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya
Lebar saluran minimal disesuaikan dengan
prasarat jalan kolektor, saluran harus
tertutup dengan manhole atau lubang
kontrol tertutup yang bisa diangkat bila
sewaktu-waktu diperlukan.
Manhole diberi cat atau dilapis kembali
agar menambah nilai estetika.
TPS Wajib ada di beberapa tempat yang
memungkinkan.
Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkan
setiap jarak 50m pada lokasi yang strategis
dan mudah dicapai.

23

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok A3


BLOKA3
SIMULASI
KEYPLAN

Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan
Perdagangan dan jasa.
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai pusat
perdagangan, maka penataan blok ini dirancang
dengan mempertimbangkan kenyamanan sirkulasi
dan ketersediaan lahan parkir yang memadai.

: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH

Gbr. Simulasi

ATURAN WAJIB

1. Peruntukan Lahan : Perdagangan dan Jasa


2. Guna Lahan :
Utama : Fasilitas Perdagangan
Penunjang : Fasilitas Jasa

3.
4.
5.
6.

KDB : 85%
KLB : 1,7
Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
GSB : 0

: Sungai

ATURAN ANJURAN
1. Tata Guna Lahan
Pada umumnya panduan tata guna lahan pada
blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk jasa
Perdagangan yang berupa Rumah Toko dan
pasar.
Fungsi pengembangan penunjang untuk
aktivitas jasa, seperti penyediaan jasa foto
copy, ATK.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi Kendaraan
Sistem parkiryang diterapkan yaitu sistem
parking lot yang ditempatkan di badan jalan
dengan jumlah yang dibatasi.

24

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Kendaraan umum merupakan transportasi


publik yang bersifat masal, seperti labi-labi dan
becak motor.
3. Tata Bangunan
Tampak bangunan

Orientasi bangunan harus menghadap


ke jalan.
Atap bangunan dianjurkan berupa atap
miring dan memperhatikan keserasian
dengan bangunan disekitarnya.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan penghuni seperti sirkulasi
udara, pencahayaan dan peraturan
lainnya yang tercantum dalam peraturan
bangunan.

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka
- Halaman
muka
bangunan
dapat
membantu membentuk suasana wajah
jalan.
Tata Hijau
- Penambahan vegetasi dalam pot pada
blok ini karena kurangnya vegetasi
dikawasan ini.
5. TataInformasi dan Reklame
Tata Informasi (Signage)
Signage berupa nama bangunan dapat
dipasang di fasade/muka bangunan, antara
bagian
atas
lantai
dasar
hingga

25

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

pertengahan lantai kedua.

Perancangan
penanda
harus
terintegrasi dengan arsitektur bangunan.
Reklame
Bentuk reklame dan papan informasi harus
terintegrasi dengan arsitek bangunannya
dan menggunakan ornamen khas Aceh.
Pemasangan
reklame
harus
memperhatikan faktor keselamatan dan
keamanan.
Pemasangan reklame harus mengikuti
peraturan perda yang berlaku, seperti
lebar rekalme tidak melebihi batas trotoar.
6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)
Kriteria saluran drainase sepanjang jalan
kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan terkait
dengan system drainase di seluruh kawasan
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya
Lebar saluran minimal disesuaikan dengan
prasarat jalan kolektor, saluran harus
tertutup dengan manhole atau lubang
kontrol tertutup yang bisa diangkat bila
sewaktu-waktu diperlukan.
Manhole diberi cat atau dilapis kembali

26

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok A4


BLOKA4

SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN

ATURAN WAJIB

1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan


Perdagangan dan jasa.
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai pusat
perdagangan, maka penataan blok ini dirancang
dengan mempertimbangkan kenyamanan
sirkulasi dan ketersediaan lahan parkir yang
memadai.

1. Peruntukan Lahan : Perdagangan dan Jasa


2. Guna Lahan :

: Sungai

Utama : Fasilitas Perdagangan


Penunjang : Fasilitas Jasa

3.
4.
5.
6.

KDB : 85%
KLB : 1,7
Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
GSB : 0

Gb. Simulasi

27

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

ATURAN ANJURAN
1. Tata Guna Lahan
Pada umumnya panduan tata guna lahan pada
blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk jasa
Perdagangan yang berupa Rumah Toko dan
pasar.
Fungsi pengembangan penunjang untuk
aktivitas jasa, seperti penyediaan jasa foto
copy, ATK.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan
Sistem parkiryang diterapkan yaitu sistem
parking lot yang ditempatkan di badan jalan
dengan jumlah yang dibatasi.
Kendaraan umum merupakan transportasi
publik yang bersifat masal, seperti labi-labi
dan becak motor.
3. Tata Bangunan
Tampak bangunan

Orientasi
bangunan
harus
menghadap ke jalan.
Atap bangunan dianjurkan berupa
atap miring dan memperhatikan
keserasian
dengan
bangunan
disekitarnya.
Bangunan harus memperhatikan
kesehatan penghuni seperti sirkulasi
udara, pencahayaan dan peraturan
28

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

lainnya yang tercantum


peraturan bangunan.

dalam

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat
membantu membentuk suasana wajah
jalan.
Tata Hijau
- Penambahan vegetasi dalam pot pada
blok ini karena kurangnya vegetasi
dikawasan ini.
5. TataInformasi dan Reklame
Tata Informasi (Signage)
Signage berupa nama bangunan dapat
dipasang di fasade/muka bangunan,
antara bagian atas lantai dasar hingga

pertengahan lantai kedua.


Perancangan
penanda
harus
terintegrasi
dengan
arsitektur
bangunan.
Reklame
Bentuk reklame dan papan informasi
harus terintegrasi
dengan
arsitek
bangunannya
dan
menggunakan
ornamen khas Aceh.
Pemasangan
reklame
harus
memperhatikan faktor keselamatan dan
keamanan.
Pemasangan reklame harus mengikuti

29

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

peraturan perda yang berlaku, seperti


lebar rekalme tidak melebihi batas
trotoar.
6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)
Kriteria saluran drainase sepanjang jalan
kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan terkait
dengan system drainase di seluruh
kawasan
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya
Lebar saluran minimal disesuaikan
dengan prasarat jalan kolektor, saluran
harus tertutup dengan manhole atau
lubang kontrol tertutup yang bisa diangkat
bila sewaktu-waktu diperlukan.
Manhole diberi cat atau dilapis kembali
agar menambah nilai estetika.

30

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok A5

BLOK A5
SIMULASI
KEYPLAN

Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan
Perdagangan, Jasa, pertahanan dan keamanan dan
peribadatan.
2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan
menambahkan guna lahan penunjang berupa guna
lahan jasa yang terkait dengan fungsi utama.

: Sungai

ATURAN WAJIB
1.
2.

Peruntukan Lahan : perdagangan dan jasa,


kawasan militer dan peribadatan
Guna Lahan :

Utama : kawasan militer


Penunjang : Peribadatan,
perdagangan dan jasa
3.

Gb. Simulasi
4.

5.
6.

KDB perdagangan dan jasa : 85%


KDB pertahanan dan keamanan : 60%
KDB peribadatan : 60%
KLB perdagangan dan jasa : 1,7
KLB pertahanan dan keamanan : 1,2
KLB peribadatan : 1,2
Jumlah Lantai : 2 lantai
GSB perdagangan dan jasa : 0
GSB pertahanan dan keamanan : 4m
GSB peribadatan : 2-4m

ATURAN ANJURAN

31

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

1.

2.

3.

Tata Guna Lahan


Pada umumnya panduan tata guna lahan
pada blok ini adalah:
Fungsi utama untuk kawasan militer.
Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan
Kendaraan
umum
merupakan
transportasi publik yang bersifat masal,
seperti labi-labi dan becak motor.
Bagi
kendaraan
kawasan
militer
perparkiran
ditempatkan
didalam
kawasannya.
Tata Bangunan
Tampak bangunan

4.

Orientasi bangunan pertokkoan


harus menghadap ke jalan.
Orientasi bangunan dikawasan
militer memiliki orientasi sendiri
sesuai
dengan
perancangan
kawasan tersebut.
Bangunan harus memperhatikan
kesehatan seperti sirkulasi udara,
pencahayaan
dan
peraturan
lainnya yang tercantum dalam
peraturan bangunan.

Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat
membantu membentuk suasana
32

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

wajah jalan.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat
dilakukan di halaman dengan jarak
penanaman sekitar 5 meter.
5.

TataInformasi dan Reklame


Tata Informasi (Signage)
Signage berupa nama bangunan
dapat dipasang di fasade/muka
bangunan, antara bagian atas lantai
dasar hingga pertengahan lantai
kedua.

Perancangan
penanda
harus
terintegrasi
dengan
arsitektur
bangunan.

6.

Reklame
Bentuk reklame dan papan informasi
harus terintegrasi dengan arsitek
bangunannya.
Reklame hanya diperkenankan pada
lokasi tertentu.
Pemasangan
reklame
harus
memperhatikan faktor keselamatan
dan keamanan.
Prasarana Lingkungan (Utilitas)
Kriteria saluran drainase sepanjang jalan
kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan
terkait dengan system drainase di

33

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

seluruh kawasan
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya
Lebar saluran minimal disesuaikan
dengan prasarat jalan kolektor,
saluran
harus
tertutup
dengan
manhole atau lubang kontrol tertutup
yang bisa diangkat bila sewaktu-waktu
diperlukan.
Manhole diberi cat atau dilapis
kembali agar menambah nilai estetika.
TPS Wajib ada di beberapa tempat yang
memungkinkan.
Hidran
Pemadam
Kebakaran
ditempatkan setiap
jarak 50m pada
lokasi yang strategis dan mudah dicapai.

34

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok A6


BLOK A6

SIMULASI
KEYPLAN

Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan
perdagangan dan jasa, sungai dan Ruang Terbuka
Non Hijau (RTNH).
2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan
menambahkan guna lahan penunjang berupa
fasilitas penunjang untuk sungai.

Gb. Simulasi

ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : perdagangan, sungai dan
RTNH
2. Guna Lahan :

Utama : Ruang Terbuka Non Hijau dan


wisata sungai
Penunjang : Promenade atau dermaga
untuk wisata air dan perdagangan.
3.
4.
5.
6.

KDB perdagangan : 85%


KLB perdagangan : 1,7
Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
GSB : -

ATURAN ANJURAN

35

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

1. Tata Guna Lahan


Pada umumnya panduan tata guna lahan pada
blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk ruang
terbuka non hijau dan wisata air
Fungsi jasa pelayanan yang mendukung fungsi
kawasan berupa perdagangan.
Fungsi wisata air yang mendukung fungsi
kawasan berupa promenade atau dermaga
dan amphiteater.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi Kendaraan
Sistem parkiryang diterapkan yaitu sistem
parking lot yang ditempatkan di badan jalan
dengan jumlah yang dibatasi.
Kendaraan umum merupakan transportasi
publik yang bersifat masal, seperti labi-labi dan
becak motor.
Pada blok A6 ini menjadi kawasan yang cukup
penting karena terlewati oleh rencana heritage
trail.
3. Tata Bangunan

Orientasi bangunan pertokoan harus


menghadap ke jalan.
Untuk bangunan yang ada disekitar
pinggiran sungai diwajibkan berorientasi
menghadap sungai, sehingga tidak
membelakangi sungai.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan
seperti
sirkulasi
udara,
pencahayaan dan peraturan lainnya yang
36

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

tercantum dalam peraturan bangunan.


4. TataInformasi dan Reklame
Tata Informasi (Signage)
Signage berupa nama bangunan dapat
dipasang di fasade/muka bangunan, antara
bagian
atas
lantai
dasar
hingga
pertengahan lantai kedua.

Perancangan
terintegrasi
bangunan.

5.

6.

penanda
dengan

harus
arsitektur

Reklame
Bentuk reklame dan papan informasi
harus
terintegrasi
dengan
arsitek
bangunannya dan menggunakan ornamen
khas Aceh.
Pemasangan reklame harus mengikuti
peraturan perda yang berlaku, seperti
lebar rekalme tidak melebihi batas trotoar.
Perabot Jalan (street furniture)
Lampu penerangan jalan dengan ornamen
khas Aceh.
Penerangan pejalan kaki
Penerangan bangunan
Penempatan tempat sampah
Bangku
taman
dengan
desain
yang
ditambahkan dengan ornamen khas Aceh.
Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka
- Ruang terbuka ditata untuk kepentingan
kegiatan masyarakat dan kegiatan
37

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

sosialisasi.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat dilakukan
di antara batas trotoar dan jalan dengan
jarak penanaman sekitar 5 meter atau
disesuaikan dengan kondisi setempat.
- Penataan tanaman semak disepanjang
tepian sungai.
7.

8.

Perabot Jalan (street furniture)


Lampu penerangan jalan dengan ornamen
khas Aceh.
Penerangan pejalan kaki
Penerangan bangunan
Penempatan tempat sampah
Bangku
taman
dengan
desain
yang
ditambahkan dengan ornamen khas Aceh.
Prasarana Lingkungan (Utilitas)
Kriteria saluran drainase sepanjang jalan
kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan terkait
dengan system drainase di seluruh
kawasan.
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya.
Lebar saluran minimal disesuaikan dengan
prasarat jalan kolektor, saluran harus
tertutup dengan manhole atau lubang
kontrol tertutup yang bisa diangkat bila
sewaktu-waktu diperlukan.
TPS wajib ada di beberapa tempat yang

38

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

memungkinkan.
Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkan
setiap jarak 50m pada lokasi yang strategis
dan mudah dicapai.

39

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok A7


BLOK A7

SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN

ATURAN WAJIB

1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan


peruntukan khusus, sarana pelayanan umum, sungai
dan perdagangan dan jasa
2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan
menambahkan guna lahan penunjang.

1. Peruntukan Lahan : kawasan militer, sarana


pelayanan umum, perdagangan dan jasa,
perkantoran dan sungai.
2. Guna Lahan :

Gb. Simulasi

3.

Utama : kawasan militer


Penunjang : Perdagangan dan Jasa,
perkantoran, sungai

: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai

4.
5.
6.

KDB perdagangan dan jasa : 85%


KDB perkantoran : 60%
KLB perdagangan dan jasa : 1,7
KLB perkantoran : 1,2
Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
GSB perkantoran : 2-4 m

ATURAN ANJURAN
1.

Tata Guna Lahan


Pada umumnya panduan tata guna lahan pada
blok ini adalah:
Fungsi jasa pelayanan yang mendukung
fungsi kawasan berupa perdagangan.
Fungsi penunjang sungai sebagai kawasan
wisata untuk menghidupkan kawasan tepian
sungai.

40

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

2.

3.

Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi


Kendaraan
Pencapaian kelokasi blok A7, relatif mudah
karena berada dekat dengan simpang lima
yang berada di blok A4.
Kendaraan umum merupakan transportasi
publik yang bersifat masal, seperti labi-labi
dan becak motor.
Tata Bangunan

Untuk bangunan yang ada disekitar


pinggiran sungai diwajibkan berorientasi
menghadap sungai, sehingga tidak
membelakangi sungai.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan seperti sirkulasi udara,
pencahayaan dan peraturan lainnya yang
tercantum dalam peraturan bangunan.
4.

Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat
membantu membentuk suasana wajah
jalan.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat dilakukan
di halaman dengan jarak penanaman
sekitar 5 meter.
- Penataan
tanaman
semak
disepanjang tepian sungai.
5.

Prasarana Lingkungan (Utilitas)

41

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan


kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan terkait
dengan system drainase di seluruh
kawasan.
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya.
Lebar saluran minimal disesuaikan
dengan prasarat jalan kolektor, saluran
harus tertutup dengan manhole atau
lubang kontrol tertutup yang bisa diangkat
bila sewaktu-waktu diperlukan.
TPS wajib ada di beberapa tempat yang
memungkinkan.
Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkan
setiap jarak 50m pada lokasi yang strategis
dan mudah dicapai.

42

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok A8

BLOK A8
SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan sarana
pelayana umum.
2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan
menambahkan guna lahan penunjang.

ATURAN WAJIB
1.
2.

Utama : jasa pelayanan


kesehatan (ruamh sakit)
Penunjang : RTH dan
perdagangan dan jasa

: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai

Peruntukan Lahan : Jasa pelayanan


kesehatan
Guna Lahan :

Gb. Simulasi
3.
4.
5.
6.

KDB : 60%
KLB :1,2
Jumlah Lantai Bangunan : 3 lantai
GSB : 2-4 m

ATURAN ANJURAN
1.

Tata Guna Lahan


Pada umumnya panduan tata guna
lahan pada blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama
untuk jasa pelayanan kesehatan.
Fungsi jasa pelayanan yang
mendukung
fungsi
kawasan
dianjurkan pada lantai dasar (dan
atau lantai dua) yang menghadap
ke jalur pejalan kaki.
Fungsi pengembangan penunjang
sebagai perdagangan non formal.

43

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

2.

3.

Untuk
pengembangan
atau
penambahan
pembangunan
fasilitas
kesehatan
dianjurkan
kearah vertikal.
Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan
Pencapaian kelokasi blok A8, relatif
mudah karena dikelilingi oleh jalan
yg biasa dilalui oleh kendaraan roda
4.
Tata Bangunan
Tampak bangunan

4.

Orientasi bangunan harus


menghadap ke jalan.
Bangunan
harus
memperhatikan kesehatan
seperti
sirkulasi
udara,
pencahayaan dan peraturan
lainnya yang
tercantum
dalam peraturan bangunan.

Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan
dapat membantu membentuk
suasana wajah jalan.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat
dilakukan di halaman dengan
jarak penanaman sekitar 5
44

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

meter.
- Penataan tanaman semak
disepanjang tepian sungai.
5.

Prasarana Lingkungan (Utilitas)


Kriteria saluran drainase sepanjang
jalan kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang
jalan terkait dengan system
drainase di seluruh kawasan.
Kemiringan sekitar 2% sehingga
dapat mengalirkan air secepatcepatnya.
Lebar
saluran
minimal
disesuaikan dengan prasarat
jalan kolektor, saluran harus
tertutup dengan manhole atau
lubang kontrol tertutup yang bisa
diangkat bila sewaktu-waktu
diperlukan.
TPS Wajib ada di beberapa tempat
yang memungkinkan.
Hidran
Pemadam
Kebakaran
ditempatkan setiap jarak 50m pada
lokasi yang strategis dan mudah
dicapai.

45

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok A9


BLOK A9

SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan
peruntukan khusus dan RTH.
2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan
menambahkan guna lahan penunjang.

: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai

Gb. Simulasi

ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : peruntukan
khusus dan RTH
2. Guna Lahan :
Utama : perumahan militer
Penunjang : RTH dan
perdagangan dan jasa
3. KDB perumahan militer : 60%
4. KLB perumahan militer :1,2
5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
6. GSB : 4 m
ATURAN ANJURAN
1. Tata Guna Lahan
Pada umumnya panduan tata guna
lahan pada blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk
perumahan militer.
Fungsi jasa pelayanan yang
mendukung
fungsi
kawasan
dianjurkan pada lantai dasar (dan
atau lantai dua) yang menghadap
ke jalur pejalan kaki.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan

46

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

3.

Pencapaian kelokasi blok A9,


relatifmudah karena dikelilingi oleh
jalan yg biasa dilalui oleh kendaraan
roda 4.
Tata Bangunan

4.

Orientasi
dan
tampak
bangunan disesuaikan dengan
konsep kawasan perumahan
militer.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan
seperti
sirkulasi
udara,
pencahayaan dan peraturan
lainnya yang tercantum dalam
peraturan bangunan.

Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan
dapat membantu membentuk
suasana wajah jalan.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat
dilakukan di halaman dengan
jarak penanaman sekitar 5
meter.
5.

Prasarana Lingkungan (Utilitas)


Kriteria saluran drainase sepanjang
jalan kolektor dan sekunder :

47

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Harus menerus di sepanjang


jalan terkait dengan system
drainase di seluruh kawasan.
Kemiringan sekitar 2% sehingga
dapat mengalirkan air secepatcepatnya.
Lebar
saluran
minimal
disesuaikan dengan prasarat
jalan kolektor, saluran harus
tertutup dengan manhole atau
lubang kontrol tertutup yang bisa
diangkat bila sewaktu-waktu
diperlukan.
TPS Wajib ada di beberapa tempat
yang memungkinkan.
Hidran
Pemadam
Kebakaran
ditempatkan setiap jarak 50m pada
lokasi yang strategis dan mudah
dicapai.

48

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok A10


BLOK A10

SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN

ATURAN WAJIB

1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan perumahan


dan sungai.
2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan
menambahkan guna lahan penunjang.

1. Peruntukan Lahan : perumahan dan


sungai
2. Guna Lahan :
Utama : perumahan
Penunjang : RTH ditepian sungai
3. KDB perumahan kepadatan tinggi :
70%
4. KLB perumahan kepadatan tinggi :1,4
5. Jumlah Lantai : 2 lantai
6. GSB : 2 m

: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai

Gb. Simulasi

ATURAN ANJURAN
1. Tata Guna Lahan
Pada umumnya panduan tata guna lahan
pada blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk
perumahan dengan kepadatan tinggi.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan
Pencapaian kelokasi blok A10, relatif
mudah karena dikelilingi oleh jalan yg
biasa dilalui oleh kendaraan roda 4.
Pada blok ini tidak terlewati oleh

49

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

3.

kendaraan umum (labi-labi), hanya


dapat dicapai oleh kendaraan pribadi
dan becak motor saja.
Tata Bangunan

4.

Orientasi dan tampak bangunan


disesuaikan dengan keadaan
sekitar.
Untuk bangunan yang ada
disekitar
pinggiran
sungai
diwajibkan
berorientasi
menghadap sungai, sehingga
tidak membelakangi sungai.
Bangunan harus memperhatikan
kesehatan
seperti
sirkulasi
udara,
pencahayaan
dan
peraturan
lainnya
yang
tercantum
dalam
peraturan
bangunan.

Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat
membantu membentuk suasana
wajah jalan.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat
dilakukan di halaman dengan
jarak penanaman sekitar 5
meter.
50

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

- Penataan
tanaman
semak
disepanjang tepian sungai.
5.

Prasarana Lingkungan (Utilitas)


Kriteria saluran drainase sepanjang
jalan kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan
terkait dengan system drainase di
seluruh kawasan.
Kemiringan sekitar 2% sehingga
dapat mengalirkan air secepatcepatnya.
Lebar saluran minimal disesuaikan
dengan prasarat jalan kolektor,
saluran harus tertutup dengan
manhole atau lubang kontrol
tertutup yang bisa diangkat bila
sewaktu-waktu diperlukan.
TPS Wajib ada di beberapa tempat
yang memungkinkan.
Hidran
Pemadam
Kebakaran
ditempatkan setiap jarak 50m pada
lokasi yang strategis dan mudah
dicapai.

51

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok B1


BLOKB1

SIMULASI
KEYPLAN

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan
dengan guna lahan saran pelayanan umum,
ruang terbuka hijau (RTH) dan area cagar
budaya.
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai
pusat pariwisata dan jiarah, maka penataan
blok ini dirancang dengan mempertimbangkan
kenyamanan sirkulasi, aksen kawasan,
ketersediaan lahan parkir yang memadai dan
tetap berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.

ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : Ruang terbuka hijau,
sarana dan pelayanan umum .
2. Guna Lahan :
Utama : Ruang terbuka hijau
Penunjang : Sarana pelayanan umum, area
cagar budaya dan RTH (ruang terbuka hijau)

3.
4.
5.
6.

KDB sarana pelayanan umum : 60%


KLB sarana pelayanan umum : 1,2
Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
GSB sarana pelayanan umum : 1,2 m
ATURAN ANJURAN

Gb. Simulasi
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai

1. Tata Guna Lahan


Pada umumnya panduan tata guna lahan pada
blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama ruang
terbuka hijau.
Fungsi pengembangan penunjang untuk
area cagar budaya dan sarana pelayanan
umum, agar meningkatkan wisata pada blok
ini.
2. Sirkulasi
dan
Pencapaian
Sirkulasi
Kendaraan
Pencapaian ke blok B1 ini, relatif sulit

52

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

karena lokasi blok ini jauh dari pusat kota.


Pada blok ini tidak terlewati oleh kendaraan
umum (labi-labi), hanya dapat dicapai oleh
kendaraan pribadi dan becak motor saja.
3. Tata Bangunan

Orientasi dan
tampak bangunan
disesuaikan dengan keadaan sekitar.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan penghuni seperti sirkulasi
udara, pencahayaan dan peraturan
lainnya yang tercantum dalam peraturan
bangunan.
Untuk
bangunan
cagar
budaya
menggunakan ornament khas Aceh.
Jenis rumah
pada blok ini
sebaiknya
menggunaka
n jenis rumah
panggung
atau lantai dasar rumah dibuat naik
setinggi batas maksimal air saat banjir.

4. Struktur Bangunan

Struktur yang digunakan menggunakan


struktur khusus yang sesuai dengan
kondisi lahan setempat.

5. Ruang Terbuka dan Tata Hijau


Pemanfaatan ruang sempadan sebagai
ruang terbuka privat untuk umum yang

53

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

menunjang ruang terbuka publik dan jalur


pedestriannya.
Penambahan vegetasi sebagai batas akhir
pedestrian.
6. Tata Informasi
Tata Informasi (Signage)
Signage berupa nama kawasan, papan
informasi
dan yang lainnya tidak
menghalangi objeck yang diinformasikan.
Penempatan atau perletakan signage harus
mudah dijangkau oleh pandangan mata.
7. Perabot Jalan (street furniture)
Lampu penerangan jalan dengan ornamen
khas Aceh.
Penerangan pejalan kaki
Penerangan bangunan
Penempatan tempat sampah
Bangku taman dengan desain yang
ditambahkan dengan ornamen khas Aceh.
8.

Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan


kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan terkait
dengan system drainase di seluruh kawasan
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya.
Lebar saluran minimal disesuaikan dengan
prasarat jalan kolektor, saluran harus tertutup
dengan manhole atau lubang kontrol tertutup
yang bisa diangkat bila sewaktu-waktu
diperlukan.
Manhole diberi cat atau dilapis kembali

54

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok B2


BLOKB2

SIMULASI

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN

KEYPLAN

Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa

1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan


perdagangan dan jasa, saranan pelayanan
umum, perumahan, dan RTH (ruang terbuka
hijau).
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai
kawasan perumahan, maka penataan blok ini
dirancang dengan mempertimbangkan
kenyamanan sirkulasi.

ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : perumahan
2. Guna Lahan :
Utama : perumahan
Penunjang : masjid dan cagar budaya.

3. KDB : 60%
4.
5.
6.

KLB : 1,2
Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai
GSB : 6

: Sarana Pelayanan Umum

ATURAN ANJURAN

: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai

Gb. Simulasi

1. Tata Guna Lahan


Pada umumnya panduan tata guna lahan pada
blok ini adalah:
Fungsi
pengembangan
utama
untuk
kawasan perumahan.
Fungsi penunjang yaitu masjid untuk
meningkatkan wisata pada blok ini.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan
Pencapaian ke blok B2 ini, relatif sulit karena
lokasi blok ini jauh dari pusat kota.
Pada blok ini tidak terlewati oleh kendaraan
umum (labi-labi), hanya dapat dicapai oleh

55

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

3.

kendaraan pribadi dan becak motor saja.


Tata Bangunan

Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan penghuni seperti sirkulasi
udara, pencahayaan dan peraturan
lainnya yang tercantum dalam peraturan
bangunan.
Jenis rumah
pada blok
ini
sebaiknya
menggunak
an
jenis
rumah
panggung atau lantai dasar rumah
dibuat naik setinggi batas maksimal air
saat banjir.
Untuk bangunan yang ada disekitar
pinggiran sungai diwajibkan berorientasi
menghadap sungai, sehingga tidak
membelakangi sungai.
4. Struktur Bangunan
Struktur yang digunakan menggunakan
struktur khusus yang sesuai dengan
kondisi lahan setempat.
5. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka
- Halaman muka

bangunan

dapat
56

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

membantu membentuk suasana


wajah jalan.
Tata Hijau
- Penataan
pohon
hijau
dapat
dilakukan di halaman dengan jarak
penanaman sekitar 5 meter.
- Penataan
tanaman
semak
disepanjang tepian sungai.
6. Perabot Jalan (street furniture)
Lampu penerangan jalan dengan ornamen
khas Aceh.
Penerangan pinggiran sungai
Penerangan bangunan
Penempatan tempat sampah
Bangku taman dengan desain yang
ditambahkan dengan ornamen khas Aceh.
7. Prasarana Lingkungan (Utilitas)
Kriteria saluran drainase sepanjang jalan
kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan
terkait dengan system drainase di
seluruh kawasan
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya
Lebar saluran minimal disesuaikan
dengan prasarat jalan kolektor, saluran
harus tertutup dengan manhole atau
lubang kontrol tertutup yang bisa
diangkat bila sewaktu-waktu diperlukan.
Manhole diberi cat atau

57

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok B3


BLOKB3

SIMULASI
KEYPLAN
Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukan sebagai blok kawasan
perumahan.
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai
kawsan perumahan, maka penataan blok ini
dirancang dengan mempertimbangkan
kenyamanan sirkulasi.
Gb. Simulasi

ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : perumahan
2. Guna Lahan :
Utama : Fasilitas : perumahan
Penunjang : perdagangan dan jasa, sungai

3. KDB : 60%
4. KLB perumahan : 1,2
KLB perdagangan dan jasa : 1,4
5. Jumlah Lantai Bangunan perumahan : 2
lantai
Jumlah Lantai Bangunan perdaganan : 4
lantai
6. GSB perumahan : 2
GSB perdagangan dan jasa : 4
ATURAN ANJURAN
1.

Tata Guna Lahan


Pada umumnya panduan tata guna lahan pada blok ini
adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk kawasan
perumahan.
Fungsi penunjang untuk kawasan sungai, untuk
meningkatkan blok ini dibuat wisata air
(promenade).

58

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

2.

3.

4.

5.

6.

Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi Kendaraan


Pada blok ini tidak terlewati oleh kendaraan umum
(labi-labi), hanya dapat dicapai oleh kendaraan
pribadi dan becak motor saja.
Tata Bangunan
Untuk bangunan yang ada disekitar pinggiran
sungai diwajibkan berorientasi menghadap sungai,
sehingga tidak membelakangi sungai.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan
penghuni seperti sirkulasi udara, pencahayaan dan
peraturan lainnya yang tercantum dalam peraturan
bangunan.
Ruang Terbuka dan Tata Hijau
Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat membantu
membentuk suasana wajah jalan.
Tata Hijau
- Penataan pohon hijau dapat dilakukan di
halaman dengan jarak penanaman sekitar 5
meter.
- Penataan tanaman semak disepanjang tepian
sungai.
Perabot Jalan (street furniture)
Lampu penerangan jalan dengan ornamen khas
Aceh.
Penerangan pinggiran sungai
Penerangan bangunan
Penempatan tempat sampah
Bangku taman dengan desain yang ditambahkan
dengan ornamen khas Aceh.
TataInformasi dan Reklame
Tata Informasi (Signage)
Perancangan penanda harus terintegrasi
dengan arsitektur bangunan.

59

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Reklame

Bentuk reklame dan papan informasi harus


terintegrasi dengan arsitek bangunannya dan
menggunakan ornamen khas Aceh.

Pemasangan reklame harus memperhatikan


faktor keselamatan dan keamanan.
7. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan kolektor


dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan terkait
dengan system drainase di seluruh kawasan
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya
Lebar saluran minimal disesuaikan dengan
prasarat jalan kolektor, saluran harus tertutup
dengan manhole atau lubang kontrol tertutup
yang bisa diangkat bila sewaktu-waktu
diperlukan.
Manhole diberi cat atau dilapis kembali agar
menambah nilai estetika.

TPS Wajib ada di beberapa tempat yang


memungkinkan.

Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkan setiap


jarak 50m pada lokasi yang strategis dan mudah
dicapai.

60

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok B4


BLOKB4

SIMULASI
KEYPLAN

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN
1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan
Perdagangan dan jasa.
2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai
pusat perdagangan dan jasa, maka penataan
blok ini dirancang dengan mempertimbangkan
kenyamanan sirkulasi dan ketersediaan lahan
parkir yang memadai.
Gb. Simulasi

Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai

ATURAN WAJIB
1. Peruntukan Lahan : Perdagangan dan Jasa
2. Guna Lahan :
Utama : Fasilitas Perdagangan dan jasa
Penunjang : perkantoran

3.
4.
5.
6.

KDB : 70%
KLB : 1,4
Jumlah Lantai Bangunan : 4 lantai
GSB : 4
ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan


Pada umumnya panduan tata guna lahan pada
blok ini adalah:
Fungsi pengembangan utama untuk jasa
Perdagangan yang berupa Rumah Toko dan
pasar.
Fungsi pengembangan penunjang untuk
aktivitas jasa, seperti penyediaan jasa foto
copy, ATK.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi Kendaraan
Sistem parkiryang diterapkan yaitu sistem
parking lot yang ditempatkan di badan jalan
dengan jumlah yang dibatasi.
Kendaraan umum merupakan transportasi

61

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

publik yang bersifat masal, seperti labi-labi dan


becak motor.
3. Tata Bangunan

Orientasi bangunan harus menghadap ke


jalan.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan penghuni seperti sirkulasi
udara, pencahayaan dan peraturan lainnya
yang
tercantum
dalam
peraturan
bangunan.
4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka
- Halaman muka bangunan dapat
membantu membentuk suasana wajah
jalan.
Tata Hijau
- Penambahan vegetasi dalam pot pada
blok ini karena kurangnya vegetasi
dikawasan ini.
5. TataInformasi dan Reklame
Tata Informasi (Signage)
Signage berupa nama bangunan dapat
dipasang di fasade/muka bangunan, antara
bagian
atas
lantai
dasar
hingga
pertengahan lantai kedua.

Perancangan
terintegrasi
bangunan.

penanda
dengan

harus
arsitektur

62

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Reklame
Bentuk reklame dan papan informasi
harus
terintegrasi
dengan
arsitek
bangunannya dan menggunakan ornamen
khas Aceh.
Pemasangan
reklame
harus
memperhatikan faktor keselamatan dan
keamanan.
Pemasangan reklame harus mengikuti
peraturan perda yang berlaku, seperti
lebar rekalme tidak melebihi batas trotoar.
Tidak menutupi muka bangunan.
6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)
Kriteria saluran drainase sepanjang jalan
kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan terkait
dengan system drainase di seluruh
kawasan
Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat
mengalirkan air secepat-cepatnya
Lebar saluran minimal disesuaikan
dengan prasarat jalan kolektor, saluran
harus tertutup dengan manhole atau
lubang kontrol tertutup yang bisa diangkat
bila sewaktu-waktu diperlukan.
Manhole diberi cat atau dilapis kembali
agar menambah nilai estetika.
TPS Wajib ada di beberapa tempat yang
memungkinkan.
Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkans

63

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Panduan Rancangan Blok B5


BLOK B5
SIMULASI

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN

KEYPLAN

1.
2.

Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan Perdagangan,


Jasa, dan perkantoran.
Pengembangan
blok
dapat
dilakukan
dengan
menambahkan guna lahan penunjang berupa guna lahan
jasa yang terkait dengan fungsi utama.

ATURAN WAJIB
1.
2.

3.
Gb. Simulasi

4.
5.
6.

Peruntukan Lahan : perdagangan dan jasa,


perkantoran
Guna Lahan :
Utama : perdagangan dan jasa
Penunjang : perkantoran
KDB perdagangan dan jasa : 70%
KDB perkantoran : 60 %
KLB perdagangan dan jasa : 1,4
KLB perkantoran : 1,2
Jumlah Lantai perdagangan dan jasa: 2 lantai
Jumlah lantai perkantoran : 2
GSB perdagangan dan jasa : 4
GSB perkantoran : 6

Keterangan:
: Perdagangan dan Jasa
: Sarana Pelayanan Umum
: Peruntukan Khusus
: Perumahan
: RTH
: Sungai

64

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

ATURAN ANJURAN
1. Tata Guna Lahan
Pada umumnya panduan tata guna lahan
pada blok ini adalah:
Fungsi
utama
untuk
kawasan
perdagangan dan jasa.
2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi
Kendaraan
Sistem parkiryang diterapkan yaitu
sistem parking lot yang ditempatkan di
badan jalan dengan jumlah yang
dibatasi.
Kendaraan
umum
merupakan
transportasi publik yang bersifat masal,
seperti labi-labi dan becak motor.
3. Tata Bangunan
Orientasi bangunan pertokoan harus
menghadap ke jalan.
Bangunan
harus
memperhatikan
kesehatan seperti sirkulasi udara,
pencahayaan dan peraturan lainnya
yang tercantum dalam peraturan
bangunan.
4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau
Ruang Terbuka

65

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Halaman muka bangunan dapat


membantu
membentuk
suasana
wajah jalan.
Tata Hijau
- Penataan
pohon
hijau
dapat
dilakukan di halaman dengan jarak
penanaman sekitar 5 meter.
5. TataInformasi dan Reklame
Tata Informasi (Signage)
Signage berupa nama bangunan
dapat dipasang di fasade/muka
bangunan, antara bagian atas lantai
dasar hingga pertengahan lantai
kedua.
Perancangan
penanda
harus
terintegrasi
dengan
arsitektur
bangunan.
Reklame
Bentuk
reklame
dan
papan
informasi harus terintegrasi dengan
arsitek
bangunannya
dan
menggunakan ornamen khas Aceh.
Pemasangan
reklame
harus
memperhatikan faktor keselamatan
dan keamanan.
Pemasangan
reklame
harus
mengikuti peraturan perda yang
berlaku, seperti lebar rekalme tidak
melebihi batas trotoar.
6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

66

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan


kolektor dan sekunder :
Harus menerus di sepanjang jalan
terkait dengan system drainase di
seluruh kawasan
Kemiringan sekitar 2% sehingga
dapat mengalirkan air secepatcepatnya
Lebar saluran minimal disesuaikan
dengan prasarat jalan kolektor,
saluran harus tertutup dengan
manhole atau lubang kontrol
tertutup yang bisa diangkat bila
sewaktu-waktu diperlukan.
Manhole diberi cat atau dilapis
kembali agar menambah nilai
estetika.
TPS Wajib ada di beberapa tempat yang
memungkinkan.
Hidran
Pemadam
Kebakaran
ditempatkan setiap
jarak 50m pada
lokasi yang strategis dan mudah dicapai.

67

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

BAB IV
RENCANA PROGRAM DAN TAHAP PELAKSANAAN
Dalam rangka implementasi Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh
direncanakan selesai dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun, dengan pentahapan progres
penyelesaian setiap 5 (lima) tahun. Untuk tahap kesatu atau di 5 (lima) tahun pertama,
pelaksanaan penanganan pelestarian adalah untuk kawasan pusaka prioritas Peunayong dan
Kawasan Gampong Pande yang meliputi lokasi blok-blok sebagai berikut:
(1) Kawasan Peunayong
a) Blok A2 Kawasan Pusat inti pecinaan dan perdagangan dan jasa (kuliner dan
suvenir);
b) Blok A6 Kawasan Perdagangan dan jasa (water front City) sebagai bagian aset
pusaka
(2) Kawasan Gampong Pande
a) Blok B1 Kawasan bersejarah, cagar budaya, wisata dan permukiman;
b) Blok B2 Kawasan permukiman dan campuran sebagai kawasan pengembangan
c) Blok B3 Kawasan Perdagangan dan jasa sebagai kawasan penyangga
Rencana pelaksanaan penataan kawaasan pusaka Kota Banda Aceh disusun berdasarkan
program dan kegiatan, serta berdasarkan urgensinya. Tahapan pembangunan program jangka
menengah ini dipilih untuk dilaksanakan dalam masa lima tahun (tertuang pada tabel).

68

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Tabel Rencana Pelaksanaan Penataan dan Pelestarian Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh
Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

SKALA KOTA (City Wide)

Penanganan Kawasan Pusaka


Prioritas Kota Banda Aceh
Tindak Lanjut/Pengesahan
Ranperwal
Tentang
Rencana
Penataan
1 Kawasan Pusaka (RPKP)
Kawasan Peunayong Dan
Kawasan
Gampoeng
Pande Kota Banda Aceh
Pendataan Detail dan
Rinci untuk penentuan
2
klasifikasi aset pusaka/
Cagar Budaya

Lokasi

City Wide

Satuan

ls

APBD

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya
2015

2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Pemerintah
Pusat

Masyarakat

City Wide

ls

APBN

Pembuatan/Penyusunan
Klasifikasi Bangunan Aset
Pusaka/ Cagar Budaya

City Wide

ls

APBN

Penetapan Klasifikasi
Bangunan Aset Pusaka/
Cagar Budaya

City Wide

ls

APBN

69

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

Lokasi

Satuan

2015

Penelitian Arkeologi
Kawasan

Gampong
Pande

ls

APBN

ls

APBN /
APBD

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya
2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Pemerintah
Pusat

Masyarakat

Kawasan jalan
utama (mulai
dari simpang
lima hingga
Monumen
Simpang
Mesra;
Kopelma,;

Penyusunan RTBL
Kawasan Pusaka

Kawasan
Jalan Utama
(Simpang Jam
hingga
simpang tiga
sepanjang Jl.
T. Umar &
Ketapang);

Kawasan
Waterfront
(dari
Peunayong
hingga
TPI/Lampulo);
Kawasan

70

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

Lokasi

Satuan

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya
2015

2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Masyarakat

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

Pemerintah
Pusat

Waterfront
(dari
Peunayong
hingga
Jembatan
Pante Pirak

Pengembangan UKM

6 (Enam)
Kawasan
Pusaka
Prioritas

ls

Usaha Untuk Mendapat


Predikat Warisan Budaya
Nasional

Kawasan Kota
Lama
(termasuk
kawasan
Peunayong
dan Kawasan
Gampo Pande

ls

APBD

APBN

Perencanaan Dan Pelaksanaan


Acara/Event Tahunan Kota
Pusaka Banda Aceh

Kajian
pengembangan
acara dan kegiatan bagi
keberlangsungan
pariwisata kota pusaka

Kawasan
Waterfront
(dari
Peunayong
hingg
jembatan

ls

APBD

71

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

Lokasi

Satuan

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya
2015

2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Pemerintah
Pusat

Masyarakat

Pante Pirak)

Studi dan rancangan


pelaksanaan acara /event
tahunan daerah kota
pusaka
Mengadakan event-event
rutin mengenai jelajah
kota pusaka bagi pelajar
dan komunitas
masyarakat
Pelaksanaan acara/event
tahunan bagi
keberlangsungan
pariwisata kota pusaka
banda aceh

Perencanaan Dan Pelaksanaan


Kegiatan Promosi Kota Pusaka
Banda Aceh
Kajian perencanaan
1 kegiatan promosi daerah
dan kota pusaka aceh
2

Pembuatan brosur, situs,


peta pusaka, website kota
pusaka dan papan

Kota Banda
Aceh

ls

APBD

Kota Banda
Aceh

ls

APBD

Kota Banda
Aceh

ls

Kota Banda
Aceh

ls

Kota Banda
Aceh

ls

APBD

APBD

APBD

72

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

Lokasi

Satuan

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya
2015

2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Pemerintah
Pusat

Masyarakat

informasi pada obyek atau


situs tersebut

Pembuatan sistem
informasi wisata secara
online dan promosi wisata

Kota Banda
Aceh

ls

Keikutsertaan dan
partisipasi dalam acara
promosi kota pusaka
lainnya di daerah lainnya

Kota Banda
Aceh

ls

Menarik minat dan


bekerja sama dengan
media lokal, nasional
maupun internasional
untuk membuat liputan
terkait pusaka kota

Kota Banda
Aceh

II

SKALA KAWASAN PUSAKA PRIORITAS


(KAWASAN PEUNAYONG DAN KAWASAN
GAMPONG PANDE)

2.1

KAWASAN PEUNAYONG

Penyusunan Asepk Legal


1

Penyusunan Peraturan
Zonasi

Kawasan
Peunayong

ls

ls

APBD

APBD

APBD

APBD

73

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

Lokasi

Satuan

2015

Penyusunan Draft Perwal


tentang Peraturan Zonasi
Pengembangan Fisik Kawasan
2

Kawasan
Peunayong

ls

APBD

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya
2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Pemerintah
Pusat

Masyarakat

Sebagai Usaha Proteksi Awal


terhadap Aset Pusaka
Pembuatan Drainase dan
1

Pedestrian di Kawasan
Peunayong

Pengembangan Intensif
Fisik Kawasan

Kawasan
Peunayong
Kawasan
Peunayong

ls

APBD

APBD

Perencanaan dan
C

Pembangunan Fisik Kawasan


Pusaka
BLOK A-2
DED Pejalan
1

Kaki/Pedestrian dan
Saluran Drainase sekitar

Blok A 1

APBD

Blok A 1

APBD

Jalan Kartini
Pembangunan Pejalan
2

Kaki/Pedestrian dan
Saluran Drainase sekitar
Jalan Kartini

74

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

Lokasi

Satuan

2015

2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

Penghijauan sepanjang
3

Pedestrian Mall

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Pemerintah
Pusat

Masyarakat

APBD

APBD

Blok A 1

Blok A 1

ls

Blok A 1

APBD

Blok A 6

Blok A 6

Blok A 6

unit

(Penayong Walk)
Melengkapi Street
Furniture ( tempat
4

sampah, tempat duduk,

sign age, Lampu, gerbang


kawasan)
Penataan Area parkir
.

untuk mendukung
Pedestrain Mall

APBD

APBD

APBD

(Penayong Walk )
BLOK A-6
DED Pejalan
1

Kaki/Pedestrian dan
Saluran Drainase
Pembangunan Pejalan

Kaki/Pedestrian dan
Saluran Drainase sekitar
Jalan Kartini

Revitalisasi Taman rex


sebagai fungsi ruang

75

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

Lokasi

Satuan

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya
2015

2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Pemerintah
Pusat

Masyarakat

terbuka
Melengkapi Street
Furniture ( tempat
4

sampah, tempat
duduk/Bangku taman,

Blok A 6

unit

Blok A 6

APBD

sign age, Lampu PJU,


gerbang kawasan)
Penataan Area parkir
.

untuk mendukung
Pedestrain Mall (

APBD

Penayong Walk )
2.2

KAWASAN GAMPONG PANDE

Penyusunan Asepk Legal


1

Penyusunan Peraturan
Zonasi

Penyusunan Draft Perwal


tentang Peraturan Zonasi

Kawasan
Gampong
Pande
Kawasan
Gampong
Pande

Ls

Ls

APBD

APBD

Pengembangan Fisik Kawasan


B

Sebagai Usaha Proteksi Awal


terhadap Aset Pusaka

76

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

Lokasi

Satuan

2015

Pembuatan Drainase dan


1

Pedestrian di Kawasan
Gampong Pande

Pengembangan Intensif
Fisik Kawasan

Kawasan
Gampong
Pande

Kawasan
Gampong
Pande

ls

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya
2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

APBD

APBD

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Pemerintah
Pusat

Masyarakat

Perencanaan dan
C

Pembangunan Fisik Kawasan


Pusaka
BLOK B-1
1

Pembuatan Jalur Pejalan


Kaki

B-1

APBD

DED Peningkatan Jalan


Lingkungan menuju
Komplek makam yang di
jadikan Herritage Trail.

B-1

paket

APBD

Peningkatan Jalan
Lingkungan menuju
Komplek makam yang di
jadikan Herritage Trail.

B-1

APBD

B-1

paket

APBD

Penyusunan DED
Landmark/Tugu Untuk
Kawasan Makam Raja

77

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

Lokasi

Satuan

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya
2015

2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Pemerintah
Pusat

Masyarakat

raja.
5

Pembangunan Komplek
Makam Gampoeng Pande

B-1

ls

APBD

DED selter angkutan


umum

B-1

paket

APBD

Pembangunan selter
angkutan umum

B-1

DED penataan Hutan kota


sebagai salah satu pusat
kegiatan utama kawasan

B-1

Pembangunan Hutan kota


sebagai salah satu pusat
kegiatan utama kawasan

B-1

1
0

DED Gate/Gerbang untuk


memasuki kawasan wisata
Gampoeng Pande

B-1

1
1

Pembangunan
Gate/Gerbang untuk
memasuki kawasan wisata
Gampoeng Pande

B-1

paket

paket

APBD

APBD

APBD

APBD

APBD

78

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

Lokasi

Satuan

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya
2015

2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

1
3

Pembuatan Saluran
Drainase

B-1

1
4

Lampu PJU untuk median


jalan (street furniture)

B-1

Unit

APBD

1
5

Tempat Sampah (street


furniture )

B-1

Unit

APBD

1
6

Tempat duduk (street


furniture )

B-1

Unit

APBD

1
7

Penataan Area parkir

B-1

APBD

APBD

APBD

APBD

APBD

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Pemerintah
Pusat

Masyarakat

BLOK B-2
1

Pembuatan Jalur Pejalan


Kaki

B-2

Peningkatan Jalan
Lingkungan menuju
Komplek makam yang di
jadikan Herritage Trail.

B-2

Pembuatan DED area


percontohan bangunan
panggung sebagai salah
satu penanganan bencana

B-2

paket

79

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

Lokasi

Satuan

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya
2015

2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Pemerintah
Pusat

Masyarakat

tsunami

Pembangunan area
percontohan bangunan
panggung sebagai salah
satu penanganan bencana
tsunami

B-2

Revitalisasi Kawasan
Tepian Sungai Krueng
Aceh

B-2

Paving block type 1 (T = 8)

B-2

Pembuatan Saluran
Drainase

B-2

Lampu PJU untuk median


jalan (street furniture)

B-2

Unit

APBD

Tempat Sampah (street


furniture )

B-2

Unit

APBD

1
0

Tempat duduk (street


furniture )

B-2

Unit

APBD

1
1

Penataan Area parkir

B-2

m2

APBD

ls

APBD

APBD

APBD
APBD

80

Executive Summary
Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

Pelaksana Pembangunan
Tahun
URAIAN PROGRAM /
KEGIATAN

No

Lokasi

Satuan

2015

1
1

Pembuatan Saluran
Drainase tertutup

B-2

m2

APBD

Swasta /
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Sumber
Biaya
2016

2017

2018

2019

Dinas
PU
Kota

Bappeda
Kota

Dinas
Pertamanan

Dinas
Kebudayaan
& Pariwisata

Swasta

Pemerintah
Pusat

Masyarakat

BLOK B-3
1

Pembuatan Jalur Pejalan


Kaki

B-3

Pembuatan sandaran
perahu wisata/dermaga

B-3

unit

APBD

Pembuatan selter
angkutan wisata

B-3

unit

APBD

Revitalisasi Kawasan
Tepian Sungai Krueng
Aceh

B-3

APBD

Peningkatan dan
pemeliharaan Kawasan
masjid dan makam

B-3

APBD

Peningkatan jalan
lingkungan

B-3

APBD

APBD

81

Вам также может понравиться