Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DENGAN ASMA
Oleh:
ASMA
A. Pengertian
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang mempunyai ciri
bronkospasme periodik (kontriksi spasme pada saluran pernapasan) terutama pada
percabangan trakeobronkial yang dapat oleh sebagai stimulus seperti oleh faktor
biokemikal, endokrin, infeksi, otonomik, dan psikologi.
Asma adalah penyakit obstruksi jalan nafas, yang dapat pulih dan intermitten
yang ditandai oleh penyenpitan jalan nafas, mengakibatkan dispneu, batuk dan
mengi. Eksarbasi akut terjadi dari beberapa menit sampai jam, bergantian dengan
periode bebas gejala.
B. Etiologi
Faktor pencetus serangan asma :
o Alergen utama, seperti debu rumah, spora jamur, dan tepung sari, rerumputan
o Iritan seperti asap,bau-bauan, dan polutan
o Infeksi saluran pernapasan terutama yang disebabkan oleh virus
o Perubahan cuaca yang ekstrim
o Kegiatan jasmani yang berlebihan
o Lingkungan kerja
o Obat-obatan
o Emosi
o Refluks gastroesofagus
Sedangkan faktor penyebab serangan asma :
Faktor prediposisi
Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya.Meskipun belum
diketahui cara penurunan yang jelas, penderita yang dengan penyakit
alergi juga mempunyai keluarga dekat menderita penyakit alergi.
Prespitasi
Alergen
Dimana alergen di bagi menjadi 3 jenis yaitu :
Inhalan yang masuk melalui saluran pernapasan
Cth :debu,bulu binatang,serbuk bungan, spora jamur, bakteri
dan polusi.
Ingestan yang masuk melalui mulut
Cth: makanan dan obat-obatan
Kontaktan yang masuk melalui kontak dengan kulit
Perubahan cuaca
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya
serangan asma.Kadang serangan berhubungan dengan musim,seperti :
musim hujan, musim kemerau.
Stress
Stress /emosi dapat memperberat serangan asma.Bagi penderita asma
perlu untuk menyelesaikan masalah pribadi secepat mungkin karena
jika sters tidak diatasi maka gejala asma belum bisa diobati.
Lingkungan kerja
Misalnya: orang yang bekerja di laboratorium hewan, indukstri tekstil,
pabrik abses, polisi lalulintas.Gejala dapat membaik saat libur atau
cuti.
Asma adalah suatu obstruksi jalan nafas yang refersibel yang disebabkan oleh:
C. Klasifikasi
Dibagi berdasarkan penyebab, terbagi menjadi alergi ,idiopatik, dan non alergik:
a. Asma alergik/ekstrinsik:
merupakan suatu bentuk asma dengan alergen seperti bulu binatang, debu,
ketombe, tepung sari, makanan,dll.Alergen terbanyak adalah airbone dan
musiman(seasonal).Klien dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat
pengobatan eksim atau rhinitis alergik.Paparan terhadap alergi dapat mencetuskan
serangan asma.Biasanya pada anak-anak sampai usia remaja.
b. Idiopatik atau non alergik asma/ intrinsik
Tidak berhubungan secara langsung dengan alergen spesifik.Faktor-faktor seperti
common cold,ISPA, aktivitas, emosi/stres dan polusi lingkungan akan
mencetuskan serangan asma.Beberapa agen farmakologi: seperti antagonis
adregenik dan bahan sulfat (penyedap makanan) juga dapat menjadi faktor
penyebab.Bila asma idiopatik sering terjadi dan lebih berat maka dapat
menyebabkan Bronkitis dan emfisema.Biasanya asma ini dimulai ketika dewasa
(>35 tahun).
c. Asma campuran (mixed asma)
Merupakan bentuk asma yang paling sering.Dikarakteristikan dengan bentuk
kedua jenis asma alergi dan idiopatik.
D. Patofisiologis
Pencetus serangan
(alergen,emosi/stres,obat-obtan,&
infeksi
Reaksi antigen & antibodi
bronkospasme
Permeabilitas kapiler
Sekresi mukus
meningkat
Produksi mukus
bertambah
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
Ketidak seimbangan
nutrisi:kurang
dari
kebutuhan
tubuh
(resiko/ aktual)
Hipoventilasi
Distribusi ventilasi tidak merata dengan sirkulasi darah pau-paru
Gangguan difusi gas di alveoli
Kerusakkan
pertukaran gas
Hipoksemia
Hiperkapnea
Asma alergi bergantung pada respon Ig E yang dikendalikan oleh limfosit T dan B serta
diaktifkan oleh interaksi antara antigen dengan molekul Ig E yang berikatan dengan sel
mast.Sebagian besar alergen
airbone dan
Eksem
Urtikaria
Edema angioneurotik
1.1 Pengkajian untuk menentukan beratnya asma
Manifestasi klinis
Skor 0
Skor 1
Ya
Tidak
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Ada
d. RR per menit
< 25
>25
< 120
>120
Tidak ada
Ada
>100
< 100
Ket : skor 4 dicurigai sebagai asma berat, klien harus diobservasi untuk
menentukkan adakah respons dari terapi atau segera dikirim ke rumah sakit.
1.2 Perubahan AGD yang berhubungan dengan asma
Ringan
PaO2
Elevasi
Sedang
Normal sampai hipoksia
Berat
Status asmatikus
Hipoksemia
Hipoksemia berat
ringan
PaC02
Menurun
Elevasi
Elevasi berat
pH
Alkalosis
Alkalosis
Alkalosis
Asidosis
F. Komplikasi
Pneomothoraks
Ateletaksis
Gagal napas
Bronkitis kronik
Fraktur iga
Status asmatikus
Kematian
G. Penatalaksanaan
Terapi obat:
Agonis beta
Metilsantin
Metaprotenol
Tarbutalin
Epineprin
Saatnya serangan
H. Pencegahan
1. Evaluasi dan identifikasi protein asing yang mencetuskan serangan.
2. Lakukan uji kulit terhadap bahan dan matras/bantal jika serangan terjadi pada
malam hari/
3. Lakukan uji kulit yang dibuat dengan senyawaan kerokan antigen dari rambut
atau kulit jika serangan tampak berkaitan dengan binatang.
4. Hindari pemajanan terhadap bercak serbuk yang membahayakan.Misalnya:
tinggal dalam ruangan ber-AC selama musim serbuk atau jika memungkinkan
ubah zona iklim.
5. Cegah asma yang disebabkan oleh latihan (EIA) dengan melakukan inspirasi
udara pada 370 C dan kelembaban relatif 100%.
6. Tutup mulut dan hidung menggunakan masker untuk aktivitas yang menyebabkan
serangan.
I. Pemeriksaan penunjang
a. Spirometri
Untuk menunjukkan adaya obstruksi jalan nafas
b. Tes provokasi
o Untuk menunjang adanya hiperaktivitas bronkus
o Dilakukan apabila tidak menggunakan spirometri
o Tes provokasi bronkial seperti:histamin,metalkolin.alergen.kegiatan jasmani,
hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi udara denga aqua destilata.
o Tes kulit: menunjukkan adanya antibodi Ig E yang spesifik dalam tubuh
c. Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum
d. Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen dada normal
e. Pemeriksaan eosinofil total dalam darah
f. AGD dilakukan pada asma berat:
g. Pemeriksaan Sputum
Spiral chrusmann yakni yang merupakan chast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkus.
Neotrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
c. Pengembangan dada
d. Krepitasi
e. Massa
f. Edema
Auskultasi :
a. Vesikuler
b. Bronkovesikuler
c. Hiperventilasi
d. Ronchi
e. Wheezing
f. Lokasi perubahan suara napas serta kapan saatnya terjadi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi mukus.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemehan fisik.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit
6. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernapasan
dan menurunnya intake oral.
7. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan distress pernapasan.
C. INTERVENSI
N
Diagnosa
keperawatan hasil
Tidak
Setelah dilakukkan
efektifnya
tindakan
bunyi
nafas,
spasme
bronkus
bersihan
keperawatan selama
catat
adanya
terjadi
dengan
bunyi
nafas,
jalan
nafas 3x24
berhubunga
n
jam,
diharapkan
pasien
dengan dapat :
akumulasi
mukus.
Jalan nafas
Rasional
Auskultasi
misalnya
Beberapa
ronkhi
ekspirasi
Takipnea biasanya
Kaji / pantau
catat
Wheezing
berkurang/hi
inspirasi
ekspirasi.
frekuensi
berkurang
an sputum
tak
(asma berat).
pernafasan
mengeluark
mengi
Batuk
Klien dapat
dengan
(empysema),
Kriteria hasil :
berkurang
jalan
efektif.
Sesak
obstruksi
wheezing,
kembali
derajat
ditemukan
rasio
dan
pada
penerimaan selama
strest/adanya
proses
infeksi
akut.
Pernafasan
dapat
melambat
dan
frekuensi
ekspirasi
memanjang
lang
dibanding
inspirasi.
TTV normal
Peninggian kepala
tidak
mempermudah
Kaji
pasien
untuk
posisi
yang
aman,
misalnya
fungsi pernafasan
dengan
menggunakan
gravitasi.
Batuk
peninggian
kepala
tidak
menetap
duduk
pada
tidak
sandaran.
dapat
tetapi
efektif,
khususnya
pada
Observasi
akut/kelemahan.
karakteristik
batuk, menetap,
batuk
basah.
pendek,
Bantu
tindakan untuk
Penggunaan cairan
keefektipan
hangat
memperbaiki
menurunkan
upaya batuk.
spasme bronkus.
Berikan
hangat.
dapat
air
Membebaskan
spasme
jalan
Berikan
obat
sesuai indikasi.
Bronkodilator
spiriva
11 (inhalasi).
2
Tidak
Setelah
efektifnya
tindakan
pola
berhubunga
n
dilakukan
3x24
dengan jam,diharapkan :
penurunan
ekspansi
Pola
nafas
kembali
paru.
efektif.
Kriteria hasil :
Pola
Kaji
frekuensi
kedalaman
biasanya mencapai
pernafasan dan
kedalaman
ekspansi dada.
pernafasan
Catat
bervariasi
upaya
pernafasan
tergantung derajat
termasuk
gagal
penggunaan
Expansi
dada
otot
terbatas
yang
bantu
pernafasan
nafas
Kecepatan
pelebaran nasal.
berhubungan
dengan atelektasis
dan
efektif
nafas.
atau
nyeri
dada
Bunyi nafas
Auskultasi
normal atau
bersih,
catat
TTV dalam
batas normal
adanya
bunyi
nafas
seperti krekels,
wheezing.
Batuk
berkurang
Ekspansi
bantu
paru
mengubah
mengemban
posisi.
dan
wheezing
menyertai
obstruksi
jalan
nafas / kegagalan
pernafasan
Tinggikan
kepala
Ronki
dan
Duduk
tinggi
memungkinkan
ekspansi paru dan
memudahkan
pernafasan
Kongesti alveolar
mengakibatkan
batuk sering/iritasi.
Observasi pola
batuk
dan
karakter sekret.
Dapat
meningkatkan/ban
yaknya
sputum
dimana gangguan
Dorong/bantu
pasien
dalam
nafas
dan
latihan batuk.
ventilasi
dan
ditambah
ketidak
nyaman
upaya
bernafas
Memaksimalkan
bernafas
dan
menurunkan kerja
Kolaborasi:
nafas, memberikan
kelembaban
Berikan
membran mukosa
oksigen
dan
tambahan.
pengenceran
Berikan
humidifikasi
tambahan misalnya :
nebulizer
pada
sekret.
membantu
I.
Tema
Subtema
Sasaran
Waktu
30 menit
Tempat
RS.Bethesda
II.
III.
Materi
a. Pengertian ASMA
b. Penyebab ASMA
c. Tanda dan gejala ASMA
d. Cara penanganan ASMA
e. Komplikasi ASMA
f. Pencegahan ASMA
IV.
Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
V.
Kegiatan Penyuluhan
NO. KEGIATAN PEYULUHAN
1.
Pendahuluan
dan apersepsi
Salam
PESERTA
pembuka
WAKTU
menjawab salam
5 menit
(terapeutik)
Perkenalan
menyimak
Menyampaikan
tujuan penyuluhan
Apersepsi
merespon
pengenalan
mendngarkan,
menjawab
pertanyaan
2.
Isi
penyampaian garis
besar
materi
ASMA
dengan
penuh
perhatian
memberi
menayakan hal-hal
kesempatan
peserta
mendengarkan
bertanya
menjawab
pertanyaan
memperhatikan
20 menit
jawaban
dari
penyuluh
evaluasi
menjawab
pertanyaan
3.
Penutup
mengevaluasi
menjawab
pemahaman klien
VI.
pengevaluasian
menyimpulkan
mendengarkan
memberikan pesan
mendengarkan
salam pentup
menjawab salam
Media/alat bantu
-
VII.
5 menit
Leafled
Sumber/ Referensi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3598/1/keperawatan-dudut2.pdf
Brunner & Suddarth.2000.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC
VIII.
Evaluasi
1. Formatif
Pasien mampu menjelaskan tentang ASMA :
a. Menjelaskan dengan benar pengertian ASMA
b. Menjelaskan dengan benar penyebab ASMA
c. Menjelaskan dengan benar tanda dan gejala ASMA
d. Menjelaskan dengan benar cara penanganan ASMA
e. Menjelaskan dengan benar komplikasi ASMA
f. Menjelaskan dengan benar pencegahan ASMA
2. Sumatif
Pasien memahami dan mengerti tentang ASMA.
Chacha
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian ASMA
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible
dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma
bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang
luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari
pengobatan ( The American Thoracic Society ).
2. Etiologi / penyebab
a. faktor prediposisi:
Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan
penyakit alerg biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita
penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah
terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.
Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor presipitasi
Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan
polusi
Ingestan, yang masuk melalui mulut
ex: makanan dan obat-obatan
Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
ex: perhiasan, logam dan jam tangan
Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi
asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu
Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu
juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala
asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya
belum bisa diobati.
Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma.
Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja
di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
Memberikan penyuluhan
Pemberian cairan
Fisiotherapy
Pengobatan farmakologik :
a. Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
Orsiprenalin (Alupent)
Fenoterol (berotec)
Terbutalin (bricasma)
5. Komplikasi
Status asmatikus
Atelektasis
Hipoksemia
Pneumothoraks
Emfisema
Deformitas thoraks
Gagal nafas
6. Pencegahan
a. Kebersihan lingkungan
b. Menghindari faktor pencetus
c. Memberikan Penkes
d. Menutup mulut dan hidung dengan masker
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2000.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC
Somantri
Irman.2009.Asuhan
Keperawatan
pada
Klien
dengan
Gangguan
Sistem