Вы находитесь на странице: 1из 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN ASMA

Oleh:

Priska Rasmania Lagut


0902047

STIKES BETHESDA YAKKUM


2010/2011

ASMA
A. Pengertian

Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang mempunyai ciri
bronkospasme periodik (kontriksi spasme pada saluran pernapasan) terutama pada
percabangan trakeobronkial yang dapat oleh sebagai stimulus seperti oleh faktor
biokemikal, endokrin, infeksi, otonomik, dan psikologi.

Asma adalah penyakit obstruksi jalan nafas, yang dapat pulih dan intermitten
yang ditandai oleh penyenpitan jalan nafas, mengakibatkan dispneu, batuk dan
mengi. Eksarbasi akut terjadi dari beberapa menit sampai jam, bergantian dengan
periode bebas gejala.

B. Etiologi
Faktor pencetus serangan asma :
o Alergen utama, seperti debu rumah, spora jamur, dan tepung sari, rerumputan
o Iritan seperti asap,bau-bauan, dan polutan
o Infeksi saluran pernapasan terutama yang disebabkan oleh virus
o Perubahan cuaca yang ekstrim
o Kegiatan jasmani yang berlebihan
o Lingkungan kerja
o Obat-obatan
o Emosi
o Refluks gastroesofagus
Sedangkan faktor penyebab serangan asma :
Faktor prediposisi

Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya.Meskipun belum
diketahui cara penurunan yang jelas, penderita yang dengan penyakit
alergi juga mempunyai keluarga dekat menderita penyakit alergi.

Prespitasi

Alergen
Dimana alergen di bagi menjadi 3 jenis yaitu :
Inhalan yang masuk melalui saluran pernapasan
Cth :debu,bulu binatang,serbuk bungan, spora jamur, bakteri
dan polusi.
Ingestan yang masuk melalui mulut
Cth: makanan dan obat-obatan
Kontaktan yang masuk melalui kontak dengan kulit

Perubahan cuaca
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya
serangan asma.Kadang serangan berhubungan dengan musim,seperti :
musim hujan, musim kemerau.

Stress
Stress /emosi dapat memperberat serangan asma.Bagi penderita asma
perlu untuk menyelesaikan masalah pribadi secepat mungkin karena
jika sters tidak diatasi maka gejala asma belum bisa diobati.

Lingkungan kerja
Misalnya: orang yang bekerja di laboratorium hewan, indukstri tekstil,
pabrik abses, polisi lalulintas.Gejala dapat membaik saat libur atau
cuti.

Olahraga / aktifitas jasmani yang berat


Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan asma saat
melakukan aktivitas jasmani yang berat.

Asma adalah suatu obstruksi jalan nafas yang refersibel yang disebabkan oleh:

Kontraksi otot disekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan


nafas.

C. Klasifikasi

Pembengkakan membran bronkus.

Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.

Dibagi berdasarkan penyebab, terbagi menjadi alergi ,idiopatik, dan non alergik:
a. Asma alergik/ekstrinsik:
merupakan suatu bentuk asma dengan alergen seperti bulu binatang, debu,
ketombe, tepung sari, makanan,dll.Alergen terbanyak adalah airbone dan
musiman(seasonal).Klien dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat
pengobatan eksim atau rhinitis alergik.Paparan terhadap alergi dapat mencetuskan
serangan asma.Biasanya pada anak-anak sampai usia remaja.
b. Idiopatik atau non alergik asma/ intrinsik
Tidak berhubungan secara langsung dengan alergen spesifik.Faktor-faktor seperti
common cold,ISPA, aktivitas, emosi/stres dan polusi lingkungan akan
mencetuskan serangan asma.Beberapa agen farmakologi: seperti antagonis
adregenik dan bahan sulfat (penyedap makanan) juga dapat menjadi faktor
penyebab.Bila asma idiopatik sering terjadi dan lebih berat maka dapat
menyebabkan Bronkitis dan emfisema.Biasanya asma ini dimulai ketika dewasa
(>35 tahun).
c. Asma campuran (mixed asma)
Merupakan bentuk asma yang paling sering.Dikarakteristikan dengan bentuk
kedua jenis asma alergi dan idiopatik.

D. Patofisiologis
Pencetus serangan
(alergen,emosi/stres,obat-obtan,&
infeksi
Reaksi antigen & antibodi

Dikelurkan substansi vasoaktif


(histamin,bradikinin,& anafilaktoksin
Kontraksi otot polos

bronkospasme

Permeabilitas kapiler

Kontraksi otot polos


Edema mukosa
hipersekresi

Sekresi mukus
meningkat

Produksi mukus
bertambah

Obstruksi saluran nafas

Bersihan jalan
nafas tidak efektif

Ketidak seimbangan
nutrisi:kurang
dari
kebutuhan
tubuh
(resiko/ aktual)

Hipoventilasi
Distribusi ventilasi tidak merata dengan sirkulasi darah pau-paru
Gangguan difusi gas di alveoli

Kerusakkan
pertukaran gas

Hipoksemia
Hiperkapnea

Asma alergi bergantung pada respon Ig E yang dikendalikan oleh limfosit T dan B serta
diaktifkan oleh interaksi antara antigen dengan molekul Ig E yang berikatan dengan sel
mast.Sebagian besar alergen

yang mencetuskan asma bersifat

airbone dan

dapatmenginduksi keadaan sensitivitas, alergen tersebut harus tersedia dalam jumlah


banyak untuk periode waktu tertentu.Akan tetapi, sekali sensitivitas telah terjadi, klien
akan memperlihatkan respons yang sangat baik,sehingga sejumlah kecil alergen yang
menganggu sudah dapat menghasilkan eksarbasi penyakit yang jelas.
E. Tanda dan gejala
Serangan asma :
1. Wheezing
2. Dispnea dengan lama ekspirasi, penggunaan otot-otot aksesori pernapasan
3. Pernapasan cuping hidung
4. Diaforesis
5. Seringkali terjadi malam hari

6. Mulai secara mendadak dengan batuk dan sensasi sesak dada


7. Kemudian pernapasan lambat, laborius, mengi
8. Ekspirasi lebih kuat dan lama dari inspirasi
9. Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan
10. Obstruksi jalan napas membuat sensasi dispnea
11. Batuk sulit dan kering pada awalnya: diikuti dengan batuk lebih kuat dengan
sputum yang berbeda dari lendir encer
12. Total serangan dapat berlangsung selama 20 menit sampai beberapa jam
13. Sianosis sekunder akibat hipoksia berat
14. Kecemasan labil dan penurunan tingkat kesadaran
Reaksi yang berhubungan :

Eksem

Urtikaria

Edema angioneurotik
1.1 Pengkajian untuk menentukan beratnya asma
Manifestasi klinis

Skor 0

Skor 1

Ya

Tidak

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Ada

d. RR per menit

< 25

>25

e. Nadi (pulse rate) /menit

< 120

>120

f. Terata pulsus paradoksus

Tidak ada

Ada

>100

< 100

a. Penurunan toleransi beraktifitas


b. Penggunaan otot bernafas tambahan,
adanya retraksi interkostal
c. Wheezing

g. Puncak expiratory flow rate (L/menit)

Ket : skor 4 dicurigai sebagai asma berat, klien harus diobservasi untuk
menentukkan adakah respons dari terapi atau segera dikirim ke rumah sakit.
1.2 Perubahan AGD yang berhubungan dengan asma
Ringan
PaO2

Elevasi

Sedang
Normal sampai hipoksia

Berat

Status asmatikus

Hipoksemia

Hipoksemia berat

ringan
PaC02

Menurun

Menurun sampai normal

Elevasi

Elevasi berat

pH

Alkalosis

Alkalosis

Alkalosis

Asidosis

F. Komplikasi
Pneomothoraks
Ateletaksis
Gagal napas
Bronkitis kronik
Fraktur iga
Status asmatikus
Kematian

G. Penatalaksanaan
Terapi obat:

Agonis beta

Metilsantin

Antikolinergik (atropine metilnitrat, atrovent)

Kortikosteroid ( hidrokortison, mednison, deksametason)

Inhibitor sel mast

Metaprotenol

Albuterol (proventil, ventolin)

Tarbutalin

Epineprin

Prinsip-prinsip penatalaksanaan bronkial:


a. Diagnosis status asmatikus.Faktor penting yang harus diperhatikan:

Saatnya serangan

Obat-obatan yang telah diberikan (macam & dosis)

b. Pemberian obat bronkodilator


c. Penilaian terhadap perbaikan serangan
d. Pertimbangan terhadap pemberian kortikosteroid

e. Penatalaksanaan setelah serangan mereda:

Cari faktor penyebab

Modifikasi pengobatan penunjang selanjutnya

H. Pencegahan
1. Evaluasi dan identifikasi protein asing yang mencetuskan serangan.
2. Lakukan uji kulit terhadap bahan dan matras/bantal jika serangan terjadi pada
malam hari/
3. Lakukan uji kulit yang dibuat dengan senyawaan kerokan antigen dari rambut
atau kulit jika serangan tampak berkaitan dengan binatang.
4. Hindari pemajanan terhadap bercak serbuk yang membahayakan.Misalnya:
tinggal dalam ruangan ber-AC selama musim serbuk atau jika memungkinkan
ubah zona iklim.
5. Cegah asma yang disebabkan oleh latihan (EIA) dengan melakukan inspirasi
udara pada 370 C dan kelembaban relatif 100%.
6. Tutup mulut dan hidung menggunakan masker untuk aktivitas yang menyebabkan
serangan.

I. Pemeriksaan penunjang
a. Spirometri
Untuk menunjukkan adaya obstruksi jalan nafas
b. Tes provokasi
o Untuk menunjang adanya hiperaktivitas bronkus
o Dilakukan apabila tidak menggunakan spirometri
o Tes provokasi bronkial seperti:histamin,metalkolin.alergen.kegiatan jasmani,
hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi udara denga aqua destilata.
o Tes kulit: menunjukkan adanya antibodi Ig E yang spesifik dalam tubuh
c. Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum
d. Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen dada normal
e. Pemeriksaan eosinofil total dalam darah
f. AGD dilakukan pada asma berat:

AGD pada umumnya normal tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,


hiperkapnea, asidosis.

Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang diatas 15.000/mm3 dimana


menandakan terdapat suatu infeksi.

Pada pemeriksaan faktor-faktor energi terjadi peningkatan dari Ig E pada


waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

g. Pemeriksaan Sputum

Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal


eosinofil.

Spiral chrusmann yakni yang merupakan chast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkus.

Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus

Neotrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASMA


A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
a. Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan, alergi debu, udara
dingin.
b. Riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak napas, keringat dingin.
c. Status mental : lemas, takut, gelisah.
d. Pernapasan : perubahan frekuensi kedalaman pernapasan.
e. Gastrointestinal : mual, muntah.
f. Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah.
2. Pemeriksaan fisik
Dada :
a. Contour ,confek, tidak ada depresi sternum
b. Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal
c. Keabnormalan struktur thorax
d. Contour dada simetris
e. Kulit thorax : hangat, kering, pucat / tidak, warna merata
f. RR dan ritme selama 1 menit
Palpasi :
a. Temperatur kulit
b. Fremitus : vibrasi dada

c. Pengembangan dada
d. Krepitasi
e. Massa
f. Edema
Auskultasi :
a. Vesikuler
b. Bronkovesikuler
c. Hiperventilasi
d. Ronchi
e. Wheezing
f. Lokasi perubahan suara napas serta kapan saatnya terjadi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi mukus.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemehan fisik.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit
6. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernapasan
dan menurunnya intake oral.
7. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan distress pernapasan.

8. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik.


9. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak kuatnya imunitas.

C. INTERVENSI
N

Diagnosa

keperawatan hasil

Tidak

Setelah dilakukkan

efektifnya

tindakan

bunyi

nafas,

spasme

bronkus

bersihan

keperawatan selama

catat

adanya

terjadi

dengan

bunyi

nafas,

jalan

nafas 3x24

berhubunga
n

Tujuan & kriteria Intervensi

jam,

diharapkan

pasien

dengan dapat :

akumulasi

mukus.

Jalan nafas

Rasional

Auskultasi

misalnya

Beberapa

ronkhi

ekspirasi

Takipnea biasanya
Kaji / pantau

catat

Wheezing
berkurang/hi

inspirasi
ekspirasi.

ada pada beberapa


derajat dan dapat

frekuensi

berkurang

an sputum

tak

(asma berat).

pernafasan

mengeluark

mengi

ada fungsi nafas

Batuk

Klien dapat

dengan

(empysema),

Kriteria hasil :

berkurang

jalan

nafas. Bunyi nafas


redup

efektif.

Sesak

obstruksi

wheezing,

kembali

derajat

ditemukan
rasio
dan

pada

penerimaan selama
strest/adanya
proses

infeksi

akut.

Pernafasan

dapat

melambat

dan

frekuensi

ekspirasi
memanjang

lang

dibanding
inspirasi.

TTV normal

Peninggian kepala
tidak
mempermudah
Kaji

pasien

untuk

posisi

yang

aman,

misalnya

fungsi pernafasan
dengan
menggunakan
gravitasi.
Batuk

peninggian
kepala

tidak

menetap

duduk

pada

tidak

sandaran.

dapat
tetapi
efektif,

khususnya

pada

klien lansia, sakit

Observasi

akut/kelemahan.

karakteristik
batuk, menetap,
batuk
basah.

pendek,
Bantu

tindakan untuk

Penggunaan cairan

keefektipan

hangat

memperbaiki

menurunkan

upaya batuk.

spasme bronkus.

Berikan
hangat.

dapat

air
Membebaskan
spasme

jalan

nafas, mengi dan


produksi mukosa.
Kolaborasi :

Berikan

obat

sesuai indikasi.
Bronkodilator

spiriva

11 (inhalasi).
2

Tidak

Setelah

efektifnya

tindakan

pola

nafas keperawatan selama

berhubunga
n

dilakukan

3x24

dengan jam,diharapkan :

penurunan

ekspansi

Pola

nafas

kembali

paru.

efektif.
Kriteria hasil :

Pola

Kaji

frekuensi

kedalaman

biasanya mencapai

pernafasan dan

kedalaman

ekspansi dada.

pernafasan

Catat

bervariasi

upaya

pernafasan

tergantung derajat

termasuk

gagal

penggunaan

Expansi

dada

otot

terbatas

yang

bantu

pernafasan
nafas

Kecepatan

pelebaran nasal.

berhubungan
dengan atelektasis
dan

efektif

nafas.

atau

nyeri

dada

Bunyi nafas

Auskultasi

normal atau

bunyi nafas dan

bersih,

catat

TTV dalam
batas normal

adanya

bunyi

nafas

seperti krekels,
wheezing.

Batuk
berkurang

Ekspansi

bantu

paru

mengubah

mengemban

posisi.

dan

wheezing
menyertai
obstruksi

jalan

nafas / kegagalan
pernafasan

Tinggikan
kepala

Ronki

dan

Duduk

tinggi

memungkinkan
ekspansi paru dan
memudahkan
pernafasan

Kongesti alveolar
mengakibatkan
batuk sering/iritasi.
Observasi pola
batuk

dan

karakter sekret.

Dapat
meningkatkan/ban
yaknya

sputum

dimana gangguan
Dorong/bantu
pasien

dalam

nafas

dan

latihan batuk.

ventilasi

dan

ditambah

ketidak

nyaman

upaya

bernafas

Memaksimalkan
bernafas

dan

menurunkan kerja
Kolaborasi:

nafas, memberikan
kelembaban

Berikan

membran mukosa

oksigen

dan

tambahan.

pengenceran

Berikan

humidifikasi

tambahan misalnya :
nebulizer

pada

sekret.

membantu

SATUAN ACARA PENYULUHAN

I.

Tema

Penyuluhan kesehatan pada pasien dengan ASMA

Subtema

Penyuluhan modifikasi lingkungan dan pengetahuan ASMA

Sasaran

Keluarga dan Ny. K

Waktu

30 menit

Tempat

RS.Bethesda

Tujuan instruksional umum ( TIU )


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga Ny.K,
diharapkan kelurga Ny. K memahami tentang ASMA Ny. K.

II.

Tujuan instruksional khusus ( TIK )


Setelah dilakukan memberikan penyuluhan tentang ASMA, diharapkan keluarga Ny.
K mampu untuk :
a. Menyebutkan dengan benar apa yang di maksud dengan ASMA
b. Menyebutkan dengan benar penyebab ASMA
c. Menyebutkan dengan benar tanda dan gejala ASMA
d. Menyebutkan dengan benar cara penanganan ASMA
e. Menyebutkan dengan benar komplikasi ASMA
f. Menyebutkan dengan benar pencegahan ASMA

III.

Materi
a. Pengertian ASMA
b. Penyebab ASMA
c. Tanda dan gejala ASMA
d. Cara penanganan ASMA
e. Komplikasi ASMA

f. Pencegahan ASMA
IV.

Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

V.

Kegiatan Penyuluhan
NO. KEGIATAN PEYULUHAN
1.

Pendahuluan
dan apersepsi

Salam

PESERTA
pembuka

WAKTU

menjawab salam

5 menit

(terapeutik)
Perkenalan

menyimak

Menyampaikan
tujuan penyuluhan
Apersepsi

merespon
pengenalan
mendngarkan,
menjawab
pertanyaan

2.

Isi

penyampaian garis
besar

materi

ASMA

dengan

penuh

perhatian

memberi

menayakan hal-hal

kesempatan
peserta

mendengarkan

yang belum jelas


untuk

bertanya
menjawab
pertanyaan

memperhatikan

20 menit

jawaban

dari

penyuluh

evaluasi

menjawab
pertanyaan
3.

Penutup

mengevaluasi

menjawab

pemahaman klien

VI.

pengevaluasian

menyimpulkan

mendengarkan

memberikan pesan

mendengarkan

salam pentup

menjawab salam

Media/alat bantu
-

VII.

5 menit

Leafled
Sumber/ Referensi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3598/1/keperawatan-dudut2.pdf
Brunner & Suddarth.2000.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

VIII.

Evaluasi
1. Formatif
Pasien mampu menjelaskan tentang ASMA :
a. Menjelaskan dengan benar pengertian ASMA
b. Menjelaskan dengan benar penyebab ASMA
c. Menjelaskan dengan benar tanda dan gejala ASMA
d. Menjelaskan dengan benar cara penanganan ASMA
e. Menjelaskan dengan benar komplikasi ASMA
f. Menjelaskan dengan benar pencegahan ASMA
2. Sumatif
Pasien memahami dan mengerti tentang ASMA.

Yogyakarta, 26 November 2010


Penyuluh Perawat Z

Chacha

LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian ASMA
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible
dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma
bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang
luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari
pengobatan ( The American Thoracic Society ).

2. Etiologi / penyebab
a. faktor prediposisi:

Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan
penyakit alerg biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita
penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah
terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.
Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

b. Faktor presipitasi

Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan
polusi
Ingestan, yang masuk melalui mulut
ex: makanan dan obat-obatan
Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
ex: perhiasan, logam dan jam tangan

Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi
asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu

terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan


musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini
berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.

Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu
juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala
asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya
belum bisa diobati.

Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma.
Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja
di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat


Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan
aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya
terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.

3. Tanda dan gejala


o Batuk
o Dyspnea
o Nyeri dada
o Bernafas cepat dan dalam
o Gelisah
o Berkeringat
o Mengi
o Bunyi wizing
4. Cara penanganan ASMA

Pengobatan non farmakologik:

Memberikan penyuluhan

Menghindari faktor pencetus

Pemberian cairan

Fisiotherapy

Beri O2 bila perlu.

Pengobatan farmakologik :
a. Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :

Orsiprenalin (Alupent)

Fenoterol (berotec)

Terbutalin (bricasma)

5. Komplikasi
Status asmatikus
Atelektasis
Hipoksemia
Pneumothoraks
Emfisema
Deformitas thoraks
Gagal nafas
6. Pencegahan
a. Kebersihan lingkungan
b. Menghindari faktor pencetus
c. Memberikan Penkes
d. Menutup mulut dan hidung dengan masker

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2000.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC
Somantri

Irman.2009.Asuhan

Keperawatan

pada

Klien

dengan

Gangguan

Sistem

Pernapasan.Jakarta : Salemba Medika


http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1916944-asuhan-keperawatan-pada-anak-pra/
http://www.rickyeka.com/topics/asuhan-keperawatan-asma-pada-lansia-pdfqueen-pdf-searchengine.html
http://belajar90.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-asma.html
http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf
http://nursingbegin.com/tag/askep-asma/
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/04/asuhan-keperawatan-asthma/

Вам также может понравиться