Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KETERSEDIAAN HAYATI
Disusun Oleh:
Agata Dessynta Putri
08 8114 129
08 8114 130
08 8114 132
08 8114 134
Hermanto
08 8114 136
08 8114 141
LABORATORIUM FARMAKOKINETIKA-BIOFARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
KETERSEDIAAN HAYATI
A. TUJUAN
1.
Model 2 kompartemen. Tubuh dianggap terdiri dari kompartemen sentral (darah dan
jaringan yang banyak dialiri darah sehingga obat tersebar dan mencapai kesetimbangan
cepat) dan kompartemen perifer (jaringan yang dialiri darah sehingga obat masuk ke
dalamnya)
kompartemen. Kompartemen kesatu disebut sebagai kompartemen sentral, yaitu darah, cairan
ekstraseluler dan jaringan-jaringan dengan perfusi tinggi, kompartemen-kompartemen ini
secara cepat terdistribusi oleh obat. Kompartemen kedua merupakan kompartemen jaringan,
yang berbasis dari jaringan-jaringan yang berkesetimbangan secara lebih lambat dengan obat.
Model ini menganggap obat dieliminasi dari kompartemen sentral (Shargel, 1985).
Parasetamol atau asetaminofen adalah senyawa turunan para aminofenol yang memiliki
rumus bangun seperti berikut:
OH
O
N
H
Secara farmakologi, parasetamol memiliki aksi antipiretik, analgesik ringan, dan aktifitas
antiinflamasi. Efek ini berhubungan dengan penghambatan sintesis prostaglandin sebagai
mediator nyeri. Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang
sama dan telah digunakan sejak tahun 1893. Efek antipiretiknya ditimbulkan oleh gugus
aminobenzen (Mutschler, 1991). Pemerian serbuk hablur , putih, tidak berbau, rasa sedikit
pahit. Kelarutan: larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1N, mudah larut
dalam etanol (Anonim, 1995).
C.
2,5 ml
Tabung reaksi
Beaker glass
Pipet ukur
Spektrofotometer Visible
Scalpel
Degassing
Bahan
Asam trikloroasetat (TCA) 20%
Natrium nitrit 10%
Asam sulfamat 15%
NaOH 10%
Asam klorida 6N
Sirup parasetamol
Darah kelinci
Tabung sentrifuge
Mikropipet
Evendorf
Pipet tetes
Vortex
Sentrifuge
Tabung sentrifuge
Stopwatch
D.
SKEMA KERJA
2 ekor kelinci ditimbang, masukkan holder. Bersihkan bulu telinga sekitar vena
marginalis dengan pisau cukur
Ambil darah kelinci melalui vena menginalis (untuk blanko), tampung dalam
evendorf berisi 3 tetes heparin, sentrifuge 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm,
ambil plasmanya dan digunakan sebagai blanko
Memberikan kepada kelinci parasetamol secara p.o., baik sirup merek generik
maupun merek dagang
Parasetamol A = 250 mg/kg BB
Parasetamol B = 250 mg/kg BB
C = 120/5 ml
Ambil darah kelinci pada menit ke 5, 10, 15, 20, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180,
tampung di evendorf yang telah berisi heparin 3 tetes.
Ambil 0,5 ml supernatan dalam tabung sentrifuge, masukkan dalam tabung reaksi.
Tambah 0,5 ml HCl 6N dan 1 ml NaNO2 10%, diamkan selama OT (15 menit)
Tambah 1 ml asam sulfamat 15% lewat dinding tabung secara perlahan-lahan dan
3,5 ml NaOH 10%.
HN
O
parasetamol
O
R
H
C
OH
H
C
NH 3+
NH 2
Cl
Cl
Cl
O-
O
OH
H
C
NH 3+
OH
+ NaNO2
HNO2 + NaCl
H+
HNO2 +
NO+
+ H2O
OH
OH
NO+
parasetamol
+ H+
HN
HN
HN
OH
O
N
[O]
HN
OH
HN
O
N
O
N
O
OH
O
N
+ H2 O
N
O
+ HSO3NH2
N2
H2SO4
H2O
asam nitrit
asam sulfamat
air
+ H2 O
OH
OH
OH
NO+
parasetamol
+ H+
HN
HN
HN
Selanjutnya Parasetamol akan teroksidasi kemudian bereaksi dengan OH(dari NaOH) untuk memperpanjang gugus kromofornya (gugus kromofor
menyebabkan peningkatan panjang gelombang/pergeseran batokromik) sehingga
menimbulkan warna oranye kekuningan yang intensif dan ditetapkan kadarnya
dengan spektrofotometer visibel.
Tujuan dilakukannya uji ketersediaan hayati (bioavailabilitas) parasetamol
dalam obat generik dengan merek dagang adalah untuk mengetahui apakah
parasetamol generik mempunyai mutu dan efikasi yang sama dengan obat
inovatornya (sirup parasetamol merek dagang). Pengambilan cuplikan pada
waktu-waktu tertentu juga dimaksudkan untuk menggambarkan proses absorbsi,
distribusi dan eliminasi, sehingga dapat menentukan model kompartemen.
Operating time yang digunakan sebesar 15 menit dan panjang gelombang
maksimum 435nm. Persamaan kurva baku yang diperoleh dari percobaan
sebelumnya adalah y = 1,119.10-3 x 0,08. Data absorbansi yang diperoleh pada
percobaan ini kemudian dimasukkan kedalam persamaan kurva baku, dan
kemudian dapat diperoleh nilai kadar parasetamol (Ct).
Setelah dimasukkan ke dalam persamaan kurva baku, ternyata hitungan
kadarnya (Ct) bernilai minus. Hal ini terjadi karena nilai absorbansi yang
dihasilkan pun lebih kecil daripada intersept-nya. Nilai Ct seharusnya dapat
diubah menjadi ln Ct untuk memperkecil faktor kesalahan, dan kurva t vs ln Ct
kemudian dapat dibuat untuk mengetahui model kompartemen dari parasetamol.
Namun karena Ct bernilai negatif, maka tidak dapat diubah menjadi ln Ct dan
dilanjutkan pembuatan kurva t vs ln Ct sehingga tidak dapat diketahui model
kompartemen parasetamol (dalam percobaan ini), dimana berdasarkan teori,
2.
Sirup Parasetamol
K21 (/ menit)
K12 (/ menit)
A (merk dagang)
B (generik)
Dibahas sesuai gk dengan teorinya!!!
Vc (Volume Kompartemen Sentral)
Vc berguna untuk menggambarkan perubahan konsentrasi obat
oleh karena kompartemen sentral umumnya merupakan kompartemen
yang diambil sebagai kompartemen cuplikan. Besaran Vc memberikan
petunjuk adanya distribusi obat dalam cairan tubuh. Vc juga berguna
dalam penentuan Vdss. Semakin besar Vc, obat yang terdistribusi
dalam cairan tubuh semakin besar sehingga obat semakin baik.
Sirup Parasetamol
Vc (ml)
A (merk dagang)
B (Generik)
Dibahas sesuai gk dengan teorinya!!!
c) Vdss (Volume Distribusi pada keadaan steady state)
Pada keadaan steady state, besar k12 = k. 21 Jadi jumlah total obat
dalam tubuh pada keadaan steady state adalah sama dengan jumlah
obat pada kompartemen jaringan dan jumlah obat pada kompartemen
sentral. Vdss mencerminkan perubahan volume distribusi.
Sirup Parasetamol
Vdss (ml)
A (merk dagang)
B (generik)
Dibahas sesuai gk dengan teorinya!!!
c) Parameter eliminasi
1.
Dalam model dua kompartemen, menggambarkan penurunan
atau hilangnya obat dari kompertemen sentral setelah keadaan
kesetimbangan.
Sirup Parasetamol
(/menit)
A (merk dagang)
B (generik)
Dibahas sesuai gk dengan teorinya!!!
Keterangan
Nilai (-) merupakan angka arah
(Regresi Linear T vs Ct)
2. Clt
Menunjukkan jumlah darah yang dibersihkan t 1/2 dibersihkan dari
obat per satuan waktu. Dari hasil penelitian didapatkan hasil sebagai
berikut:
Sirup Parasetamol
A (merk dagang)
Clt (/menit)
Keterangan
tidak dapat dihitung karena
AUC0 ~ tidak
B (generik)
diketahui
Dibahas sesuai gk dengan teorinya!!!
3. t1/2 eliminasi
Menunjukkan waktu yang diperlukan tubuh untuk mengeliminasi
kadar obat dari dalam tubuh. Semakin kecil nilainya maka waktu
eliminasi obat akan semakin cepat. Keefektifan eliminasi obat antara
lain dipengaruhi oleh nilai kliren total, dimana bila nilai kliren kecil
,maka laju eliminasi diperlambat. Dari data didapatkan hasil:
Sirup Parasetamol
t1/2 eliminasi (/menit)
A (merk dagang)
B (generik)
Dibahas sesuai gk dengan teorinya!!!
Keterangan
Tidak dapat digunakan karena
bertanda (-) negatif
Keterangan
G. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, Farmakologi dan Terapi, 812-816, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta
Lachman, et al, 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri I, Edisi III, 505, UI Press,
Jakarta
Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi 1, Universitas Indonesia Press, Jakarta
Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Edisi V, 35-37, Penerbit ITB, Bandung
Ritschel, W.A., 1976, Handbook of Basic Pharmacokinetics. (1st) Ed, 78, Drug
Intelligence Publication Inc. Hamilton Illinois, USA
Shargel, L., 1985 Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan, Edisi III, 37-38, 4554, 323, Airlangga University Press, Surabaya