Вы находитесь на странице: 1из 15

1

BAB I
PENDAHULUAN
Undescended testes (UDT) atau kriptorkismus adalah kondisi tidak turunnya
testis ke dalam skrotum, diagnosis ini dilakukan dengan cara menghitung jarak
dari posisi awal testis tersebut di bawah ginjal turun ke dalam skrotum.
Undescenden testis ini sering ditemukan pada laki-laki saat baru lahir. Ada 2 efek
yang terjadi apabila terjadi undescenden testis yakni infertilitas dan kanker testis
(Zuckerman et al, 2004).
Sekitar tahun 1995, insidensi kanker testis di Denmark mencapai 10 dari
100.000 laki-laki. Insidensinya 3-6% pada bayi laki-laki yang lahir cukup bulan
dan meningkat menjadi 30% pada bayi premature. Besar insidensi UDT berbeda
pada tiap-tiap umur. UDT sangat berkaitan dengan kanker testis, namun hanya 5%
dari kasus ini yang dapat menjadi kriptorkismus ( Moller, 2000). Insidensi Bayi
baru lahir (3 6%), satu bulan (1,8%), 3 bulan (1,5%), Satu tahun (0,5 0,8%).
Bayi lahir cukup bulan 3% diantaranya kriptorkismus, sedang lahir kurang bulan
sekitar 33% . Pada berat badan bayi lahir (BBL) dibawah 2000 gram insidensi
UDT 7,7% BBL 2000-2500 (2,5%), dan BBL diatas 2500 (1,41%).
Insidensi kriptorkismus unilateral dua pertiga lebih tinggi dibanding
kriptorkismus bilateral. Bertambahnya usia, testis mengalami desensus secara
spontan sekitar 70-77% biasanya pada usia 3 bulan, sehingga pada saat usia 1
tahun angka kejadian UDT turun menjadi 1% dibandingkan saat lahir 3,7%.
Setelah usia 1 tahun, testis yang letaknya abnormal jarang mengalami desensus
testis secara spontan. Insidensi sisi kiri lebih besar (kiri 52,1% vs kanan 47,9%)
(Kogan, 2002) (Purnomo, 2003).
Undescended testis dapat kembali turun spontan ke testis sekitar 70-77% pada
usia 3 bulan. Inggris, insidensinya meningkat lebih dari 50% pada kurun waktu
1965 1985. Indonesia, FKUI RSUPCM kurun waktu 1987 1993 terdapat 82
anak kriptorkismus. Data diperoleh dari catatan rekam medic pasien yang
berkunjung ke Poliklinik Endrokinologi Anak dan Remaja FKUSU/RS Adam
Malik Medan dalam kurun waktu Januari 2000 - Desember 2004 keluhan yang

sering muncul adalah alat kelamin laki-laki kecil sebanyak 15 kasus dan buah
zakar tidak turun 15 kasus (Elder, 2004).
Komplikasi apabila penyakit ini tidak ditangani adalah akan terjadi hernia
inguinalis, torsio testis, keganasan dan infertilitas. Muncul teori baru yakni
dengan Orchydopexy standar yang memiliki 3 tahapan pelaksanaan yakni
funikulosis, pemindahan testis ke dalam skrotum (transposisi), dan fiksasi testis
dalam skrotum (Schneck, 2000).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanda dan Gejala
Pasien dengan diagnosis UDT biasanya tidak memunculkan menifestasi
klinis seperti halnya penyakit lain, tanda yang muncul berupa tidak
dijumpainya testis dalam skrotum (Schneck, 2007).
Gambaran klinis untuk UDT berdasarkan temuan fisik dan operatif yaitu:
1. True undescended testicles yaitu testis mengalami penurunan parsial
melalui jalur yang normal, tetapi terhenti. Dibedakan menjadi teraba
(palpable) dan tidak teraba (impalpable)
2. Ectopic testicles seperti pada Gambar 1, yaitu testis mengalami
penurunan diluar jalur yang normal (memiliki insersi gubernakulum
abnormal)
3. Retractile testicles yaitu testis berada dibawah skrotum, namun akibat
rangsangan kremaster yang berlebihan dapat kembali ke kanalis
inguinalis, disebut juga sebagai not truly undescended testicle karena
tidak ada terapi hormone atau operasi yang dibutuhkan dalam kondisi
ini.

Gambar 1. Penurunan Testis (Purnomo, 2003).


B. Patofisiologi
Terdapat beberapa teori yang mencoba menjelaskan patofisiologi UDT,
diantaranya, abormalitas gubernacular, penurunan tekanan intrakranial,

abnormalitas testikuler intrinsik dan atau epididymis, dan abnormalitas


endokrin serta anomaly anatomi (misalnya, pita fibrous dalam canal inguinal
atau susunan abnormal dari serat-serat otot kremaster) (Sumfest, 2009).
Gubernaculum testis adalah struktur yang melekat pada bagian bawah
tunica vaginalis di dasar skrotum.

Gubernaculum membantu penurunan

testiskuler dengan melebarkan canalis inguinal dan memandu testis turun ke


skrotum, oleh karena itu, anomali perlekatan dapat menyebabkan UDT.
UDT sering terjadi pada pasien dengan syndrome prune belly dan
mereka dengan gastroschisis. Keduanya berhubungan dengan penurunan
tekanan intrakranial. Akan tetapi, teori yang didasarkan pada penurunan
tekanan tidak dapat menjelaskan banyak kasus UDT (Brayfield, 2009).
Teori lain didasarkan pada abnormalitas teskuler inrinsik dan/atau
epididimis. Berbagai studi memperlihatkan bahwa, secara histologi, epitelium
germinal dari testis maldescended bisa abnormal. Infertiltas berhubungan
dengan cryptorchidism, dan resiko infertilitas meningkat sesuai derajat
maldescent. Selain itu, kira-kira 23%-86% dari testis yang tidak mengalami
penurunan berhubungan dengan beberapa bentuk abnormalitas epididimis.
Studi-studi
abnormalitas

yang

ada

epididymis

cryptorchidism ringan.
Abnormalitas aksis

memperlihatkan
intraabdominal

adanya

peningkatan

sebanding

hipotalamus-pituitary-gonadal

derajat

dengan
mungkin

kasus
bisa

menjelaskan anomali-anomali penurunan testikuler dan perkembangan germcell abnormal. Studi endokrin hewan dan manusia tidak bisa memberikan titik
terang patofisiologi maldesenden testikuler. Penyebab abnormalitas hormonal
dapat ditemukan pada tingkat-tingkat berbeda.
Skrotum adalah regulator suhu yang efektif untuk testis, dimana suhu
dipertahankan sekitar 3 derajat Celsius lebih dingin dibanding dengan suhu
pada abdomen. Sel spermatogenesis sangat sensitif terhadap temperatur badan
dan dapat berlangsung pada suhu skrotum. Mininberg, Rodger dan Bedford
mempelajari ultrastruktur kriptorkismus dan mendapatkan perubahan pada
kurun satu tahun kehidupan. Epitel germinativum dalam testis tetap dalam
ukuran normal untuk 2 tahun pertama kehidupan dan didapatkan perubahan
pada umur 4 tahun dengan adanya deposit kolagen massif dengan penurunan
spermatogonia sekitar 75%, sehingga seorang dengan diagnosis kriptorkismus

akan mengalami gangguan fertilitas. Setelah umur 6 tahun tampak perubahan


nyata. Diameter tubulus seminiferus mengecil, jumlah spermatogonia
menurun, dan tampak nyata fibrosis diantara tubulus testis. Pada
kriptorkismus pascapubertas mungkin testis berukuran normal, tetapi ada
defisiensi yang nyata pada komponen spermatogenik sehingga pasien menjadi
infertil . Untungnya sel leydig tidak dipengaruhi oleh suhu tubuh dan biasanya
ditemukan dalam jumlah normal pada kriptorkismus. Sehingga impotensi
karena faktor endokrin jarang terjadi pada kriptorkismus Penelitian dengan
biopsi jaringan testis yang mengalami kriptorkismus menunjukkan tidak
terjadi abnormalitas kromosom. Maldescensus dan degenerasi maligna tidak
dapat disebabkan karena defek genetik pada testis yang mengalami
kriptorkismus.
Abnormalitas
gubernakulum
(anomaly perlekatan )

Abnormalitas
testikuler
intrinsik

Abnormalitas system
Endokrin

UNDESCENDED TESTICLE
(UDT)
Gambar 2. Bagan Patofisiologi Undescented Testes Menurut Sumfest.

Testis tidak berada pada


suhu optimal (skrotum)

Gangguan
Spermatogenesis

Sel leydig tetap


dapat bekerja

Deposit kolagen
Spermatogonia
Tidak ada impotensi
th

e.c endokrin
(umur 4 )
Gambar 3. Bagan Patofisiologi Undescented Testes
.
Fibrosis pada
sekitar tubulus
(umur 6th)

Infertilitas

C. Anamnesis
Pada penderita undescended testes perlu dilakukan anamnesis, yang
meliputi beberapa hal berikut:
1. Tentukan apakah testis pernah teraba di skrotum
2. Tanyakan Riwayat operasi daerah inguinal
3. Riwayat prenatal, terapi
4. Hormonal pada ibu untuk reproduksi, kehamilan kembar,
prematuritas dapat menjadi faktor predisposisi
5. Riwayat keluarga, apakah diantara keluarga ada yang mempunyai
keluhan serupa undescended testes, hipospadia, infertilitas, intersex
dan pubertas prekoks.

D. Pemeriksaan Fisik
Saat pemeriksaan fisik pasien harus dalam keadaan relaksasi dan posisi
seperti cross-legged atau frog-leg. Pada pasien yang begitu gemuk dapat
dilakukan dalam posisi sitting cross-legged atau baseball catchers. tangan
pemeriksa harus dalam keadaan hangat agar menghindari tarikan testis ke atas.
UDT dapat diklasifikasi berdasarkan lokasinya menjadi:
1. Skrotum atas
2. Kantong inguinal superficial
3. Kanalis inguinalis
4. Abdomen
Untuk kepentingan klinis dan penatalaksanaan terapi,klasifikasi cukup
dibedakan menjadi teraba dan tidak teraba, diperlukan juga pemeriksaan
testis kontralateral.
Pemeriksaan fisik dimulai dari antero-superior iliac spine, meraba
daerah inguinal dari leteral ke medial dengan tangan yang tidak dominan.
Jika teraba testis, testis teraba dengan tangan dominan dan ditarik ke daerah
skrotum. Angka keberhasilan pemeriksaan fisik oleh pediatric urologist
mencapai 84% (Kolon, 2002).

Cendron dan Duckett melaporkan perbedaan letak testis saat


pemeriksaan fisik dengan temuan intraoperatif yang dapat dilihat dalam Tabel
1.
Tabel 1. Gambar Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien UDT
Sebelum operasi
Tidak teraba
32,8 %
Diatas tuberkel 11,8%
Di tuberkel
34,7%
Skrotum atas
15,3%
Curiga ektopik 5,4%

Saat operasi
Intra abdominal
Peeping testis
Tuberkel
Skrotum atas
Ektopik
Tidak ada atau atrofi

9%
20%
42%
8%
12%
9%

Sumber: Kolon et al, 2004.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium dilakukan berdasarkan jenis kelainan
undescended testes yang terjadi. Pada pasien dengan UDT unilateral
atau bilateral dengan satu testis teraba, tidak diperlukan pemeriksaan
lanjutan.
2. Pada UDT bilateral dengan tanpa testis yang teraba dengan
hipospadia, perlu dilakukan evaluasi kromoson dan endokrinologi.
a. Pada pasien usia 3 bulan atau kurang: pemeriksaan LF, FSH
dan testosteron untuk menentukan ada testis atau tidak
b. Pasien usia > 3 bulan: dapat dilakukan tes stimulasi hCG
kegagalan kenaikan testosteron dengan peningkatan LH/FSH
dapat didiagnosis dengan diagnose of anorchia.5,6.
3. Pemeriksaan Imajing
Pemeriksaan USG, CT dan MRI dapat mendeteksi testis di daerah
inguinal, akan tetapi testis di daerah ini juga cukup mudah untuk
dipalpasi. Akurasi USG dan CT akan menurun menjadi 0 50% pada
kasus testis intraabdomen. Sedangkan MRI dikatakan memiliki
akurasi mencapai 90%. Pemeriksaan radiologi tidak mengubah
keputusan tindakan pada setiap kasus.
Tujuan dari terapi yang dilakukan untuk mengobati undescended
testis selama tahun kedua kehidupan adalah untuk meminimalkan

kerusakan permanen. Terapi yang dapat dilakukan pada penderita


undescended testis terdiri dari, terapi hormonal dan pembedahan.
Terapi hormon dapat dilakukan dalam kasus undescended testis
ringan jika testis dapat ditarik ke skrotum. terapi hormon tersebut
aman diberikan terutama bagi anak-anak di bawah 2 tahun (Wiley,
2005). Hormon yang diberikan adalah hCG (human chorionic
gonadotropin), gonadotropin releasing hormon (GnRH), atau LHreleasing hormone (LHRH). Terapi hormonal berfungsi untuk
meningkatkan produksi testosteron dengan menstimulasi berbagai
tingkat jalur hipotalamus-pituitary-gonadal. Terapi ini dilakukan
berdasarkan observasi bahwa proses turunnya testis berhubungan
dengan androgen. International Health Foundation menyarankan
pemberian dosis hCG sebanyak 250 IU/ kali pada bayi, 500 IU pada
anak sampai usia 6 tahun dan 1000 IU pada anak lebih dari 6 tahun,
serta terapi diberikan 2 kali seminggu selama 5 minggu. Angka
keberhasilan dari pemberian terapi hormonal tersebut sebesar 6
55%. (Firdaoessaleh, 2007).
Selain terapi hormonal, terapi utama pada undescended testis
adalah

dengan

dilakukannya

pembedahan.

Tindakan

operasi

sebaiknya dilakukan sebelum pasien berusia 2 tahun, bahkan


beberapa penelitian menyarankan pada usia 6 12 bulan.
Pembedahan yang dilakukan berdasarkan prinsip mobilisasi yang
adekuat dan fiksasi, serta perbaikan hernia yang terkait. Indikasi
absolut dilakukan operasi pembedahan primer adalah (Firdaoessaleh,
2007).
a. Kegagalan terapi hormonal
b. Testis ektopik
c. Terdapat kelainan lain seperti hernia dengan atau tanpa
prosesus vaginalis yang terbuka.
F. Prognosis
Prognosis undescended testes bergantung pada penegakkan diagnosis
awal dan penatalaksanaannya. Penegakkan diagnosis UDT harus dapat
dilakukan lebih awal sehingga penatalaksanaan baik hormonal atau
pembedahan dapat dilakukan lebih awal. Dengan penatalaksanaan lebih awal,

diharapkan terjadi penurunan risiko yang terjadi pada testis terutama risiko
infertilitas.
G. Komplikasi
Komplikasi utama yang dapat terjadi pada undescended testis adalah
keganasan testis dan infertilitas akibat degenerasi testis. Di samping itu juga
terjadinya torsi testis, dan hernia inguinal (Purnomo, 2003).

BAB III
PEMBAHASAN
A. Teori Baru Penatalaksanaan
1. Dasar Pertimbangan Terapi Hormonal
Turunnya testis dipengaruhi oleh aksis hipotalamus hipofise
testis. Oleh karena itu, digunakan terapi hormonal HCG dan LHRH
untuk pengobatan kriptorkismus. Di samping itu, terapi hormonal
akan meningkatkan rugocity skrotum, ukuran testis, vas deferens,
memperbaiki suplai darah, diduga meningkatkan ukuran dan
panjang vessel spermatic cord, serta menimbulkan efek kontraksi otot
polos gubernakulum untuk membantu turunnya testis. Terapi
hormonal sebaiknya diberikan pada kriptorkismus yang palpable.
Bila kriptorkismus ini diobati sebelum usia 2 tahun maka
fertilitas yang didapatkan berkisar 87%, kalau tidak diobati setelah
usia 3 tahun maka terjadi penurunan jumlah sel germinal,
spermatogonia, dan sel leydig. Jika tidak diturunkan sebelum
pubertas, menyebabkan germinal hipoplasia dan mengakibatkan
hipospermatogenesis8. Bila diturunkan sewaktu pubertas, 30%
menjadikan spermatogenesis yang akseptable. Sedangkan bila
diturunkan setelah pubertas maka hasilnya hanya 13,5%. Dari laporan
ini,

terlihat

bahwa

pengobatan

dini

sangat

penting

dalam

penatalaksanaan kriptorkismus. Dianjurkan agar terapi hormonal


dimulai sebelum usia 2 tahun, dan sebaiknya pada usia 10 bulan
sampai 24 bulan. Di Bagian Kes. Anak FKUI-RSUPNCM, terapi

10

dimulai setelah anak berusia di atas 9 bulan, karena setelah usia 9


bulan hampir tidak didapatkan lagi penurunan testis secara spontan.
2. Human Chorio Gonadotropic Hormone
HCG ini mempunyai cara kerja seperti LH merangsang sel
leydig untuk memproduksi testosteron yang kemudian secara sendiri
atau melalui Dihidro-testosteron (DHT) akan menginduksi turunnya
testis. Schapiro melaporkan keberhasilan terapi HCG terhadap kasus
kriptorkismus. Mosier menganjurkan untuk kasus kriptorkismus
inguinal bilateral, terapi HCG diberikan setelah anak berusia 45
tahun dengan dosis 1000-4000 IU, diberikan 3 kali seminggu selama
3 minggu. Garagorri JM, Job JC, Canlorbe, P, dan Chaussain JL
melakukan penelitian terhadap 153 kasus kriptorkismus dengan
rentang usia 659 bulan, terdiri dari 109 unilateral dan 44 bilateral,
diterapi dengan HCG dosis 5001500 IU sebanyak 9 kali dengan
selang sehari. Penelitian ini melaporkan kegagalan terapi pada
kelompok usia kurang dari 3 tahun dan usia 34 tahun masingmasing 81% dan 55%. Tingginya persentase kegagalan terapi
didapatkan pada kasus-kasus dimana dosis HCG < 1000 IU/m2 dan
tingginya lokasi testis. Terapi HCG paling baik diberikan pada
kriptorkismus bilateral dengan lokasi testis dekat ke skrotum tidak
dianjurkan untuk kriptorkismus unilateral, dan testis yang berlokasi di
intra abdominal atau yang letak tinggi. Penulis lain menganjurkan
untuk kriptorkismus bilateral diberi HCG 3300 units intra muskuler
setiap selang sehari (3 kali injeksi) dan untuk yang unilateral
diberikan 500 units intra muskuler, 3 kali seminggu selama 6,5
minggu (20 kali injeksi).
Terapi hormonal HCG secara injeksi tidak dilakukan tiap hari.
Hal ini untuk mencegah desensitisasi sel leydig terhadap HCG yang
dapat menyebabkan steroidogenic refractoriness dan dosisnya jangan
terlalu tinggi karena dapat menyebabkan refrakternya testis terhadap
stimulasi HCG, edema interstisial testis, gangguan tubulus, dan efek
toksik pada testis.
Sebelum dan sesudah penyuntikan, diperiksa kadar testosteron
untuk melihat fungsi sel leydig dalam meningkatkan kadar

11

testosteron plasma yang diperlukan untuk proses penurunan testis.


Jika tidak ada respons, penyuntikan dapat diulang 6 bulan kemudian.
Kontra indikasi pemakaian HCG adalah kriptorkismus dengan hernia,
pasca operasi hernia, orchiopexy, dan testis ektopik.
3. Luteinizing-Hormone-Releasing-Hormone
LHRH diberikan pada penderita kriptorkismus dengan maksud
merangsang hipotalamus untuk mengeluarkan LH dan FSH yang
kemudian akan merangsang sel leydig untuk mengeluarkan
testosteron yang berfungsi dalam proses penurunan testis. LHRH
dengan dosis 3 x 400 ug intra nasal selama 4 minggu, menurunkan
testis secara komplit berkisar 3064% dari kasus dan desensus parsial
antara 2543% kasus31. LHRH intra nasal dengan dosis 11,2
mg/hari selama 4 minggu tidak menimbulkan efek samping.
Job JC, Gendrel D, Safar A, et al tidak mendapatkan manfaat
yang berarti pada penggunaan LHRH untuk meningkatkan kadar LH
terhadap kasus kriptorkismus pada kelompok usia 411 bulan. Vliet
GV, Caufriez A, Robyn C, Wolter R, meneliti 13 anak kriptorkismus
unilateral (usia 1,88,5 tahun) dan 13 anak kriptorkismus bilateral
(usia 38,5 tahun) dimana tiap anak diberi LHRH (Hoechst, FRG 25
ug/m2) I.V bolus 1 kali. Ternyata, didapati peningkatan kadar FSH
basal dan respons FSH terhadap LHRH sama pada kriptorkismus
unilateral dan bilateral. Pengobatan dengan LHRH tidak dilakukan
karena hasilnya kurang meyakinkan, tidak tersedianya obat-obat
tersebut serta potensinya di bawah HCG.
4. Kombinasi LHRH dengan HCG
Terdapat hipotesis bahwa pemberian HCG dan atau LHRH
dapat digunakan pada anak dengan kriptorkismus. Terapi kombinasi
ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya relaps pada pengobatan
dengan LHRH saja dan untuk kasus yang testisnya di luar external
inguinal ring.
Waldschmidt J, EL Dessouky M, Friefer memberikan LHRH
sebanyak 3 kali sehari 400 g secara intranasal selama 2 minggu,
kemudian dilanjutkan dengan pemberian HCG intra muskuler
sebanyak 5 kali dengan selang sehari. Dosis HCG yang dipakai sesuai

12

dengan anjuran WHO, yaitu 5 kali 250 g (usia < 2 tahun), 5 kali 500
g (usia 35 tahun), dan 5 kali 1000 g (usia > 5 tahun). Didapatkan
penurunan testis sebanyak 86,4% sehingga penderita yang sangat
memerlukan tindakan bedah hanya 13,6%. Tetapi, setelah di follow
up selama 2 tahun, sebagian penderita mengalami relaps dan
penurunan testis ini berkurang menjadi 70,6%.
B. Harapan
Harapan terapi adalah dapat memperkecil resiko terjadinya infertilitas
atau mempertahankan fertilitas, mencegah timbulnya degenerasi maligna,
mencegah kemungkinan terjadinya torsio testis, melakukan koreksi hernia dan
keganasan dengan melakukan reposisi testis ke dalam skrotum serta secara
psikologis mencegah terjadinya rasa rendah diri karena tidak mempunyai
testis. Pada prinsipnya testis yang tidak berada di skrotum harus diturunkan ke
tempatnya, baik dengan cara medikamentosa maupun pembedahan. Karena
jika dibiarkan, testis tidak dapat turun sendiri setelah usia 1 tahun sedangkan
setelah usia 2 tahun terjadi kerusakan testis yang cukup bermakna, maka saat
yang tepat untuk melakukan terapi adalah pada usia 1 tahun.

BAB IV
KESIMPULAN
1. Undescended Testes (UDT) atau kriptorkismus adalah kondisi tidak
turunnya testis ke dalam skrotum.

13

2. Pasien dengan diagnosis UDT biasanya tidak memunculkan menifestasi


klinis seperti halnya penyakit lain, tanda yang muncul berupa tidak
dijumpainya testis dalam skrotum.
3. Patofisiologi UDT yaitu abnormalitas gubernacular, penurunan tekanan
intrakranial, abnormalitas testikuler intrinsik dan/atau epididymis, dan
abnormalitas endokrin serta anomaly anatomi.
4. Teori baru penatalaksanaan UDT yaitu terapi hormonal, Human Chorio
Gonadotropic Hormone (HCGH), Luteinizing Hormone Releasing
Hormone (LHRH), dan kombinasi LHRH dengan HCG.

DAFTAR PUSTAKA
Batubara JRL. 1994. Terapi Hormonal Pada Kriptorkismus. Disampaikan pada
Simposium Sehari Tatalaksana Optimal Kriptorkismus, Jakarta, 13 Agustus,
1994.

14

Braunstein GD. 1997. Cryptorchidism. Dalam : Greenspan FS, Strewler GJ,


penyunting. Basic & Clinical endocrinology. Edisi ke-5. London: PrenticeHall, 1997. h.419-20.
Brayfield MP. 2011. Cryptorchidism. Emedicine specialist. Pediatric surgery,
urology. HIMA-San Pablo, San Juan. September, 2009. Available at.
http://emedicine. medscape.com/article/1017420. Accessed, March, 2011.
Elder JS. 2004. Urologic Disorders in Infants and Children. Philadelpia :
Saunders.
Firdaoessaleh. 2007. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume 57: Diagnosis dan
Penatalaksanaan Undescended Testis. Jakarta.
Griffith HW. Testes, Undescended (Cryptorchidism). The Complete Guide to
Pediatric Symptoms, Illness & Medicalitions [cited the Putnam Berkley
Group. Inc.; electronic rights by Medical Data Exchange]. Available from:
http://www.thriveonline.com/health/library/pedillsymp/pedillsymp411.html.
Himawan S. 1994. Segi Patologik Kriptokismus. Disampaikan pada Simposium
Sehari Tatalaksana Optimal Kriptorkismis, Jakarta, 13 Agustus, 1994.
Kids Health Org. The Facts on Undescended Testicles. Available from:
http://kidshealth.org/parent/healthy/crypro.html.
Kogan SJ. 2002. Adult nnd Pediatrics Urology 4th Ed. Philadelphia: Lippincott
William & Wilkins.
Kolon TF, Patel RP, Huff DS. 2004. Cryptochidism : Diagnosis, Treatment and
Long Term Prognosis. Urol Clin North Am. 31:7-18.
Kolon TF, Patel RP, Huff DS. 2004. Cryptorchidism: Diagnosis, Treatment, and
Long-Term Prognosis. Urol Clin North Am. 31 (3): 469-80.
Kolon TF, Patel RP, Huff DS. 2002. Cryptorchidism: Diagnosis, Treatment, and
Long-Term Prognosis. Urol Clin North Am. 31 (3): 469-80.
Lawrence, and Doherty, Gerard. 2003. Tumors of the Genitourinary Tract, from
Current Syrgical Diagnosis & Treatment elevent edition. USA :Mc Graw
Hill.
Mackellar A. 1985. Appropriate Management of The Undescended Testis. Journal
of Paediatrics, Obstettrics and Gynaecology. 10(1):23-8.
Moller. 2000. Epidemiological Studies of Testicular Germ Cell Cancer. London :
Thames Cancer Registry, Kings College.
Parker
RM. Cryptorchidism. Peds
Uro
Logic.
Available
http://www.pedsurologic.com/pamphlets/cryptorchidism/undescen
dedTestes.html

from:

15

Pediatric
Data
Base. Cryptorchidism. Available
http://www.icondata.com/health/pedbase/files/cryptorc.html

from

Purnomo BB. 2003. Dasar-dasar Urologi Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto.


Santen RJ. Cryptorchidism. Dalam : Felig P, Baxter JD, Broadus AE, Frohman
LA, penyunting. Endocrinology and metabolism. Edisi ke-2. New York: Mc
Graw-Hill, 1987. h.883-6.
Schneck FX, Bellinger MF. Abnormalities of the testes and scrotum and their
surgical management. In: Wein AJ, ed. Campbell-Walsh Urology. 9th ed.
Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2007:chap 127
Schneck FX, Bellinger MF. 2000. Abnormalities of the testes and scrotum and their surgical
management. Philadelphia: WB Saunders Company.
Sumfest JM. Cryptorchidism. Emedicine specialist, urology. Pediatric Urology,
Janet Weis Children's Hospital, Geisinger Medical Center. January, 2009.
Available at. http://emedicine.medscape.com/article/438378
The Division of Urology, Childrens Hospital, Boston. Undescended testes in
children. Digital
Urology
Journal. Available
from
:
http://www.duj.com/testis.html
Wiley, John. 2005. Evidence-Based Medicine Guidelines. Finland : Duodecim
Medical Publication.
Zuckerman, et al. 2004. Rodriguez Rigau, Smith KD, Steinberger. Frequency
Distribution of Sperm Counts in Fertile and Infertile Males. New York :
Karger.

Вам также может понравиться

  • Retraticle Testis
    Retraticle Testis
    Документ6 страниц
    Retraticle Testis
    Zulfan Zulfan
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Obgyn
    Laporan Kasus Obgyn
    Документ18 страниц
    Laporan Kasus Obgyn
    Ida Ayu Dyah
    Оценок пока нет
  • Kasus Hipospadia
    Kasus Hipospadia
    Документ27 страниц
    Kasus Hipospadia
    Restu Marlia Rizky
    Оценок пока нет
  • 1 Anamnesis Fisik Mata
    1 Anamnesis Fisik Mata
    Документ39 страниц
    1 Anamnesis Fisik Mata
    Sri Hartati
    Оценок пока нет
  • Referat Endometriosis Obgyn
    Referat Endometriosis Obgyn
    Документ20 страниц
    Referat Endometriosis Obgyn
    hizfisher
    Оценок пока нет
  • Laporan PBL Kelompok 17
    Laporan PBL Kelompok 17
    Документ37 страниц
    Laporan PBL Kelompok 17
    Muhammad Raflir
    Оценок пока нет
  • Asfiksia
    Asfiksia
    Документ5 страниц
    Asfiksia
    Melinda Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Referat Hipospadia
    Referat Hipospadia
    Документ15 страниц
    Referat Hipospadia
    Jemy Ikki
    Оценок пока нет
  • Scrotal Mass
    Scrotal Mass
    Документ50 страниц
    Scrotal Mass
    Rotuahdo Saragih
    Оценок пока нет
  • MENGENAL ANESTESI UMUM
    MENGENAL ANESTESI UMUM
    Документ32 страницы
    MENGENAL ANESTESI UMUM
    Radi Tri Hadrian
    Оценок пока нет
  • Kelainan Kongenital Sistem Urinarius
    Kelainan Kongenital Sistem Urinarius
    Документ46 страниц
    Kelainan Kongenital Sistem Urinarius
    ReynaldiSanjaya
    Оценок пока нет
  • Fistula Preaurikular Kongenital Terinfeksi Rina
    Fistula Preaurikular Kongenital Terinfeksi Rina
    Документ31 страница
    Fistula Preaurikular Kongenital Terinfeksi Rina
    riezki_pattikratonMD
    Оценок пока нет
  • Referat Endometriosis
    Referat Endometriosis
    Документ29 страниц
    Referat Endometriosis
    Nur Aniessa Abd Rahman
    Оценок пока нет
  • OPTIMALKAN SOLUSI PLASENTA
    OPTIMALKAN SOLUSI PLASENTA
    Документ9 страниц
    OPTIMALKAN SOLUSI PLASENTA
    Ade Apenk
    Оценок пока нет
  • DOPS Partus Spontan
    DOPS Partus Spontan
    Документ7 страниц
    DOPS Partus Spontan
    Misty Olida
    Оценок пока нет
  • CR Otomikosis
    CR Otomikosis
    Документ27 страниц
    CR Otomikosis
    Matt
    Оценок пока нет
  • Referat Forensik Abortus
    Referat Forensik Abortus
    Документ32 страницы
    Referat Forensik Abortus
    alvin putra
    Оценок пока нет
  • Kejahatan Seksual
    Kejahatan Seksual
    Документ53 страницы
    Kejahatan Seksual
    Vanny Ocktaria
    Оценок пока нет
  • Leaflet Mata
    Leaflet Mata
    Документ2 страницы
    Leaflet Mata
    Billy Chandra
    Оценок пока нет
  • Paget Disease
    Paget Disease
    Документ24 страницы
    Paget Disease
    Franzeska_MD
    Оценок пока нет
  • EMBOLI CAIRAN KETUBAN
    EMBOLI CAIRAN KETUBAN
    Документ11 страниц
    EMBOLI CAIRAN KETUBAN
    Ismaryani Hazairin
    Оценок пока нет
  • Persalinan Dengan Vakum Pada Partus Macet Dengan DTA
    Persalinan Dengan Vakum Pada Partus Macet Dengan DTA
    Документ38 страниц
    Persalinan Dengan Vakum Pada Partus Macet Dengan DTA
    vinorry_vheeta
    Оценок пока нет
  • Hernia Nukleus Pulposus (HNP
    Hernia Nukleus Pulposus (HNP
    Документ29 страниц
    Hernia Nukleus Pulposus (HNP
    altarisma
    Оценок пока нет
  • Tumor Genitalia
    Tumor Genitalia
    Документ121 страница
    Tumor Genitalia
    Ainun N. Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Lapkas OBSGYN HRP
    Lapkas OBSGYN HRP
    Документ51 страница
    Lapkas OBSGYN HRP
    ettorebugatti
    Оценок пока нет
  • Adenomiosis
    Adenomiosis
    Документ23 страницы
    Adenomiosis
    Rifqi Fahmi
    Оценок пока нет
  • Hipospadia
    Hipospadia
    Документ33 страницы
    Hipospadia
    Asti Sri Wahdini
    Оценок пока нет
  • Hiperemesis Gravidarum
    Hiperemesis Gravidarum
    Документ18 страниц
    Hiperemesis Gravidarum
    Maria Christianingrum
    Оценок пока нет
  • Mca Prediksi Fetal Anemia
    Mca Prediksi Fetal Anemia
    Документ16 страниц
    Mca Prediksi Fetal Anemia
    Jenary Immanuel Surbakti
    Оценок пока нет
  • Rangkuman Duh Tubuh Uretra
    Rangkuman Duh Tubuh Uretra
    Документ2 страницы
    Rangkuman Duh Tubuh Uretra
    Muhammad Fakhri Nur Fauzan
    Оценок пока нет
  • Makalah Presus IKK
    Makalah Presus IKK
    Документ39 страниц
    Makalah Presus IKK
    Khaulla Karima
    Оценок пока нет
  • Skripsi Mas Miko PDF
    Skripsi Mas Miko PDF
    Документ106 страниц
    Skripsi Mas Miko PDF
    Alifah Zata Yumni
    Оценок пока нет
  • KUMPULAN SOAL UKMPPD BATch
    KUMPULAN SOAL UKMPPD BATch
    Документ18 страниц
    KUMPULAN SOAL UKMPPD BATch
    Delia Fransiska
    Оценок пока нет
  • Proceeding Fetomaternal
    Proceeding Fetomaternal
    Документ13 страниц
    Proceeding Fetomaternal
    Dewa Made Sucipta Putra
    Оценок пока нет
  • Presentasi Kasus
    Presentasi Kasus
    Документ31 страница
    Presentasi Kasus
    Yustiana Dewi
    Оценок пока нет
  • Pleno 1 Kelompok 2 - Modul Hematologi Dan Onkologi - 2018
    Pleno 1 Kelompok 2 - Modul Hematologi Dan Onkologi - 2018
    Документ39 страниц
    Pleno 1 Kelompok 2 - Modul Hematologi Dan Onkologi - 2018
    Herwandi
    Оценок пока нет
  • DISTRIKIASIS
    DISTRIKIASIS
    Документ13 страниц
    DISTRIKIASIS
    Restiwinda
    Оценок пока нет
  • Cara Mengatasi Torsio Testis
    Cara Mengatasi Torsio Testis
    Документ11 страниц
    Cara Mengatasi Torsio Testis
    flora_viola9338
    Оценок пока нет
  • Obstruktif Uropathy
    Obstruktif Uropathy
    Документ4 страницы
    Obstruktif Uropathy
    Gabrielle Williams
    Оценок пока нет
  • TEORI PERSALINAN
    TEORI PERSALINAN
    Документ25 страниц
    TEORI PERSALINAN
    Sinta Dewanti
    Оценок пока нет
  • Kehamilan Ektopik Terganggu
    Kehamilan Ektopik Terganggu
    Документ1 страница
    Kehamilan Ektopik Terganggu
    mieayamku
    Оценок пока нет
  • SNNT
    SNNT
    Документ31 страница
    SNNT
    Demma Dentiama
    Оценок пока нет
  • Presentasi Kasus Kista Coklat
    Presentasi Kasus Kista Coklat
    Документ55 страниц
    Presentasi Kasus Kista Coklat
    Atma Sanggani Tunikasari
    Оценок пока нет
  • Clubbing Finger
    Clubbing Finger
    Документ3 страницы
    Clubbing Finger
    melchiadi
    Оценок пока нет
  • Kriteria Faine untuk Diagnosa Leptospirosis
    Kriteria Faine untuk Diagnosa Leptospirosis
    Документ3 страницы
    Kriteria Faine untuk Diagnosa Leptospirosis
    ranihentynovita
    Оценок пока нет
  • DISTOSIA
    DISTOSIA
    Документ100 страниц
    DISTOSIA
    Apin
    Оценок пока нет
  • Aspek Biokimia Phenylketonuria
    Aspek Biokimia Phenylketonuria
    Документ8 страниц
    Aspek Biokimia Phenylketonuria
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Analisis Antropometri Hubungan Panjang Lengan Atas Dengan Tinggi Badan Pada Suku India
    Analisis Antropometri Hubungan Panjang Lengan Atas Dengan Tinggi Badan Pada Suku India
    Документ103 страницы
    Analisis Antropometri Hubungan Panjang Lengan Atas Dengan Tinggi Badan Pada Suku India
    AncaLubis
    Оценок пока нет
  • Rhinitis Vasomotor
    Rhinitis Vasomotor
    Документ14 страниц
    Rhinitis Vasomotor
    Herman Yosef
    Оценок пока нет
  • 09 - 219sakit Perut Berulang Pada Anak
    09 - 219sakit Perut Berulang Pada Anak
    Документ6 страниц
    09 - 219sakit Perut Berulang Pada Anak
    Sulistyawati Wrimun
    Оценок пока нет
  • Abortus Forensik
    Abortus Forensik
    Документ21 страница
    Abortus Forensik
    Aderiskakurnia
    Оценок пока нет
  • Kriptorkismus Referat
    Kriptorkismus Referat
    Документ9 страниц
    Kriptorkismus Referat
    ika yunidasari
    Оценок пока нет
  • Refarat Undesensus Testis
    Refarat Undesensus Testis
    Документ24 страницы
    Refarat Undesensus Testis
    izitriani
    Оценок пока нет
  • Undesensus Testis
    Undesensus Testis
    Документ10 страниц
    Undesensus Testis
    Muhammad Firdaus
    100% (1)
  • OPTIMASI UDT
    OPTIMASI UDT
    Документ21 страница
    OPTIMASI UDT
    taufiqharahap
    67% (3)
  • REFERAT Undesensus Testis
    REFERAT Undesensus Testis
    Документ23 страницы
    REFERAT Undesensus Testis
    wahyuni taslim
    Оценок пока нет
  • UDT
    UDT
    Документ21 страница
    UDT
    Anonymous c2Hj1sAF
    Оценок пока нет
  • Undesensus Testis
    Undesensus Testis
    Документ9 страниц
    Undesensus Testis
    Rahmat Mulia
    Оценок пока нет
  • KRIPTORKISMUS
    KRIPTORKISMUS
    Документ4 страницы
    KRIPTORKISMUS
    dhitacindy
    Оценок пока нет
  • UDT
    UDT
    Документ20 страниц
    UDT
    ChekNatrah
    100% (1)
  • Presus Struma Dhita Ajeng
    Presus Struma Dhita Ajeng
    Документ42 страницы
    Presus Struma Dhita Ajeng
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • HOUSE Film Review
    HOUSE Film Review
    Документ2 страницы
    HOUSE Film Review
    Abamvc Muhammad Akbar
    Оценок пока нет
  • Dengue
    Dengue
    Документ26 страниц
    Dengue
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Referat Endometriosis Fix
    Referat Endometriosis Fix
    Документ28 страниц
    Referat Endometriosis Fix
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Patofisologi terjadinya bula hipopion pada impetigo bulosa
    Patofisologi terjadinya bula hipopion pada impetigo bulosa
    Документ1 страница
    Patofisologi terjadinya bula hipopion pada impetigo bulosa
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Bakteri
    Pemeriksaan Bakteri
    Документ9 страниц
    Pemeriksaan Bakteri
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Guideline Batu Saluran Kemih IAUI
    Guideline Batu Saluran Kemih IAUI
    Документ38 страниц
    Guideline Batu Saluran Kemih IAUI
    Resti Fratiwi Fitri
    100% (1)
  • REPRODUKSI
    REPRODUKSI
    Документ2 страницы
    REPRODUKSI
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Patofisologi terjadinya bula hipopion pada impetigo bulosa
    Patofisologi terjadinya bula hipopion pada impetigo bulosa
    Документ1 страница
    Patofisologi terjadinya bula hipopion pada impetigo bulosa
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Referat Patologi Anatomi
    Referat Patologi Anatomi
    Документ12 страниц
    Referat Patologi Anatomi
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Referat Depresi
    Referat Depresi
    Документ12 страниц
    Referat Depresi
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • LAPORAN Farmako 2
    LAPORAN Farmako 2
    Документ17 страниц
    LAPORAN Farmako 2
    Atep Lutpia Pahlepi
    Оценок пока нет
  • Kecepatan Distribusi Obat
    Kecepatan Distribusi Obat
    Документ1 страница
    Kecepatan Distribusi Obat
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Perkembangan Terbaru Onikomikosis
    Perkembangan Terbaru Onikomikosis
    Документ9 страниц
    Perkembangan Terbaru Onikomikosis
    Dian Permata Putra
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal Radiologi
    Analisa Jurnal Radiologi
    Документ5 страниц
    Analisa Jurnal Radiologi
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Pengaruh Obat Terhadap Jantung
    Pengaruh Obat Terhadap Jantung
    Документ31 страница
    Pengaruh Obat Terhadap Jantung
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Sindroma Kompartemen
    Sindroma Kompartemen
    Документ3 страницы
    Sindroma Kompartemen
    Mammam Tzeno
    Оценок пока нет
  • Kecepatan Distribusi Obat
    Kecepatan Distribusi Obat
    Документ1 страница
    Kecepatan Distribusi Obat
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Patologi Tulang
    Patologi Tulang
    Документ7 страниц
    Patologi Tulang
    Gilang Ananda
    Оценок пока нет
  • LAPORAN pbl1 - Respi
    LAPORAN pbl1 - Respi
    Документ17 страниц
    LAPORAN pbl1 - Respi
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • LAPORAN Farmako 2
    LAPORAN Farmako 2
    Документ17 страниц
    LAPORAN Farmako 2
    Atep Lutpia Pahlepi
    Оценок пока нет
  • Perkembangan Terbaru Onikomikosis
    Perkembangan Terbaru Onikomikosis
    Документ9 страниц
    Perkembangan Terbaru Onikomikosis
    Dian Permata Putra
    Оценок пока нет
  • Sindroma Kompartemen
    Sindroma Kompartemen
    Документ3 страницы
    Sindroma Kompartemen
    Mammam Tzeno
    Оценок пока нет
  • Patofis Colitis
    Patofis Colitis
    Документ1 страница
    Patofis Colitis
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Tuberkulosis
    Tuberkulosis
    Документ7 страниц
    Tuberkulosis
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • LAPORAN pbl1 - Respi
    LAPORAN pbl1 - Respi
    Документ17 страниц
    LAPORAN pbl1 - Respi
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет
  • Streptococcus 001
    Streptococcus 001
    Документ5 страниц
    Streptococcus 001
    Irfani Ryan
    Оценок пока нет
  • Kecepatan Distribusi Obat
    Kecepatan Distribusi Obat
    Документ1 страница
    Kecepatan Distribusi Obat
    Dhita Hestilana Anindyajati
    Оценок пока нет