Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki persebaran foraminifera terbanyak.
Foraminifera plangtonik yang ditemukan di formasi Batu Asih, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat
salah satunya adalah Globogrina praebuloides. Melalui identifikasi fosil foraminifera
planktonik dengan media fosil Globigerina praebulloides, mampu memperkirakan lingkungan
pengendapan, paleoecology, biostratigrafi, dan paleobatimetri. Salah satu aplikasi foraminifera
plaktonik yang akan digunakan yaitu untuk mengetahui paleobatimetri pada kawasan tersebut.
Pada formasi batuasih ini, tersusun oleh batulempung hitam, menyerpih, yang banyak
mengandung bola lempung di bagian bawah, dan sisipan batugamping dibagian atas. Identifikasi
Globigerina praebulloides melalui metode studi pustaka untuk mengetahui paleo batimetri
daerah Batu Asih Sukabumi. Globogerina praebulloides berumur miosen awal, banyak muncul
pada lingkungan laut dengan rentang zona neritik sekitar 0-200 meter dengan habitat daerahdaerah subtropical bersuhu 18o-24o dimana keterdapatan foraminifera plaktonik mencapai lebih
dari 35% sehingga formasi ini dapat diperkirakan kedalaman laut daerah Batuasih Sukabumi
pada masa lampau melalui fosil tersebut.
Kata Kunci : Formasi Batuasih, Globigerina praebulloides, Paleo batimetri.
PENDAHULUAN
Geologi Regional
Formasi Batuasih merupakan sebuah unit
marine sediment yang terbentuk dari
gabungan
batulempung,
marl,
dan
shale .Formasi ini didasari ketidak selarasan
yang ada pada formasi Bayah (Martodjojo,
1984; Dar-man and Sidi, 2000; and Clement
and Hall, 2007). Tektonisme yang terjadi
Paleo Batimetri
Paleobatimetri adalah suatu indikasi
kedalaman bawah air berdasarkan biota laut.
Sebuah
peta
batimetri
umumnya
menampilkan relief lantai atau dataran
dengan garis-garis kontor (contour lines)
yang disebut kontor kedalaman (depth
contours atau isobath), dan dapat memiliki
informasi tambahan berupa informasi
navigasi permukaan. Survey batimetri
dmaksudkan untuk mendapatkan data
kedalaman dan konfigurasi/topografi dasar
laut, termasuk lokasi dan luasan obyekobyek yang mungkin membahayakan. Biota
laut
yang
biasa
dijumpai
adalah
foraminifera.
Foraminifera
merupakan
mikrofosil yang banyak digunakan dalam
penentuan
umur
dan
lingkungan
pengendapan pada sedimen batuan karena
kisaran hidupnya relatif pendek, banyak
jenis foraminifera yang dapat dijadikan
sebagai spesies indeks pada kondisi
lingkungan tertentu, mudah ditemukan dan
jumlahnya melimpah pada kandungan
sedimen.
Metode
dalam
melakukan
penentuan paleobatimetri yaitu dengan
mengobservai populasi foraminifera modern
dan distribusi dari spesies tersebut. Seorang
paleontologist akan mampu mengiterpretasi
rentang kedalaman air pada zaman dahulu.
Metode ini, berdasarkan kepada studi luas
dari kehidupan foraminifera, merujuk
kepada
konsep
dari
taksonimi
uniformitarianisme, yang memiliki asumsi
kebanyakan dari organisme modern
mempunyai kesamaan atau sangat sama
pembatasan lingkungan seperti fosil
relativenya.
Kebanyakan
spesies
foraminifera pleistosen, pliosen, dan miosen
masih hidup atau memiliki kerabat yang
41_797-803.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk).
(diakses pada 11 April 2015 pukul 18.30)
Arifin, Fauzi. 2013. Identifikasi Mikrofosil
Foraminifera
Untuk
Menentukan
Paleobatimetri
Batugamping
Formasi
Tonasa, Daerah Ralla, Kecamatan Tanete
Riaja Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi
Selatan.
(http://journal.unhas.ac.id/index.php/prostek
/article/view/1220). (diakses pada 11 April
pukul 19.00)
Saraswat, R. & Khare, N. 2010.
Deciphering
The
Modern
Calcification Depth Of Globigerina
Bulloides In The Southwestern
Indian Ocean From Its Oxygen
Isotopic
Composition.
10.2113/gsjfr.40.3.220 v. 40 no. 3
p.
220-230.
(http://jfr.geoscienceworld.org/cont
ent/40/3/220.abstract).
(diakses
pada 11 April 2015 pukul 19.15).
Hedrizan, M., Praptisih, & Putra,
Purna S. 2012.
Depositional
Environment
of
the
Batuasih
Formation
on
the
Basis
of Foraminifera Content: A Case
Study in Sukabumi Region, West
JavaProvince, Indonesia. Vol. 7 : 101112.
(http://www.academia.edu/245258
7/Depositional_Environment_of_the
_Batuasih_Formation_on_the_Basis_
of_Foraminifera_Content_A_Case_St
udy_in_Sukabumi_Region_West_Jav
a_Province_Indonesia).
(diakses
pada 11 April 2015 pukul 19.20).
http://wiki.aapg.org/Paleobathymetry
(diakses pada 12 April 2015, pukul 11.19)
Amstrong, Howard A., Brasier, Martin D.
2005. Microfossil. Second Edition. Oxford:
Balckwell Publishing.