Вы находитесь на странице: 1из 4

5

i.

Sindrom kanker herediter, pewarisan satu gen mutannya akan


sangat

meningkatkan

risiko

terjangkitnya

kanker

yang

bersangkutan. Predisposisinya memperlihatkan pola pewarisan


ii.

dominan autosomal.
Kanker familial, kanker ini tidak disertai fenotipe penanda tertentu.
Contohnya mencakup karsinoma kolon, payudara, ovarium, dan
otak. Kanker familial tertentu dapat dikaitkan dengan pewarisan
gen mutan. Contohnya keterkaitan gen BRCA1 dan BRCA2

iii.

dengan kanker payudara dan ovarium familial.


Sindrom resesif autosomal gangguan perbaikan DNA. Selain
kelainan prakanker yang diwariskan secara dominan, sekelompok
kecil gangguan resesif autosomal secara kolektif memperlihatkan
ciri instabilitas kromosom atau DNA (Kumar dkk, 2007).

1. Patogenesis Terjadinya Carcinoma (Karsinogenesis)


Model klasik karsinogenesis membagi proses menjadi 3 tahap: inisiasi,
promosi, progresi. Inisiasi adalah proses yang melibatkan mutasi genetik
yang menjadi permanen dalam DNA sel. Promosi adalah suatu tahap ketika
sel mutan berproliferasi. Progresi adalah tahap ketika klon sel mutan
mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas seiring
berkembangnya tumor, sel menjadi lebih heterogen akibat mutasi tambahan.
Selama stadium porgresif, massa tumor yang meluas mendapat lebih banyak
perubahan yang memungkinkan tumor mnginvasi jaringan yang berdekatan,
membentuk pasokan darah sendiri (angiogenesis), penetrasi ke pembuluh
darah, dan bermetastasis untuk membentuk tumor sekunder (Price dan
Wilson, 2006).
Dalam kondisi fisiologis normal, mekanisme sinyal sel yang memulai
proliferasi sel dapat dibagi menjadi langkah-langkah sebagai berikut: (1)
factor pertumbuhan, terikat pada reseptor khusus pada permukaan sel; (2)
reseptor factor pertumbuhan diaktifkan yang sebaliknya mengaktifkan
beberapa protein transduser; (3) sinyal ditransmisikan melewati sitosol
melalui second messager menuju inti sel; (4) factor transkripsi inti yang

memulai pengaktifan transkripsi asam deoksiribonukleat (DNA).


Ketika keadaan menguntungkan untuk pertumbuhan sel, sel terus
melalui fase replikasi sel, Siklus sel tersebut dibagi menjadi empat fase: G1
(gap 1), S (sintesis), G2 (gap 2), dan M (mitosis). Sel tidak aktif yang
terdapat dalam keadaan tidak membelah disebut G 0. Proses dasar yang
sering terdapat pada semua neoplasma adalah perubahan gen yang
disebabkan oleh mutasi pada sel somatik. Ada empat golongan gen yang
memainkan peranan penting dalam mengatur sinyal mekanisme faktor
pertumbuhan dan siklus sel itu sendiri, yaitu protoonkogen, gen supresi
tumor, gen yang mengatur apoptosis, dan gen yang memperbaiki DNA.
a) Protoonkogen,

berfungsi

untuk

mendorong

dan

meningkatkan

pertumbuhan normal dan pembelahan sel. Sel yang memperlihatkan


bentuk mutasi dari gen ini disebut onkogen dan memiliki kemungkinan
yang besar untuk berkembang menjadi ganas setelah pembelahan sel
dalam jumlah yang terbatas.
b) Gen-Gen Supresor Tumor, berfungsi untuk menghambat atau "mengambil
kerusakan" pada pertumbuhan sel dan siklus pembelahan. Mutasi pada
gen supresor tumor menyebabkan sel mengabaikan satu atau lebih
komponen jaringan sinyal penghambat, memindahkan kerusakan dari
siklus sel dan menyebabkan angka yang tinggi dari pertumbuhan yang
tidak terkontrolkanker. Neoplasia adalah akibat dari hilangnya fungsi
kedua gen supresor tumor. Gen supresor tumor Rb yang menyandi protein
pRb penting untuk mengontrol siklus sel (master brake) pada titik
pemeriksaan G1-S, sedangkan gen TP53 (yang mengkode untuk protein
p53) adalah emergency brake di titik pemeriksaan G1-S namun biasanya
tidak dalam perjalanan replikasi normal. Tapi bila terjadi kerusakan DNA,
p53 akan memengaruhi transkripsi untuk menghentikan siklus sel
(melalui ekspresi p21). Jika kerusakan terlalu berat, maka p53
merangsang apoptosis. Contoh lain gen supresor tumor adalah BRCA1
dan BRCA2 yang berkaitan dengan kanker payudara dan ovarium.
c) Gen-Gen yang Mengatur Apoptosis. Kerja gen ini mengatur apoptosis,
dengan menghambat apoptosis, mirip dengan gen bcl-2, sedangkan yang

lain meningkatkan apoptosis (seperti sebagai bad atau bax).


d) Gen - Gen Perbaikan DNA. Mutasi dalam gen perbaikan DNA dapat
menyebabkan kegagalan perbaikan DNA, yang pada gilirannya
memungkinkan mutasi selanjutnya pada gen supresor tumor dan
protoonkogen untuk menumpuk. (Price dan Wilson, 2006).
2. Klasifikasi Neoplasma
Dalam penggunaan istilah kedokteran yang umum, neoplasma sering
disebut sebagai tumor. Dalam onkologi (ilmu yang mempelajari tentang
tumor), tumor dikategorikan jinak (benigna) dan ganas (maligna). Tumor
ganas secara kolektif disebut juga sebagai kanker (Kumar dkk, 2007).
Tabel 1. Perbedaan Karakteristik Tumor Jinak dan Tumor Ganas.

Karakteristik

Jinak

Ganas

Diferensiasi/

Berdiferensiasi baik; struktur Sebagian

anaplasia

mungkin khas jaringan asal

tidak

diferensiasi

memperlihatkan

disertai

anaplasia;

struktur sering tidak khas


Laju

Biasanya

progresif

pertumbuhan lambat
Invasi local

Biasanya
ekspansif,

dan Tidak terduga dan mungkin cepat


atau lambat

kohesif
massa

dan Invasi lokal, menginfiltrasi jaringan


berbatas normal

di

sekitarnya;

kadang-

tegas yang tidak menginvasi kadang mungkin tampak kohesif


atau menginfiltrasi jaringan dan ekspansif tetapi dengan jarak
Metastasis

normal di sekitarnya

mikroskopik

Tidak ada

Sering ditemukan; semakin besar


dan semakin kurang berdiferensiasi
tumor

primer,

semakin

besar

kemungkinan metastasis
(Kumar dkk, 2007).
Klasifikasi neoplasma umumnya dipakai berdasarkan gambaran
histologik. Untuk tumor jinak dinamai dengan menambahkan akhiran oma
pada nama sel tempat tumor itu berasal. Tumor ganas dinamai seperti tumor
jinak dengan tambahan dibelakangnya. Tumor ganas yang berasal dari

jaringan mesenchym disebut sarcoma. Misalnya, tumor ganas jaringan ikat


disebut fibro-sarcoma. Tumor ganas yang berasal dari ketiga lapis benih
disebut carcinoma. Tumor ganas yang membentuk kelenjar seperti yang
terlihat pada gambaran mikroskopik disebut adenocarcinoma dan pembagian
lebih lanjut berdasarkan asal alat tubuhnya. (Tjarta dkk, 1973).
Tabel 2. Klasifikasi Umum Neoplasma Benigna dan Maligna Berdasarkan Sel-Sel
Penyusunnya.
Diambil dari: Barbara L. Bullock: Pathophysiology: Adaptations and Alteration in
Function. 4th ed. Philadelphia: Lippincoe, 1996.

Вам также может понравиться