Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TAHUN 2009
I. Perawat
Perawat IGD pada umunya datang dan pulang sesuai jadwal yang telah
ditentukan, hanya saja 1 atau 2 orang Perawat yang datang terlambat /
berhalangan disebabkanoleh sakit / keperluan lain
Perawat IGD mengisi daftar hadir pada buku ABSEN kadang-kadang ada yang
tidak mengisi ABSEN dikarenakan kesibukan di ruangan atau lupa
Perawat melakukan operan pasien dan obat setiap pergantian shift.Namun pada
waktu-waktu tertentu ( keadaan sibuk dikarenakan banyak pasien yang datang
terus menerus ).membuat perawat tidak sempat melakukan serah terima
alat,dan hanya melakukan timbang terima pasien saja.
Dokter jaga datang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,namun masih
ada yang datang terlambat 5 s/d 10 menit karena ada keperluan lain / hambatan
dijalan
Dokter jaga selalu mengisi daftar hadir.
Dokter jaga selalu melakukan serah terima pasien dengan dokter penggantinya.
III. Dokter Konsulen
Dokter konsulen bekerja sesuai jadwal yang telah ditentukan
Dokter konsulen datang jika ada konsul dari IGD
Ada kesulitan menghubungi dokter konsulen dikarenakan HP kadang-kadang
tidak aktip
TINDAK LANJUT
I.
Perawat
II.
Dokter jaga
III.Dokter konsulen
Memberikan masukan kepada dokter konsulen agar selalu mengaktifkan
mengaktipkan HP jika sedang jaga.
Bila berhalangan,memberikan informasi kepada petugas IGD dan mencari
dokter pengganti.
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
EVALUASI
Pada tahun 2009 direncanakan pelatihan ACLS bagi 3 orang dokter, akan tetapi
dilaksanakan pelatihan ACLS tersebut hanya diikuti oleh 1 orang dokter. Hal ini
disebabkan karena jadwal pelatihan berbarangan dengan kegiatan prajabatan dokter
yang bersangkutan. Sedangkan dokter yang lain sudah pernah mengikuti pelatihan
ACLS.
TINDAK LANJUT
Merencanakan kembali program pelatihan bagi dokter di tahun yang akan datang.
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
EVALUASI
Pada tahun 2008 masih dijumpai 391 kasus pasien non gawat darurat yang
berobat di IGD pada saat jam kerja
Pasien-pasien tersebut umumnya merupakan pasien ASKES dan JAMKESMAS
yang tidak membawa rujukan sehingga tidak bisa dilayani di poly rawat jalan
Ada juga pasien umum yang telah mendapatkan penjelasan untuk berobat ke
poly rawat jalan namun tetap tidak mau dengan berbagai alas an
TINDAK LANJUT
Melakukan penyegaran dan sosialisasi tentang prosedur pelayanan terhadap
pasien non gawat darurat di IGD
Memberikan informasi kepada pasien ASKES dan JAMKESMAS untuk
membawa rujukan jika berobat ke poly rawat jalan pada saat jam kerja, di luar
jam kerja pasien boleh berobat di IGD tanpa rujukan
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
5. Petugas loket.
- Petugas loket datang sesuai jadwal, namun masih ada petugas loket yang sering
datang terlambat dan pulang lebih cepat sehingga menghambat proses administrasi
di IGD.
6. Farmasi.
- Petugas farmasi sudah on side di IGD, namun terkadang tidak ada di tempat pada
saat jam makan atau jam shalat
7. Radiologi.
- Petugas radiologi sudah datang on side namun terkadang ada petugas yang tidak
ada ditempat, sehingga menghambat petugas di IGD.
8. Laboratorium.
- Petugas Laboratorium sudah on side namun terkadang telepon tidak diangkat
sehingga tidak bisa dihubungi jika ada pemeriksaan laboratorium cito.
TINDAK LANJUT.
1) Meningkatkan disiplin kerja perawat IGD dengan cara selalu mensosialisasikan
prosedur pelaksanaan jadwal jaga perawat.
2) Membina hubungan yang baik antar sesama perawat IGD sehingga dapat
bekerjasama menggantikan jika ada tim yang berhalangan / sakit.
3) Bekerjasama dengan kepala ruangan petugas unit terkait untuk selalu
mensosialisasikan masalah pelaksanaan jadwal jaga
4) Membuat usulan agar diadakan rewards and funishment
5) Mengajukan penambahan obat untuk stok di IGD agar pada saat petugas farmasi
tidak ada di tempat, pelayanan IGD dapat terus berjalan
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
bassic
I. EVALUASI
Pada tahun 2007 tidak dilaksanakann pelatihan basic life support bagi petugas
IGD, akan tetapi pada tanggal 3-7 Desember 2007 dilaksanakan pelatihan PPGD
terhadap sepuluh orang perawat RSUD Prabumulih, 3 diantaranya adalah perawat
IGD.Dengan demikian, masih ada tiga belas perawat IGD yang belum mengikuti
pelatihan PPGD.Akan tetapi walaupun belum pernah mengikuti pelatihan gawat darurat,
umumnya perawat IGD mampu melaksanakan tindakan gawat darurat dengan cepat dan
tepat, hal ini dapat dilakukan karena seringnya menangani kasus gawat darurat, bukan
karena telah mendapatkan pelatihan.
II.TINDAK LANJUT
Pada tahun 2008 akan diusulkan agar pelaksanaan bassic life support bagi petugas IGD
dapat dilaksanakan secara rutin, seperti yang pernah dilaksanakan pada tahun
2006.Dengan demikian diharapkan agar petugas IGD yang belum mendapatkan
pelatihan gawat darurat setidaknya dapat melaksanakan tindakan basic life support .
I. EVALUASI
Pada tahun 2008 tidak dilaksanakann pelatihan basic life support bagi petugas IGD, akan
tetapi pada tanggal . dilaksanakan pelatihan PPGD terhadap sepuluh orang perawat RSUD
Prabumulih, satu diantaranya adalah perawat IGD.Dengan demikian, masih ada 12 orang perawat
IGD yang belum mengikuti pelatihan PPGD.Pada tanggal 24 Desember 2008 pernah dibuat usulan agar
dilaksanakan pelatihan basic life support, akan tetapi belum bisa dilaksanankan karena masih
menunggu pemesanan pantum yang akan digunakan untuk pelatihan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sudah ada perencanaan untuk melaksanakan pelatihan basic life support namun
belum dilaksanakan
II.TINDAK LANJUT
Pada tahun 2009 kembali akan diusulkan pelatihan bassic life support bagi petugas IGD dapat
dilaksanakan secara rutin, seperti yang pernah dilaksanakan pada tahun 2006.Dengan demikian
diharapkan agar petugas IGD yang belum mendapatkan pelatihan gawat darurat setidaknya dapat
melaksanakan tindakan basic life support .
Materi : Evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan jadwal jaga perawat, dokter jaga, dan dokter
konsulen
EVALUASI
I. Perawat
Perawat IGD pada umunya datang dan pulang sesuai jadwal yang telah ditentukan, hanya
saja 1 atau 2 orang Perawat yang datang terlambat / berhalangan disebabkanoleh sakit /
keperluan lain
Perawat IGD mengisi daftar hadir pada buku ABSEN kadang-kadang ada yang tidak mengisi
ABSEN dikarenakan kesibukan di ruangan atau lupa
Perawat melakukan operan pasien dan obat setiap pergantian shift.Namun pada waktu-waktu
tertentu ( keadaan sibuk dikarenakan banyak pasien yang datang terus menerus ).membuat
perawat tidak sempat melakukan serah terima alat,dan hanya melakukan timbang terima
pasien saja.
Dokter jaga datang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,namun masih ada yang
datang terlambat 5 s/d 10 menit karena ada keperluan lain / hambatan di jalan
Dokter jaga selalu melakukan serah terima pasien dengan dokter penggantinya.
III.Dokter konsulen
Memberikan masukan kepada dokter konsulen agar selalu mengaktifkan mengaktipkan HP
jika sedang jaga.
Bila berhalangan,memberikan informasi kepada petugas IGD dan mencari dokter pengganti.
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
A. EVALUASI
Pada tahun 2008 masih ada pasien non gawat darurat yang datang ke IGD pada saat jam kerja
( 291 orang ).
Pasien pasien tersebut umumnya adalah pasien ASKES dan JAMKESMAS yang tidak membawa
rujukan sehingga tidak bisa dilayani di poly rawat jalan.
Ada juga pasien umum yang telah mendapatkan penjelasan untuk berobat ke poly rawat jalan
namun tetap tidak mau dengan alasan tidak mau menunggu lama.
B. TINDAK LANJUT
Melakukan penyegaran dan sosialisasi tentang prosedur pelayanan terhadap pasien non gawat
darurat di IGD
Memberikan informasi kepada pasien ASKES dan JAMKESMAS untuk membawa rujukan jika
berobat ke poly rawat jalan, di luar jam kerja pasien boleh berobat ke IGD tanpa rujukan
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
TINDAK LANJUT
I. Perawat
Meningkatkan disiplin kerja perawat IGD dengan memberikan penyegaran informasi
tentang prosedur pelaksanaan jadwal jaga perawat IGD.
Memberitahukan kepada perawat IGD agar dapat bekerja sama
menggantikan tim yang berhalangan / sakit
III.Dokter konsulen
Memberikan masukan kepada dokter konsulen agar selalu mengaktifkan
mengaktipkan HP jika sedang jaga.
Bila berhalangan,memberikan informasi kepada petugas IGD dan mencari
dokter pengganti.
A. EVALUASI
Pada tahun 2008 jumlah pasien yang datang ke IGD adalah 5653 orang,dari jumlah kunjungan
tersebut,masih ada pasien non gawat darurat yang datang ke IGD pada saat jam kerja yaitu
sebanyak 430 orang ( 7,6 %). Ini berarti telah terjadi penurunan jumlah pasien non gawat darurat
dibandingkan dengan tahun 2007,yitu dari 8,9 % menjadi 7,6 %.
Pasien pasien tersebut umumnya adalah pasien ASKES dan JAMKESMAS yang tidak membawa
rujukan sehingga tidak bisa dilayani di poli rawat jalan.
Ada juga pasien umum yang telah mendapatkan penjelasan untuk berobat ke poli rawat jalan
namun tetap tidak mau dengan alasan tidak mau menunggu lama.
B. TINDAK LANJUT
1. Melakukan penyegaran dan sosialisasi tentang prosedur pelayanan terhadap pasien non gawat
darurat di IGD
2. Memberikan informasi kepada pasien ASKES dan JAMKESMAS serta JAMSOSKES,untuk
membawa rujukan jika berobat ke poli rawat jalan di dalam jam kerja
3. Menyebarkan leaflet tentang informasi pelayanan di IGD
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
B. EVALUASI
Pada tahun 2007 jumlah pasien yang datang ke IGD adalah 5126 orang,dari jumlah kunjungan
tersebut,masih ada pasien non gawat darurat yang datang ke IGD pada saat jam kerja yaitu
sebanyak 457 orang ( 8,9 %).Ini berarti telah terjadi kenaikan jumlah pasien non gawat darurat
dibandingkan dengan tahun 2006,yitu dari 6,8 % menjadi 8,9 %.
Pasien pasien tersebut umumnya adalah pasien ASKES dan JAMKESMAS yang tidak membawa
rujukan sehingga tidak bisa dilayani di poli rawat jalan.
Ada juga pasien umum yang telah mendapatkan penjelasan untuk berobat ke poli rawat jalan
namun tetap tidak mau dengan alasan tidak mau menunggu lama.
B. TINDAK LANJUT
1. Melakukan penyegaran dan sosialisasi tentang prosedur pelayanan terhadap pasien non gawat
darurat di IGD
2. Memberikan informasi kepada pasien ASKES dan JAMKESMAS serta JAMSOSKES,untuk
membawa rujukan jika berobat ke poli rawat jalan di dalam jam kerja
3. Menyebarkan leaflet tentang informasi pelayanan di IGD
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
C. EVALUASI
Pada tahun 2005 jumlah pasien yang datang ke IGD adalah 5641 orang,dari jumlah kunjungan
tersebut,masih ada pasien non gawat darurat yang datang ke IGD pada saat jam kerja yaitu
sebanyak 473 orang ( 8,3 %). Pasien pasien tersebut umumnya adalah pasien ASKES dan
JAMKESMAS yang tidak membawa rujukan sehingga tidak bisa dilayani di poli rawat jalan.
Ada juga pasien umum yang telah mendapatkan penjelasan untuk berobat ke poli rawat jalan
namun tetap tidak mau dengan alasan tidak mau menunggu lama.
B. TINDAK LANJUT
Melakukan penyegaran dan sosialisasi tentang prosedur pelayanan terhadap pasien non gawat
darurat di IGD
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
EVALUASI
Pada tahun 2008 jumlah kunjungan di IGD sebanyak 5653 kasus,kasus bedah sebanyak 2340 dan
kasus non bedah sebanyak 3313.jenis kunjungan terbanyak adalah kasus non bedah yaitu sebesar 3313
kasus (58,6 %) ,ini berarti pada tahun 2008 terjadi peningkatan kasus kunjungan yang cukup
significant yaitu sebanyak 528 kasus (4,9 %) dibandingkan dengan tahun 2007.
Pada tahun 2008 kasus bedah yang terbanyak adalah kecelakaan lalu lintas yaitu sebesar 562 kasus
(9,94%) pada tahun 2007 kasus kecelakaan juga merupakan kasus bedah terbanyak yaitu 750 kasus
(14,6 %).Ini berarti terjadi penurunan kasus kecelakaan di IGD yaitu sebesar 188 kasus( 14,3 % ).
Pada tahun 2008 kasus non bedah yang terbanyak adalah demam yaitu sebesar 804 kasus (14,22%%)
pada tahun 2008 kasus demam juga merupakan kasus non bedah terbanyak yaitu 901 kasus (17,58
%).Ini berarti terjadi penurunan kasus demam di IGD yaitu sebesar 97kasus ( 5,68 % ).
Pada tahun 2008 jumlah kasus kematian di IGD sebanyak 32 kasus,jumlah kasus kematian sebelum
tiba di IGD sebanyak 27 kasus dan yang meninggal setelah tiba di IGD sebanyak 5 kasus
kematian.Sedangkan pada tahun 2007 terdapat 79 kasus kematian di IGD, 68 kasus meninggal sebelum
tiba di IGD dan 11 kasus meninggal setelah tiba di IGD.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terjadi penurunan angka kematian dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu dari 0,21 % menjedi 0,09 %
Pada tahun 2009 terdapat 214 kasus visum et repertum kasus visum et repertum terbanyak adalah
penganiayaan yaitu sebesar 145 kasus (67,75 % ) .Pada tahun 2007 kasus visum et repertum sebanyak
44 kasus,kasus penganiayaan juga merupakan kasus visum et repertum terbanyak di tahun 2007 yaitu
34 kasus ( 77,3 %).Ini berarti terjadi peningkatan kasus visum et repertum yang sangat significant yaitu
sebanyak 170 kasus ( 68,5 % ).
Pada tahun 2008 jenis pemeriksaan penunjang yang paling banyak di IGD yaitu pemeriksaan
laboratorium ( 371 kasus ) sedangkan pemeriksaan radiology sebanyak 136 kasus dan EKG 156
kasus.Jika dibandingkan dengan tahun 2007 jenis pemeriksaan penunjang yang terbanyak juga
merupakan pemeriksaan laboratorium yaitu 366 kasus dan radiology 77 kasus.Sedangkan pemeriksaan
EKG sebanyak 25 kasus.Ini berarti terjadi peningkatan kasus pemeriksaan laboratorium sebanyak 5
kasus (0,9 %).
TINDAK LANJUT
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
Pada tahun 2007 jumlah kunjungan di IGD sebanyak 5125 kasus,2379 kasus merupakan kasus
bedah dan 2747 kasus non bedah.Jenis kunjungan terbanyak adalah kasus non bedah yaitu
sebesar 2747 kasus (53,58 % ).Jika dibandingkan dengan tahun 2006 terdapat 5983
kunjungan,ini berarti terjadi penurunan sebanyak 858 kunjungan (7,7 % )
Pada tahun 2007 kasus bedah yang terbanyak adalah kecelakaan lalu lintas yaitu sebesar 750
kasus (14,6%). pada tahun 2006 kasus kecelakaan juga merupakan kasus bedah terbanyak yaitu
1484 kasus (24,8 %).Ini berarti terjadi penurunan kasus kecelakaan di IGD yaitu sebesar 734
kasus( 32,85 % ).
Pada tahun 2007 kasus non bedah yang terbanyak adalah demam yaitu sebesar 901kasus
(17,58%%) pada tahun 2006 kasus demam juga merupakan kasus non bedah terbanyak yaitu
1267 kasus (21,17 %).Ini berarti terjadi penurunan kasus demam di IGD yaitu sebesar 366
kasus ( 16,9 % ).
Pada tahun 2007 jumlah kasus kematian di IGD sebanyak 79 kasus,jumlah kasus kematian
sebelum tiba di IGD sebanyak 68 kasus dan yang meninggal setelah tiba di IGD sebanyak 11
kasus kematian.Sedangkan pada tahun 2006 terdapat 19 kasus kematian di IGD, 10 kasus
meninggal sebelum tiba di IGD dan 9 kasus meninggal setelah tiba di IGD.Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan angka kematian dibandingkan dengan tahun 2006
yaitu dari 0,15 % menjedi 0,21 %
Pada tahun 2007 terdapat 44 kasus visum et repertum kasus visum et repertum terbanyak
adalah penganiayaan yaitu sebesar 34kasus (77,3 % ) .Pada tahun 2006 kasus visum et
repertum sebanyak 190 kasus,kasus penganiayaan juga merupakan kasus visum et repertum
terbanyak di tahun 2007 yaitu 34 kasus ( 77,27 %).Ini berarti terjadi peningkatan kasus visum et
repertum yang sangat significant yaitu sebanyak 170 kasus ( 68,5 % ).
Pada tahun 2007 jenis pemeriksaan penunjang yang paling banyak di IGD yaitu pemeriksaan
laboratorium ( 366 kasus ) sedangkan pemeriksaan radiology sebanyak 77 kasus dan EKG 25
kasus.Jika dibandingkan dengan tahun 2006 jenis pemeriksaan penunjang yang terbanyak juga
merupakan pemeriksaan laboratorium yaitu 243 kasus dan radiology 108 kasus.Sedangkan
pemeriksaan EKG belum ada di tahun 2006.Ini berarti terjadi peningkatan kasus pemeriksaan
laboratorium sebanyak 123 kasus (20 % )
TINDAK LANJUT
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
TINDAK LANJUT
Mengusulkan pada pihak pemerintah kota untuk melengkapi fasilitas perlintasan kereta api
Mengusulkan pada pihak kepolisian agar selalu diadakan penertiban lalu lintas
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
EVALUASI
Pada tahun 2009 telak dilakukan inform concent terhadap pasien yang ada di IGD,akan tetapi
terkadang pasien tidak mau menandatangani persetujuan tersebut dikarenakan takut dan tidak mengerti.
Perawat dan dokter IGD selalu menekankan pengisian inform concent sebelum melakukan tindakan
medis
TINDAK LANJUT
Mensosialisasikan kepada perawat IGD agar bisa memberikan informasi dan penjelasan yang mudah
dimengerti oleh pasien atau keluarga.
Selalu menyediakan formulir inform concent di IGD
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
B. TUJUAN
1. Memantau apakah pelaksanaan program sudah sesuai perencanaan
2. Memantau apakah pelaksanaan sudah sesuai prosedur
3. Mencari permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi
4. Memperbaiki dan meningkatkan kekurangan yang ada
5. Menyelesaikan dan melanjutkan program yang belum terlaksana
C. MATERI ORIENTASI
D. LAPORAN PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4. Perawat dan dokter baru di IGD belum memiliki keterampilan yang cukup dalam
melakukan tindakan dan pengoperasionalan alat sehingga banyak ditemukan kesulitan
dalam melaksanakan bimbingan.
F. PEMECAHAN MASALAH
1. Agar diadakan dahulu pertemuan antar pembimbing sebelum pelaksanaan orientasi
2. untuk menentukan pembimbing serta materi yang akan disampaikan pada saat kegiatan
orientasi
3. Agar pembimbing tidak melakukan kegiatan orientasi pada saat dinas melainkan di luar
jam dinas
4. Agar dilengkapi prosedur tetap di Instalasi Gawat Darurat untuk membantu pelaksanaan
kegiatan orientasi termasuk prosedur tetap untuk pasien yang menggunakan kartu
jaminanan kesehatan.
H. KESIMPULAN
Dari pelaksanaan orientasi terhadap petugas IGD yang baru dapat terlaksana dengan lancar ,
walaupun masih terdapat beberapa hambatan, ini terlihat dari komunikasi yang terjalin antara peserta
dengan pembimbing. Diharapkan orientasi ini dapat terus berjalan terhadap petugas-petugas IGD yang
baru.
I.PENUTUP
Demikianlah laporan pelaksanaan kegiatan orientasi terhadap petugas baru di Instalasi Gawat
Darurat dibuat sebagai hasil evaluasi terhadap kegiatan orientasi atau pelatihan petugas baru di Instalasi
Gawat Darurat di tahun 2009,mudah-mudahan menjadi masukan bagi pimpinan dalam
mempertimbangkan kebijakan bagi pembinaan petugas IGD di masa yang akan datang.
: 15 Januari 2010
Rapat dihadiri
: 8 orang
Tempat
Pimpinan rapat
: dr Efrizal Syamsuddin MM
Materi Rapat
Notulen Rapat :
1.
Perlu dibuat program pelatihan bantuan hidup dasar rutin setiap tahun
2.
Program pelatihan BHD di RSUD Prabumulih belum bisa dilaksanakan karena belum lengkapnya
peralatan yang akan digunakan untk pelatihan BHD
3.
Dari hasil evaluasi memang pelatihan BHD belum terealisasi dikarenakan belum ada phantom
yang bisa digunakan untuk pelatihan resusitasi
4.
Direncanakan pelatihan BHD baru akan dilaksanakan di tahun 2010 menunggu pembelian
Phantom resusitasi yang sudah dianggarkan dalam APBD tahun 2010
5.
Meskipun pelatihan BHD belum bisa dilaksanakan di RSUD Prabumulih, IGD akan terus
mengirimkan SDM nya untuk mengikuti pelatihan penanggulangan gawat darurat di luar Rumah
sakit.
6.
NOTULIS
Tujuan
Tujuan diselenggarakannya orientasi ini adalah sebagai berikut:
a. Agar petugas baru dapat mengenal lingkungan kerja Rumah Sakit
b. Agar petugas baru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar sesuai dengan
prosedur tetap yang telah ditentukan.
Pelaksanaan Orientasi
Peserta adalah: .
Pembimbing : Kepala Gawat Darurat
Waktu Pelaksanaan :..
Materi Orientasi adalah sebagai berikut:
a. Struktur Organisasi dan kebijakan yang berlaku di Rumah Sakit
b. Fasilitas dan sarana yang ada di Rumah Sakit
c. Protap-protap Unit Gawat Darurat Rumah Sakit
d. Sistem Kerja Dokter Jaga.
e. Tanggung jawab dokter jaga dan batasan-batasan tindakan medis.
f. Protokol medis untuk kasus-kasus yang mengancam jiwa.
Kesimpulan
Dari pelaksanaan orientasi terhadap petugas UGD yang baru dapat terlaksana dengan lancar ,
ini terlihat dari komunikasi yang terjalin antara peserta dengan pembimbing. Diharapkan
orientasi ini dapat terus berjalan terhadap petugas-petugas UGD yang baru.
Penutup
Demikianlah laporan ini disampaikan, mudah-mudahan menjadi masukan bagi pimpinan
dalam mempertimbangkan kebijakanbagi pembinaan petugas UGD dimasa yang akan datang
B. TUJUAN
Tujuan diselenggarakannya evaluasi ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
Agar petugas baru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar sesuai dengan
prosedur tetap yang telah ditentukan.
C. PELAKSANAAN ORIENTASI
Peserta adalah
: dr. Cassanova.
Pembimbing
Waktu Pelaksanaan
: 10 Agustus 2009 ..
D. KESIMPULAN
Dari pelaksanaan orientasi terhadap perawat atas nama dr. Cassanova tidak ditemukan
hambatan yang significant , hanya saja diperlukan bimbingan yang terus menerus dalam memberikan
pelayanan di gawat darurat karena belum memiliki pengalaman kerja di Instalasi Gawat, dan belum
mengikuti pelatihan penanggulangan kegawatdaruratan. ( PPGD ).
F. TINDAK LANJUT
Setelah dilakukan kegiatan orientasi dan bimbingan terhadap petugas baru atas nama dr.
Cassanova , maka akan terus dilakukan bimbingan selama tiga bulan berikutnya untuk mengevaluasi
perkembangan kemampuan dan keterampilan dalam bidang gawat darurat, dan akan diusulkan
pelatihan PPGD bagi dokter yang belum mengikuti pelatihan PPGD.
G. PENUTUP
Demikianlah laporan ini disampaikan, mudah-mudahan menjadi masukan bagi pimpinan dalam
mempertimbangkan kebijakanbagi pembinaan petugas UGD dimasa yang akan datang
B. TINDAK LANJUT
4. Melakukan penyegaran dan sosialisasi tentang prosedur pelayanan terhadap pasien non gawat
darurat di IGD
5. Memberikan informasi kepada pasien ASKES dan JAMKESMAS serta JAMSOSKES,untuk
membawa rujukan jika berobat ke poli rawat jalan di dalam jam kerja
6. Menyebarkan leaflet tentang informasi pelayanan di IGD
Prabumulih,
Kepala Instalasi Gawat Darurat
EVALUASI HASIL
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
DI UBIT PELAYANAN GAWAT DARURAT
TAHUN 2009
I.
Penetapan Responden
Penetapan responden diambil sebanyak 27 orang yang berkunjung ke instalasi gawat darurat
Pelaksanaan pengumpulan data, meliputi pengumpulandata terhadap 14 unsur pertanyaan yang
telah ditetapkan, kemudian melakukan pengisian kuisioner oleh unit pelayanan kemudian
dikumpulkan untuk di edit.
II.
Pengolahan Data
-
III.
Tabel nilai persepsi, interval IKM, Interval konversiIKM, Mutu Pelayanan dan kinerja unit
pelayanan.
Nilai
Nilai
Nilai Interval
Mutu
Persepsi
Interval IKM
Konversi IKM
Pelayanan
1,00 - 1,75
25 - 43,75
1,76 - 2,50
43,76 - 62,50
2,51 - 3,25
62,51 - 81,25
3,26 - 4,00
81,26 - 100
IV.
Keterangan
Tidak
memuaskan
Kurang
memuaskan
Memuaskan
Sangat
memuaskan
Hasil penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) tentang pelayanan di instalasi gawat
darurat
No
Unsur Pelayanan
Nilai Rata-Rata
Mutu pelayanan
U1
Prosedur pelayanan
2,8
U2
Persyaratan pelayanan
2,8
U3
2,6
U4
3,1
U5
3,0
U6
3,0
U7
Kecepatan pelayanan
3,0
U8
3,0
U9
2,7
U10
2,8
U11
2,8
U12
2,9
U13
Kenyamanan lingkungan
2,9
U14
Keamanan pelayanan
3,0
V.
Kesimpulan
Dari hasil penilaian IKM diatas, maka didapatkan hasil IKM unit pelayanan Instalasi Gawat
Darurat adalah 70 (tujuh Puluh), dengan mutu pelayanan B, dan dapat di kelompokkan berdasarkan
unsur pelayanan sebagai berikut :
a. Kinerja sangat baik (A), Tidak ada
b. Kinerja Baik (B), terdiri dari :
Prosedur pelayanan
Persyaratan pelayanan
Kecepatan pelayanan
Kenyamanan lingkungan
Keamanan pelayanan
Ada juga pasien umum yang telah mendapatkan penjelasan untuk berobat ke poli rawat jalan
namun tetap tidak mau dengan alasan tidak mau menunggu lama.
B. TINDAK LANJUT
Melakukan penyegaran dan sosialisasi tentang prosedur pelayanan terhadap pasien non gawat
darurat di IGD.
( dr.H.Efrizal Syamsuddin )
NIP. 19670419 199903 1 002
Ada juga pasien umum yang telah mendapatkan penjelasan untuk berobat ke poli rawat jalan
namun tetap tidak mau dengan alasan tidak mau menunggu lama.
D. TINDAK LANJUT
Melakukan penyegaran dan sosialisasi tentang prosedur pelayanan terhadap pasien non gawat
darurat di IGD.
( dr.H.Efrizal Syamsuddin )
NIP. 19670419 199903 1 002
Pasien-pasien tersebut umumnya adalah pasien ASKES, JAMKESMAS dan JAMSOSKES yang
tidak membawa rujukan sehingga tidak bias dilayani di poli rawat jalan.Ada juga pasien umum
yang telah mendapatkan penjelasan untuk berobat ke poli rawat jalan namun tetap tidak mau
dengan alasan tidak mau menunggu lama.
F. TINDAK LANJUT
Melakukan penyegaran dan sosialisasi tentang prosedur pelayanan terhadap pasien non gawat
darurat di IGD.
( dr.H.Efrizal Syamsuddin )
NIP. 19670419 199903 1 002
Pasien-pasien tersebut umumnya adalah pasien ASKES, JAMKESMAS dan JAMSOSKES yang
tidak membawa rujukan sehingga tidak bisa dilayani di poli rawat jalan.Ada juga pasien umum
yang telah mendapatkan penjelasan untuk berobat ke poli rawat jalan namun tetap tidak mau
dengan alasan tidak mau menunggu lama.
H. TINDAK LANJUT
Melakukan penyegaran dan sosialisasi tentang prosedur pelayanan terhadap pasien non gawat
darurat di IGD.
( dr.H.Efrizal Syamsuddin )
NIP. 19670419 199903 1 002
Evaluasi
Telah dilaksanakan pelatihan ACLS terhadap 2 orang perawat IGD dan 1 orang dokter pada
tanggal 22 Maret 2009
Telah dilaksanakan pelatihan PPGD terhadap 5 orang perawat IGD pada bulan Juuni 2009
Telah dilaksanakan pelatihan PPGD terhadap 6 orang perawat pada bulan September 2009
Telah dilaksanakan pendidikan D4 Emergency terhadap 4 orang perwat IGD yang telah selesai
pada bulan julI 2009
Tindak Lanjut
Membuat usulan pelatihan bagi petugas IGD yang belum mengikuti pelatihan kegawatdaruratan
PARAMETER I
1) JADWAL DINAS
2) ABSEN
3) INFORMASI GAWAT DARURAT (
LEAFLET )
4) BUKU LAPORAN JAGA
PARAMETER II
1) SK PEMBENTUKAN
IGD
2) STRUKTUR
ORGANISASI
PARAMETER III
1) SK PASIEN NON GAWAT
DARURAT
2) JUMLAH PASIEN NON
GWT DARURAT DI IGD
3) EVALUASI DAN
TINDAK LANJUT
PASIEN NON GWT
DARURAT
STANDAR VII
PARAMETER 1
1) JUMLAH KUNJUNGAN IGD
2) PENGGUNAAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
3) 10 PENYAKIT BEDAH
TERBANYAK
4) 10 PENY.NON BEDAH
TERBANYAK
5) ANGKA KEMATIAN
6) VISUM ET REPERTUM
7) DATA DITEMPEL DI PAPAN
PENGUMUMAN DAN DIBUAT
BULETIN
STANDAR VII
PARAMETER 4
STANDAR
PARAMETER 7
STANDAR VII
PARAMETER 2
DATA KASUS KECELAKAAN
DATA KASUS MEDIS
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
STANDAR VII
PARAMETER 3
SK INFORM CONCENT
SOP INFORM CONCENT
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
PELAKSANAAN INFORM
CONCENT
STANDAR IV
PARAMETER 1
DENAH RUMAH SAKIT
ADA AKSES LANGSUNG
STANDAR IV
PARAMETER 2
ADA TEMPAT
TRIAGE,RESUSITASI,TINDAKAN
BEDAH,TINDAKAN NON
BEDAH,OBSERVASI,TEMPAT
STANDAR IV
PARAMETER 4
STANDAR IV
PARAMETER 5
STANDAR IV
STANDAR IV
PARAMETER 3
DAFTAR OBAT DAN ALAT LIFE
SAVING
DAFTAR PERALATAN DI IGD
SOP PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT
HABIS PAKAI
DOKUMEN : PERBAIKAN ALAT
PERMINTAAN BHP DAN
OBAT