Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BUKU PEDOMAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Pengasih, karena
atas berkat-Nya buku pedoman gizi ini dapat terselesaikan.
Pelaksana pelayanan gizi di Rumah Sakit memerlukan sebuah pedoman sebagai
acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses penyembuhan pasien,
memperpendek lama hari rawat dan menghemat biaya perawatan
Kami menyadari sepenuhnya adanya kekurangan dan kelebihan di dalam
penulisan buku pedoman ini, baik sususnan bahasa sistimatika perlu disempurnakan dan
untuk itu mohon saran perbaikan dari pembaca.
ii
Wakil ketua
: Halimah Matondang,AMG
Seketaris
Anggota
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
TIM ASUHAN GIZIiii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................1
1.2 TUJUAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT..................................................2
1.2.1 TUJUAN UMUM..2
1.2.2 TUJUAN KHUSUS..2
1.3 VISI, MISI DAN MOTTO RSU SARI MUTIARA MEDAN..............................3
1.4 SASARAN................................................................................................................3
1.5 RUANG LINGKUP................................................................................................3
1.6 DASAR HUKUM.....................................................................................................3
BAB II KETENTUAN UMUM STANDART PELAYANAN GIZI.............................4
2.1 PENGERTIAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT.......................................4
2.2 VISI DAN MISI GIZI............................................................................................4
2.3 WAKTU PENYELENGGARAN MAKANAN PELAYANAN UNIT GIZI.......4
2.4 MEKANISME PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT.......................................4
2.5 PENGORGANISASIAN PELAYANAN UNIT GIZI...........................................4
2.6 STANDART TENAGA GIZI DI RUMAH SAKIT..............................................7
2.7 POLA KETENAGAAN INSTALASI GIZI RSU SARI MUTIARA.................7
2.8 DAFTAR KETENAGAAN GIZI..........................................................................8
2.9. KEBIJAKAN...........................................................................................................8
BAB III PEDOMAN PELAYANAN GIZI......................................................................9
3.1 PENYELENGGARAAN MAKANAN...................................................................9
3.2 TUJUAN...................................................................................................................9
3.3 ALUR PENYELENGGARAAN MAKANAN......................................................9
3.4 BENTUK PENYELENGGARAAN MAKANAN.................................................9
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Pelayanan Diet Pasien Insatalasi Gizi R. Inap
Lampiran 2. Formulir Pergantian Diet Pasien Instalasi Rawat Inap
Lampiran 3. Formulir Data Pasien Gizi Berkunjung di Poli Gizi
Lampiran 4. Formulir Rotasi Diet Gizi
Lampiran 5. Formulir Pemesanan Bahan Makanan Harian (Bahan Basah)
Lampiran 6. Formulir Pemesanan Bahan Makanan Harian (Bahan Kering)
Lampiran 7. Formulir Harian Pengeluaran Bahan Makanan Basah
Lampiran 8. Inventaris Peralatan Dapur Gizi Per- Lantai
Lampiran 9. Formulir Pencatatan Stock Bahan Makanan Kering Per- !0 Hari
Lampiran 10. Formulir serah terima bahan makanan basah instalasi gizi
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam melaksanakan pelayanan gizi di Rumah Sakit diperlukan sumber daya
manusia yang kompeten, sarana dan prasarana yang memadai agar pelayanan gizi yang
dilaksanakan memenuhi standar yang telah di tetapkan. Pelayanan gizi merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang saling menunjang dan tidak
dipisahkan dengan pelayanan. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena
secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu negara, yang digambarkan
melalui pertumbuhan ekonomi, umur harapan hidup dan tingkat pendidikan. Tingkat
pendidikan yang tinggi hanya dapat dicapai oleh orang sehat dan berstatus gizi baik.
Masalah gizi klinis adalah masalah gizi yang ditinjau secara individual mengenai
apa yang terjadi dalam tubuh seseorang, yang seharusnya ditanggulangi secara individu.
Demikian pula masalah gizi pada berbagai keadaan sakit yang secara langsung ataupun
tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan, harus diperhatikan secara
individual. Adanya kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait dengan
nutrision related disease pada semua kelompok rentan dari ibu hamil, bayi, anak, remaja,
dewasa dan usia lanjut semakin dirasakan perlunya penanganan khusus. Semua ini
memerlukan pelayanan gizi yang bermutu untuk mempertahankan status gizi yang
optimal, sehingga tidak terjadi kurang gizi dan untuk mempercepat penyembuhan.
Resiko kurang gizi akan muncul secara klinis pada orang sakit, terutama pada
penderita anoreksia, kondisi mulut/ gigi geligi buruk serta kesulitan menelan, penyakit
saluran cerna disertai mual, muntah, diare, infeksi berat, usila tidak sadar dalam waktu
lama, kegagalan fungsi saluran cerna dan pasien yang mendapat kemoterapi. Fungsi
organ yang terganggu akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit dan kekurangan
gizi. Disamping itu masalah gizi lebih dan obesitas yang erat hubungannya dengan
penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, dan darah
tinggi, penyakit kanker memerlukan terapi gizi medis untuk penyembuhan.
Pelayanan gizi di Rumah Sakit merupakan hak setiap orang, memerlukan adanya
sebuah pedoman agar hasil pelayanan yang bermutu. Pelayanan gizi yang bermutu di
Rumah Sakit akan membantu mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti
pula memperpendek lama hari rawat sehingga dapat menghemat biaya pengobatan.
Keuntungan lain jika pasien cepat sembuh adalah mereka dapat segera kembali mencari
nafkah untuk diri sendiri dan keluarganya. Sehingga pelayanan gizi yang disesuaikan
keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme
tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit,
sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien.
Sering terjadi kondisi klien/pasien semakin buruk karena tidak di perhatikan keadaan
gizi.
Terapi gizi menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan tentunya
harus diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk
1
melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring dengan
perubahan fungsi organ selama proses penyembuhan. Dengan kata lain, pemberian diet
pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya
peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar Rumah
Sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan, terutama tenaga yang
bergerak di bidang gizi.
1.2 TUJUAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT
1.2.1. Tujuan Umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna sebagai
bagian dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
1.2.2. Tujuan Khusus
2. Menyelenggarakan Asuhan Gizi terstandar pada pelayanan gizi rawat jalan
dan inap.
3. Menyelenggarakan Makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan aman
dikonsumsi.
4. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada klien/ pasien dan
keluarganya.
5. Menyelenggarakan penelitian aplikasi di bidang gizi dan dietetik sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan tersebut dapat dicapai bila tersedia tenaga pelayanan gizi yang
mempunyai kompetensi dan kemampuan sebagai berikut :
1. Melakukan pengkajian gizi, faktor yang berpengaruh terhadap gangguan
gizi dan status gizi dengan cara anamnesis diet.
2. Menegakkan diagnosis gizi berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan
3. Menentukan tujuan dan merencanakan intervensi gizi dengan menghitung
kebutuhan zat gizi, bentuk makanan, jumlah serta pemberian makanan
yang sesuai dengan keadaan pasien.
4. Merancang dan mengubah preskripsi diet dan menerapkannya mulai dari
perencanaan menu sampai menyajikan makanan.
5. Memberikan pelayanan dan penyuluhan/ konseling gizi pada pasien dan
keluarganya.
6. Mengelola sumberdaya dalam pelayanan penyelenggaraan makanan bagi
konsumen di Rumah Sakit.
7. Melakukan penelitian dan pengembangan gizi sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
8. Menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi.
1.3 VISI, MISI DAN MOTTO RSU SARI MUTIARA MEDAN
VISI
pelayanan
kesehatan
yang
profesional,bermutu,
BAB II
KETENTUAN UMUM STANDART PELAYANAN GIZI
1. Dokter Gizi
Dokter Gizi adalah konsultan Gizi Rumah Sakit.
2. Kepala Unit Pelayanan Gizi
Kepala unit pelayanan gizi adalah penanggung jawab umum organisasi unit pelayanan
gizi di sebuah Rumah Sakit, yang ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit dengan
berdasarkan ketentuan dan peraturan kepegawaian yang berlaku. Kepala unit pelayanan
gizi Rumah Sakit bertugas memimpin penyelenggaraan pelayanan gizi di Rumah Sakit,
yang pada umumnya bertanggung jawab kepada Direktur Bidang Penunjang Medis.
Tugas unit pelayanan gizi di Rumah Sakit meliputi :
a. Memimpin, membina/ membimbing pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas
di Instalasi Gizi.
b. Mengkordinasi pelaksanaan tugas.
c. Menyusun
perencanaan
kebutuhan
bahan-bahan
makanan,
peralatan/perlengkapan masak.
d. Menyimpan bahan makanan, diet/ makanan, peralatan/ perlengkapan untuk
pengolahan makanan.
e. Mengontrol/ mendistribusikan makanan/ diet pasien ke semua unit/ ruang rawat
inap pasien.
f. Mengontrol bahan makanan untuk diet pasien.
g. Mengatur pelaksanaan pelayanan gizi terhadap pasien (menyusun daftar dinas
pegawai).
h. Membuat dan memelihara buku stok bahan makanan di gudang Instalasi Gizi.
i. Melaksanakan penerapan standar pelayanan dan etika Rumah Sakit.
j. Menyelenggarakan kordinasi serta kerja sama fungsional dengan unit lain di
lingkungan Rumah Sakit.
k. Mengikuti rapat dinas, seminar, ceramah dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
berkaitan dengan tugas.
l. Melaksanakan dan mengamankan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
m. Menyusun, membuat dan mengirimkan laporan berkala tepat waktu kepada
atasan langsung.
3. Admin Gizi.
a. Mengatur administrasi instalasi gizi, berupa arsip/ dokumen, surat-surat, faktur/
tanda terima, kwitansi, dan lain-lain yang berhubungan dengan surat-surat.
b. Mencatat semua inventaris yang ada di Instalasi Gizi, berupa: alat-alat makan, alat
perlengkapan masak dan menyusun laporannya.
c. Membuat laporan kegiatan Instalasi Gizi setiap bulannya, seperti: jumlah pasien,
inventaris, pemakaian bahan makanan dan lain-lain.
4. Pelaksana
5
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Kelas D
Registered
Dietisien (RD)
56
22
18
9
Teknikal
Registered
Dietisien (TRD)
16
15
12
14
Kebutuhan
Tenaga Gizi
72
37
30
23
BAB III
PEDOMAN PELAYANAN GIZI
3.1 PENYELENGGARAAN MAKANAN
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran
belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan
makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi.
3.2 TUJUAN
Penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit dilaksanakan dengan menyediakan
makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman, dan dapat diterima oleh
klien/ konsumen guna mencapai status gizi yang optimal.
3.3 ALUR PENYELENGGARAAN MAKANAN
Pelayanan
Makanan
pasien (7)
Perencanaa
n
Pengada
an
Menu (1)
Bahan
(2)
Penerimaan
&
Penyimpan
an Bahan
(3)
9
PGRS-B
Penyajian
Makanan
di
Distribusi
Makanan
(5)
Persiapan &
pengolahan
Makanan
(4)
Ruang (6)
Standar bahan makanan sehari adalah acuan/ patokan macam dan jumlah bahan
makanan (berat kotor) seorang sehari, disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien yang
tercantum dalam Penuntun Diet dan disesuaikan dengan kebijakan RS.
b. Tujuan :
Tersedianya acuan macam dan jumlah bahan makanan seorang sehari sebagai alat
untuk merancang kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan dalam penyelenggaraan
makanan.
3. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
a. Pengertian:
Serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan makanan yang
diperlukan dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan
makanan RS.
b. Tujuan:
Tersedianya taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan spesifikasi yang
ditetapkan, dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk pasien RS.
10
11
5. Distribusi Makanan
a. Pengertian:
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyimpanan
makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi konsumen/ pasien
yang dilayani.
b. Tujuan:
Konsumen/pasien mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang
berlaku.
12
Ra
wa
t
In
ap
Ra
wa
t
Jal
an
Monev
kontrol ulang
Skrining Skrininh
Gizi/
Rujukan Gizi
Berisiko
Skrin
ing
Ulan
g
perio
dik
Skrin
ing
Gizi
Tidak Berisiko
Asesmen
&
diagnosa
Intervensi
Gizi:
Konseling
Gizi
Tujuan
Tidak
Tercapai
Monit
or &
Evalu
asi
Gizi
Intervensi
Gizi
Pene
ntua
n
Diag
nosis
Gizi
Ases
men
Gizi
Pemberian
DietEdukas
i&
Konseling
Gizi
Berisiko
Perm
intaa
n,
pem
batal
an
peru
baha
n
Diet
13
Penerim
aan &
Penyimp
anan
Bahan
Makana
n
Peng
adaa
n
Baha
n
Maka
nan
Pere
ncan
aan
Men
u
Pelay
anan
Maka
n
Pasie
n
Persia
pan &
peng
olaha
n
Maka
nan
Distr
ibusi
Mak
anan
Peny
ajian
Maka
nan
di
ruan
g
rawa
t
inap
Dari kerangka konsep di atas dapat dilihat bahwa pasien masuk yang meliputi
pasien rawat jalan diawali dengan skrining gizi, dari skrining gizi pasien rawat jalan yang
menunjukkan beresiko masalah gizi, maka dilakukan asessmen gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi dan dilakukan monev/ kontrol ulang.
Sedangkan pada pasien rawat inap juga diawali dengan skrining gizi. Skrining
gizi pada pasien rawat inap yang tidak beresiko hanya dilakukan skrining ulang periodik,
dan skrining gizi yang menunjukkan beresiko masalah gizi, maka dilakukan asessmen
gizi, penentuan diagnosis gizi, intervensi gizi, monitor dan evaluasi gizi. Dari hasil
monitor dan evaluasi gizi akan menentukan tujuan tercapai atau tidaknya. Apabila
hasilnya tidak tercapai maka dilakukan kembali kajian ulang dan revisi rencana asuhan
gizi serta intervensi gizi. Intervensi gizi akan mempengaruhi permintaan, pembatalan,
perubahan diet, perencanaan menu, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan, persiapan dan pengolahan bahan makanan, distribusi
makanan, penyajian makanan di ruang rawat inap, pelayanan makanan pasien dan
pemberian diet.
3.7 BATASAN OPERASIONAL
Batasan Operasional ini merupakan batasan istilah, sesuai dengan kerangka
konsep pelayanan gizi di Rumah Sakit yang tertuang di dalam pedoman pelayanan gizi.
1. Pasien Rawat Inap: proses perawatan pasien dimana pasien diinapkan di rumah sakit.
2. Pasien Rawat Jalan: pasien yang datang berobat ke poliklinik.
3. Skrining Gizi: proses yang sederhana dan cepat untuk mengidentifikasi individu, yang
mengalami kekurangan gizi atau yang berisiko terhadap rmasalah gizi.
4. Assesmen gizi: Semua data yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, antara lain
riwayat gizi, riwayat personal,hasil laboratorium, antropometri, hasil pemeriksaan
fisik
klinis, diet order dan perkiraan kebutuhan zat gizi.
5. Monitoring dan evaluasi gizi: indikator yang akan di monitor untuk menentukan
keberhasilan intervensi.
6. Pelayanan Gizi: Suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetik
masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi
dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan
optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
14
7. Terapi Gizi: Pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan pengkajian gizi,
yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian makanan khusus dalam
rangka penyembuhan diet.
8. Asuhan Gizi: Serangkaian kegiatan yang terorganisasi/ terstruktur yang
memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
9. Gizi Klinik: Suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara makanan dan
kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana dicerna,
diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan dikeluarkan dari tubuh.
10. Konseling Gizi: Serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang
dilaksanakan oleh Ahli gizi/ Dietisien untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang dilakukannya.
11. Profesi Gizi: Suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan suatu
keilmuan ( body of knowledge ), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan yang berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani masyarakat.
12. Tenaga Gizi: Setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
13. Tim Asuhan Gizi/ Nutrision Suport Tim/ Tim Terapi Gizi: Sekelompok tenaga
profesi di Rumah Sakit yang terkait dengan pelayanan gizi pasien beresiko tinggi
malnutrisi yang terdiri dari dokter/ dokter spesialis, ahli gizi/ dietisien, perawat dan
farmasi dari setiap unit pelayanan, bertugas bersama memberikan pelayanan paripurna
yang bermutu.
15
BAB IV
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN GIZI
4.1 Pengertian
Pelayanan gizi di rumah sakit dikatakan bermutu jika memenuhi 3 komponen
mutu ,yaitu:
1. Pengawasan dan pengendalian mutu untuk menjamin bahwa produk yang
dihasilkan aman
2. Menjamin kepuasan pasien.
3. Assement yang berkualitas
Dalam standar pelayanan minimal rumah sakit (Permenkes No. 129 Tahun
2008), di tetapkan bahwa indicator standar pelayanan Gizi meliputi:
1. Ketetapan waktu pemberian makanan kepada pasien ( 90 %).
2. Sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien ( 20 %).
3. Tidak ada kesalahan pemberian diet ( 100%)
Ruangan lingkup pelayanan gizi di rumah sakit yang kompleks meliputi :
Pelayanan rawat inap, penyelenggaraan makanan dan mengembangkan indicator
mutu pelayanan gizi agar tercapai pelayanan gizi yang optimal.
4.2 Tujuan Pengawasan dan pengendalian Mutu
Tujuan Umum
Untuk menciptakan pelayanan gizi yang bermutu dan berkualitas secara
professional di RSU Sari Mutiara Medan, sesuai dengan standard pelayanan.
Tujuan Khusus
Pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan gizi di Rumah Sakit, ditujukan
untuk menjamin ketetapan dan keamanan pelayanan gizi.
4.3 Pencatatan dan pelaporan
Beberapa pencatatan dan pelaporan dalam pelayanan gizi rumah sakit:
a) Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Bahan Makanan
1. Formulir Pemesanan Bahan makanan harian.
2. Pencatatan bahan makanan yang diterima oleh bagian gudang Insatalasi Gizi.
16
6.
17
4.5.
18
BAB V
KATA PENUTUP
Pelayanan Gizi Rumah Sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
lainnya di rumah sakit dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap maupun pasien rawat
jalan di rumah sakit.
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit bertujuan untuk memberikan acuan yang
jelas dan profesional dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit
yang tepat bagi klien/pasien sesuai tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Selain itu,
pedoman ini juga akan bermanfaat bagi pengelola gizi rumah sakit dalam
mengimplementasikan dan mengevaluasi kemajuan serta perkembangan pelayanan gizi
yang holistik.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam buku pedoman ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya refrensi yang ada
hubungannya dengan judul buku pedoman ini.
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya buku
pedoman dan penulisan buku pedoman di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga buku pedoman ini berguna bagi penulis dan khususnya para pembaca.
LAMPIRAN
19
LANTAI
RUANGAN
NAMA
PASIEN
DIET
AWAL
PERGANTIAN
DIET
JUMLAH
BULAN
JALAN
Unit Poli
Jumlah
Dokter pengirim
Jumlah
LAPORAN
DINAS PAGI
NAMA
PARAF
LAPORAN
DINAS
SIANG
NAMA
PARAF
LAPORAN
DINAS
MALAM
NAMA
PARAF
20
NAMA
BARANG
SEBELUM BELANJA
SESUDAH BELANJA
Jumlah
Harga Jumlah Jumlah
Harga
Jumlah
(Satuan) (Satuan) (Harga) (Satuan) (Satuan)
(satuan)
21
JUMLAH
KETERANGAN
22
Nama
Bahan
Makanan
Satuan
Harga
Satuan
Jumlah
Harga
Jumlah
Pasien
Kls
Vip/
S.Vip
Pegawai Yang
Makan
Dokter Pegawai
Jumlah
Layak
T.layak
Jenis
bahan
Merek
Tahun diterima
23
JUMLAH STOCK
KETERANGAN
24
Lampiran 10. Formulir serah terima bahan makanan basah instalasi gizi
TANGGAL
:
PETUGAS BELANJA :
PETUGAS PENERIMA :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
WORTEL
KENTANG
TOMAT
SAWI HIJAU
SAWI PUTIH
PELENG
TUNAS KOL
BAYAM
BUNGA KOL
BROKOLI
JAGUNG MUDA
JANTEN
TERONG UNGU
SELADA
PAPRIKA
ERCIS
KACANG MERAH
LABU KUNING
LABU JIPANG
GAMBAS
BUNCIS
JANTEN
DAUN SOP/PREI
KACANG PANJANG
DAUN KEMANGI
DAUN SALAM/KUNYIT/KARE
DAUN PISANG
TUNAS KOL
LABU AIR
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
JAHE
KUNYIT
LENGKUAS
SERE
JERUK NIPIS
CABE MERAH
KELAPA
BB.KALASAN
BB.ARSIK
BB.RENDANG
BB.GULAI
KENCUR
42
43
SEMANGKA
PISANG
JUMLAH
KETERANGAN
25
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
PEPAYA
MELON
ANGGUR
APEL MERAH
NENAS
MELON
KIWI
BUAH NAGA
ALPOKAT
JAMBU MERAH
BELIMBING
PIR
TAHU
TEMPE
TOFU
UDANG
CUMI-CUMI
TELUR PUYUH
NUGGET
SOSIS
64
65
DAGING SAPI
DAGING AYAM
66
67
68
69
70
71
72
IKAN KAKAP
IKAN BAWAL
IKAN MUJAIR
IKAN MAS
IKAN SENANGIN
IKAN KAPUK
IKAN GEMBUNG KURING
73
74
75
76
IKAN NILA
IKAN SALAMON
IKAN GURAMI
IKAN TAJI
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
IKAN MERAH
IKAN LELE
IKAN TONGKOL
IKAN DENCIS
IKAN GELEK
IKAN ANAK KAKAP
IKAN COLI
IKAN CARO
IKAN TIMUN-TIMUN
IKAN TODAK
IKAN TETER
IKAN ASO-ASO
IKAN MATA BESAR
IKAN GABUS
26
27