The resonance angular frequency w0 is defined as that at which the mechanical

reactance X vanishes and the mechanical impedance is pure real with its minimum
value, Z=R. As has just been noted, at this angular frequency a driving force will
supply maximum power to the oscillator. W was found to be the natural angular
frequency of a similar undamped oscillator and also the angular frequency of
maximum speed amplitude.
Note that W0 does not give the maximum displacement amplitude, which occurs at
the angular frequency minimizing the product WZ. It can be show that this occurs
when W.
If the average power is plotted as a function of the frequency of a driving force of
constant amplitude, a curve similar to figure 1.10a is obtained. It has a maximum
value of F/2R at the resonance frequency and falls at lower and higher frequency.
The sharpness of the peak of the power curve is primarily determined by R/M. if this
ratio is small, the curve falls off very rapidly a sharp resonance. If on the order
hand, R/M is large, the curve falls of more slowly and the system has broad
resonance. A more precise definition of sharpness of resonance can be given in
terms of the quality factor Q of the system.
Where W and W are two angular frequency, above and below resonance,
respectively, at which the average power has dropped to one-half is resonance
value. It is also possible to express Q in term of the mechanical constants of the
system. From 1.9.4 it is evident that the average power will be one-half of its
resonance value.
The sharpness of the resonance of the driven oscillator is directly related to the
length of time it takes for free oscillator to decay to 1/E of its initial amplitude.
Furthermore, the number of oscillator taken for this decay is (W/W) or about Q/pi for
weak damping. Thus, if an oscillator has a Q of 100 and a natural frequency 1000Hz,
it will take (100/pi) cycle or 32ms to decay to 1/E of its initial amplitude. It should
also be noted that Q/2 is the ratio of the mechanical energy of the oscillator driven
at its resonance frequency to the energy dissipated per cycle of vibration. Proof of
this is left as an exercise (problem 1.10.3).
When the oscillator is driven at resonance the phase angle 0 is zero and the speed
U is in phase with the driving force F. when W is greater than W the phase angle is
positive, and when W approaches infinity U lags F by an angle that approaches 90.
When W is less than W the phase is negative, and as W approaches aero U leads F
by 90. Figure 1.10.1b shows the dependence of 0 on frequency for a typical
oscillator. In system having relatively small mechanical resistance, the phase angel
of both speed and displacement vary rapidly in the vicinity of resonance.
Resonansi sudut w0 frekuensi didefinisikan sebagai yang di mana mekanik reaktansi X
lenyap dan impedansi mekanik murni nyata dengan nilai minimum , Z = R . Seperti baru
saja mencatat, pada frekuensi sudut ini kekuatan pendorong akan memasok daya
maksimum untuk osilator . W ditemukan frekuensi sudut alami osilator undamped sama dan
juga frekuensi sudut dari amplitudo kecepatan maksimum .
Perhatikan bahwa W0 tidak memberikan amplitudo perpindahan maksimum, yang terjadi
pada frekuensi sudut meminimalkan WZ produk . Hal ini dapat menunjukkan bahwa ini
terjadi ketika W.

Jika daya rata-rata diplot sebagai fungsi dari frekuensi kekuatan pendorong dari amplitudo
konstan , kurva mirip dengan mencari 1.10a diperoleh . Memiliki nilai maksimum F / 2R pada
frekuensi resonansi dan jatuh pada frekuensi yang lebih rendah dan lebih tinggi . Ketajaman
puncak kurva daya terutama ditentukan oleh R / M . jika rasio ini adalah kecil , kurva jatuh
sangat cepat - resonansi tajam . Jika di sisi urutan , R / M besar , kurva jatuh lebih lambat
dan sistem memiliki resonansi luas . Definisi yang lebih tepat dari ketajaman resonansi
dapat diberikan dalam hal Q faktor kualitas dari sistem.
Dimana W dan W adalah dua frekuensi sudut , atas dan di bawah resonansi , masingmasing, di mana daya rata-rata telah menurun hingga setengah adalah nilai resonansi . Hal
ini juga memungkinkan untuk mengekspresikan Q dalam
hal konstanta mekanik dari sistem . Dari 1.9.4 terbukti bahwa daya rata-rata akan menjadi
salah satu - setengah dari nilai resonansinya .
Ketajaman resonansi osilator didorong secara langsung berkaitan dengan lamanya waktu
yang dibutuhkan untuk osilator bebas untuk pembusukan untuk 1 / E amplitudo awal .
Selanjutnya , jumlah osilator diambil untuk pembusukan ini ( W / W ) atau sekitar Q / pi
untuk redaman lemah . Jadi, jika sebuah osilator memiliki Q 100 dan 1000Hz frekuensi
alami , itu akan mengambil ( 100 / pi ) siklus atau waktu 32mS membusuk untuk 1 / E
amplitudo awal . Hal ini juga harus dicatat bahwa Q / 2 adalah rasio energi mekanik dari
osilator didorong pada frekuensi resonansi untuk energi dihamburkan per siklus getaran .
Bukti ini dibiarkan sebagai latihan ( masalah 1.10.3 ) .
Ketika osilator didorong di resonansi sudut fase 0 adalah nol dan kecepatan U adalah dalam
fase dengan kekuatan pendorong F. ketika W lebih besar dari W sudut fase positif , dan
ketika W mendekati tak terhingga U tertinggal F dengan sudut yang pendekatan 90. Ketika
W kurang dari W fase negatif , dan sebagai W pendekatan aero U mengarah F oleh 90.
Gambar 1.10.1b menunjukkan ketergantungan 0 pada frekuensi untuk osilator khas . Dalam
sistem yang memiliki ketahanan mekanik yang relatif kecil , malaikat fase kedua kecepatan
dan perpindahan bervariasi cepat di sekitar resonansi .