Вы находитесь на странице: 1из 7

MESIN 

MILLING
Posted by: januarsutrisnoyayan on: November 29, 2008

 In: Uncategorized
 Comment!

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 <![endif]--><!--[if
gte mso 9]> <![endif]--> <!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false
MicrosoftInternetExplorer4 <![endif]--><!--[if gte mso 9]> <![endif]--> Dalam praktikum Proses
Produksi saya mendapatkan 7 modul, ini adalah modul keempat Isinya dapat dilihat berikut
ini….

4.1. Tujuan

Mempelajari cara kerja mesin frais atau


mesin milling serta mengetahui cara
penggunaan dan fungsinya.
4.2. Dasar Teori

4.2.1. Intisari

Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa macam, mulai dari
pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam secara mekanis.

Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun


pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan,
salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin Frais atau
biasa juga disebut mesin Milling.

Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila
dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu
memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga
berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang
dikehendaki.

Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses
ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling agar tidak
cepat aus.

Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling menghasilkan
permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau
kualitas permukaan yang ditentukan.

Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan mencekam benda
kerja (gambar 1), kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebut
cutter (gambar 2), dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya (gambar
3).

4.2.2. Prinsip kerja mesin milling

Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama
oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu
transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.

Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk
memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.

Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam
maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda
kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas
kekerasan benda kerja.

4.2.3. Jenis-jenis mesin milling

Penggolongan mesin milling menurut jenisnya penamaannya disesuaikan dengan posisi


spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada beberapa jenis mesin milling dalam
dunia manufacturing antara lain:

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Mesin Milling Horizontal


Mesin milling jenis ini mempunyai pemasangan spindel dengan arah horizontal dan
digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar.

<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Mesin Milling Vertikal

Kebalikan dengan mesin milling horizontal, pada mesin milling ini pemasangan spindel-nya
pada kepala mesin adalah vertikal, pada mesin milling jenis ini ada beberapa macam
menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan type
kepala bergerak. Kombinasi dari dua type kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi
pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu.

<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Mesin Milling Universal

Mesin milling ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan prinsipnya, seperti :

<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Frais muka

<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Frais spiral

<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Frais datar

<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Pemotongan roda gigi

<!--[if !supportLists]-->e. <!--[endif]-->Pengeboran

<!--[if !supportLists]-->f. <!--[endif]-->Reaming

<!--[if !supportLists]-->g. <!--[endif]-->Boring

<!--[if !supportLists]-->h. <!--[endif]-->Pembuatan celah

<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Plano Milling

Untuk benda kerja yang besar dan berat.

<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Surface Milling


Untuk produksi massal, kepala spindel dan cutter dinaikturunkan.

<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Tread Milling

Untuk pembuatan ulir.

<!--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->Gear Milling

Untuk pembuatan roda gigi.

<!--[if !supportLists]-->8. <!--[endif]-->Copy Milling

Untuk pembuatan benda kerja yang mempunyai bentuk tidak beraturan.

4.2.4. Gerakan dalam mesin milling

Pekerjaan dengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja.

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Gerakan Pemotongan

Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat sumbu utama.

<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Gerakan Pemakanan

Benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan mendatar
searah gerakan yang dipunyai oleh alas.

<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Gerakan Penyetelan

Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian,


untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter, gerakan ini dapat juga
disebut gerakan pengikatan

4.2.5. Bagian Utama Mesin Milling

Bagian utama mesin milling meliputi beberapa bagian seperti di belakang


4.2.6. Cutter

4.2.6.1 Type Cutter

Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan
dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam.

Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi
potong dari pisau frais mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses
pemotongan selama 1 putaran pisau frais dan pendinginannya pada waktu sisi potong mengenai
benda kerja, maka hasilnya cutter frais akan lebih tahan lama.

Cutter biasanya terbuat dari HSS maupun Carbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus
maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan
dan ke kiri.

Ada beberapa jenis cutter seperti misalnya :

<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Plain Mill Cutter

Digunakan untuk pengefraisan horizontal dari permukaan datar.

<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Shell End Mill Cutter

Pemotongan dengan menggunakan sisi muka, digunakan untuk pengefraisan dua permukaan
yang tegak lurus. Pada cutter ini panjangnya lebih besar dari diameternya dan hal yang harus
diingat adalah tidak boleh memasang cutter ini terbalik.

<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Face Mill Cutter

Digunakan untuk pengefraisan ringan (pemakanan kecil). Pisau ini pendek dan mempunyai
sisi potong pada bagian yang melingkar dan bagian sisi mukanya, seperti shell mill cutter.
Dalam jenis ini ada yang disebut Carbide Tipped.

Face mill cutter, keistimewaan pisau ini adalah tentang kemudahan penggantian sisi
potongnya.

<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->End Mill Cutter

4.2.6. Pengerjaan pada mesin milling

<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Pengefraisan Sisi, adalah pengefraisan dimana pisau


sejajar dengan permukaan benda kerja.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Pegefraisan Muka, adalah pengefraisan dimana sumbu
pisau tegak lurus dengan permukaan benda kerja.

4.2.7. Metode pengefraisan

<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Climb Mill

Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja.
Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor kerusakan pahat akan
lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur keregangan diperbolehkan
memakai metode pemotongan ini.

<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Conventional Milling

Merupakan pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan benda
kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan metode ini digunakan untuk
semua jenis mesin frais.

4.3. Alat dan Bahan

<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Milling machine (mesin frais)


<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Jangka sorong / kaliper
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Pahat alas
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Kuas
<!--[if !supportLists]-->e. <!--[endif]-->Coolant (pendingin)
<!--[if !supportLists]-->f. <!--[endif]-->Palu plastik
<!--[if !supportLists]-->g. <!--[endif]-->Stopwatch
<!--[if !supportLists]-->h. <!--[endif]-->Mistar siku
<!--[if !supportLists]-->i. <!--[endif]-->Kikir
<!--[if !supportLists]-->j. <!--[endif]-->Kunci tanggem
4.4. Cara Kerja

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan


benda kerja.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Mengukur benda kerja dengan menggunakan kaliper dan
menghaluskan sedikit permukaannya dengan menggunakan kikir.

<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Mengatur putaran spindel yang sesuai untuk jenis benda
kerja.

<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Menempatkan benda kerja yang akan difrais pada meja
kerja.

<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Mencari titik permukaan/titik nol dan kemudian


melakukan pemakanan untuk masing–masing sisi. Saat pemakanan dilakukan, mata pahat
dan benda kerja diberi pendingin, sehingga benda kerja tidak mengeluarkan asap ( benda
kerja panas ).

<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Mengatur ketebalan pemakanan.

<!--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->Mencatat waktu yang diperlukan untuk satu kali


pemakanan.

<!--[if !supportLists]-->8. <!--[endif]-->Mencatat keadaan akhir benda kerja.

Вам также может понравиться