Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
RS BAHAGIA
NOMOR: 301/SK/Dir-RSA/XII/2014
TENTANG
PANDUAN TRIASE DI RS BAHAGIA
DIREKTUR UTAMA RS BAHAGIA,
Menimbang
Mengingat
Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
Ditetapkan di KX
Pada tanggal 12 Desember 2014
Direktur Utama
RS Bahagia
Tembusan:
1. Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan.
2. Direktur SDM dan Akademik.
3. Plt. Direktur Keuangan dan Administrasi Umum.
4. Kepala Bagian/Instalasi Terkait.
5. Pihak Terkait.
RS Bahagia.
PANDUAN TRIASE
RS BAHAGIA
BAB I
PENDAHULUAN
Instalasi Gawat Darurat adalah salah satu gerbang utama masuknya pasien ke rumah
sakit, dengan kasus yang tidak terduga, level kegawatan yang beragam, dan jumlah pasien
datang yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Tanpa sistem pelayanan yang tepat dan
kerja tim yang baik, sangat memungkinkan terjadinya kekacauan dalam pelayanan pasien
yang bisa berdampak pada keterlambatan penanganan pasien gawat darurat, meningkatnya
mortalitas dan morbiditas pasien, length of stay pasien yang memanjang, rendahnya cost
effectiveness pelayanan, yang pada akhirnya rendahnya mutu rumah sakit.
Sistem triage adalah salah satu alat bantu skrining pasien di Instalasi Gawat Darurat
yang bertujuan mengenali pasien kegawataruratan dengan cepat, dan memberikan
penatalaksanaan sesegera mungkin dengan tepat. Terdapat banyak acuan sistem triase yang
digunakan oleh masing-masing rumah sakit, mulai yang dengan three levels triage tool
seperti START sampai dengan five levels triage tools yang merupakan sistem triage modern
seperti Canadian Triage and Acuity Scale, the Manchester Triage System, dan the Emergency
Severity Index.
Tujuan triage modern di unit emergensi adalah untuk menentukan keparahan penyakit
dengan cara yang terstruktur, membangun prioritas penatalaksanaan, dan menentukan
fasilitas pelayanan lebih lanjut sesuai kebutuhan pasien. Instrumen triage yang menggunakan
lima level adalah standar emas triage unit emergensi.
Emergency Sistem Index (ESI) adalah salah satu sistem triage modern yang
menggunakan lima level kegawatdaruratan, realibel , tervalidasi dan sudah digunakan secara
luas, mulai dibuat sejak tahun 1999 dan mengalami penyempurnaan berkali-kai sampai saat
ini. Kelebihan ESI adalah rapid identification, quick sorting dan secara khusus membahas
secara tersendiri populasi pediatri. Pediatri adalah populasi khusus yang membutuhkan
asesmen tersendiri, oleh karena itu perlu dibuat alat triage tersendiri yang validitas dan
reabilitasnya tinggi. ETAT dari WHO adalah salah satu Triage Pediatri yang
direkomendasikan oleh IDAI.
Dengan segala kelebihan ESI dan ETAT WHO, RS Bahagia mengadopsi dan
mengkombinasikan keduanya untuk sistem triage dalam pelayanan pasien kegawatdaruratan
sehari-hari. Instrument triage START tetap digunakan pada keadaan bencana dengan korban
massal.
DEFINISI TRIASE
Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar
beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar sumber daya
(SDM dan sarana) yang tersedia.
Triase di IGD adalah Pemilahan penderita berdasarkan pada keadaan ABC (Airway,
Breathing, dan Circulation). Dua jenis keadaan triase dapat terjadi :
1. Jumlah penderita dan beratnya luka tidak melampaui kemampuan petugas. Dalam
keadaan ini pasien dengan masalah gawat darurat dan multi trauma akan dilayani
terlebih dahulu, dan sesuai dengan prinsip ABC.
2. Jumlah penderita dan beratnya luka melampaui kemampuan petugas. Dalam keadaan
ini yang akan di layani terlebih dahulu adalah pasien yang dengan kemungkinan
survival yang terbesar dan membutuhkan waktu, perlengkapan, dan tenaga yang
terbatas.
BAB II
RUANG LINGKUP TRIASE
Panduan triase ini hanya berlaku pada pasien yang datang ke IGD Rumah Sakit
1. Di dalam Rumah Sakit
Semua Pasien yang datang akan di lakukan Triase oleh perawat triage yang kompeten
untuk mendapatkan prioritas pelayanan yang sesuai dengan kegawatdaruratannya.
Triase rutin / sehari hari memprioritaskan kasus kasus yang benar benar gawat darurat
(true emergency ) dengan tepat dan cepat ( life saving )
2. Dalam keadaan bencana
Pasien yang datang dapat dari keadaan bencana baik dari dalam maupun dari luar
rumah sakit. Triase Disaster / Dalam keadaan bencana Bila terjadi bencana baik dari
dalam maupun dari luar rumah sakit, dimana pasien yang datang lebih dari 10 orang
dalam waktu yang bersamaan, maka kriteria triase berdasarkan kemungkinan hidup
pasien yang lebih besar.
Triage pasien Di Instalasi Gawat Darurat dilakukan 2 kali, yaitu:
1. Triage Primer
Triage Primer dilakukan sejak pasien memasuki Instalasi Gawat Darurat dilakukan di
ruang triage jika kondisi pasien memungkinkan, dan dilaksanakan oleh perawat
penanggung jawab triage yang bertugas.
2. Retriage
Retriage adalah triage kedua yang dilakukan pada pasien, dilaksanakan olek dokter
jaga setelah memeriksa pasien.
BAB III
TATA LAKSANA TRIASE
1. Pelaksana Triase
a. Pelaksana Triase dalam keadaan sehari hari dilakukan oleh perawat IGD PJ
Triage dilanjutkan asesmen lebih dalam dan retriage oleh dokter jaga
b. Sedangkan dalam keadaan bencana di lakukan oleh perawat IGD dan di lakukan
di luar atau di depan IGD
2. Penatalaksanaan Triage
Proses Triase merupakan suatu proses identifikasi yang dilakukan terhadap pasien
pada kontak pertama berdasarkan tingkat prioritas kegawatan pasien. Agar pasien
IGD dapat segera diidentifikasi dan diberikan pelayanan segera sesuai tingkat ke
gawat daruratannya. Memprioritaskan kasus kasus yang benar benar gawat darurat
( true emergency ) dengan tepat dan cepat ( life saving ).
Contoh
Bantuan jalan nafas manual/ dengan
alat, VTP/ventilator
Defibrilasi, cardioversi darurat, pacu
jantung eksternal
Dekompresi dada, pericardiosentesis
RJP, resusitasi cairan/darah, kontrol
perdarahan besar
Inotropik, vasopressor, D40, naloxone
b. Level 2 (Emergency)
Merupakan pasien yang tidak memenuhi kriteria ESI level 1 tapi harus
segera diperiksa da tidak bisa menunggu.
Kriteria level 2:
ATAU
Penurunan kesadaran akut: penurunan kesadaran dengan onset
akut, respon terbaik didapat dengan rangsang suara (tingkat respon
konservatif)
Gangguan psikis berat: korban kekerasan, gaduh gelisah/agitasi,
tentamen suicide, dsb.
Tahap 1: Periksa jalan napas dan pernapasan, bila terdapat masalah, segera
berikan tindakan untuk memperbaiki jalan napas dan berikan napas bantuan.
Tahap 2: Segera tentukan apakah anak dalam keadaan syok, tidak sadar,
kejang, atau diare dengan dehidrasi berat.
Jangan menunda penanganan. Tetap tenang dan kerjakan dengan
tenaga
memberikan
memerlukan
kegawatdaruratan,
lanjutkan
segera)
Restless, irritable, or lethargic (gelisah, mudah marah, lemah)
Trismus
Referral (rujukan segera)
Pallor (sangat pucat)
Malnutrition (gizi buruk)
Poisoning (keracunan)
Oedema (edema kedua punggung kaki)
Pain (nyeri hebat)
Burns (luka bakar luas)
Breathing
Sirkulasi
:
Disability
Lain-lain
: Apneu
Sianosis sentral (tidak membaik dengan O2)
Distres nafas berat
Kusmaull
Akral dingin dengan nadi lemah
Nadi tak teraba
Muntah/diare profuse
Anuri (-) 6 jam
: Perdarahan hebat
CRT >3 detik
Mottled skin
:
Kejang
Koma, level kesadaran terbaik pada P (AVPU)
Flaccid baby
Kelemahan/ Lumpuh layu
Luka bakar (mayor)
b. Level 2 (Emergensi)
c. Level 3 (Prioriti/ urgen)
d. Level 4 (Non Urgen)
e. Level 5 (False Emergency)
c. Triage Bencana
Pada kondisi bencana/ musibah massal digunakan sistem triase yang menurut
Simple Triage And Rapid Treatment (START) yang terdiri dari 4 kategori
prioritas.
segera.
Kategori kuning (delayed): pasien dengan berpotensi cedera serius,
namun cukup stabil (tidak ada ancaman pada ABCD) untuk
medis.
Ketegori hijau (minor): pasien dengan cedera ringan yang dapat
menunggu lebih lama sebelum mendapatkan penanganan medis.
Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir seperti luka ringan
diatas klavicula.
b. Breathing dan Ventilasi oksigen
Penilaian :
- Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan
terdapat deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian
-
Penatalaksaan :
-
ltr/mnt
- Ventilasi dengan bag valve mask
- Menghilangkan tension pneumothoraks
- Menutup open pneumothoraks
- Memasang Saturasi oksigen
- Evaluasi
c. Circulation dengan kontrol perdarahan
Penilaian:
- Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal.
- Mengetahui sumber perdarahan yang internal
- Periksa tekanan darah
- Periksa warna kulit, kenali tanda tanda sianosis.
- Periksa nadi pasien : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus.
Tidak di ketemukanya pulsasi dari arteri besar yang merupakan tanda
untuk memerlukan resusitasi masif segera.
Pengelolaan :
-
yang hangat
Buka pakaian pasien untuk melihat dengan jelas apakah ada cedera yang
lain
BAB IV
DOKUMENTASI TRIASE
Dokumentasi triase primer dalam keadaan sehari hari di IGD rumah sakit menggunakan
Form Triage Primer Dewasa untuk pasien dewasa, dan Form Triage Primer Pediatri untuk
pasien pediatri. Pendokumentasian reatriage menggunakan Lembar IGD pasien. Sedangkan
dokumentasi atas triase dalam keadaan bencana adalah menggunakan form triage primer.
Direktur Utama
RS Bahagia