Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sistem endapan greisen merupakan system endapan bijih yang terbentuk pada fase
post magmatik suatu pembekuan magma. Fase post magmatik merupakan fase
dimana batuan sudah membeku dan mengahasilkan fluida sisa pembekuan magma
yang didominasi fase gas, kemuadian fluida inilah yang akan bereaksi dengan
batuan samping. Proses ini juga diistilahkan sebagai fase Penumatolitis.
Nama : Marthyn Hapyosel
NIM : 111.130.049
Kelas : E
Lebih jauh dalam suatu endapan mineral dimana fluida hidrotermal menjadi salah
satu faktor pengontrolnya maka fluida hidrotermal ini dapat di bagi menjadi dua
yaitu fase gas dan fase cair. Pada fase gas inilah yang disebut sebagai fase
penumatolitis dan fase cair sebagai fase hidrotermal.
Sistem endapan greisen biasanya beraosiasi dengan beberapa unsur yaitu Sn, W,
Mo, Be, Bi, Li dan F. Sistem ini dapat terbentuk dalam dua tipe yaitu endogreisen
dimana fluida tetap didalam batuan granitiknya tipe ini juga disebut sistem
tertutup. Kemudian tipe eksogreisen dimana fluida keluar melalui rekahanrekahan yang ada pada batuan samping tipe ini juga disebut sebagai sistem
terbuka.
Untuk endapan timah yang berkaitan dengan intrusi granit dan greisen sangat
tergantung dari faktor tipe granitnya. Tipe Granit dapat dibedakan menjadi dua
tipe yaitu granit tipe S dan granit tipe I. Untuk granit yang biasanya berkaitan
dengan endapan timah adalah granit tipe S. Hal ini berkaitan dengan geokimia
magma pembawa timah.
Pada I tipe (magnetite series) yang kaya akan Fe , kandungan Sn pada magma
akan tergantikan oleh Fe dan Ti untuk membentuk mineral sperti Sphen,
Nama : Marthyn Hapyosel
NIM : 111.130.049
Kelas : E
magnetite, dan Hornblend, sehingga tidak akan cukup untuk membentuk endapan
timah yang ekonomis. Sedangkan pada S tipe (Ilmenit series) yang tidak kaya
akan Fe, Sn tidak akan tergantikan oleh Fe dan Ti sehingga memungkinkan untuk
dapat terbentuk endapan Sn.
Berdasarkan Shcherba (1970) greisen dapat di bedakan menjadi tiga tahap yaitu
tahap fase alkali , fase gresenisasi, dan fase pengendapan pada urat. Pada fase
alkali yang terjadi adalah proses alkali metasomatisme yang menghasilkan alterasi
berupa albitisasi dan mikrilonisasi. Albitisasi merupakan hasil dari NaMetasomatisme dimana yang terjadi adalah penggantian unsur K ( K-feldspar )
contoh pada mineral albit menjadi Na. Biasanya pada zona alterasi ini berasosiasi
dengan mineral berupa Nb,Ta,Sn,W, Li dan Bl.Sedangkan
untuk alterasi
Fluida pegmatitik sering migrasi pada bagian atas intrusi dan kadangkadang mengisi sebagai intrusi-intrusi (stock) di sepanjang batas tubuh
greisen.
muscovite
muscovite
muscovite
+ 2KCl + 3H2 .
Dalam hal ini tak lepas kaitannya dengan memfokuskan perhatian pada
peran yang mungkin di mainkan oleh reaksi-reaksi tersebut di atas, dalam rangka
melepaskan logam-logam ke sistem. Shcherba (1970), misalnya, memperhatikan
bahwa plagiloclase dan mika merupakan pembawa utama logam-logam tipis,
memperhatikan lepasnya unsur-unsur logam dari tempat-tempat asalnya, di dalam
kisi-kisi mineral pembentuk batuan ini terjadi selama proses greisenisasi
berdasarkan hadirnya jenis F dan Cl di dalam fluida.
Nama : Marthyn Hapyosel
NIM : 111.130.049
Kelas : E
Gambar 3. Wolframite