Вы находитесь на странице: 1из 11

TERAPI CAIRAN

DISUSUN OLEH:
ENUNG SITI NURJANAH
INGEE NATASHIA
ANA ANGGRAINI
UNTARTI DEWI

PEMBIMBING :
Dr. TRIMAYU SUKANDAR Sp.B

KEPANITRAAN KLINIK ILMU BEDAH


RSUD Dr. SLAMET
2008

PENDAHULUAN

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit bukanlah suatu penyakit,


tetapi selalu merupakan bagian atau penyakit dari proses suatu penyakit. Oleh
karena itu, penting untuk menghadapi pasien dengan tanda tanda keseimbangan
cairan dan elektrolit, untuk selalu mencari penyakit penyebab gangguan tersebut.

ANATOMI CAIRAN TUBUH


Seluruh cairan tubuh merupakan 50 % samapai 70 % berat badan. Dibagi
atas tiga komponen:
1. intrasel yang kurang lebih 40 % dari berat badan
2. intravaskuler yang kurang lebih teridri dari 5 % dari berat badan.
3. intersititial yang kurang lebih 15 % dari berat badan.

Cairan tubuh didisrtibusikan antara 2 kompartement cairan utama ;


1. kompartement cairan intraseluler (CIS)
CIS adalah cairan yang terkandung dalam sel. Pada orang dewasa, kira-kira
2/3 dari cairan tubuh adalah intraseluler, sama kira-kira 25 liter pada rata-rata pria
dewasa (70kg). sebaliknya, hanya dari

cairan tubuh baik adalah cairan

intraseluler
2. kompartement cairan ekstraseluler (CES)
CES adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun dengan
peningkatan usia. Lebih jauh CES dibagi menjadi ;

cairan intertitial (CIT) ; cairan disekitar sel sama dengan kira-kira 8


L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volome
intertitial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira 2
kali lebih besar daripada bayi yang baru lahir dibandingkan pada
orang dewasa.

Cairan intravaskuler (CIV) ; yaitu cairan ynag terkandung didalam


pembuluh darah. Rata-rata volume darh orang dewasa kira-kira 5-6
L, 3 L dari jumlah tersebut adalah plasma. Sisanya 2-3 L terdiri
dari sel darah merah ( SDM atau eritrisit ) yang mentransport
oksigen dan berkerja sebagai buffer tubuh yang penting ; sel darah
putih ( SDP, atau leukosit ); dan trombosit.

Cairan transeluler( CTS ) ; yaitu cairan yang terkandung dalm


rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputi ciran cerebro
spinal, perikardial, pleura, sinofial, dan cairan intraokular dan
sekresi lambung.

Ada pengeluaran cairan sebanyak 2000 ml/ hari, yang merupakan

keseimbangan dari pemasukan 1500 ml melalui minum dan 500 ml dari makanan
dengan pengluaran 250 ml dalam feses, 600 ml insisible losses, dan 800 1500
ml melalui urin.
Jika asupan tidak memadai, tubuh mengurangi produksi urin, sementara
kehilangan lewat keringat dan uap napas tidak dapat diubah. Jika asupan
berlebihan, tubuh akan menambah produksi urin guna membuang kelebihan
cairan. Oleh karena itu, dengan mengetahui jumlah produksi urin, dapat
diperkirakan status keseimbangan cairan. Terapi cairan pengganti ( water
replacemant therapy) dimaksudkan untuk mengetahui kehilangan abnormal
cairan. Jika penggantiaan harus diberikan dengan cepat istilah yang digunakan
adalah resusitasi cairan

CAIRAN INTRA VENA


Faktor-faktor yang perlu dihitungkan dalam terapi cairan
1. kelembapan udara sekitar penderita yang dirawat
2. masukan yang kurang dan kehilangan cairan sebelum perawatan perlu
diperhitungakan secara sesaksama
3. untuk penderita yang dirawat : berapan volume cairan yang keluar melalui
sonde lambung, gastrostomi, ileustomi atau diare yang masih berlangsung
4. pemeriksaan labotarium hematokrit, elektroserum dan protein dpat
menentukan status hidrasi penderita

KONSEP KOREKSI GANGGUAN KESEIMBANGAN


Semua gangguan keseimbangan dalam tubuh akan dicoba diatasi sendiri
melalui mekanisme homeostatis selama penyimpangan tersebutmasih dalam batas
kompensasi. Dalam mengatasi gangguan yang sudah melewati batas kompensasi,
koreksi tidak perlu sampai parameter kembali kenilai normal, tetapi cukup sampai
masuk kebatas kompensasi hal ini nertujuan untuk menghindari penyulit
iatrogenik yang terjadi akibat terapi yang berlebihan. Koreksi harus didasari atas
pertimbangan mekanisme terjadinya gangguan dan apa saja yang terganggu :
volume, komposisi, ada atau tidaknya ikutan.

Perhitungan Kebutuhan
Kebutuhan air dan elektrolit maintenance tiap hari untuk bayi dan anak:
1. 100cc/kg /24 jam untuk berat badan 10 kg pertama
2. 50cc/kg/24 jam untuk berat badan 10 kg kedua
3. 20cc/kg /24 jam untuk berat badan 10 kg ketiga dan berikutnya

kebutuhan cairan untuk dewasa adalah 50 cc / kg BB / 24 jam

Kebuhan elektrolit yang penting sehari-hari untuk maintenance


1. natrium 3 mEq/kg bb/24 jam
2. chlor 3 mEq/kg bb/24 jam
3. kalium 3 mEq/kg bb/124 jam

dengan mempergunakan larutan dekstrose 5% dalam saline 0,225% (D5%


-saline 0,225% ditambah larutan kcl 10 mEq /botol -500cc kebutuhan air, natrium,
kalium,dan chlor untuk maintenance dapat terpenuhi dengan perhitungan seperti
diatas.

Balance cairan
- Dewasa : selisish input dan output + 50 cc
- Anak

: Selisish input dan out put + 20 cc

Input

Out put

Infus + Oral

IWL + Urine + NGT + Drain + Muntah

Perkiraan defisit cairan untuk dehidrasi:


1. 5% bb : bila tanda-tanda klinis dehidrasi ringan seperti bibir
kering, mata terlihat sedikit cekung.
2. 10%bb : bila tanda-tanda klinis dehidrasi jelas terlihat, seperti mata
cekung dan turgor yang kurang.
3. 20% : bila klinis telah terdapat tanda-tanda presyok atau syok,
seperti nadi kecil dan cepat atau tidak teraba.

Insisible Water Loss

Dewasa

: 20 cc / kg BB / 24 jam

Remaja

: 30 cc / kg BB / 24 jam

Anak

: 40 cc / kg BB / 24 jam

Bayi = geriatri (>70 tahun)

Neonatus

: 50 cc / kg BB / 24 jam

: 60 cc / kg BB / 24 jam

Produksi urin Normal

Dewasa

Anak anak : 1 2 cc / kg BB / 24 jam

: 0, 5 1 cc / kg BB / 24 jam

TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Defisit cairan dapat diklasifikasikan dalam ringan dan berat. Penggantian
awal defisit cairan sebaiknya menggunakan suatu cairan elektrolit isotonik yang
seimbang sampai keluran urin yang meningkat hingga rata-rata 0,5-1 mg/kg bb
ideal perjam. Suatu larutan dektrosa 5% dengan 70 mEq natium klorida dan 20
mEq kalium klorida perliter (D5W NS ditambah 20mEq KCL ) yang diberikan
dengan kecepatan 75ml perjam merupakan cairan pokok yang layak untuk
pemeliharaan pada rata-rata orang dewasa.
Cairan untuk rehidrasi sebaiknya dipakai larutan ringer laktat atau larutan
Nacl 0,45%, karean pada umum pendeita bedah telah kehilangan elektrolit Na, K
dan CL. Waktu yang diperlukan untuk rehidrasi disesuaikan dengan urgensi
pembedahan yang akan dilakukan. Berkisar antara 2-6 jam. Rehidrasi tercapai bila
produksi urin telah mencapai 1-2 cc/kg bb perjam.
Kehilangan ekstra terjadi dalam bentuk defisit selama operasi dari
evaporasi dan ruangan ketiga ; yaitu pada saat operasi berlangsung terjadi
hilangnya cairan dalm tubuh pasien melalui darah yang keluar atau hilangnya
cairan akibat evaporasi atau redistrubusi kejarinagn inerstitial. Dalam hal ini dapat
diberikan cairan sebanyak 1000ml/jam selama abdomen dibuka.

Cara pemberian cairan


Penanganan terhadap defisit cairan dengan cairan RL :

1. Emergensi dalam 4 6 jam

Dehidrasi ringan

: 5 % merata 4 6 jam + mantenance

Dehidrasi Sedang

: 10 % merata 4 6 jam + mantenance

Dehidrasi berat

: 15 %

2 jam pertama syok terapi / loding 30 ml / kg BB / 2 jam

2 4 jam berikutnya sisanya + mantenance

Neonatus

Non Neonatus
1 jam pertama syok terapi + loading 30 ml / kg BB / jam
3- 5 jam berikutnya sisanya + mantenance

2. Elektif
Neonatus

Dehidrasi ringan

: merata dalam 24 jam

Dehidrasi Sedang

: merata dalam 24 jam

Dehidrasi berat

1. 2 jam pertama syok terapi / loading 30 ml / kg BB / 2 jam


2. 2 jam berikutnya sisanya
Non neonatus

Dehidrasi ringan

: merata dalam 24 jam

Dehidrasi Sedang

: merata dalam 24 jam

Dehidrasi berat

1. Tahap resusitasi 1 jam syok terapi / loading 30 ml / kg BB / 1 jam


2. Tahap penanggulangan sisa defisit ( replacement of remaining deficit )
dalam 3- 7 jam
3. Tahap maintenace dan on going losses selama sisa waktu dalam 24 jam
( Waktu 3 2 1 ).

Tetesan Infus

Makro

: normal 1 ml = 20 tetes

Mikro

: normal 1 ml = 60 tetes

Transfusi set : normal 1 ml = 15 tetes

DAFTAR PUSTAKA
1. Gardjito W, 1997. Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit . Buku Ajar
Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Hal :125 129.
2. Kartono D, 1995. Cairan IntraVena dan Nutrisi Parenteral. Kumpulan Kuliah
Ilmu Bedah. Bagian Bedah Staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. Hal : 84 85.
3. Leksana, Mirzanie H, 2005. Bedah Umum. Chirurgica. Tosca Interprise.
Yogyakarta. Hal :I.7 I. 9
4. Mima , Horna Pamelat, 2001. Cairan tubuh. Keseimbangan Cairan, Elektrolik
dan Asam Basa. Swearingen. Hal : 5 - 6
5. Schwartz, 2000. Cairan Elektrolit Dan Pemberian makanan.Intisari Prinsip
Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. EGC. Jakarta. Hal :15 19.

Вам также может понравиться