Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Secara umum hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian yang lemah dari dinding rongga tersebut. Hernia dapat terjadi melalui aspek
kongenital maupun karena adanya faktor yang didapat. Hernia umumnya terdiri dari
cincin, kantong, dan isi hernia. Penyebab terjadinya hernia adalah karena lemahnya
struktural dinding suatu organ dan peningkatan tekanan di rongga abdomen akibat dari
mengangkat benda berat, obesitas, kehamilan, mengejan, atau batuk.
Hernia inguinalis adalah hernia pada regio inguinalis yang melalui anulus
inguinalis menelusuri kanalis inguinalis. Hernia ini dapat dijumpai pada setiap usia,
tetapi lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan. Insiden hernia meningkat seiring
dengan bertambahnya usia. Berbagai faktor yang dianggap kausal pada penyakit ini
yaitu peninggian tekanan intra abdomen, kelemahan otot dinding perut, dan prosesus
vaginalis yang terbuka. Gejala klinis pada penyakit ini adalah adanya benjolan dilipat
paha yang muncul saat berdiri / batuk / mengejan dan hilang pada saat berbaring. Hernia
inguinalis dibagi menjadi dua, yaitu hernia inguinalis lateralis / indirek dan hernia
inguinalis medialis / direk. Kedua hernia inguinalis ini dapat dibedakan dari
pemeriksaan fisik inspeksi letak, tonjolan, penyebab, dan pada pemeriksaan finger tip
test.
BAB II
LAPORAN KASUS
Skenario 1
Seorang laki laki Tn. N umur 41 tahun datang ke UGD tempat anda bekerja dengan
keluhan benjolan dilipat paha kanan, sebesar buah duku, tidak sakit dan tidak panas,
BAB dan flatus normal.
Skenario 2
Ternyata benjolan sampai sekarang masih bisa mengecil sendiri dalam posisi tidur,
membesar bila berdiri.
Skenario 3
Pemeriksaan fisik didapatkan benjolan soliter warna sama dengan kulit sekitarnya suhu
sama dengan sekitarnya, bentuk benjolan agak memanjang, diameter 3 cm,
konsistensi kenyal, tidak mobile, tidak terdengar bising usus maupun bruits.
Pemeriksaan finger tips test positif di ujung jari.
BAB III
PEMBAHASAN
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. N
Umur
: 41 tahun
:-
Alamat
:-
Agama
:-
Suku bangsa : -
HIPOTESIS
Hernia inguinalis
Hernia femoralis
Tumor
Elefantiasis
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
Apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami gejala yang sama?
Riwayat kebiasaan
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum
: tidak sakit
Tanda vital
Nadi
:Tekanan darah : RR
:Suhu
: tidak panas (tidak adanya demam)
Data antropometri
Status lokalis :
Kulit
Rambut
:-
Kepala
:-
Wajah
:-
Mata
:-
Telinga: Hidung
:-
Mulut
:-
Tenggorokan : Leher
:-
Thorax
:-
Abdomen
Auskultasi
Extremitas bawah
Palpasi lipat paha : benjolan sebesar duku, soliter, agak memanjang, konsistensi
kenyal, tidak mobile, diameter +/- 3 cm (mengarah pada dugaan Hernia
Ingunalis Lateralis)
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dan serum elektrolit
Pada hernia, pemeriksaan darah lengkap dan serum elektrolit dapat
menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah
putih (Leukosit : >10.000 18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.
2.Pemeriksaan radiologi
Sinar X abdomen
Apabila sinar X menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus berarti telah
terjadi obstruksi usus.
DIAGNOSIS KERJA
PATOFISIOLOGI 1
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan
menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya
prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui
kanalis tersebut. Pada orang tua kanalis inguinalis telah menutup. Namun karena
merupakan lokus minoris resistensie ditambah bila ada kelemahan pada dinding
badomen maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat,
kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah dengan dirujuk kepada dokter spesialis
bedah. Tindakan yang mungkin akan dilakukan adalah berupa herniotomi kemudian
KOMPLIKASI
Pada hernia inguinalis lateralis sering terjadi komplikasi. Komplikasi yag dapat
terjadi antara lain:
1. Hernia inguinalis lateralis ireponibilis perlekatan antara isi hernia dengan
kantong hernia, sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali
2. Hernia inguinalis lateralis incarcerate penekanan pada cincin hernia,
akibatnya makin banyak usus yang masuk, cincin hernia menjadi relatif sempit
dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi usus
3. Hernia inguinalis lateralis strangulate bila incarcerata dibiarkan bisa terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.
4. Obstruksi usus
PROGNOSIS
Ad Vitam
: Ad bonam
Ad Functionam
: Ad bonam
Ad Sanationam
: Dubia ad bonam
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
HERNIA2
Secara umum hernia merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Terdapat dua faktor predisposisi utama hernia yaitu peningkatan tekanan intra
abdomen dan melemahnya dinding abdomen.
Berdasarkan letaknya :
1. Hernia Interna
Hernia yang terjadi dari tonjolan isi abdomen melalui suatu celah
ke dalam rongga lain tanpa kantong.
Contoh : - Hernia diafragmatika (for bochdalek).
- Hernia foramen winslow.
- Hernia mesentrium hiatogenik.
2. Hernia Eksterna
Hernia yang menonjol di bawah kulit, melalui dinding perut,
pinggang / perineum dinding perut.
Contoh : - Hernia inguinalis : regio inguinal
- Hernia skrotalis : di skrotum
- Hernia umbilikalis : di umbilikus
- Hernia femoralis : di kanalis femoralis
Berdasarkan sifatnya :
1.
2.
Hernia irreponible (Hernia Akreta) : isi hernia tidak bisa keluar masuk
3.
4.
5.
HERNIA INGUNALIS 5
A. Definisi Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis
internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen
melalui anulus inguinalis externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000).
B. Etiologi
-
2. Tanda klinik
-
Inspeksi letak
- Tonjolan memanjang
- Tonjolan bulat
- Sebelah lateral A.
- Medial A. Epigastrika
inferior di trigonum
ingunalis.
Haselbach.
Penyebab
- Bawaan
- Kelemahan otot
- Tekanan intraabdominal
- Tekanan intraabdominal
Finger tip test
Komplikasi
- Inkarserasi
- Obstruksi
Pengobatan
Herniotomi
3. Komplikasi
1.
Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis
ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.
2.
Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan
gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis
lateralis incarcerata.
3.
4.
4. Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan
secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat
penyokong.
b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres
hangat dan setelah 5 menit dievaluasi kembali.
c. Celana penyangga
d. Istirahat baring
e. Pengobatan
dengan
pemberian
obat
penawar
nyeri,
misalnya
2.
Pembedahan (Operatif) 6 :
a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat
dinding belakang.
BAB V
KESIMPULAN
Seorang laki-laki umur 41 tahun dengan keluhan benjolan dilipat paha kanan
setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosa Hernia
Inguinalis Lateralis Dextra Reponible. Didukung dengan gejala adanya benjolan dilipat
paha kanan, tidak sakit dan tidak panas, bab dan flatus normal, benjolan dapat mengecil
sendiri dalam posisi tidur dan membesar bila berdiri, bentuk benjolan agak memanjang,
tidak mobil, dan pemeriksaan finger tip test positif di ujung jari.
Penatalaksanaan pada pasien yang dapat diberikan yaitu terapi konservatif
dengan istirahat dan terapi pembedahan (operatif). Setelah diberikan terapi yang
adekuat, prognosis pada pasien akan baik.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
2. Sjamsuhidajat, R. 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EGC. p. 619
3. Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius. 2000.
4. Carpenito, L.J. 1997. Buku Saku Keperawatan. Edisi VI. Jakarta: EGC.
5. Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III. Jakarta: EGC.
6. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta : EGC,
2004. pp. 519-37