Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.
Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM) yang
1 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
1.2
Perumusan Masalah.
Permasalahan yang akan dibahas dan diselesaikan dalam laporan ini adalah:
1. Seperti apakah persamaan moda kegagalannya?
2. Apa sajakah basic variables yang digunakan dalam perhitungan indeks
keandalan struktur rangka batang (truss)tersebut?
3. Apa sajakah random variable yang digunakan dari variabel yang telah
dipilih di atas?
4. Berapakah indeks keandalan struktur monopod dengan menggunakan
metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)?
5. Bagaimana konsep dasar metode Monte Carlo dalam memformulasikan
masalah ?
1.3
Tujuan.
mengetahui
berapakah
indeks
keandalan
struktur
dengan
Batasan Masalah.
Batasan masalah yang digunakan dalam pengerjaan laporan ini adalah
diketahui bahwa ukuran baja bungkur sangkar ini adalah struktur rangka panjang
sebesar 2 m dengan tebal 1.
1.5
Manfaat.
Manfaat yang dapat diperoleh dalam pengerjaan laporan ini adalah untuk
2 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
Advanced First Order Second Moment (AFOSM) dan Monte Carlo dalam
struktur, dalam hal ini adalah tiang baja bujur sangkar.
1.6
Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan laporan ini dimulai dengan bab satu yang berisi
3 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Analisa Keandalan.
karena
melibatkan
aspek
4 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
merupakan
hasil
beberapa
keragaman
pada
kualitas
bangunan
yang
5 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
ini
menggunakan
prosedur
pendekatan
iterasi
untuk
memperkirakan probabilitas kegagalan dari suatu struktur atau substruktur. Biasanya memerlukan idealisasi jenis keruntuhan dan dilakukan
dengan menyederhanakan perubah-perubah distribusi probabilitas gabungan.
Metode ini memiliki sebuah sebuah titik tunggal sebagai pengecekan
pada
bidang kegagalan
(failure
surface).
Bidang
kegagalan
adalah
f ( X ) f ( X 1 , X 2 ,........., X n ) 0
Harga positif dari persamaan diatas menunjukkan sejumlah perubah dasar
yang aman (daerah aman) dan harga yang tidak positif menunjukkan himpunan
perubah pada daerah yang tidak aman (daerah kegagalan).
2.1.3
problematika antara Demand (tuntutan atau beban) dan Capacity (kapasitas atau
kekuatan). Secara tradisional didasarkan atas safety factor (angka keamanan) yang
diperkenankan. Ukuran konvensional untuk angka keamanan adalah perbandingan
antara asumsi nilai nominal kapasitas, X*, dan beban, Y*, yang dirumuskan
sebagai berikut:
6 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
Z*
X*
Y*
Gambar 2.2. Fungsi Kerapatan Peluang (fkp) dari Kapasitas X dan Tuntutan Y
(Rosyid,2007)
Ketidakmampuan suatu sistem untuk memenuhi tuntutan dan tugasnya,
yang diukur dengan peluang kegagalan, dapat dihubungkan dengan bagian dari
distribusi angka keamanan yang nilainya kurang dari satu, yaitu porsi dalam
dimana Z = X/Y 1 (lihat Gambar 3.3). Peluang kegagalan sistem, Pf diberikan
dengan persamaan:
Pf P[ Z 1] Fz (1)
7 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
Gambar 2.3. Fungsi Distribusi Kumulatif dan Fungsi Kerapatan Peluang pada
Angka Keamanan Z = X/Y (Rosyid, 2007)
2.1.4. Safety Margin (Margin Keamanan)
Jika demand maksimum Ymax melampaui kapasitas maksimum Xmin,
distribusi keduaduanya akan mengalami overlap dan probabilitas kegagalan tidak
lagi bernilai nol. Untuk menilai probabilitas, dapat diambil perbedaan diantara
kapasitas dan beban, yang biasanya disebut dengan margin keamanan atau safety
margin, S :
S X Y
Oleh karena nilai X dan Y adalah acak, margin keamanan juga merupakan
perubah acak. Ketidakmampuan suatu sistem untuk memenuhi tuntutannnya, yang
diukur dengan peluang kegagalan Pf , dapat diperkirakan menggunakan fungsi
kerapatan peluang dari margin keselamatan, yaitu pada bagian dimana S bernilai
negatif, atauS = X Y 0. Sehingga dapat dituliskan :
Pf P[( X Y ) 0] P[ S 0]
8 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
s
s
2 x 2 xy x y 2 y
Dimana xy adalah koefisien korelasi diantara kapasitas dan beban. Oleh karena
itu,indeks keandalan adalah maksimum jika xy = +1 dan minimum jika xy = -1.
Untuk X dan Y terdistribusi normal, maka peluang kegagalan adalah:
Pf 1 ( )
dan
K ( )
Persamaan diatas juga dapat digunakan untuk menghitung peluang kegagalan jika
diantara X dan Y atau keduanya mengikuti distribusi non-normal. Misalnya, jika
kapasitas dan tuntutan atau beban mengikuti distribusi lognormal, maka ln(X) dan
ln(Y) adalah terdistribusi normal, Persamaan indeks keandalan dalam kasus ini
menjadi:
ln(mx / my )
ln(1 V 2 x) ln(1 V 2 y ) 2 xy ln(1 V 2 x) ln(1 V 2 y )
9 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
MVFOSM.
Metode
MVFOSM,
khususnya
yang
menggunakan
X i i
Xi
maka indeks keandalan adalah jarak terdekat dari titik origin 0 ke bidang
kegagalan (failure surface) FK(X) = 0. Interpretasi ini dipakai untuk menentukan
titik linierisasi untuk fungsi kinerja FK(X) nonlinier. Melalui transformasi dengan
persamaan di atas Xi dipetakan ke titik 0 dalam ruang perubah acak baku Z.
10 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
berlaku untuk indeks keandalan menuruk Hasofer dan Lind ini, apabila semua
perubah dasar X terditribusi secara normal Gaussian. Perhitungan untuk
menentukan apabila FK(X) nonlinier harus dilakukan secara iteratif.
Apabila didefinisikan sebuah vector normal satuan yang tegak lurus
terhadap bidang singgung di titik A pada bidang kegagalan FK(Z) = 0, maka jarak
dari titik 0 ke A adalah , dan Zi= i. Dalam ruang umum berdimensi n, maka
( 1 , 2,.........., n ) dan indeks keandalan adalah jarak yang ditentukan
1 ( FK )
( ), i 1,....., n
k Zj
pembagi untuk memperoleh vektor satuan arah Zi; n adalah jumlah peubah dasar .
konstanta k dihitung sebagai berikut :
n
k [ (
j 1
( FK )
( )) 2 ]0.5
Zj
11 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
BAB III
METODOLOGI
3.1
Metodologi Pengerjaan.
Start
Data Awal
Menentukan Moda
kegagalan
Menentukan parameter
statistic dari variabel-variabel
yang telah dipilih.
Masukan nilai
Penarikan Kesimpulan
Finish
Gambar 3.1
Metodologi Pengerjaan
12 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Diketahui :
Struktur rangka batang (truss) terbuat dari mild steel, dengan :
b = 10 m
h = 10 m
l=5m
4.1 Metode Advanced First Order Second Moment
Diperkirakan rangka batang (truss) untuk mencegah Buckling kolom. Jika
diketahui fungsi keselamatan sebagai berikut :
Dimana P adalah berat tiang bujur sangkar beserta volumenya. Jika diketahui
statistik variabel dalam M sebagai berikut ini :
Keterangan
E
I
P
Rata
2,1 x 103 kPa
8,3 x 10-6 m4
50 kN
Standard Deviasi
210 kPa
4,2 x 10-6 m4
5 kN
Ukuran panjang, lebar dan tinggi baja bujur sangkar tersebut adalah 10 cm.
Pembahasan Masalah dengan Metode Advanced First Order Second
Moment.
Tidak ada korelasi variabel satu dengan variabel yang lain.
Mencari nilai I dari data yang diketahui terlebih dahulu dengan rumus:
I = (h3) b
12
= (0,1)4
12
= 8,3 x 10-6 m4
Persamaan moda kegagalan :
M >0, sukses
13 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
M < 0, gagal
Normalisasi variabel :
E = E + E Z1
I = I + I Z2
P = p + p Z1
maka :
E + E Z1 = 2,1 x 103 + 210 Z1
- 1 (4,3 + 2,17 2)
k
- 1 (2,17 + 0,217 1)
k
- 1 (-5)
k
14 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0,90
11,38
0,83
1,89
0,79
0,82
0,79
0,79
0,79
0,79
0,50
-0,22
0,88
-0,03
0,23
0,04
0,05
0,05
0,05
0,05
0,40
-0,40334
-0,15050
-0,42178
-0,38540
-0,40389
-0,39871
-0,39911
-0,39892
-0,39893
0,30
0,89
0,46
0,91
0,89
0,91
0,92
0,92
0,92
0,92
5,62
10,88
5,52
5,60
5,47
5,46
5,46
5,46
5,46
5,46
15 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1) Persamaan Moda Kegagalan dalam kasus ini adalah M = 246,49 EI P
2) Random variable adalah semua variabel
3) Indeks keandalan material bajadengan menggunakan metode Advanced
First Order Second Moment (AFOSM) adalah sebagai berikut :
Pa(())
Pg
= 0,79
= 0,8
= 80%
DAFTAR PUSTAKA
16 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
17 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)