Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang.
Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM) yang

dikembangkan berdasarkan interpretasi geometri atas fungsi kinerja FK(X) yang


linier. Pada laporan ini akan dihitung peluang keandalan dan kegagalan dari
struktur tiang baja bujur sangkar dengan menggunakan metode Advanced First
Order Second Moment (AFOSM). Sejumlah asumsi sengaja diberikan untuk
mempermudah perhitungan. Sebelum dilakukan perhitungan, ditentukan terlebih
dahulu basic variables yang digunakan serta parameter-parameter statistik yang
mempengaruhi variabel-variabel tersebut. Setelah indeks keandalan dihitung
dengan menggunakan kedua metode tersebut, selanjutnya akan dianalisa,
dibandingkan untuk kemudian disimpulkan.
Bagian ini juga menjelaskan pemodelan sistem dengan model Monte
Carlo. Pemodelan ini berkaitan dengan model probabilistic suatu event atau
kejadianberdasarkan history atau sejarah kejadian yang telah terjadi (recorded
data).

Metode Monte Carlo merupakan dasar untuk semua algoritma dari

metodesimulasi yang didasari pada pemikiran penyelesaian suatu masalah untuk


mendapatkan hasil yang lebih baik dengan cara memberi nilai sebanyakbanyaknya (nilai bangkitan/Generated Random Number) untuk mendapatkan
ketelitian yang lebih tinggi. Metode ini menganut system pemrograman
yangbebas tanpa telalu banyak diikat oleh rule atau aturan tertentu.Metode Monte
Carlo merupakan dasar untuk semua algoritma dari metode simulasi yang didasari
pada pemikiran penyelesaian suatu masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik dengan cara memberi nilai sebanyak-banyaknya (nilai bangkitan/Generated
Random Number) untuk mendapatkan ketelitian yang lebih tinggi. Metode ini
menganut system pemrograman yang bebas tanpa telalu banyak diikat oleh rule
atau aturan tertentu.

1 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

1.2

Perumusan Masalah.

Permasalahan yang akan dibahas dan diselesaikan dalam laporan ini adalah:
1. Seperti apakah persamaan moda kegagalannya?
2. Apa sajakah basic variables yang digunakan dalam perhitungan indeks
keandalan struktur rangka batang (truss)tersebut?
3. Apa sajakah random variable yang digunakan dari variabel yang telah
dipilih di atas?
4. Berapakah indeks keandalan struktur monopod dengan menggunakan
metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)?
5. Bagaimana konsep dasar metode Monte Carlo dalam memformulasikan
masalah ?
1.3

Tujuan.

Tujuan dari laporan ini adalah:


1. Untuk mengetahui seperti apakah persamaan moda kegagalan.
2. Untuk mengetahui basic variables apa saja yang digunakan dalam
perhitungan indeks keandalan struktur tandon tersebut.
3. Untuk mengetahui random variables apa saja yang digunakan dari
variabel yang telah telah dipilih di atas.
4. Untuk

mengetahui

berapakah

indeks

keandalan

struktur

dengan

menggunakan metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM).


5. Mengetahui berapakah indeks keandalan struktur dengan menggunakan
metode Monte Carlo.
1.4

Batasan Masalah.
Batasan masalah yang digunakan dalam pengerjaan laporan ini adalah

diketahui bahwa ukuran baja bungkur sangkar ini adalah struktur rangka panjang
sebesar 2 m dengan tebal 1.
1.5

Manfaat.
Manfaat yang dapat diperoleh dalam pengerjaan laporan ini adalah untuk

membandingkan nilai keandalan dengan menggunakan aplikasi dari metode

2 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

Advanced First Order Second Moment (AFOSM) dan Monte Carlo dalam
struktur, dalam hal ini adalah tiang baja bujur sangkar.
1.6

Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan laporan ini dimulai dengan bab satu yang berisi

pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang penelitian yang akan


dilakukan, perumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam tugas akhir ini,
manfaat yang diperoleh, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan.
Dasar teori yang menjadi sumber referensi dalam laporan ini dibahas dalam bab
dua. Secara rinci bab dua ini berisikan dasar-dasar teori, rumus-rumus dan code
yang digunakan dalam penelitian tugas akhir.
Bab tiga pada penulisan laporan tugas akhir ini menjelaskan metodologi
penelitian yang digunakan untuk mengerjakan tugas akhir. Penjelasan tentang
langkah-langkah yang ada dan data-data yang digunakan dalam penelitian.
Analisa penelitian dalam tugas akhir ini akan dibahas dan diterangkan
pada bab empat. Bab ini akan membahas pengolahan data hasil dari perhitungan
hingga menghasilkan kesimpulan yang menjadi tujuan dari tugas akhir. Dimana
kesimpulan beserta saran yang diperlukan untuk penelitian lebih lanjut dari tugas
akhir akan diterangkan pada bab lima.

3 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

BAB II
DASAR TEORI
2.1

Analisa Keandalan.

2.1.1. Konsep Analisa Keandalan dalam Perancangan


Keandalan sebuah komponen atau sistem adalah peluang komponen atau
sistem tersebut untuk memenuhi tugas yang telah ditetapkan tanpa mengalami
kegagalan selama kurun waktu tertentu apabila dioperasikan dengan benar dalam
lingkungan tertentu (Rosyid dan Mukhtasor, 2007). Dalam konsep keandalan,
suatu masalah akan didefinisikan dalam hubungan permintaan dan penyediaan,
yang keduanya merupakan variabel-variabel acak. Peluang terjadinya kegagalan
suatu rancangan, dimana penyediaan (ketahanan atau kekuatan sistem) tidak
dapat memenuhi permintaan (beban yang bekerja pada sistem) (Ang dan Tang
1985).
Pemakaian konsep analisa keandalan yang didasarkan pada metode
probabilistik telah berkembang dan semakin penting peranannya terutama
untuk memecahkan masalah-masalah dalam perancangan praktis (Baker dan
Wyatt 1979). Kecenderungan ini salah satunya dikarenakan adanya kerusakan
yang terjadi pada sistem rekayasa yang disebabkan oleh intraksi panas, beban
statis maupun beban dinamis dapat dijelaskan secara lebih baik dengan konsep ini.
Dalam konsep ini perancang dapat menggambarkan suatu sistem dengan
segala hal yang mempengaruhi atau mengakibatkan kerusakan pada sistem
tersebut misalnya kondisi pembebanan, ketahanan struktur, kondisi lingkungan
yang lebih mendekati keadaan yang sebenarnya
ketidakpastian dalam analisanya. Dalam

karena

melibatkan

aspek

analisa keandalan sistem struktural

maka perlu untuk mendefinisikan ketidakpastian yang diterima oleh struktur.


Cristenson dan Yoshida Murotshu (1985) membagi ketidakpastian dalam 3
kelompok yaitu :
1) Ketidakpastian fisik, adalah ketidakpastian yang berhubungan dengan
keragaman(variability) fisik seperti : beban, sifat material, dan ukuran
material. Keragaman fisik ini hanya bisa dinyatakan dalam data sampel,
dengan pertimbangan praktis dan ekonomis.

4 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

2) Ketidakpastian statistical, adalah ketidakpastian yang berhubungan


dengan data yang dibuat untuk membuat model secara probabilistik
dari berbagai macam keragaman fisik diatas.
3) Ketidakpastian model, yaitu ketidakpastian yang berhubungan dengan
tanggapan dari jenis struktur yang dimodelkan secara matematis dalam
bentuk deterministik atau probabilistik. Ketidakpastian yang terjadi
disini

merupakan

hasil

dari penyederhanaan dengan memakai

bermacam-macam asumsi, kondisi batas yang tidak diketahui, dan sebagai


hasil dari pengaruh interaksi ketidakpastian yang tidak tercakup dalam
model.
Dalam perancangan struktur bangunan lepas pantai akan banyak dijumpai
ketidakpastian yang mempengaruhi sistem bangunan diantaranya :
1) Ketidakpastian pada beban yang disebabkan gelombang laut yang selalu
berubah- ubah.
2) Ketidakpastian pada sifat material seperti tegangan luluh (yield strenght).
Kekuatan lelah (fatigue strengh), kekasaran takik (notch toughness)
dan tingkat korosi (corrosion rate) .
3) Ketidakpastian dalam menganalisa bangunan yaitu dalam analisa
respon atau analisa keadaan batas. Dalam analisa tersebut pasti akan
melibatkan

beberapa asumsi, pendekatan ataupun idealisasi model

matematis dari lingkungan fisik dan tanggapan bangunan terhadap


lingkungan tersebut.
Adanya
berhubungan

beberapa

keragaman

pada

kualitas

bangunan

yang

dengan pengawasan pekerjaan di lapangan seperti operasi

pengangkatan pipa, penggantian pipa, dan sebagainya yang disebabkan oleh


kesalahan manusia. Faktor ini mempunyai pengaruh yang sangat penting pada
kekuatan bangunan.
2.1.2. Jenis Metode Analisa Keandalan
Metode analisa keandalan yang ada hingga saat ini adalah:
1. Metode Analisa Keandalan Level 0

5 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

Dalam metode ini tingkat keandalan struktur dinyatakan berdasarkan pada


struktur elemen dasar dengan menggunakan faktor keamanan parsial atau
koefisien parsial, yang berhubungan dengan karakteristik awal dari perubahan
beban dan struktur utama. Metode level 0 ini pada dasarnya bukan
merupakan metode analisa keandalan, tetapi metode untuk perancangan atau
pemeriksaan keamanan struktur.
2. Metode Analisa Keandalan Level 2
Metode

ini

menggunakan

prosedur

pendekatan

iterasi

untuk

memperkirakan probabilitas kegagalan dari suatu struktur atau substruktur. Biasanya memerlukan idealisasi jenis keruntuhan dan dilakukan
dengan menyederhanakan perubah-perubah distribusi probabilitas gabungan.
Metode ini memiliki sebuah sebuah titik tunggal sebagai pengecekan
pada

bidang kegagalan

(failure

surface).

Bidang

kegagalan

adalah

sekumpulan perubah dasar X = (X1,X2,.,Xn) yang bisa didefinisikan dan


dinyatakan dalam perubah dasar n dimensi (n- dimensional basic variabel
space ).
Bidang kegagalan adalah bidang yang membagi ruang perubah acak
menjadi 2 daerah yaitu sebuah daerah kegagalan (failure region t) dan sebuah
daerah aman

(safe region s). Bidang kegagalan secara matematis bisa

dinyatakan dengan persamaan bentuk :

f ( X ) f ( X 1 , X 2 ,........., X n ) 0
Harga positif dari persamaan diatas menunjukkan sejumlah perubah dasar
yang aman (daerah aman) dan harga yang tidak positif menunjukkan himpunan
perubah pada daerah yang tidak aman (daerah kegagalan).
2.1.3

Keandalan pada Sistem Rekayasa


Sistem dari keandalan pada dasarnya dapat ditunjukkan sebagai

problematika antara Demand (tuntutan atau beban) dan Capacity (kapasitas atau
kekuatan). Secara tradisional didasarkan atas safety factor (angka keamanan) yang
diperkenankan. Ukuran konvensional untuk angka keamanan adalah perbandingan
antara asumsi nilai nominal kapasitas, X*, dan beban, Y*, yang dirumuskan
sebagai berikut:

6 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

Z*

X*
Y*

Mengingat nilai nominal dari kapasitas, X* dan beban, Y* tidak dapat


ditentukan dengan pasti, fungsi-fungsi kapasitas dan beban perlu dinyatakan
sebagai peluang sebagimana ditunjukkan pada Gambar 3.2. Dengan demikian,
angka keamanan dinyatakan dengan perbandingan Z =X/Y dari dua variabel acak
X dan Y.

Gambar 2.2. Fungsi Kerapatan Peluang (fkp) dari Kapasitas X dan Tuntutan Y
(Rosyid,2007)
Ketidakmampuan suatu sistem untuk memenuhi tuntutan dan tugasnya,
yang diukur dengan peluang kegagalan, dapat dihubungkan dengan bagian dari
distribusi angka keamanan yang nilainya kurang dari satu, yaitu porsi dalam
dimana Z = X/Y 1 (lihat Gambar 3.3). Peluang kegagalan sistem, Pf diberikan
dengan persamaan:
Pf P[ Z 1] Fz (1)

Dimana FZ adalah fungsi distribusi kumulatif dari Z. Dengan pernyataan


lain, peluang sistem untuk tidak gagal (keandalan) adalah :
K 1 Pf [ Z 1] 1 FZ (1)

Ketika distribusi peluang bersama (joint probability distribution) dan X


dan Y diketahui, keandalan sebuah sistem dapat dihitung berdasarkan fungsi
distribusi kumulatif dari X / Y. Peluang kegagalan nol ( ) dan keandalan 100
(K=1) hanya terjadi ketika tuntutan maksimum Ymax tidak melewati kapasitas
minimum Xmin, sehingga kedua distribusi tidak saling overlap.

7 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

Gambar 2.3. Fungsi Distribusi Kumulatif dan Fungsi Kerapatan Peluang pada
Angka Keamanan Z = X/Y (Rosyid, 2007)
2.1.4. Safety Margin (Margin Keamanan)
Jika demand maksimum Ymax melampaui kapasitas maksimum Xmin,
distribusi keduaduanya akan mengalami overlap dan probabilitas kegagalan tidak
lagi bernilai nol. Untuk menilai probabilitas, dapat diambil perbedaan diantara
kapasitas dan beban, yang biasanya disebut dengan margin keamanan atau safety
margin, S :

S X Y
Oleh karena nilai X dan Y adalah acak, margin keamanan juga merupakan
perubah acak. Ketidakmampuan suatu sistem untuk memenuhi tuntutannnya, yang
diukur dengan peluang kegagalan Pf , dapat diperkirakan menggunakan fungsi
kerapatan peluang dari margin keselamatan, yaitu pada bagian dimana S bernilai
negatif, atauS = X Y 0. Sehingga dapat dituliskan :
Pf P[( X Y ) 0] P[ S 0]

Dan sebaliknya, keandalannya adalah


K 1 Pf P[( X Y ) 0] P[ S 0]

8 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

2.1.5. Indeks Keandalan


Cara untuk mengukur keandalan adalah dengan cara menggunakan indeks
keandalan , yang didefinisikan sebagai perbandingan antara nilai rata-rata dan
nilai simpangan baku dari margin keselamatan, S, yaitu:

s
s

Jika menggunakan nilai kristis margin keselamatan, S = 0, dan jaraknya


dengan nilai rata-rata margin keamanan s, maka indeks keandalan ini dapat
diinterprestasikan sebagai jumlah kelipatan simpangan baku s pada jarak ini.
Artinya, jarak antara S = 0 dengan s ini dapat dibagi menjadi beberapa simpangan
baku. Semakin panjangnya, relatif terhadapsimpangan baku, maka semakin besar
indeks keandalannya. Selanjutnya, indeks keandalanjugaberbanding terbalik
dengan koefisien variasi margin keselamatan, atau dapatdituliskan = 1/Vs .
Untuk menghasilkan ekspresi yang lebih umum atas indeks keandalan,
dapat digunakan persamaan yang secara sepensitas dibahas pada bagian
x r , dan 2 s 2 x 2 xy x y 2 y , maka :
sebelumnya. Mengingat s
x y

2 x 2 xy x y 2 y
Dimana xy adalah koefisien korelasi diantara kapasitas dan beban. Oleh karena
itu,indeks keandalan adalah maksimum jika xy = +1 dan minimum jika xy = -1.
Untuk X dan Y terdistribusi normal, maka peluang kegagalan adalah:
Pf 1 ( )

dan
K ( )

Persamaan diatas juga dapat digunakan untuk menghitung peluang kegagalan jika
diantara X dan Y atau keduanya mengikuti distribusi non-normal. Misalnya, jika
kapasitas dan tuntutan atau beban mengikuti distribusi lognormal, maka ln(X) dan
ln(Y) adalah terdistribusi normal, Persamaan indeks keandalan dalam kasus ini
menjadi:

ln(mx / my )
ln(1 V 2 x) ln(1 V 2 y ) 2 xy ln(1 V 2 x) ln(1 V 2 y )

2.1.6 MetodeAdvanced First Order Second Moment (AFOSM)

9 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

Metode AFOSM adalah suatu metode yang merupakan pengembangan


metode

MVFOSM.

Metode

MVFOSM,

khususnya

yang

menggunakan

pendekatan ekspansi Taylor, memiliki kelemahan pokok, yaitu Inkonsistensi . Ini


disebabkan karena (1) ada ketidakpastian pada titik linierisasi yang harus dipilih,
dan (2) bila fungsi kinerja FK(X) ditulis secara berbeda (namun sevara matematis
ekuivalen) untuk mode kegagalan yang sama akan diperoleh indeks keandalan
yang berbeda.
Untuk mengatasi persoalan ini, Hasofer dan Lind mengajukan metode
AFOSM yang dikembangkan berdasarkan interpretasi geometri atas fungsi kinerja
FK(X) yang linier. Apabila semua perubah dasar X ditransformasikan menjadi
prubah dasar baku Z (dengan Xi=0 dan Xi =1) melalui transformasi berikut:
Zi

X i i
Xi

maka indeks keandalan adalah jarak terdekat dari titik origin 0 ke bidang
kegagalan (failure surface) FK(X) = 0. Interpretasi ini dipakai untuk menentukan
titik linierisasi untuk fungsi kinerja FK(X) nonlinier. Melalui transformasi dengan
persamaan di atas Xi dipetakan ke titik 0 dalam ruang perubah acak baku Z.

Gambar 2.1.6 Indeks keandalan untuk fungsi kerja nonolinier


Relasi dalam persamaan: i = FK (Xo) +
FK(Xi X0)
Xi

10 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

berlaku untuk indeks keandalan menuruk Hasofer dan Lind ini, apabila semua
perubah dasar X terditribusi secara normal Gaussian. Perhitungan untuk
menentukan apabila FK(X) nonlinier harus dilakukan secara iteratif.
Apabila didefinisikan sebuah vector normal satuan yang tegak lurus
terhadap bidang singgung di titik A pada bidang kegagalan FK(Z) = 0, maka jarak
dari titik 0 ke A adalah , dan Zi= i. Dalam ruang umum berdimensi n, maka
( 1 , 2,.........., n ) dan indeks keandalan adalah jarak yang ditentukan

dengan menyelesaikan n+1 persamaan berikut:


FK( 1 , 2 ,........... n )=0
i

1 ( FK )
( ), i 1,....., n
k Zj

Dimana k adalah resultan panjang vektor satuan

yang dipakai sebagai

pembagi untuk memperoleh vektor satuan arah Zi; n adalah jumlah peubah dasar .
konstanta k dihitung sebagai berikut :
n

k [ (
j 1

( FK )
( )) 2 ]0.5
Zj

11 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

BAB III
METODOLOGI
3.1

Metodologi Pengerjaan.
Start

Data Awal
Menentukan Moda
kegagalan

Menentukan basic variables


yang digunakan.

Menentukan parameter
statistic dari variabel-variabel
yang telah dipilih.

Penentuan indeks kegagalan


struktur truss dengan
menggunakan metode AFOSM

Masukan nilai

Analisa Hasil dan


pembahasan

Penarikan Kesimpulan

Finish

Gambar 3.1

Metodologi Pengerjaan

12 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Diketahui :
Struktur rangka batang (truss) terbuat dari mild steel, dengan :
b = 10 m
h = 10 m
l=5m
4.1 Metode Advanced First Order Second Moment
Diperkirakan rangka batang (truss) untuk mencegah Buckling kolom. Jika
diketahui fungsi keselamatan sebagai berikut :

Dimana P adalah berat tiang bujur sangkar beserta volumenya. Jika diketahui
statistik variabel dalam M sebagai berikut ini :
Keterangan
E
I
P

Rata
2,1 x 103 kPa
8,3 x 10-6 m4
50 kN

Standard Deviasi
210 kPa
4,2 x 10-6 m4
5 kN

Ukuran panjang, lebar dan tinggi baja bujur sangkar tersebut adalah 10 cm.
Pembahasan Masalah dengan Metode Advanced First Order Second
Moment.
Tidak ada korelasi variabel satu dengan variabel yang lain.
Mencari nilai I dari data yang diketahui terlebih dahulu dengan rumus:

I = (h3) b
12
= (0,1)4
12
= 8,3 x 10-6 m4
Persamaan moda kegagalan :

M >0, sukses

13 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

M < 0, gagal
Normalisasi variabel :
E = E + E Z1
I = I + I Z2
P = p + p Z1
maka :
E + E Z1 = 2,1 x 103 + 210 Z1

I + I Z2 = 8,3 x 10-6 + 4,2 x 10-6 Z2


p + p Z1 = 50 + 5 Z3
Jadi,
M = 246,49 EI P = 0
0 = (246,49 (2,1 x 103 + 210 Z1)( 8,3 x 10-6 + 4,2 x 10-6 Z2) ) (50 + 5 Z3)
0 = (246,49 (17,43 x 10-3 + 882 x 10-6 Z1 Z2 + 8,82 x 10-3 Z2 + 1743 x 10-6 Z1))
(50 + 5 Z3)
0 = (4,3 + 2,17 Z2 + 4,3 x 10-2 Z1 + 2,17 x 10-5 Z1 Z2) (50 + 5 Z3)
0 = (4,30 + 2,17 2 + 0,43 1 + 0,217 12 2) (50 + 5 3)
0 = 4,30 + 2,17 2 + 0,43 1 + 0,217 12 2 5 3
Maka diperoleh persamaan :

2,17 2 + 0,43 1 + 0,217 12 5 3


1 =
2 =
3 =

- 1 (4,3 + 2,17 2)
k
- 1 (2,17 + 0,217 1)
k
- 1 (-5)
k

k = ((4,3 + 2,17 2)2 + (2,17 + 0,217 1)2 +(-5)2)

14 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

Kemudian dilakukan iterasi :


Iterasi

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9

0,90
11,38
0,83
1,89
0,79
0,82
0,79
0,79
0,79
0,79

0,50
-0,22
0,88
-0,03
0,23
0,04
0,05
0,05
0,05
0,05

0,40
-0,40334
-0,15050
-0,42178
-0,38540
-0,40389
-0,39871
-0,39911
-0,39892
-0,39893

0,30
0,89
0,46
0,91
0,89
0,91
0,92
0,92
0,92
0,92

5,62
10,88
5,52
5,60
5,47
5,46
5,46
5,46
5,46
5,46

Grafik Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

Maka, indeks keandalannya : = 0,79


Peluang keandalan : Pa = (0,79)
Sehingga : Pa = 0,8
Jadi, keandalan material baja dalam bujur sangkar yang dihitung dengan
menggunakan metode AFOSM adalah sebesar 80%.

15 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1) Persamaan Moda Kegagalan dalam kasus ini adalah M = 246,49 EI P
2) Random variable adalah semua variabel
3) Indeks keandalan material bajadengan menggunakan metode Advanced
First Order Second Moment (AFOSM) adalah sebagai berikut :

Pa(())
Pg

= 0,79
= 0,8
= 80%

4) Dari permasalahan di atas bisa disimpulkan :


a. Metode AFOSM sangat efisien dalam menghitung peluang
kegagalan maupun kesuksesan. Karena input yang diperlukan
hanya mean dan standar deviasi yang didapatkan dari survey
maupun dari perhitungan data empiris. Selain itu dengan metode
ini, kita tidak perlu mengetahui jenis distribusi yang memenuhi
permasalahan kita.

DAFTAR PUSTAKA

16 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

Kottegoda, Nathabandu T. 1998. Statistic, Probability, and Reliability for Civil


and Environmental Engineers. United States: The Mc Graw Hill
Companies, Inc.
Nowark, Andrzej S, 2000. Reliability of Structures, Singapore : The Mc Graw
Hill Companies, Inc.
Rosyid, Daniel Mohammad. 2007. Pengantar Rekayasa Keandalan. Surabaya:
AirlanggaUniversity Press.

17 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)

Вам также может понравиться

  • Fatigue Pendalaman V2
    Fatigue Pendalaman V2
    Документ3 страницы
    Fatigue Pendalaman V2
    Julio Iman Nugroho
    Оценок пока нет
  • Modeshape
    Modeshape
    Документ7 страниц
    Modeshape
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • AFSOM
    AFSOM
    Документ17 страниц
    AFSOM
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • Fatigue Pendalaman V2
    Fatigue Pendalaman V2
    Документ3 страницы
    Fatigue Pendalaman V2
    Julio Iman Nugroho
    Оценок пока нет
  • Tabel Periodik Dan Sifat Sifat Periodik2
    Tabel Periodik Dan Sifat Sifat Periodik2
    Документ1 страница
    Tabel Periodik Dan Sifat Sifat Periodik2
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • Halaman Judul
    Halaman Judul
    Документ1 страница
    Halaman Judul
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • PRESENT TENSE
    PRESENT TENSE
    Документ79 страниц
    PRESENT TENSE
    Pras Setia
    0% (1)
  • Pengertian Dan Sejarah Time and Method Study
    Pengertian Dan Sejarah Time and Method Study
    Документ5 страниц
    Pengertian Dan Sejarah Time and Method Study
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • Ekonomi Teknik (Economy in Engineering)
    Ekonomi Teknik (Economy in Engineering)
    Документ21 страница
    Ekonomi Teknik (Economy in Engineering)
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • Proposal Business Plan Pawonan
    Proposal Business Plan Pawonan
    Документ20 страниц
    Proposal Business Plan Pawonan
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • Tugas Tebal Pipa
    Tugas Tebal Pipa
    Документ11 страниц
    Tugas Tebal Pipa
    Defi Rizki Mauliani
    Оценок пока нет
  • Dinamika Struktur 1 Metode D'Alembert
    Dinamika Struktur 1 Metode D'Alembert
    Документ3 страницы
    Dinamika Struktur 1 Metode D'Alembert
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • Analisis Rasio
    Analisis Rasio
    Документ4 страницы
    Analisis Rasio
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • PKM GT
    PKM GT
    Документ1 страница
    PKM GT
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • Dermaga Edukatif (Dermad)
    Dermaga Edukatif (Dermad)
    Документ4 страницы
    Dermaga Edukatif (Dermad)
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • PKM GT
    PKM GT
    Документ1 страница
    PKM GT
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • TOPOLOGI
    TOPOLOGI
    Документ22 страницы
    TOPOLOGI
    Pras Setia
    Оценок пока нет
  • PKM GT
    PKM GT
    Документ1 страница
    PKM GT
    Pras Setia
    Оценок пока нет