Вы находитесь на странице: 1из 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study

Ilmu Keperawatan Anak

Topik

Perawatan anak Asma

Sub topik

Pertolongan

pertama

pada

anak

Asma

di

rumah
Sasaran

Orang tua / klien

Tempat

IRNA IV ruang 7A RSUD Dr. Saiful Anwar

Hari/Tanggal

Waktu

30 menit

I.

Kamis, 9 September 2015

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit
tentang penyakit asma dan perawatan anak asma selama
di rumah maupun di rumah sakit, Orang tua/ klien
mengerti mengenai penyakit asma dan dapat mengetahui
cara perawatan yang perlu diberikan kepada anak yang
menderita asma baik selama di rumah maupun di rumah
sakit.

II.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit
tentang penyakit asma dan perawatan anak asma selama
di rumah maupun di rumah sakit, diharapkan Orang
tua/klien mengerti dan mampu :
1. Menjelaskan pengertian asma
2. Menjelaskan penyebab asma
3. Menjelaskan tanda dan gejala asma
4. Menjelaskan cara penularan

5. Menjelaskan cara perawatan pada anak asma di


rumah sebelum di bawa ke rumah sakit
6. Menjelaskan kapan anak harus di bawa ke rumah
sakit
7. Menjelaskan cara pencegahan asma di rumah

III.

MATERI
1. Pengertian asma
2. Penyebab asma
3. Tanda dan gejala asma
4. Cara penularan
5. Cara perawatan pada anak asma di rumah sebelum di
bawa ke rumah sakit
6. Kapan anak harus di bawa ke rumah sakit
7. Cara penanggulangan/pencegahan asma di rumah.

IV.
1.

Ceramah

2.

Tanya Jawab

V.

MEDIA

1.

Power point

2.

Leaflet asma

VI.
N
o.
1.

METODE

KEGIATAN PENYULUHAN

FASE
Pra

KEGIATAN
PENYULUH
Menyiapkan Satuan

Interaks

Acara Penyuluhan &

bahan untuk leaflet.

KEGIATAN

WAKT

PESERTA

Menentukan kontrak

waktu & materi


dengan Orang
tua/klien satu hari
sebelum penyuluhan
2.

Orientas
i
Kerja

dan

dilaksanakan.
Membuka kegiatan

Menjawab salam

1 menit

Mendengarkan

2 menit

dengan
mengucapkan salam.
Kelompok penyaji
Memperkenalkan

dan

diri

memperhatikan

Menjelaskan tujuan

Memperhatikan
1 menit

dari penyuluhan
Menyebutkan materi

Memperhatikan

Bertanya dan

yang akan diberikan.


Menggali
pengetahuan Orang

menjawab

tua klien (anak)

pertanyaan yang

mengenai penyakit

diajukan.

asma.
Menjelaskan materi
asma
Sesi Tanya jawab
dengan memberikan
kesempatan kepada
Orang tua klien

1 menit

Memperhatikan

Bertanya dan

2 menit

7 menit
5 menit

menjawab
pertanyaan yang
diajukan.
1 menit

(anak) untuk
mengajukan
pertanyaan
kemudian
didiskusikan
bersama &

menjawab
pertanyaan.
Memberikan leaflet
3.

Evaluasi

asma.
Menanyakan kepada

peserta tentang

Menjawab

7 menit

pertanyaan

materi yang telah


diberikan, dan
reinforcement
kepada Orang tua
klien (anak) yang
dapat menjawab
4.

Termina
si

pertanyaan.
Mengakhiri

Mendengarkan

Mendengarkan

Menjawab salam

3 menit

pertemuan &
mengucapkan
terimakasih atas
partisipasi Orang tua
klien (anak).
Kontrak waktu untuk
kegiatan selanjutnya
jika perlu.
Mengucapkan salam
penutup

VII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur

Kesiapan materi

Kesiapan SAP

Kesiapan media : chart, brosur

Peserta hadir ditempat penyuluhan di fasilitasi


dengan lembar absensi.

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di IRNA


IV Ruang 7A (anak) RSUD Dr. saiful Anwar Malang.

Pengorganisasian

penyelenggaraan

penyuluhan

dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses

Fase

dimulai

sesuai

dengan

waktu

yang

direncanakan.

Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

Peserta

mengajukan

pertanyaan

dan

menjawab

pertanyaan secara benar

Suasana penyuluhan tertib

Tidak

ada

peserta

yang

meninggalkan

tempat

penyuluhan selama kegiatan berlangsung.

Jumlah peserta hadir dalam penyuluhan minimal 5


orang ibu.

3. Evaluasi Hasil
Orang tua klien (anak) dapat :
1. Menjelaskan pengertian asma
2. Menjelaskan penyebab asma
3. Menjelaskan tanda dan gejala asma
4. Menjelaskan cara penularan
5. Menjelaskan cara perawatan pada anak asma di
rumah sebelum di bawa ke rumah sakit
6. Menjelaskan kapan anak harus di bawa ke rumah
sakit
7. Menjelaskan cara pencegahan asma di rumah

VIII. STRUKTUR ORGANISASI

Pembawa Acara :

IX.

Pembicara

Fasilitator

Observer

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga.


Jilid I. Media

Acsulapius. FKUI. Jakarta.

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah


Edisi 8 Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Hudack&gallo(1997).

Keperawatan

Kritis

Edisi

VI

Vol

I.

Jakarta. EGC.
Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
Suddarth. Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC. 2001.
Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.
Yunus, Faisal. 1990. Penatalaksanaan Rasional Asma Bronkial.
Bagian

Pulmonologi,

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Indonesia, Unit Paru Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta


Ihksan. 2001. Pedoman Penatalaksanaan Status Asmatikus UPF
Paru RSD Dr. Soetomo Surabaya
X.

MATERI DHF
Terlampir

MATERI PENYULUHAN
ASMA
A. DEFINISI
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,
reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif
terhadap stimuli tertentu. Asma adalah suatu penyakit dengan
ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas
yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara
spontan maupun hasil dari pengobatan ( The American Thoracic
Society ).
B. ETIOLOGI
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan
presipitasi
timbulnya serangan asthma bronkial.
1. Faktor predisposisi
a. Genetik
Dimana yang diturunkan adalah
meskipun

belum

diketahui

bakat

alerginya,

bagaimana

cara

penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit


alergi

biasanya

mempunyai

keluarga

dekat

juga

menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi


ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asthma
bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain
itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa
diturunkan.
2. Faktor presipitasi
a. Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora
jamur, bakteri dan polusi.
2) Ingestan, yang masuk melalui mulut.

Seperti : makanan dan obat-obatan.


3) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
seperti : perhiasan, logam dan jam tangan.
b. Perubahan cuaca.
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin
sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak
dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan
asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan
musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim
bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk
bunga dan debu.
c. Stress.
Stress/
serangan

gangguan
asma,

emosi

selain

itu

dapat
juga

menjadi
bisa

pencetus

memperberat

serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma


yang timbul harus segera diobati penderita asma yang
mengalami stress/gangguan emosi perlu diberi nasehat
untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika
stresnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa
diobati.
d. Lingkungan kerja.
Mempunyai hubungan

langsung

dengan

sebab

terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan


dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di
laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi
lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
e. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat.
Sebagian besar penderita asma akan mendapat
serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olah raga
yang

berat.

Lari

cepat

paling

mudah

menimbulkan

serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya


terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
C. TANDA DAN GEJALA

Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak


ditemukan gejala klinis. Gejala klinis asma dapat dibagi
menjadi:
1. Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
1) Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
2) Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga,
3)
4)
5)
6)

sifatnya hilang timbul


Whezing belum ada
Belum ada kelainan bentuk thorak
Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
BGA belum patologis

Faktor

spasme

bronchiolus

dan

edema

yang

lebih

dominan
1) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
2) Whezing
3) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
4) Penurunan tekanan parsial O2
2. Stadium lanjut/kronik
1) Batuk, ronchi
2) Sesak nafas berat dan dada seolah olah tertekan
3) Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
4) Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent
5)
6)
7)
8)
9)

Chest)
Thorak seperti barel chest
Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
Sianosis
BGA Pa O2 kurang dari 80%
Ro paru terdapat peningkatan gambaran

bronchovaskuler kanan dan kiri


10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis
respiratorik

D. PENATALAKSANAAN
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah:
1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara
2. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat
mencetuskan serangan asma

3. Memberikan

penerangan

keluarganya

mengenai

kepada

penderita

penyakit

ataupun

asma,

baik

pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya


sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang
diberikan dan bekerja sama dengan dokter atau perawat
yang merawatnya.
Penatalaksanaan dapat dibagi atas penatalaksanaan umum
dan

khusus.

Penatalaksanaan

umum

meliputi

tindakan

pendidikan pada penderita serta usaha-usaha menghindari


faktor

pencetus

dan

hal

lain

yang

dapat

memperberat

perjalanan penyakit; sedangkan penatalaksanaan khusus adalah


pemberian obat-obatan, terapi inhalasi dan tindakan lain.
Penatalaksanaan umum
1. Pendidikan

terhadap

penderita

dan

keluarga

penderita;

keluarga perlu mendapat penjelasan tentang penyakit serta


faktor-faktor pencetus dan yang memperburuk keadaan,
sehingga mereka berperan aktif dalam usaha pencegahan.
Juga penjelasan tentang cara pemakaian obat, sehingga
pemakaiannya tepat dan benar.
2. Menghindari faktor pencetus yang bersifat iritasi, seperti
debu, gas dan zat kimia.
3. Menghindari perubahan suhu yang tiba-tiba.
4. Menghindari kelelahan fisik yang berlebihan terutama pada
pendrita exercise-induced asthma (asma yang disebabkan
oleh aktivitas atau latihan).
5. Menghindari atau mengurangi stres dan menstabilkan emosi.
6. Menghindari zat-zat alergen pada penderita asma ekstrinsik
seperti bulu binatang, tepung sari, makanan tertentu dan
lainnya.
7. Menghindari infeksi, karena infeksi terutama di saluran napas
bagian atas sering menjadi pencetus asma.

10

8. Makanan yang cukup dan bergizi agar daya tahan meningkat;


obat-obatan

sering

menimbulkan

mual-mual

dan

menyebabkan berkurangnya nafsu makan.


9. Cairan yang cukup, agar dapat mengencerkan reak atau
dahak sehingga mudah dikeluarkan.
E. KONDISI YANG MENINGKATKAN RESIKO ASMA
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asthma
bronkiale atau sering disebut sebagai faktor pencetus adalah :
1.

Alergen
Alergen adalah sat-zat tertentu bila dihisap atau di makan
dapat menimbulkan serangan asthma, misalnya debu rumah,
tungau debu rumah (Dermatophagoides pteronissynus) spora
jamur, serpih kulit kucing, bulu binatang, beberapa makanan
laut dan sebagainya.

2.

Infeksi saluran nafas


Infeksi saluran nafas terutama oleh virus seperti influenza
merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering
menimbulkan asthma bronkiale. Diperkirakan dua pertiga
penderita asthma dewasa serangan asthmanya ditimbulkan
oleh infeksi saluran nafas (Sundaru, 1991).

3.

Tekanan jiwa
Tekanan jiwa bukan sebagai penyebab asthma tetapi sebagai
pencetus asthma, karena banyak orang yang mendapat
tekanan jiwa tetapi tidak menjadi penderita asthma bronkiale.
Faktor ini berperan mencetuskan serangan asthma terutama
pada orang yang agak labil kepribadiannya. Hal ini lebih
menonjol pada wanita dan anak-anak (Yunus, 1994).

4.

Olah raga / kegiatan jasmani yang berat


Sebagian penderita asthma bronkiale akan mendapatkan
serangan asthma bila melakukan olah raga atau aktifitas fisik
yang berlebihan. Lari cepat dan bersepeda paling mudah

11

menimbulkan serangan asthma. Serangan asthma karena


kegiatan jasmani (Exercise induced asthma /EIA) terjadi
setelah olah raga atau aktifitas fisik yang cukup berat dan
jarang serangan timbul beberapa jam setelah olah raga.
5.

Obat-obatan.

Beberapa

pasien

asthma

bronkiale sensitif atau alergi terhadap obat tertentu seperti


penicillin, salisilat, beta blocker, kodein dan sebagainya.
6.

Polusi udara. Pasien asthma

sangat peka

terhadap udara berdebu, asap pabrik / kendaraan, asap rokok,


asap

yang

mengandung

hasil

pembakaran

dan

oksida

fotokemikal, serta bau yang tajam.


7.

Lingkungan kerja. Diperkirakan 2 15%


pasien asthma bronkiale pencetusnya adalah lingkunagn kerja
(Sundaru, 1991).

12

Вам также может понравиться