Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
http://veniwulandari.blogspot.com/2009/11/histologi-saluranpencernaan.html
Diposkan oleh VENI WULANDARI di 02:08
Sistem Pencernaan dari Mulut Sampai Esofagus
Sistem pencernaan terdiri atas saluran cerna:
rongga mulut,
mulut,
esofagus,
lambung,
usus kecil,
usus besar,
rektum dan
anus.
Serta kelenjar-kelenjar yang terkait:
kelenjar liur,
hati dan
pankreas.
Fungsinya untuk mendapatkan metabolit-metabolit dari makanan yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Molekul-molekul
makanan yang besar seperti protein, lemak, karbohidrat dan asam nukleat diuraikan
menjadi molekul-molekul kecil yang mudah diserap melalui dinding saluran cerna.
Air, vitamin dan mineral juga diserap dari makanan hasil pencernaan. Lapisan dalam
dari saluran cerna merupakan suatu batas pertahanan antara isi lumen saluran cerna
dengan lingkungan internal (internal milieu) tubuh.
Namun demikian pokok bahasan dalam kedokteran gigi akan lebih terfokus pada
organ mulut dan esofagus. Proses pencernan pertama terjadi didalam mulut, tempat
dimana makanan dibasahi oleh liur dan dilumatkan oleh gigi menjadi bagian-bagian
kecil, liur juga mengawali pencernaan karbohidrat. Pencernaan berlanjut dalam
lambung dan usus kecil dimana makanan ditransformasi menjadi komponenkomponen dasarnya (asam amino, monosakarida, asam lemak bebas, monogliserida
dll) diserap. Penyerapan air terjadi dalam usus besar, dan akibatnya isi yang tidak
dicerna akan menjadi setengah padat.
Struktur Umum Saluran Cerna
Saluran cerna adalah tabung berongga terdiri atas lumen dengan garis tengah
bervariasi, yang dikelilimgi oleh dinding dengan empat lapisan utama: mokosa,
Rongga Mulut
Seluruh cavum oris dibatasi oleh membrana mucosa dengan epitel gepeng berlapis.
Pada waktu embrio epitel tersebut membentuk gigi dan kelejar ludah.
Cavum oris disebeleh depa dibatasi oleh suatu celah yang disebut: rima oris dengan
labium superior et inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral cavum oris dibatasi
oleh pipi dan sebelah bawah terdapat dasar mulut dengan lidahnya dan sebagi
atapnya adalah palatum. Sedangkan disebelah dorsal terdapat hubungan dengan
pharynx yang merupakan lubang yang disebuat faucia.
Labium oris
Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk. Sel-sel
permukaannya mempunyai inti dengan sedikit granul keratin di dalamnya. Pada
bagian bibir dapat diamati peralihan antara epitel tanpa lapisan tanduk menjadi epitel
berlapis tanduk. Lamina propria berpapil serupa pada dermis kulit dan menyatu
dengan submukosa yang mengandung kelenjar-kelenjar liur kecil secara difus.
Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh
epitel berlapis gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada
jaringan tulang. Bagian pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak
kelenjar mukosa dalam submukosa.
Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke
bawah dari bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya adalah otot
dan jaringan ikat areolar yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.
Baik labium oris superior maupun labium oris inferior mempunyai daerah permukaan
yang berbeda struktur histologisnya.
Facies externa
Rubrum labii
Facies interna
Facies externa
Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitar mulut. Maka
gambaran hstologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh epidermis yang
merupakan epitel gepeng berlapis berkeratin.
Dibawah epidermis terdapat jaringan pengikat yang disebut corium yang membentuk
tonjolan-tonjolan ke arah epidermis yang disebut sebagai papila corii. Sel-sel basal
epidermis mengandung butir-butir pigmen. Seperti juga pada struktur kulit lainnya
pada permukaan kulit ini dilengkapi oleh alat-alat tambahan kulit seperti glandula
sudorifera, glandula sebacea dan folikel rambut.
Rubrum labii
Merupakan daerah peralihan antara facies externa dan facies interna. Epitelnya
2. Faring
Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan
sistem pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring
dilapisi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian
respirasi yang tidak mengalami gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel
bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Faring mengandung tonsila, mukosa faring
memiliki banyak kelenjar mukosa kacil dalam lapisan jaringan ikat padat. Muskular
konstriktor dan longitudinalis faring terletak di luar lapisan ini.
3. Gigi Dan Struktur Terkait
Pada oramg dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2
lengkung simetris bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada
pada setiap kuadrannya: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap
didahului oleh 20 gigi susu (desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki
pendahulu gigi desiduanya.
Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi), bagian mahkota
(korona), satu atau lebih radiks di bawah gingiva yang menahan gigi dalam soket
tulang yang disebut alveolus. Korona ditutupi oleh email yang sangat keras,
sedangkan radiks oleh sementum. Kedua pelapis ini bertemu pada bagian leher
(serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung materi lain yang disebut dentin, yang
mengelilingi rongga berisi jaringan yang dikenal sebagai rongga pulpa. Rongga pulpa
meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat sebuah muara (foramen apikal)
memungkinkan masuk dan keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dari
rongga pulpa. Ligamen (membran periodontal) adalah struktur fibrosa berkolagen
yang tertanam dalam sementum yang berfungsi menahan gigi dengan erat pada soket
tulangnya (alveolus).
Dentin
Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih keras karena
kandungan garam kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat kering). Terutama terdiri
atas serat kolagen tipe 1, glikosaminoglikan dan garam kalsium dalam bentuk kristal
hidroksiapatit. Matriks organik dentin dihasilkan oleh odontoblas, sel yang melapisi
permukaan dalam gigi, memisahkan dari rongga pulpa.
Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan matriks
organik pada permukaan dentin. Sel-sel inti memiliki struktur sel penghasil sekret
terpolarisasi dengan gradul sekresi yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini
mengandung sebuah inti pada basisnya. Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma
halus yang menerobos secara tagak lurus terhadap lebar dentin yaitu juluran
odontoblas. Juluran-juluran halus ini secara berangsur memanjang seiring dengan
menebalnya dentin, berjalan dalam saluran halus disebut tubul dentin yang bercabang
dekat batas dentin dan email. Juluran odontoblas berangsur menipis ke arah ujung
distalnya. Matriks yang dihasilkan odontoblas belum mengandung mineral dan
disebut predentin. Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai bila vesikel
A. Sementum
Jaringan ini menutupi dentin radiks dan komposisinya serupa tulang, meskipun tidak
ada sistem Havers dan pembuluh darah. Pada bagian apikal radiks lebih tebal,
terdapal sel-sel yang mirip osteosit, yaitu sementosit. Seperti osteosit, mereka
terkurung dalam lakuna yang saling berhubungan melalui kanalikuli. Seperti jaringan
tulang, sementum adalah labil dan bereaksi dengan resorpsi atau produksi jaringan
baru sesuai dengan stres yang dialaminya. Bila ligamen periodontal dihancurkan,
sementum akan mengalami nekrosis dan mungkin diserap. Produksi sementum
mengatur pertumbuhan normal gigi dan memelihara kontak erat antara radiks gigi
dan soketnya.
B. Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal terdiri atas jaringan ikat padat, yamg serat-seratnya masuk ke
dalam sementum gigi dan menambatnya pada dinding tulang sakunya. Berfungsi
sebagai periosteum bagi tulang alveolus. Serat-serat disusun sedemikian rupa agar
dapat menahan tekanan sewaktu mengunyah, hal ini mencegah pemindahan tekanan
langsung pada tulang, suatu proses yang akan menimbulkan resorpsi setempat.
Kolagen dari ligamen periodontal memiliki kecepatan pergantian protein yang tinggi
dan banyak mengandung kolagen yang larut. Celah-celah diantara serat-seratnya
terisi dengan glikosaminoglikans. Kecepatan pembaruan kolagen yang tinggi dalam
ligamen periodontal memberi peluang bagi proses-proses yang mempengaruhi
pembuatan kolagen atau protein, misalnya defisiensi protein atau vitamin C
mengakibatkan atrofi pada ligamen ini.
C. Tulang Alveolus
Bagian tulang ini berkontak langsung dengan ligamen periodontal. Tulang dari jenis
belum dewasa ini (tulang primer) dengan serat-serat kolagen yang tidak disusun
menurut pola berlamel khas pada tulang dewasa. Tulang yamg paling dekat pada akar
gigi membentuk soket gigi. Pembuluh dan saraf melintasi tulang alveolus ini menuju
foramen apikal dan radiks untuk memasuki pulpa.
D. Gingiva
Gingiva adalah membran mukosa yang secara erat melekat pada periosteum tulang
maksila atau mandibula. Ia terdiri atas epitel berlapis gepeng dan banyak papil
jaringan ikat. Epitel ini melekat pada email gigi oleh kutikula yang menyerupai
lamina basal tebal dan membentuk perlekatan epitel Gottlieb.
Sel-sel epitel melekat pada kutikula oleh hemidesmosom. Diantara email dan epitel
terdapat celah gingiva, lekukan sempit di sekeliling korona.
Perkembangan Gigi
Pada minggu keenam kehamilan, lapis basal epitel mulut (ektoderm) berproliferasi
dan tumbuh ke dalam ektomesenkim di bawahnya, yang berkembang dari krista
neural. Sabuk berbentuk tapal kuda yang dikenal sebagai lamina dentis dibentuk pada
tiap rahang. Penjuluran ektodermal ini membentuk sungkup di atas kelompok
ektomesenkim dan setiap kelompok sel (kuncup gigi) akan berkembang menjadi gigi
menginduksi pembentukan odontoblas yang menghasilkan dentin dari akar gigi. Bila
dentin telah dibentuk, selubung akar hancur dan dentin yang baru dibentuk ini
menginduksi perkembangan sementoblas dari sel mesenkim sakus dentis di
sekitarnya. Sementoblas menghasilkan sementum, yaitu jaringan mirip tulang yang
membungkus akar gigi.
D. Gigi Tetap (permanen)
Pada sisi labial setiap lamina dentis terjulur ke luar suatu massa sel ektodermal dan
membentuk lamina suksesional. Sel-sel lamina dentis menggali ke belakang dan
bakal gigi molar permanen berturut-turut terlepas. Bakal gigi molar kedua dan ketiga
tidak dibentuk sampai sesudah lahir.
Esofagus
Merupakan sebuah tabung lurus yang ada pada orang dewasa panjangnya sekitar 25
cm, berfungsi memindahkan makanan dari mulut ke dalam lambung. Sebagian besar
terdapat dalam mediastinum, setelah melalui diaphragma masuk dalam cavum
abdominalis untuk bermuara dalam gaster. Ia dilapisi oleh epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa terdapat kelompokan kelenjar penghasil
mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada lamina propria dekat lambung terdapat
kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar kardia esofagus yang juga menghasilkan
mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas serat otot polos, pada
bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat otot polos,
pada ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam
rongga peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat
longgar yang disebut adventisia.
A. Tunica mucosa
Karena kontraksi otot-otot stratum circulare tunica muskular maka tunica mukosa
membentuk lipatan-lipatan memanjang.
1. Epitil, tebalnya mencapai 300 mikron dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa
keratinasi dengan kira-kira 25 lapis sel.
2. Lamina propria, merupakan jaringan pengikat longgar yang tidak banyak
mengandung sel-sel. Bentuk tubuler dan saluran keluarnya melalui puncak papila
untuk bermuara dalam lumen. Bentuknya mirip glandula cardiaca maka disebut
sebagai glandula oesophagea cardiaca.
3. Lamina muskularis mucosa, merupakan lapisan otot polos yang tebal. Hanya
memiliki lapisan serabut-serabut yang tersusun longitudinal.
B. Tunica submukosa
Lapisan sangat longgar hubungannya dengan lapisan dibawahnya hingga dapat
membentuk lipatan-lipatan memanjang. Tebalnya sekitar 300-700 mikron. Di dalam
tunica submukosa terdapat kelenjar yang berbentuk tubulo alveolar kompleks dan
menghasilkan mukus. Saluran keluarnya menembus muscularis mukosa kemudian
melalui diantara papila untuk bermuara ke dalam lumen. Kelenjar ini dinamakan
glandula oesophagea propria.
C. Tunica muskularis
Terdiri atas dua lapisan masing-masing sebagai:
Stratum circulare : disebelah dalam
Stratum longitudinale : disebelah luar
Di bagian atas stratum circular menebal membentuk m. Sphincter oesophageus
superior. Pada bagian sebelah oral, seluruhnya terdiri atas otot bercorak. Pada
bagian tengah terdiri atas campuran otot bercorak dan otot polos. Pada bagian anal
terdiri seluruhnya stas otot polos. Pada perbatasan dengan ventrikulus terdapat m.
Sphincter oesophageus inferior.
D. Tunica adventitia
Pada bagian terluar dari lapisan ini merupakan jaringan pengikat longgar. 2-3 cm
sebelum ventrikulus terdapat banyak serabut-serabut elastis yang melekat pada
diaphragma. Fungsi oesophagus terutama untuk menyalurkan makanan dari pharynx
ke ventrikulus.
GASTER
Gaster merupakan pembesaran tractus digestivus yang berbentuk sebagai kantong.
Dalam keadaan kosong ruang di dalamnya tidak jauh lebih besar daripada ruang
usus. Makanan dan minuman dari eosophagus akan bermuara dalam cardia.
Disebelah kiri cardia, dinding ventriculus sedikit lebih membesar, dimana terdapat
fundus ventriculi. Sisi yang melengkung di sebelah kanan dan kiri masing-masing
disebut sebagai curvatura minor dan curvatura mayor. Kedua sisi ini membatasi
permukaan facies anterior dan fascies pesterior. Bagian terbesar yaitu corpus
ventriculi yang melanjutkan diri dengan menyempit disebut pylorus ventriculi.
Selanjutnya pylorus akan bermuara dalam duodenum.
A. Tunica mucosa
Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali pada daerah cardia dan
pylorus agak pucat. Tampak pada permukaan lipatan-lipatan yang disebut rugae
karena longgarnya tunica submucosa di bawahnya. Terdapat gambaran yang lebih
menetap yaitu tonjolan-tonjolan yang membentuk bulat dipisahkan oleh alur-alur
disekitarnya yang dinamakan areola gastrica. Sebagian besar tunica mucosa terisi
oleh kelenjar lambung yaitu : glandula cardiaca, glandula fundica, dan glandula
pylorica.
o Epitel
Dilapisi oleh epitel silindris selapis. Didaerah cardia terdapat peralihan dari epitel
oesophagus. Semua sel epitel merupakan sel yang menghasilkan mucus. Sel-sel
epitel tersebut dijumpai adanya terminal bars. Dengan mikroskop elektron tampak
microvili pada permukaan dengan lapisan karbohidrat pada membran plasma. Pada
sitoplasma terdapat butir musigen, bentuk bintang dengan warna gelap dan homogen.
Dalam keadaan normal sel-sel epitel ini selalu diperbarui setiap 3 hari. Tanda-tanda
regenerasi tampak pada bagian dasar foveola gastrica. Sel-sel yang terbentuk baru
akan mendorong ke atas utuk menggantikan sel-sel yang dilepaskan.
o Lamina propria
Jaringan pengikat pada lamina propria ini sangat sedikit karena terdesak oleh
kelenjar-kelenjar yang begitu rapat, yaitu jaringan ikat kolagen dan retikuler.
Infiltrasi limfosit tersebar secara difusi dan kadang-kadang ditemukan
lymphanodulus solitarius.
Ventriculi terdapat 3 macam kelenjar :
Glandula cardiaca
Kelenjar ini terdapat disekitar muara oesophagus di dalam gaster. Glandula cardiaca
merupakan kelenjar tubuler kompleks yang bermuara pada dasar foveola gastrica.
Pada kelenjar ini hanya ditemukan satu jenis sel yaitu sel mukosa yang mirip dengan
sel mukosa pada glandula pylorica atau sel mukosa leher dari glandula fundica.
Glandula fundica/glandula gastrica propria
Merupakan kelenjar utama pada dinding ventriculus yang menghasilkan getah
lambung. Bentuk masing-masing kelenjar ialah tubuler simplex bercabang, bermuara
pada dasar foveola. Ujung-ujungnya sedikit membesar dan bercabang menjadi 23
buah. Ujung-ujung kelenjar mencapai lamina muscularis mucosa. Dalam sebuah
lambung terdapat sekitar 15 juta kelenjar.
Dalam kelenjar ini dibedakan 4 macam sel :
1) Sel principal = sel zimogen atau sel utama (chief cell)
Bentuk sel : silindris pendek atau kuboid, tersusun selapis pada atau 1/3 bagian
distal dari kelenjar
Mudah rusak, tapi jika tidak ada asam lambung kerusakan dapat dihambat
Menghasilkan pepsinogen yang akan berubah menjadi enzim pepsin
Dengan mikroskop elektron terlihat :
- Pada permukaan terdapat microvili yang tidak teratur
- Kompleks golgi yang berkembang menghasilkan protein
- Granular reticulum endoplasmic lebih banyak
- Ribosom bebas atau menempel lebih banyak, merupakan penyebab warna basofil
2) Sel parietal
Terdapat tersebar diantara sel utama sepanjang dinding kelenjar
Bentuk sel seperti pyramid atau agak bulat pada dasarnya yang terdesak ke basal
oleh sel utama
Inti bulat, sitoplasma tampak asidofil serta adanya canaliculi secretori yang tampak
sebagai bangunan intraseluler
INTESTINUM TENUE
Intestinum tenue merupakan bagian tractus digestivus di antara ventriculus dan
intestinum crassum, seluruhnya ada sekitar 6 meter panjangnya. Intestinum tenue
atau usus halus ini dibedakan dalam 3 segmen berturut-turut yaitu :
Duodenum
Panjang sekitar 30cm, letak retroperitoneal yang tertutup oleh peritoneum parietale di
sebelah ventralnya.
Jejunum
Ileum
Jejunum dan ileum dibungkus seluruhnya oleh peritoneus viscerale.
Dindingnya :
A. Tunika mucosa
Untuk memenuhi fungsi utama yaitu absorbsi makanan, maka perlu perluasan dari
permukaan tunika mucosa. Perluasan tersebut dilaksanakan dalam beberapa tingkat :
Lipatan-lipatan tunika mucosa sampai tunika submucosa, yang melingkar-lingkar
yang disebut plica circularis atau valvula kerckingi (mirip lipatan).
Lipatan ini merupakan bangunan yang tetap yang tidak berubah karena pembesaran
usus. Lipatan tersebut dimulai 5cm distal dari pylorus yang makin membesar dan
paling besar pada akhir duodenum dan awal jejunum dan makin merendah sampai
pada pertengahan ileum menghilang.
Vili intestinalis
Merupakan penonjolan tunika mukosa dengan panjang 0,5 1,5 mm. Yang meliputi
seluruh permukaan tunica mucosa. Di daerah ileum agak jarang, tersusun sebagai
jari-jari, pada dasar vili terdapat muara kelenjar usus yang disebut glandula
intestinalis liberkuhn atau crypta lieberkuhn.
Microvili
Dengan adanya microvili, maka luas permukaan diperbesar sekitar 30x. Pada
permukaan sel-sel epitel gambaran bergaris-garis yang disebut striated border, yang
merupakan tonjolan sitoplasmatis diliputi membrane sel.
o Epitel
Bentuk epitel silindris selapis
Oleh vili intestinalis dan glandula dibagi 4 sel, yaitu :
a) Sel absorbtif
- Berbentuk silindris dengan tinggi 20 26
- Bentuk inti ovoid pada basal sel
- Pada permukaan bebas terdapat microvili
- Enzim pencernaan amylase dan protease diserap oleh selubung glukoprotein hingga
pencernaan dapat terjadi dalam lumen usus dan permukaan microvili
- Dalam microvili terdapat filamen-filamen halus yang penting dan sintesa
- Ductus excretorius akan menembus lamina muscularis dan bermuara pada crypta
lieberkuhn.
- Pada 2/3 distal duodenum kelenjar tersebut akan berkurang kemudian menghilang.
C. Tunika muscularis
Terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :
Stratum circulare di sebelah dalam
Stratum longitudinal di sebelah luar
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus aurbach
D. Tunika serosa
Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum viscerale
INTESTINUM CRASUM
Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua kali lipat
intestinum tenue. Tidak ada plica circularis dan juga vili intestinalis, sehingga
permukaan dalamnya tampak lebih halus. Glandula intestinal lebih panjang dan
rapat. Epitel yang melapisi tunika mucosanya pada umumnya sejenis.
Berdasarkan letak dan struktrunya, dibedakan dalam beberapa segmen, yaitu:
i. Colon, yang meliputi :
caecum dan appendix vermiformis
colon ascendes
colon tranversum
colon descendens
colon sigmoideum
ii. Rectum, yang meliputi :
pars empularis recti
pars analis recti
anus
1. Colon
Kecuali appendix, seluruh colon dan caecum mempunyai struktur yang sama. Dari
luar colon tampak segmen yang melintang menggelembung yang disebut haustra.
Disamping itu tampak adanya tiga jalur sebagai pita yang memanjang mengikuti
sumbu panjang colon yang disebut taenia coli.
Di antara colon, yang terletak intraperitoneal ialah caecum dengan appendia, colon
transversum dan colon sigmoideum. Sedang yang terletak retro peritoneal ialah
conon ascendens dan colon descendens.
Appendix vermicularis
Bangunan ini merupakan tonjolan sebagai jari atau cacing, yang berpangkal pada
Epitil permukaan berbentuk silindris selapis dengan striated border yang tipis.
Diantara sel-sel epitel ini terdapat sel piala. Kelenjar-kelenjarnya lebih panjang dari
yang terdapat di usus halus, maka tunica mucosa lebih tebal. Kelenjar-kelenjar
tersebut tersusun teratur dan sangat rapat. Hampir seluruhnya sel-sel kelenjar terdiri
atas sel piala. Kadang-kadang terdapat sel argentafin. Sedang sel paneth sangat
jarang.
2. Lamina propria
Susunan jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih banyak pula nodulus
lymphaticus soliterius yang kadang-kadang meluas ke tunica submucosa.
3. Lamina muscularis mucosae
Jelas adanya dua lapisan
B. Tunica submucosa : Tidak ada keistimewaan
C. Tunica muscularis
D. Tunica serosa
Seperti juga pada intestinum tenue maka colon yang terdapat intraperitoneal akan
dibungkus seluruhnya oleh tunica serosa dengan mesotil. Pada beberapa tempat
terdapat bangunan sebagai kantung kecil yang berisi lerik yang disebut appendix
epiepitionea
2. Rektum
Dibedakan 2 bagian :
Pars ampullaris recti
Sebagian besar tidak banyak berbeda strukturnya dengan colon. Glandula intestinalis
merupakan yang terpanajang diantara kelenjar usus. Kemudian makin jarang,
memendek dan menghilang pars analis recti.
Jaringan limfoid lebih sedikit daripada digeolony. Tunica muscularisnya terdiri dari
dua lapisan tetapi tidak terdapat taenia lagi.
Tunica serosa diganti oleh tunica adventitia, hingga tidak dilapisi oleh mesotil.
Pars analis recti
Tunica mucosa membentuk lipatan longitudinal, sebanyak sekitar 8 buah. Lipatan
longitudinale ini disebut Columna rectalis Norgagni.
Ujung lipatan-lipatan tersebut bersatu membatasi lubang anus. Maka terbentuk
sebagai katup valvula analis dan ruang yang disebut sinus analis. Pada apeks katup
anus, epitel silindris rektum digantikan langsung oleh epitel gepeng berlapis tanpa
kornifikasi dari saluran anus. Kelenjar intestinal berakhir di sini, lamina propria
rektum digantikan oleh jaringan ikat padat ireguler dalam lamina propria saluran
anus. Submukosa rektum bersatu dengan lamina propria saluran anus.
Lamina propria dan submukosa keduanya amat vaskular pada daerah ini. Plexus
haemoroidalis interna yang terdiri dari vena terletak di dalam mukosa saluran anus
dan pembuluh darah meluas dari sini ke dalam submukosa rektum. Hemoroid interna
adalah hasil dilatasi patologik dari pembuluh-pembuluh ini. Hemoroid eksterna
berkembang dari pembuluh-pembuluh plexus venosum eksterna pada bibir anus.
Stratum circulare tunica musculoaris pada akhirnya akan menebal membentuk
Elias pada tahun 1949 meyatakan bahwa parenchyma hepar terdiri atas masa sel yang
saling berhubungan dan ditempati oleh suatu anyaman sinusoid. Sinusoid ini
membagi rangkaian sel-sel parenchyma hepar menjadi lembaran atau lempenglempeng setebal satu sel.
Sel-sel hepar disebut pula hepatosit yang berbentuk polyhedral. Sepanjang
permukaan terdapat anyaman canaliculi biliferi di seluruh lobuli hepatic yang pada
sediaan biasa tidak dapat dilihat dengan mikroskop karena canaliculi tersebut sangat
halus. Semua canaliculi akan bermuara di cabang Duktus Biliferus di perifer lobulus
hepatis.
Histofisiologi Hepar
Hepar merupakan alat yang vital terutama dalam proses bahan-bahan makanan yang
diabsorbsi dari saluran usus untuk nantinya dapat diergunakan oleh jaringan dalam
tubuh.
Beberapa fungsinya adalah:
1. Kelenjar eksokrin
Hepar menghasilkan sekrei empedu sebanyak 1000 cc setiap hari.
Dalam cairan empedu terdapat:
pigmen empedu, sebagai hasil pemecahan Hb eritrosit dalam lien dan medulla
osseum (bilirubin yang tidak mengandung Fe akan masuk darah ke hepatosit)
garam empedu yang penating untuk pencernaan
protein
kolesterol
kristaloid dalam air
hormon steroid yang mengikuti peredaran entahepatik. Hormon steroid masuk
hepatosit mengalami perubahan atau tidak kemudian masuk enzim yagn disalurkan
dalam intestinum. Di intestinum diserap masuk ke dalam darah lagi untuk kembali
hepatosit. Demikian pula peredaran untuk bilirubin
2. Penimbunan bahan makanan atau vitamin
Misal; karbohidrat (glikogen), lemak vitamin B12 dan vitamin A
3. Transformasi
Protein menjadi karbohidrat atau lemak menjadi fosfolipid atau lipid menjadi
lipoprotein serum yang dilepaskan dalam spatium dise. Konjugasi misalnya untuk
detoksikasi amonia mnjadi ureum
4. Sintesa protein dalam plasma darah
Misal; albumin, globulin dan protein untuk pambekuan darah
5. Mengatur kadar beberapa zat dalam darah
Misal; glukosa yang dibantu oleh beberapa enzim dan hormon
6. Sel Kuffer
Termasuk dalam sistim retikuloendotelial membantu dalam pemecahan eritrosit
7. Fagosit
VESICA FELLEA
Anatomi Vesica Fellea
Vesica fellea merupakan kantung berbentuk labu yang melekat pada bagian bawah
lobulus kanan hati; ujung buntunya atau fundus menonjol di bawah pinggir inferior
hati.
Vesica fellea berukuran 10x4 cm. Dengan bagian-bagiannya yaitu: corpus, fundus,
dan collum yang meneruskan sebagai duktus cysticus. Cairan empedu yang
dihasilkan oleh hepar berasal dari ducti biliferi akan berkumpul dalam ductus
hepaticus communis yang melanjutkan menjadi ductus cysticus yang bermuara dalam
vesica fellea. Cairan empedu yang dibutuhkan untnuk pencernaan akan disalurkan
melalui ductus choledochus dan bermuara dalam duodenum.
Histologi Vesica Fellea
Dinding Vesica Fellea
1. Tunica Mucosa
Bagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka pembuatan
sediaan vesica fellea sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat membentuk rugae
pada permukaan. Pada liatan yang besar akan terdapat lipatan-lipatan yang lebih
kecil. Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar apabila vesica fellea berisi penuh.
Epitel
Terdiri atas selapis sel silindris tanpa sel piala. Sel-selnya mempunyai inti oval
dengan bbutir-butir kromatin halus. Inti terdapat di bagian basal sel. Pada permukaan
sel terdapat banyak microvilli.
Lamina Propria
Sebagai jaringan pengikat di bawah pitel. Tidak diketemukan kelenjar kecuali pada
collum yang berbentuk tubulo alveolar dengan sel-sel yang berbentuk kuboid jernih,
dengan inti gelap terdesak ke basal. Kelenjar ini menghasilkan mucus
2. Tunica Muscularis
Terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler, longitudinal
dan menyerong dengan disertai serabut-serabut elastis.
3. Tunica Perimuscularis
Merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh vesica fellea dan
melanjutkan diri kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya banyak
mengandung serabut-serabut elastis dengan beberapa fibroblast, sel lemak, sel
limfoid, pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf.
4. Tunica Serosa
Bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar dibungkus oleh
peritoneum yang melanjutkan diri membungkus hepar. Peritoneum yang menutupi
vesica fellea merupakan tunica serosa.
Vesicsa fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada
permukaan dalamnya terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister
yang disebabkan karena penebalan sebagian dari tunica mucularis luarnya.
Histofisiologi Vesica Fellea
1. Vesica fellea dipergunakan untuk menampung dan menyimpan empedu yang
dihasilkan oleh hepar terutama pada waktu pencernaan lemak. Cairan empedu
disalurkan dari vesica fellea melalui ductus cholodochus ke dalam duodenum. Hal ini
disebabkan kontraksi otot-otot vesica fellea yang dipengaruhi oleh hormon
cholecystokinin yang ikeluarkan oleh tunica mucosa usus dibawa melalui darah ke
otot-otot vesica fellea.
2. Terdapat pengangkutan aktif ion Na ke dalam celah-elah iantara sel epitel vesica
fellea yagn diikuti transpor air dari cairan empedu ke dalam celah interseluler.
Akibatnya cairan empedu akan lebih pekat.
3. Sekresi mukus oleh kelenjar-kelenmjar yang terdapat dalm collum.
PANCREAS
Anatomi Pankreas
Pancreas merupakan kelenjar campuran pada system digestive yang tarbesar setelah
hepar.