Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TAX INCENTIVES
Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah manajemen perpajakan dengan dosen
Iji Samaji, S.E., M.Si., Ak., C.A., BKP.
Disusun Oleh :
PPAk Angkatan 24
KELOMPOK 1
151502050 DIANA SUSILIANTI
151502054 YUDI KRISTIANTO
151502056 SJAH ARIF PRAMUDJI
151502058 YUNI TRISNAENI SUDIANTI
151502064 DANI SOPIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Satu teori yang sangat tekenal yang terkait dengan insentif pajak yang berupa penurunan
tarif pajak ini dikemukakan oleh Arthur Laffer dari the University of Southern California pada
tahun 1970-an, yang mempopulerkan gagasan untuk menurunkan pajak. Menurut teori yang
dikemukakannya, yang merupakan bagian penting dari teori dari kelompok ekonom aliran supply
side economics (dikenal juga dengan Reaganomics), pemotongan pajak (tax cuts) akan dapat
meningkatkan penerimaan pajak pemerintah. Jika pajak sudah terlalu tinggi, orang malas untuk
berproduksi, melaksanakan aktivitas ekonomi ataupun investasi. Karena keuntungan atau
pendapatannya akan ditarik ke kas pemerintah melalui pajak yang tinggi tersebut. Dalam kondisi
demikian, penurunan tarif pajak bisa menjadi pendorong untuk menggairahkan produksi. Dengan
bergairahnya pelaku ekonomi berproduksi, walaupun tarif pajak menurun, secara absolut
penerimaan pajak akan meningkat.
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah fasilitas perpajakan sudah memiliki makna khusus dalam tata hukumperpajakan
Indonesia. Yang difahami sebagai fasilitas perpajakan adalah kemudahan atau perlakuan khusus
terhadap Wajib Pajak tertentu atau Objek Pajak tertentu dengan tujuan tertentu. Sebagai contoh,
Pemerintah memberikanfasilitas Pajak Penghasilan berupa pembebasan pajak selama masa pajak
tertentu tax holiday bagi industri - industri tertentu yang memenuhi syarat. Dan banyak fasilitas
perpajakan yang dikenal dalam sistem perpajakan Indonesia dandengan tujuan yang beragam.
Hal yang menarik adalah istilah fasilitas perpajakan itu sendiri tidak dikenal di negaranegara lain, istilah yang lazim digunakan di negara lain untuk kemudahan atau perlakukan khusus
dimaksud adalah insentif (tax incentives).
2.1 Fasilitas PPh Atas Industri Tertentu dan Wilayah Tertentu
Dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi makro dan mendorong pertumbuhan ekonomi
pada tingkat yang realistis sehubungan dengan terjadinya gejolak pada pasar keuangan dan nilai
tukar rupiah, dan untuk meningkatkan daya saing industri nasional baik yang berorientasi domestik
maupun ekspor, serta untuk mendukung program pemerintah dalam upaya
penciptaan
dan
penyerapan lapangan kerja, perlu diberikan kebijakan Pajak Penghasilan untuk meringankan dan
menjaga likuiditas bagi WP industri tertentu pada tahun pajak 2013.
Yang berhak adalah WP yang melakukan kegiatan usaha pada bidang :
a. Industri tekstil
b.
Penundaan pembayaran PPh Pasal 29 paling lama 3 bulan dari saat terutangnya PPh Pasal 29.
Prosedur untuk memperoleh fasilitas pengurangan PPh Pasal 25 :
1. WP menyampaikan permohonan tertulis kepada Kepala KPP tempat WP
terdaftar paling lambat pada akhir Masa Pajak dimulainya pengurangan PPh Pasal 25.
2. Permohonan dilampiri :
a. Fotokopi surat rekomendasi Menteri Perindustrian
b. Fotokopi NPWP
c. Fotokopi SK pengurangan PPh Pasal 25 sesuai KEP-537/PJ/2000 bagi WP yang pernah
menerima persetujuan pengurangan PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak 2013.
3. Kepala
KPP
memberikan
keputusan
persetujuan pengurangan
Pph
terdaftar
paling
Berdasarkan Pasal 16B UU PPN 1984 dan Perubahannya, fasilitas berupa pajak terutang tidak
dipungut sebagian atau seluruhnya atau dibebaskan dari pengenaan pajak, baik untuk sementara
waktu maupun selamanya, untuk :
1. Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam daerah Pabea
2. Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu