Вы находитесь на странице: 1из 13

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES

PELUNAKAN AIR SADAH


Dosen Pembimbing : Ir. Retno Indarti, MT
Oleh :
Kelompok 3
Fitri Auliani

(111411011)

Hilda Nurrahmayanti

(111411012)

Imam Firdaus S

(111411013)

Iroh Magfiroh

(111411014)
Kelas : 1A

Tanggal Praktikum : 24 Mei 2012


Tanggal Penyerahan : 31 Mei 2012

DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012

I.

TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menentukan kesadahan air yang disebabkan oleh keberadaan ion kalsium dan ion
magnesium.
2. Melakukan proses pelunakan air sudah dengan cara pengendapan.
3. Menentukan efisiensi pelunakannya.

II.

DASAR TEORI
Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca dan Mg , juga oleh
Mn+ , Fe+ dan semua kation yang bermuatan dua. Air yang kesadahannya tinggi biasanya
terdapat pada air tanah di daerah yang bersifat kapur, darimana Ca+ dan Mg+ berasal.
Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena adanya hubungan
kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul sabun menyebabkan sifat detergen sabun
hilang. Kelebihan ion Ca2+ atau ion CO32- mengakibatkan terbentuknya kerak pada
dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat CaCO, kerak ini akan
mengurangi penampang basah pipa dan menylulitkan pemanasan dalam ketel.
Pelunakan air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan cara
pengendapan atau dengan proses penukar ion. Dalam percobaan ini akan dilakukan
pelunakan demgan cara pengendapan. Kation kesadahan, Ca2+ selalu berhubungan
dengan anion yang terlarut, misalnya ion CO-, HCO- dan OH-. Ion CO2+ dapat bereaksi
dengan HCO3- membentuk garam yang terlarut tanpa terjadi kejenuhan sedangkan
dengan CO32- akan membentuk garam karbonat yang larut sampai batas kejenuhan
dimana titik jenuh beruba dengan nilai pH. Bila titik jenuh terlampaui, maka akan terjadi
endapan garam kalsium. Karbonat CaCO 3 dan membuat kerak yang terlihat pada dinding
pipa atau dasar akan kotor. Kation lainnya, yaitu ion Mg 2+ akan bereaksi dengan OH- dan
membentuk garam yang terlarut sampai batas kejenuhan dan mengendap sebagai
Mg(OH)2.

Ion Ca2+ dan Mg2+

diendapkan sebagai CaCO3 dan Mg(OH)2. Menurut reaksi

keseimbangan berikut :
Mg2+ + 2OH- Mg(OH) . . . . . (1)
Ca2+ + CO32- CaCO3 . . . . . .(2)
CO32- berasal dari karbon-dioksida dan bikarbonat HCO3 yang sudah terlarut dalam air.
CO3- + OH- HCO5 . . . . .(3)
HCO3- + OH- CO32- + H2O . . . . .(4)
Di dalam praktek reaksi (1) dan reaksi (2) terjadi agak kembali untuk mempecepat reaksi,
maka dosis bahan pelunak harus diberikan sedikit lebih banyak dari jumlah yang
diperhitungkan secara teoritis.
Penampakan ion OH- akan menggeser keseimbangan reaksi (1) ke kanan sehingga
Mg(OH)2 mengendap. Di samping itu juga akan membentuk CO 32- melalui reaksi (3) dan
(4) yang menggeser keseimbangan reaksi (2) ke kanan. Sehingga CaCO 3 mengendap.
Sumber OH yang termurah adalah Ca(OH)3 atau air kapur. Pada umunya CO2 dan HCO3yang terlarut dalam air cukup jumlahnya untuk membentuk CO31- melalui reaksi (3) dan
(4). Bila kadar karbonat kurang, maka CO32- harus ditambahkan dengan garam Na2CO3,
sehingga ion CO32- akan lebih mudah bereaksi dengan Ca2+ dan Na+ akan tertinggal dalam
larutan.

EDTA

III.

ALAT & BAHAN

Pipet 5 mL Lar. CaCO3

Menimbang CaCo3

Alat

No
Nama Alat
1
Gelas Ukur
2
Gelas Kimia
3
Buret
4
Pipet Seukuran
5mL CaCo3, 2mL Buffer, 0,3 gram EBT
5
Pipet Ukur
6
Erlenmeyer
7
Gelas Kimia
8
Laba Takar
9
Gelas Kimia
10 Batang Pengaduk
11 Spatula
12 Kaca Arloji
13 Bola Hisap
14 Tabung Reaksi
15 Botol Semprot

IV.

Pemanasan (5mnt)

Bahan
1. Larutan Butter pH 10
2. Larutan Standar EDTA 0,01 M
3. Padatan CaCO3
4. Indikator EBT
5. Padatan CaO atau larutan Ca(OH)2
6. Padatan NaCO3
7. Aquades

CARA KERJA
A. Standardisasi larutan EDTA

Spesifikasi
5 ml
250 ml
50 ml
25 ml
5 ml
250 ml
230 ml
100 ml
100 ml
-

Jumlah
1 buah
2 buah
1 buah
TITRASI
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
3 buah
1 buah

B. Penentuan Kesadahan Air

C. Pelunakan Kesadahan Air. CaCo3

HCl

CaCO3 0,050 gram

EDTA

Aquades

D. Penyabunan terhadap air sadah25dan


air lunak
mL Air Lunak, 5 mL Buffer, 0,3 gram EBT

100 mL Sampel, o,75 gram Kapur, 0,25 gram Na2CO3


Air Lunak

5 mL

sabun

5 mL Air

sabun

5 mL
Cuplikan

sabun

EDTA

TABUNG REAKSI

25 mL sampel, 5 mL buffer, 0,3 gram EBT

TITRASI

TITRASI

V.

DATA PENGAMATAN
A. Penentuan Konsentrasi Larutan Baku CaCO3
Berat CaCo3 = 0,050 gram
Volume
= 100 mL
Titrasi Pembakuan dengan EBT Cair
No
1
2

No
1
2

CaCO3 (mL)
25
25
EDTA Rata - Rata

EDTA yang diperlukan (mL)


4,5
3,7
4,1

Titrasi Pembakuan dengan EBT serbuk


CaCO3 (mL)
25
25
EDTA Rata - Rata

B. Titrasi Kesadahan Air Cuplikan


Titrasi dengan EBT Cair

EDTA yang diperlukan (mL)


5,8
7,0
6,4

No
1
2

No
1
2

Cuplikan (mL)
25
25
EDTA Rata - Rata

EDTA yang diperlukan (mL)


7,8
7,2
7,5

Titrasi dengan EBT Serbuk


Cuplikan (mL)
25
25
EDTA Rata - Rata

EDTA yang diperlukan (mL)


-

C. Titrasi Air Lunak


Titrasi dengan EBT Cair
No
1
2

No
1
2

Air Lunak (mL)


25
25
EDTA Rata - Rata

EDTA yang diperlukan (mL)


-

Titrasi dengan EBT Serbuk


Air Lunak (mL)
25
25
EDTA Rata - Rata

EDTA yang diperlukan (mL)


42,4
44,0
43,2

D. Penyabunan terhadap Cuplikan dan air Lunak


Larutan,5 Ml
Cuplikan
Air Lunak
Aquades

Sabun (mL)
5
5
5

Pengamatan
++
+++
++++

VI.

PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan Konsentrasi Larutan Baku CaCO3
Mr CaCO3 = 100 gram/mol
BE CaCO3 = 100/2 grek = 50 grek
[CaCO3]
= berat CaCO3 /BE x 100/Volume
= 0,050/50 x 1000/100
= 0,01 N
2. Penentuan Konsentrasi EDTA
V EDTA x N EDTA = VcaCO3 x N CaCO3
Dengan EBT serbuk
N EDTA = VCaCO3 x N CaCO3/V EDTA
= 25 x 0,01 / 6,4
= 0,04 N
Dengan EBT Cair
N EDTA = VCaCO3 x N CaCO3/V EDTA
= 25 x 0,01 / 4,1
= 0,06 N
3. Kesadahan air pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/L) dari
CaCO3
Dengan EBT Cair
Kesadahan = 1000/ vol.cuplikan x V EDTA x N EDTA x 100 (ppm CaCO3)
= 1000/0,025 L x 0,0075 L x 0,04 N x 100 (ppm CaCO3)
= 12000 ppm
4. Kesadahan Air Lunak
Dengan EBT serbuk
Kesadahan = 1000/ vol.air lunak x V EDTA x N EDTA x 100 (ppm CaCO3)
= 1000/ 0,025 mL x 0,0432 L x 0,04 N x 100 (ppm CaCO3)
= 6912 ppm

5. Efisiensi pelunakan adalah pesentase air sadah yang dipindahkan oleh proses
pengendapan
Efisiensi
=( kesadahan awal kesadahan akhir)/kesadahan awal x 100 %
= (12000 6912)/12000 x 100 %
=0,424 x 100 %
= 42,4 %

VII.

PEMBAHASAN
Fitri Auliani (111411011)
Praktikum kesadahan ini bertujuan agar kita dapat menentukan kasadahan air
yang disebabkan oleh keberadaan ion kalsium dan ion magnesium, dalam praktikum ini
kami melakukan beberapa percobaan untuk membuktikan tingkat kedahan air, yakni
dengan cara pelunakan air sadah yang sudah kami campur dengan air kapur, NaCO 3, dan
kami titrasi dengan menggunakan EBT dalam fasa cair dan serbuk, kami melakukan
duplo pada setiap percobaan.
Dari setiap percobaan kami mendapatkan volume EBT yang berbeda-beda, pada
percobaan pertama yakni saat titrasi pembakuan CaCO3 volume EBT cair yang kami

gunakan sebanyak 4,1 mL, percobaan ke dua dengan menggunakan cuplikan volume
EBT yang kami dapatkan sebanyak 7,5 mL, dan volume EBT yang dibuutuhkan pada
titrasi air lunak sebanyak 25 mL, namun sama sekali tidak terjadi perubahan pada
larutan, sehingga kami melakukan praktikum ke dua.
Pada praktikum ke dua ini kami menggunakan EBT serbuk yang suah kami
larutkan terlebih dahulu, volume EBT yang digunakan untuk titrassi pembakuan CaCO 3
sebanyak 6,7 mL, lalu volume EBT untuk titrasi 10 mL namun tetap tidak terjadi
perubahan warna sehingga percobaanya kami hentikan. Dan volume EBT yang
digunakan untuk titrasi air lunak sebanyak 43,2 mL.
Setelah itu kami menguji tingkat kesadahan dari 3 jenis air, yaitu aquades, air
lunak dan air cuplikan, dan ternyata data yang kami dapat kan menunjukan bahwa air
cuplikan lebih sadah dari pada air lunak dan aquades, karna saat percobaan air cuplikan
menghasilkan busa yang lebih sedikit dari air lunak dan aquades.

Hilda Nur Rahmayanti (111411012)


Praktikum kali ini bertujuan untuk, melakukan praktikum menentukan kesadahan
air yang disebabkan oleh keberadaan ion kalsium dan ion magnesium, melakukan
proses pelunakan air sadah dengan cara pengendapan dan menentukan efisiensi
pelunakannya. Pada saat titrasi, kami melakukan dua kali percobaan dengan satu
percobaan dilakukan secara duplo. Praktikum pertama, kami menggunakan EBT cair
dan praktikum kedua dengan menggunakan EBT serbuk.
Pada saat percobaan pertama

dengan menggunakan EBT cair, pada Titrasi

Pembakuan CaCO3 volume EDTA yang diperlukan sebanyak 4,1 mL, pada titrasi
kesadahan air culpikan, volume EDTA yang dibutuhkan sebanyak 7,5 mL. Pada titrasi
air lunak setelah kami titrasi, volume EDTA yang kami pakai setelah mencapai 25 mL
larutan tidak juga berubah warna yang akhirnya titrasi kami hentikan. Pada saat
percobaan ke- 2 yaitu dengan menggunakn EBT serbuk, pada saat titrasi pembakuan ,
volume EDTA yng diperlukan sebanyak 6,4 mL. Untuk titrasi kesadahan air cuplikan,
karena kami mengacu pada saat percobaan pertama ,setelah volume EDTA yang
digunakn sudah lebih dari 10 mL dan tidak ada perubahan warna maka titrasi kami
hentikan. Untuk titrasi air lunak, volume EDTA yang digunakan sebanyak 43,2 mL.

Pada saat penyabunan cuplikan dan air lunak, setelah di amati pada larutan cuplikan ,
air lunak dan aquades , pada aquades di peroleh busa yang lebih banyak dari pada air
lunak dan larutan ciplikan , juga busa yang diperoleh pada air lunak lebih banyak
daripada busa pada larutan cuplikan.
Setelah dilakukan perhitungan, maka konsentrasi larutan baku CaCO3 yang kami
pakai yaitu 0,01 N, konsentrasi EDTA dengan menggunakan EBT cair sebesar 0,06 N
dan dengan menggunakan EBT serbuk 0,04 N, nilai kesadahan dengan menggunakan
EBT cair sebanyak 12000 ppm dan kesadahan air lunaknya sebesar 6912 ppm. Maka ,
efisiensi yang kami dapatkan sebesar 42,4 %, nilai efisiensi yang kecil dikarenakan
pada saat praktikum , adanya larutan pengotor yang terdapat dalam larutan juga karena
kondisi lapangan saat praktikum yang tidak baik.
Setelah melakukan praktikum dengan menggunakan EBT serbuk dan cair, maka
EBT yang baik digunakan yaitu dengan EBT serbuk karena EBT cair mudah
teroksidasi dan kemurniannya kurang terjamin.

VIII.

KESIMPULAN
Volume EDTA yang digunakan untuk titrasi :
Pembakuan dengan EBT cair
= 4,1 mL
Pembakuan dengan EBT serbuk
= 6,5 mL
Kesadahan air cuplikan dengan EBT cair
= 7,5 mL
Titrasi air lunak dengan EBT serbuk
= 43,2 mL
Konsentrasi larutan baku CaCO3 = 0,01 N
Konsentrasi EDTA dengan EBT cair = 0,06 N
Konsentrasi EDTA dengan EBT serbuk = 0,04 N
Kesadahan air dengan EBT cair = 12000 ppm
Kesadahan air cuplikan dengan EBT serbuk = 6912 ppm
Nilai Efisiensi = 42,4 %
Busa yang diperoleh pada aquades busa pada air lunak

busa larutan

cuplikan , ini berarti pada larutan cuplikan mengandung kesadahan.

IX.

DAFTAR PUSTAKA
Jukian L Robert (Jr), J Leland Hollenberg, James M Postma, General Chemistry in the
Laboratory, WH Freman and Company, 1984
Stand Jard Methods for the Examination of Water and WasteWater,APHA, AWWA,
WPCF,Washington 15th ed., 1980
Alaerts G, Santika Sri Sumestri, Metode Penelitian Air, Usaha Nasional,Surabaya,1984.

Вам также может понравиться