Вы находитесь на странице: 1из 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Demam dengue (DD)/Demam Berdarah Dengue (DBD) secara
epidemiologi di dunia berubah secara cepat. Infeksi dengue merupakan
penyakit menular melalui nyamuk (mosquito-borne) yang paling sering
terjadi pada manusia dalam beberapa tahun terakhir ini, sehingga masih
merupakan masalah kesehatan dunia. World Health Organization (WHO)
mengestimasi bahwa 2,5 miliard manusia tinggal di daerah virus dengue
bersirkulasi.

1,2

Penyebaran secara georafi dari kedua vektor nyamuk dan

virus dengue menyebabkan munculnya epidemi demam dengue dan


demam berdarah denguedalam dua puluh lima tahun terakhir, sehingga
berkembang hiperendemisitas diperkotaan di negara tropis. Pada tahun
2007 di Asia Tenggara, dilaporkan peningkatan kasus dengue sekitar 18%
dan peningkatan kasus dengue yang meninggal sekitar 15% di banding
tahun 2006.3
Di Indonesia demam berdarah dengue masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang penting. Infeksi dengue terjadi secara endemis
di Indonesia selama dua abad terakhir dari gejala yang ringan dan self
limiting disease. Dalam beberapa tahun terakhir, penyakit ini memiliki
manifestasi yang semakin berat sebagai DBD dengan frekuensi kejadian
yang luar biasa meningkat. Hampir 60% penduduk yang tinggal di Pulau
Jawa terjangkit penyakit ini.
Di Indonesia angka kematian menurun dengan stabil dari 41%
pada tahun 1968 menjadi kurang dari 2% sejak tahun 200, menurun
menjadi 1,21% pada tahun 2004.1 Pada tahun 2008 angka kesakitan
tertinggi terjadi pada propinsi DKI Jakarta (303,5), Kalimantan Timur
(174,6) dan Bali (170,1), sedangkan angka kematian tertingi terjadi di
propinsi Maluku (3,66%), Kalimantan Barat (3,53) dan Nusa Tenggara
Timur (2,87%). Data tahun 2006 menunjukkan proporsi jenis kelamin
lelaki lebih banyak dibanding perempuan pada semua kelompok umur.

Jumlah kasus DBD tidak pernah menurun di beberapa daerah


tropik dan subtropik bahkan cenderung terus meningkat dan banyak
menimbulkan kematian pad anak 90% di antaranya menyerang anak
dibawah 15 tahun.

Di Indonesia, setiap tahunnya selalu terjadi KLB di

beberapa propinsi, yang terbesar terjadi tahun 1998 dan 2004 dengan
jumlah penderita 79480 orang dengan kematian sebanyak 800 orang lebih.
Pada tahun-tahun berikutnya jumlah kasus terus naik.
Dari data pasien yang diperoleh di puskesmas, pasien merupakan
pasien dengan diagnosis DBD Grade III dengan klinis yang kurang baik.
Pada tahun 2013 kasus DBD yang ditemukan di Kecamatan Lumar
berjumlah 2 orang. Kasus DBD di Kecamatan Lumar masih jarang bahkan
merupakan kasus KLB.
1.2. Perumusan Masalah
a. Apa saja permasalahan yang ditemukan dalam keluarga pasien yang
mempengaruhi kesembuhan pasien?
b. Faktor apa saja yang mempengaruhi timbulnya masalah kesehatan pasien dan
keluarganya?
c. Bagaimana cara memecahkan permasalahan yang ada dalam keluarga?
d. Bagaimana cara intervensi pasien dengan menggunakan pendekatan
kedokteran keluarga?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Tujuan Umum
Melakukan pendekatan kedokteran keluarga terhadap pasien Demam
Berdarah Dengue Grade III dan keluarganya.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik (fungsi keluarga, bentuk keluarga, dan siklus
keluarga) keluarga pasien Demam Berdarah Dengue Grade III
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah
kesehatan pada pasien Demam Berdarah Dengue Grade III dan
keluarganya.

c. Mendapatkan pemecahan masalah kesehatan pasien Demam Berdarah


Dengue Grade III dan keluarganya.
1.4. Manfaat Penulisan
1.4.1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang kedokteran keluarga, serta
penatalaksanaan kasus Demam Berdarah Dengue Grade III dengan
pendekatan kedokteran keluarga.
1.4.2. Bagi Puskesmas Lumar
Sebagai data dan bahan masukan kepada Puskesmas Lumar dan tenaga
kesehatan agar setiap memberikan penatalaksanaan kepada pasien Demam
Berdarah Dengue Grade III dilakukan secara holistik dan komprehensif
serta mempertimbangkan aspek keluarga dalam proses kesembuhan.
1.4.3. Bagi Pasien dan Keluarga
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya bahwa keluarga
juga memiliki peranan yang cukup penting dalam penanganan dan bahaya
kasus Demam Berdarah Dengue Grade III.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

BAB III
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
3.1 IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
A. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Alamat

: An. O
: 10 tahun
: Laki-laki
: Belum menikah
: Dusun Sebol RT 06, Desa Tiga Berkat, Kec.

Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
TB
BB

Lumar, Kabupaten Bengkayang


: Katolik
: Dayak
: SD
: Pelajar
: 144 cm
: 45 kg

B. Identitas Kepala Keluarga


Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status Perkawinan

: Tn. U
: 49 tahun
: Laki-laki
: Menikah

Alamat

: Dusun Sebol RT 06, Desa Tiga Berkat, Kec.

Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan

Lumar, Kabupaten Bengkayang


: Katolik
: Dayak
: SMA
: Petani

C. Profil keluarga
No.

Nama

Kedudukan
dalam

Umur
(th)

Sex

Pendidikan

Pekerjaan

Keterangan

(L/P)

keluarga
1.

Tn. U

Kepala

49

SLTA

Petani

Sehat

44

SLTA

Ibu Rumah

Sehat

Keluarga
2.

Ny. E

Istri

Tangga
3.

Tn. D

Anak

24

D3

Pekerja

Sehat

4.

Tn. W

Anak

21

SMA

Pelajar

Sehat

5.

An. P

Anak

15

SMP

Pelajar

Sehat

6.

An. O

Anak

10

SD

Pelajar

Pasien

7.

An. L

Anak

SD

Pelajar

Sehat

8.

Tn. M

Kakek

72

SR

Wiraswasta

Sehat

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung

ia

gra

m 1. Diagram Keluarga Kandung Pasien


Keterangan :
: Laki-Laki

Pasien

: Perempuan
3.2 RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH
DILAKUKAN KEPADA KLIEN
A. Keluhan Utama : Demam naik turun sejak sejak 6 hari yang lalu
B. Riwayat Penyakit Saat Datang Pertama (21 Mei 2014, pukul 11.30 WIB)
Pasien datang ke Puskesmas Lumar dengan keluhan utama demam
mendadak tinggi sejak sejak 6 hari yang lalu. Pasien mengatakan jika demam
dirasakan setiap saat dan sempat mereda di hari demam ke empat. Pasien juga
mengatakan jika keluhan disertai dengan pusing. Pasien tidak mengeluh
adanya keluar darah dari hidung namun pasien mengeluhkan adanya gusi
berdarah. Selama sakit pasien hanya mengkonsumsi obat penurun panas
namun panas tidak mereda.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
D. Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan Sekolah
Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki gejala serupa seperti pasien.
Di lingkungan sekolah ada satu orang teman sekolah pasien yang
menderita gejala yang sama.
E. Hasil Pemeriksaan Fisik Saat Datang Ke Puskesmas Lumar (21 Mei
2014)
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital
: Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 39,8 C
Kepala
: Normocephal
Mata
: Konjungtiva anemis (+), sclera ikterik (-), pupil bulat,
Hidung
Mulut
Telinga
Kulit
Thorax

isokor
: Sekret (-/-), Napas cuping hidung (-/-)
: Lidah kotor (-) tepi hiperemis (-)
: Normotia
: Eritema (-), sianosis (-)

Cor
Inspeksi
Palpasi

: Iktus cordis tak tampak


: Iktus cordis teraba di ICS V, linea midclavicularis sinistra

Perkusi
Auskultasi

: Batas jantung dalam batas normal


: BJ I-II normal, murmur (-) gallop (-)

Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (+)


: Vocal fremitus kanan = kiri
: Sonor di seluruh lapangan paru
: Suara napas vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-),
slem (-/-)

Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Oedem -/ Sianosis
Akral dingin
Rumple leed

: Datar
: Supel, hepar/lien tak teraba membesar
: Timpani
: Bising usus (+) normal
Superior
-/-/-/+

Inferior
-/-/-

F. Diagnosis Kerja
Demam Berdarah Dengue Grade II
G. Rencana Penatalaksanaan
Terapi medikamentosa
Paracetamol 3 x 500 mg
Loading RL 500 cc
Rujuk RSUD Bengkayang untuk pengecekan darah rutin.
Terapi edukasi :
Banyak minum air putih
Menghindari faktor-faktor pencetus terjangkitnya demam berdarah

dengue
Melakukan 3M
Makan makanan bergizi dan istirahat cukup untuk meningkatkan

daya tahan tubuh


Pakai lotion anti nyamuk
Pakai kelambu

3.3 IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi biologis
Pasien datang ke Puskesmas Lumar dengan keluhan utama demam mendadak
tinggi sejak sejak 6 hari yang lalu. Pasien mengatakan jika demam dirasakan
setiap saat dan sempat mereda di hari demam ke empat. Pasien juga
mengatakan jika keluhan disertai dengan pusing dan gusi berdarah.
B. Fungsi psikologis
Pasien adalah seorang siswa kelas V SDN 03 Lumar. Pasien merupakan anak
keempat dari 5 bersaudara. Hubungan antar anggota keluarga baik. Kegiatan
pasien sehari-hari selain sekolah adalah bermain bersama teman-temannya
dan membantu ayah memberi makan babi. Pasien dikenal sebagai anak yang
ramah dan cenderung pendiam. Pasien merupakan anak yang suka berbagi
cerita sehari-hari dengan orang tua.
C. Fungsi ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai petani dengan pendapatan rata-rata
Rp. 1.500.000,- per bulan. Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang
sehari-hari membantu ayah pasien bertani..
D. Fungsi pendidikan
Pasien masih duduk dibangku SD kelas V dan tidak pernah tinggal kelas.
E. Fungsi religius
Pasien memeluk kepercayaan katolik dan selalu pergi ke gereja setiap hari
minggu bersama keluarga serta berdoa setiap hari.
F. Fungsi sosial budaya.
Pasien tinggal di rumah orang tua bersama ayah, ibu, adik, serta kake pasien..
Kedua kakak pasien berada di Pontianak untuk melanjutkan kuliah. Pasien
mempunyai hubungan yang cukup erat dengan keluarganya. Apabila ada
masalah selalu diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Hubungan dengan
tetangga dan teman-temannya juga baik.
3.4 POLA KONSUMSI PENDERITA DAN KELUARGA
Frekuensi makan rata-rata penderita dan keluarga setiap harinya 3x sehari
dengan variasi makanan sebagai berikut : nasi, lauk (tahu/tempe), sayur (bayam,
sop, kangkung, sayur buncis), tiga kali seminggu makan buah-buahan dan
daging.

3.5

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

KESEHATAN
A. Faktor Perilaku
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka dibawa ke sarana
kesehatan terdekat. Pasien menggunakan BPJS sebagai fasilitas pembayaran
pelayanan kesehatan. Pemanfaatan waktu luang digunakan untuk beristirahat,
membantu orang tuanya, bermain dengan teman-temannya.
B. Faktor Non Perilaku
Keadaan rumah pasien yang cenderung berdebu, lantai rumah yang terbuat
dari semen plester disertai dengan ventilasi, penerangan dan pencahayaan
yang kurang baik. Terdapat kolam besar sebagai tempat memelihara ikan
yang tidak tertutup dan air pada kolam jarang dikuras. Di halaman rumah
pasien juga terdapat berbagai macam tanaman sayur-sayuran dan pohon buahbuahan yang tumbuh lebat sehingga juga dapat menjadi tempat berkembang
biak bagi nyamuk. Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah cukup dekat
dan terjangkau seperti puskesmas. Hal ini cukup berpengaruh terhadap
kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan jika ada anggota keluarga
yang sakit, jarak rumah ke puskesmas 3 km. Lingkungan sekolah pasien
juga mendukung terjadinya penularan Demam Berdarah Dengue dimana
terdapat beberapa genangan air dan sampah yang tidak ditutup dengan baik.
3.6 PENILAIAN SANITASI LINGKUNGAN (RUMAH SEHAT)
A. Lokasi Rumah
Terletak pada daerah rawan bencana alam
: Tidak
Terletak sekitar TPA
: Tidak
Terletak pada daerah rawan kecelakaan
: Ya
Terletak pada daerah rawan kebakaran
: Ya
B. Komponen Rumah
Langit-langit
Tidak terdapat langit-langit, langsung atap yang terbuat dari seng dan
disanggah dengan kayu yang kokoh. Terdapat debu yang sulit

dibersihkan karena posisi yang terlalu tinggi.


Dinding rumah

Terbuat dari batako dan semen yang dicat. Memiliki ventilasi yang

mudah dibersihkan. Dinding ruang cuci tidak kedap air.


Lantai
Terbuat dari semen yang kedap terhadap air, mudah dibersihkan,

ukuran lantai keseluruhan 10 m x 15 m.


Jendela kamar tidur
Terdapat satu buah jendela kamar tidur pada masing-masing kamar

dengan ukuran 110 cm x 80 cm.


Jendela ruang keluarga
Terdapat sebuah jendela berukursn 110 cm x 80 cm
Ventilasi
Di atas jendela dan pintu terdapat lubang ventilasi alamiah berukuran
80 cm x 20 cm. Tidak terdapat lubang ventiasi mekanik maupun

lubang asap dapur.


Pencahayaan
Lubang cahaya diperoleh dari ventilasi. Sinar matahari langsung
masuk melalui ventilasi tapi tidak dapat menyinari seluruh ruangan

rumah.
Kepadatan penghuni
Setiap hari kerja terdapat 5 orang yang tinggal di rumah.
Kamar tidur
Terdapat lima kamar tidur masing-masing berukuran 3 m x 3 m dan 3

m x 4 m. Setiap kamar tidur dihuni satu hingga dua orang.


C. Sarana Sanitasi Rumah
Sarana air bersih
Keluarga pasien mengambil air dari ledeng PDAM untuk minum dan
masak sedangkan untuk mandi dan mencuci berasal dari sumur gali.

Air dari sumur gali tidak jernih namun tidak berbau.


Jamban
Terdapat satu buah jamban jongkok di dalam kamar mandi rumah

pasien. Jamban tersebut terbuat dari keramik.


Sarana pembuangan limbah
Tidak terdapat sarana pembuangan limbah pada rumah pasien. Semua
limbah dapur yang berbahan padat dibuang ke tempat penampungan
sampah di belakang rumah sedangkan limbah cair dibiarkan mengalir

tanpa adanya peresapan air yang baik dan tidak ditutup.


Sarana pembuangan sampah

10

Keluarga pasien menggali lubang di belakang rumah sebagai tempat


untuk membuang sampah yang tidak pernah ditutup namun jika sudah

penuh baru dibakar.


Mengerti prinsip 3M

: Ya tetapi tidak ada yang diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.
D. Perilaku Penghuni Rumah
Kebiasaan mencuci tangan
Dilakukan wawancara mengenai kebiasaan cuci tangan kepada pasien
dan ibu pasien. Mereka mengaku mencuci tangan dengan sabun. Saat
diminta memperagakan cara cuci tangan mereka dapat melakukannya

dengan benar.
Kebiasaan 3 M
Menurut pengakuan dari ibu pasien ia tahu prinsip-prinsip 3M akan
tetapi ibu pasien dan anggota keluarga lainnya tidak menerapakannya

dengan baik.
Keberadaan vektor tikus
Saat dilakukan kunjungan rumah, melalui observasi tidak ditemukan

adanya tikus.
Keberadaan jentik nyamuk
Dilakukan pencarian jentik pada tempat tempat penampungan air
dan ditemukan adanya jentik di rumah pasien.

E. Denah Rumah

11

TERAS
KT 1

KT 2

KT 3

R.Keluarga

R.Tamu

KT 4

Dpr
KT 5

R.Makan

KM

HALAMAN BELAKANG
Gambar 1. Denah Rumah Pasien
3.7 IDENTIFIKASI MASALAH
Dari hasil kunjungan rumah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Ketidaktahuan pasien mengenai tentang Demam Berdarah Dengue
dan bahaya DBD
Pada awal pengobatan pasien tidak mengetahui tentang penyakit
yang dideritanya. Pasien dan keluarganya menganggap bahwa
keluhan pasien hanya berupa demam biasa. Hal ini disebakan
kurangnya informasi tentang DBD dan bahaya yang dapat terjadi
dari petugas kesehatan setempat.

12

2. Kurangnya pengetahuan dan perilaku pasien tentang 3M dan


pentingnya penerapan 3M
Pasien tidak menyadari bahwa salah satu transmisi penularan
penyakit Demam Berdarah Dengue adalah jentik-jentik nyamuk
yang dapat timbul dari air yang tergenang dan tidak tertutup rapat,
sampah yang dibiarkan terbuka, dan tanaman-tanaman yang tidak
dirawat dengan baik. Selain itu juga lingkungan sekolah pasien yng
memiliki genangan air dan sampah dapat menjadi transmisi
penularanan Demam Berdarah Dengue.
3.8 RENCANA INTERVENSI
Kedua
dikelompokkan

identifikasi
kembali

masalah

yang

telah

berdasarkan penyebab

disebutkan

dapat

masalahnya,

yaitu

kurangnya pengetahuan pasien akan penyakit Demam Berdarah Dengue


dan tidak adanya aplikasi dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue.
Untuk penyebab masalah pertama, maka harus dilakukan intervensi
guna meningkatkan pengetahuan pasien. Rencana intervensi yang
dilakukan adalah dengan memberikan edukasi pasien dan keluarga
mengenai

Demam

Berdarah

Dengue

serta

bahayanya.

Untuk

meningkatkan edukasi dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan


kepada pasien dan warga sekitar rumah pasien serta kunjungan langsung
ke rumah. Saat kunjungan berlangsung, kami telah menjelaskan kepada
pasien dan keluarga mengenai Demam Berdarah Dengue termasuk
pencegahannya (3M).
Sedangkan untuk penyebab masalah kedua yaitu tidak adanya
aplikasi dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue, intervensi yang
akan dilakukan adalah memperagakan cara 3M yang baik dan benar
sebagai berikut : pertama, menutup seluruh tempat penampungan air,
kedua, menguras bak mandi secara rutin, ketiga, mengubur barang-barang
bekas. Selain itu juga dilakukan pembubuhan bubuk abate pada tempattempat penampungan air. Kami juga meminta kepada pihak puskesmas
untuk melakukan fogging di rumah pasien dan daerah sekitarnya. Selain

13

itu kami juga meminta kepada keluarga pasien untuk merapihkan


tanaman-tanaman yang ada di rumah pasien serta menutup tempat
pembuangan sampah dan menyarankan untuk membuang sampah
langsung ke tempat penampungan sampah sementara.
Bengkayang, 18 Juni 2014
Peserta,

dr. Dhea Anyndita Riantra

Pendamping,

dr. Diantus

I. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi biologis
o Riwayat asma sejak 6 bulan yang lalu
o Keluhan timbul kurang lebih dari 1x dalam 1 minggu
o Riwayat alergi : makanan laut
o Adanya riwayat asma dalam keluarga (ibu)
o Adanya riwayat alergi dalam kEluarga (ayah)
B. Fungsi psikologis
o Hubungan dengan keluarga baik
o Hubungan dengan tetangga baik
o Pasien termasuk orang yang ramah dan cenderung pendiam
o Bila pasien mempunyai masalah, biasanya dibicarakan dengan ayah, ibu
atau temannya
C. Fungsi sosial
o Dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar rumah
D. Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
o Pasien seorang pekerja bengkel
o Sumber penghasilan keluarga berasal dari ayah pasien yang bekerja
sebagai seorang petani dan pasien.
E. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi
o Tidak ada masalah
F. Faktor perilaku

14

o
o
o
o

Jarang berolah raga


Sering melakukan aktivitas berat
Perokok
Pasien bekerja tanpa masker.

G. Faktor non perilaku


o
o
o
o

Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang


Kebersihan rumah kurang
Lantai rumah terbuat dari tanah
Lingkungan kerja pasien

II. DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA

GENETIK
Riwayat asma (+) : ibu kandung
Riwayat alergi (+) : ayah kandung

PELAYANAN
KESEHATAN

STATUS KESEHATAN

Pelayanan kesehatan
terjangkau : puskesmas

PERILAKU
o Jarang olahraga
o Sering melakukan
aktivitas berat
o Perokok
o Bekerja tanpa masker

LINGKUNGAN
o Lantai rumah terbuat
dari tanah
o Kebersihan rumah kurang
o Ventilasi dan
pencahayaan kurang
o Lingkungan kerja pasien

IX. Tabel 2. Permasalahan Pada Pasien dan Keluarga Serumah


No Resiko dan

Rencana Pembinaan

Sasaran

Masalah
1

Kesehatan
Pasien memiliki

Menganjurkan untuk menghindari

alergi terhadap

makanan laut.

makanan laut
Lantai rumah

Menyarankan agar lantai rumah pasien

Orang tua

terbuat dari tanah

diplester

pasien

Pasien

15

Kebersihan rumah

Menyarankan agar frekuensi

Orang tua

kurang

membersihkan rumah menjadi 2x/hari

pasien dan
pasien

No Resiko dan

Rencana Pembinaan

Sasaran

Masalah
4

Kesehatan
Pasien jarang

Menyarankan agar pasien melakukan

berolahraga dan

olahraga ringan dengan teratur dan

melakukan aktivitas

membatasi aktivitasnya yang berat

yang berat
Ventilasi dan

Menjelaskan bahwa ventilasi dan

Pasien dan

pencahayaan yang

pencahayaan yang cukup sangat

orang

kurang

penting untuk mencegah timbulnya

rumah

penyakit
Pasien perokok aktif Menjelaskan bahaya merokok, dan

Pasien

Pasien

pengaruh rokok terhadap penyakit


yang diderita pasien, serta
menyarankan agar pasien berhenti
7

Pekerjaan pasien

merokok
Menganjurkan agar pasien

yang menyebabkan

menggunakan masker saat bekerja

Pasien

pasien terpapar asap


dan zat kimia, serta
dilakukan tanpa
masker

16

III. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN


Tanggal

Kegiatan yang dilakukan

Keluarga yang Hasil kegiatan

4 Januari

Memberikan penjelasan

terlibat
Pasien

2010

kepada pasien tentang

penjelasan tentang

penyakitnya, meliputi faktor

penyakit yang

pencetus, pencegahan dan

diderita dan

penatalaksanaannya, dan

pengaruh

menjelaskan tentang pengaruh

kebiasaan pasien

dari kebiasaan-kebiasaan

terhadap

pasien seperti olahraga dan

penyakitnya

Pasien memahami

sering melakukan aktivitas


berat serta kebiasaan
merokok, terhadap penyakit
yang dialaminya
Memberikan penjelasan

Pasien dan

Pasien dan

tentang pengaruh kurangnya

keluarga

keluarganya

ventilasi, pencahayaan dan

memahami

kebersihan rumah terhadap

penjelasan tentang
pengaruh

timbulnya penyakit

ventilasi,
pencahayaan dan
kebersihan rumah
terhadap
timbulnya
penyakit

IV. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA


A. Tingkat pemahaman
Pemahaman terhadap pembinaan yang dilakukan cukup.

17

B.

Faktor pendukung
o Pasien dapat menangkap dan memahami penjelasan yang diberikan
o Sikap pasien kooperatif dan ada keinginan untuk merubah perilakunya
yang tidak baik untuk kesehatan

C. Faktor penyulit :
o Kebiasaan pasien yang jarang berolahraga dan sering melakukanaktivitas
berat
o Kebiasaan merokok yang sulit dihentikan
o Pekerjaan pasien yang menyebabkan pasien terpapar dengan asap dan
zat-zat kimia.
D. Indikator keberhasilan:
o Pasien mengetahui tentang penyakitnya meliputi faktor-faktor pencetus,
pencegahan, penatalaksanaan serta pengaruh kebiasaan pasien yang
mempengaruhi penyakitnya
o Pasien melakukan olahraga (senam) ringan dengan teratur
Genetik
Ibu kandung asma (+)
Ayah kandung alergi (+)

Pelayanan
Kesehatan
Pelayanan kesehatan
terjangkau: puskesmas

STATUS
KESEHATAN

Lingkungan
o Setiap pagi jendela
rumah dibuka

Perilaku
o
o
o
o

Melakukan olahraga (senam) ringan dengan teratur


Membatasi aktivitas pasien yang berat
Kebiasaan merokok berkurang
Bekerja dengan masker

18

DAFTAR PUSTAKA
1. World

Health

Organization.

Didapat

dari:

URL:http://www.searo.who.int/.2014. Diakses tanggal 16 Juni 2014


2. Setiati TE, Wangenaar JF, Kruit MD, Mairuhu AT, Gorp EC, Soemantri A.
Changing epidemiology of dengue haemorragic fever in Indonesia. Dengue
Bulletin 2006; 30: 1-14
3. Sapir DG, Schimmer B. Dengue fever: new paradigms for changing
epidemiology. Emerging themes in Epidemiology 2005;2:1-10
4. Candra Aryu. Demam Berdarah Dengue: Epidemiology, Patogenesis, dan
Faktor Risiko Penularan. Aspirator Vol 2 No. 2 Tahun 2010: 110-119
5.

19

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH


PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE GRADE
III DENGAN LINGKUNGAN RUMAH YANG
KURANG SEHAT

20

Disusun Oleh :
dr. Dhea Anyndita Riantra
dr. Sepnita Yanti Situmeang
Pendamping:
dr. Diantus

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS KECAMATAN LUMAR
KABUPATEN BENGKAYANG
2014

21

Вам также может понравиться