Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisanlapisan batuan untuk menjelaskan
sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda dapat
dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil
(biostratigrafi), dan umur relatif
kita
pelajari untuk
maupun absolutnya
(kronostratigrafi). Stratigrafi
Untuk
menggambarkan susunan berbagai jenis batuan serta hubungan antar batuan atau
satuan batuan mulai dari yang tertua hingga termuda menurut umur geologi,
ketebalan setiap satuan batuan, serta genesa pembentukan batuannya maka di
pelajarilah kolom stratigrafi.
I.2 Maksud dan Tujuan
I.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan praktikum ini yaitu untuk mengetahui susunan batuan
secara bersistem yang menyusun bumi terutama pada batuan sedimen.
I.2.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat membuat kolom
I.3.1 Alat
Alat tulis menulis
Pensilwarna
Mistar
I.3.2
Bahan
a. Kertas A4
b. Penampang Stratigrafi Terukur
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
2.
3.
Lateral Continuity
Dimana suatu lapisan dapat diasumsikan terendapkan secara lateral dan
berkelanjutan jauh akhirnya terbentuk sekarang. Material yang membentuk suatu
perlapisan terbentuk secara menerus pada permukaan bumi walaupun beberapa
material yang padat langsung berhenti pada saat mengalami transportasi. Steno,
1669.
4.
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
Suatu struktur geologi seperti sesar atau tubuh intruksi yang memotong
perlapisan selalu berumur lebih muda dari batuan yang diterobosnya .Jika suatu
tubuh atau diskontinuitas memotong perlapisan, tubuh tersebut pasti terbentuk
setelah perlapisan tersebut terbentuk. Steno, 1669.
William Smith (1769-1839) seorang peneliti dari Inggris. Smith adalah
seorang insinyur yang bekerja disebuah bendungan, ia mengemukakan teori
biostratigrafi dan korelasi stratigrafi. Smith mengungkapkan dengan menganalisa
keterdapatan fosil dalam suatu batuan, maka suatu lapisan yang satu dapat
dikorelasikan dengan lapisan yang lain, yang merupakan satu perlapisan. Dengan
korelasi stratigrafi maka dapat mengetahui sejarah geologinya pula.
Dalam studi hubungan fosil antar perlapisan batuan, ia pun menyimpulkan
suatu hukum yaitu Law of Faunal Succession, pernyataan umum yang
menerangkan bahwa fosil suatu organisme terdapat dalam data rekaman stratigrafi
dan dapatdigunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui sejarah geologi yang pernah
dilaluinya. Jasanya sebagai pencetus biostratigrafi membuat ia dikenal dengan
sebutan Bapak Stratigrafi.
Ahli stratigrafi lain seperti DOrbigny dan Albert Oppel juga berperan besar
dalam perkembangan ilmu stratigrafi. DOrbigny mengemukakan suatu perlapisan
secara sistematis mengikuti yang lainnya yang memiliki karakteristik fosil yang
sama. Sedangkan Oppel berjasa dalam mencetuskan konsep Biozone. Biozone
adalah satu unit skala kecil yang mengandung semua lapisan yang diendapkan
selama eksistensi/keberadaan fosil organisme tertentu. Kedua orang nilah yang juga
mencetuskan pembuatan standar kolom stratigrafi.
II.2 Unsur-Unsur Stratigrafi
Didalam penyelidikan stritigrafi ada dua unsure penting pembentuk
stratigrafi yang perlu di ketahui, yaitu:
1. Unsur batuan
Suatu hal yang penting didalam unsure batuan adalah pengenalan dan
pemerian litologi. Seperti diketahui bahwa volume bumi diisi oleh batuan sedimen
5% dan batuan non-sedimen 95%. Tetapi dalam penyebaran batuan, batuan sedimen
mencapai 75% dan batuan non-sedimen 25%. Unsur batuan terpenting pembentuk
SITTI RATMI NURHAWAISYAH
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
stratigrafi yaitu sedimen dimana sifat batuan sedimen yang berlapis-lapis member
arti kronologis dari lapisan yang ada tentang urut-urutan perlapisan ditinjau dari
kejadian dan waktu pengendapannya maupun umur setiap lapisan.
Dengan adanya ciri batuan yang menyusun lapisan batuan sedimen, maka
dapat dipermudah pemeriannya, pengaturannya, hubungan lapisan batuan yang satu
dengan yang lainnya, yang dibatasi oleh penyebaran ciri satuan stratigrafi yang
saling berhimpit, bahkan dapat berpotongan dengan yang lainnya.
2. Unsurperlapisan
Unsur perlapisan merupakan sifat utama dari batuan sedimen yang
memperlihatkan bidang-bidang sejajar yang diakibatkan oleh proses-proses
sedimetasi. Mengingat bahwa perlapisan batuan sedimen dibentuk oleh suatu proses
pengendapan pada suatu lingkungan pengendapan tertentu, maka Weimer
berpendapat bahwa prinsip penyebaran batuan sedimen tergantung pada proses
pertumbuhaan lateral yang didasarkan pada kenyataan, yaitu bahwa:
a. Akumulasi batuan pada umumnya searah dengan aliran media transport, sehingga
kemiringan endapan mengakibatkan terjadinya perlapisan selang tindih (overlap)
yang dibentuk karena tidak seragamnya massa yang diendapkannya.
b. Endapan di atas suatu sedimen pada umumnya cenderung membentuk sudut
terhadap lapisan sedimentasi di bawahnya.
2.3
susunan berbagai jenis batuan serta hubungan antar batuan atau satuan batuan mulai
dari yang tertua hingga termuda menurut umur geologi, ketebalan setiap satuan
batuan, serta genesa pembentukan batuannya. Pada umumnya banyak cara untuk
menyajikan suatu kolom stratigrafi, namun demikian ada suatu standar umum yang
menjadi acuan bagi kalang anahli geologi didalam menyajikan koloms tratigrafi.
Penampang koloms tratigrafi biasanya tersusun dari kolom-kolom dengan atributatribut sebagai berikut: Umur, Formasi, Satuan Batuan, Ketebalan, Besar-Butir,
Simbol Litologi, Deskripsi/Pemerian, Fosil Dianostik, dan Linkungan Pengendapan.
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
Tabel 2.1 adalah kolom stratigrafi daerah Karawang Selatan, Jawa Barat
yang tersusun dari kiri ke kanan sebagai berikut: umur, formasi, satuan batuan,
symbol litologi, deskripsi batuan, dan lingkungan pengendapan.
Tabel 2.1 adalah kolom stratigrafi daerah Karawang Selatan, Jawa Barat
Kolom stratigrafi yang diperoleh dari jalur yang diukur siap dijadikan dasar
untuk :
1. Penentuan batas secara tepat dari satuan-satuan stratigrafi formal maupun
informal, yang dalam peta dasar yang dipakai terpetakan atau tidak, sehingga akan
meningkatkan ketepatan dari pemetaan geologi yang dilakukan di tempat dimana
dilakukan pengukuran tadi.
2. Penafsiran lingkungan pengendapan satuan-satuan yang ada di kolom tersebut
serta sejarah geologi sepanjang waktu pembentukan kolom tersebut.
3. Sarana korelasi dengan kolom-kolom yang diukur di jalur yang lain.
SITTI RATMI NURHAWAISYAH
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
F o r m a s i M a lla w a
F o rm a s i L a n g i
F o rm a s i M a ra d a
K o m p le k s B a tu a n A la s
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
III.
PROBLEM SET
1 Pertama menghitung ketebalan sesuai data slope dan dip yang telah ditentukan
2
yang tua.
Terakhir, memasukkan litologi, simbol, deskripsi batuan dan lingkungan
pengendapan pada kolom stratigrafi.
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
4.2 Pembahasan
Berdasarkan kolom stratigrafi dapat diketahui suatu litologi batuan dan
formasinya berdasarkan umur dari skala waktu geologi. Pada umur pliosen
merupakan Formasi Walanae yang ditandai dengan adanya batupasir yang
mempunyai warna lapuk kuning kecoklatan, warna segar putih kekuningan,
teksturnya klastik dengan ukuran butir -1/2 mm dan lingkungan pengendapannya
yaitu terendapkan di darat. Kemudian terdapat batu lempung dengan warna lapuk
cokelat, warna segar abu-abu, teksturnya klastik dengan ukuran butir <1/256 mm dan
lingkungan pengendapannya yaitu darat. Dan batunapal yang merupakan
batulempung yang mempunyai komposisi karbonat yang tinggi dengan warna abuSITTI RATMI NURHAWAISYAH
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
abu dan ukuran butir sangat halus hingga menengah dan lingkungan pengendapannya
yaitu darat.
Pada umur Miosen merupakan Formasi Camba yang ditandai dengan
adanya batubara yang mempunyai warna lapuk cokelat, warna segar hitam,
teksturnya non klastik dan lingkungan pengendapannya yaitu terendapkan di darat.
Kemudian terdapat batu lanau dengan warna lapuk cokelat, warna segar merah abuabu, teksturnya klastik dengan ukuran butir 1/256-1/16 mm dan lingkungan
pengendapannya yaitu darat. Serta terdapat batu pasir
Pada umur eosen merupakan Formasi Tonasa yang ditandai dengan adanya
batunapal batunapal yang merupakan batulempung yang mempunyai komposisi
karbonat yang tinggi dengan warna abu-abu dan ukuran butir sangat halus hingga
menengah dan lingkungan pengendapannya yaitu laut dangkal.
Pada umur paleosen merupakan Formasi Malawa yang ditandai dengan
adanya batupasir yang mempunyai warna lapuk kuning kecoklatan, warna segar
putih kekuningan, teksturnya klastik dengan ukuran butir -1/2 mm dan lingkungan
pengendapannya yaitu terendapkan di transisi. Kemudian terdapat batu lempung
dengan warna lapuk cokelat, warna segar abu-abu, teksturnya klastik dengan ukuran
butir <1/256 mm dan lingkungan pengendapannya yaitu darat. Dan batunapal yang
merupakan batulempung yang mempunyai komposisi karbonat yang tinggi dengan
warna abu-abu dan ukuran butir sangat halus hingga menengah dan lingkungan
pengendapannya yaitu darat. Serta terdapat sisipan batubara yang mempunyai warna
lapuk cokelat, warna segar hitam, teksturnya non klastik dan lingkungan
pengendapannya yaitu terendapkan di darat.
Pada umur Kapur merupakan Formasi Balangbaru yang dicrikan dengan
adanya batuserpih, batuserpih termasuk batuan sedimen nonkarbonat dengan warna
lapuk coklat sedangkan warna segarnya abu-abu kehijauan teksturnya klastik dengan
ukuran butir 1/256-1/16, batuserpih terendapakan dilingkungan pengendapan transisi.
Serta terdapat batupasir yang mempunyai warna lapuk kuning kecoklatan, warna
segar putih kekuningan, teksturnya klastik dengan ukuran butir -1/2 mm dan
lingkungan pengendapannya yaitu terendapkan di laut dangkal.
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa dengan membuat kolom stratigrafi kita dapat dengan mudah mengetahui umur
dan formasi berbagai jenis batuan dan kita juga dapat mengetahui cara menghitung
setiap ketebalan satuan batuan serta lingkungan pengendapan setiap batuan tersebut
V.2 Saran
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI
Saran saya kepada asisten agar lebih konsisten lagi dan jangan pernah bosan
untuk mendidik kami. Untuk Laboratorium agar disediakan tempat yang khusus
untuk melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Noor, Djauhari., 2009., Pengantar Geologi., Universitas Pakuan., Bogor.
Rasbin, Ode Rafsan., 2015., Laporan Praktikum Penampang Stratigrafi Terukur.,
Universitas Muslim Indonesia., Makassar
Tim penyusun., 2015., Penuntun Praktikum Stratigrafi., Universitas Muslim
Indonesia., Makassar.
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KOLOM STRATIGRAFI