Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kelompok 9 :
Abdul Ghani Sani Putra
1006680631
Andrew Alexander
1006680663
1006773811
Faiz Abdurrahman
1006773824
1006680953
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan jalan
Pembuatan pondasi
Perkerasan tanah
Pemasangan aspal
Pemasangan rambu
Kegiatan-kegiatan pendukung, seperti akomodasi perkantoran, fasilitas
workshop, penyimpanan bahan bakar dan pembuangan limbah.
BAB II
ISI
1.200 meter.
Code number 3; Panjang landas pacu = 1.200 meter atau lebih tetapi lebih kecil
1.800 meter.
Code number 4; Panjang landas pacu = 1.800 meter atau lebih.
Ilustrasi temuan kerusakan landasan pacu, gambar yang kiri menunjukkan terdapat lubang
dengan luas 2x4 meter dan kedalaman sekitar 2 cm. Sementara gambar kanan
menunjukkan keretakan yang terdapat pada landasan.
Hasil pemeriksaan audit proyek landasan pacu :
a. Kerusakan pada landasan pacu
Landasan pacu yang dibuat mengalami kerusakan yaitu lubang dan keretakan.
Padahal Landasan pacu seharusnya mengacu pedoman lokal (SNI) yang disesuaikan
dengan daerah kondisi lingkungannya. Hal ini wajib digunakan sebagai pertimbangan
desain ketika membangun (atau pengerjaan ulang besar) lapangan udara dan
pendukung operasi produksi yang dimiliki dan dioperasikan oleh Perusahaan dalam
jangka panjang secara permanen.
b. Perhitungan komposisi penggunaan material landasan tidak sesuai dengan
pelaksanaan di lapangan
Bandara Supadio telah selesai melakukan pekerjaan pelebaran landasan pacu. Hasil
Trial Mix atau komposisi campuran penggunaan material telah disepakati bersama
dengan Direktorat Teknis Bandara, Pengawas Lapangan, Satuan kerja maupun
pelaksana melalui Job Mix, hasil test laboratorium dan secara kualitas pekerjaan
pelebaran landasan pacu belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
spesifikasi teknis seperti perkerasan (CBR) aspal tidak memenuhi kriteria.
RencanaKerja
dan
Syarat-syarat
(RKS)
dan
Jadwal
Pelaksanaan
KegiatanKPA yang dituangkan dalam bentuk Bar chart dan Kurva S sesuaidengan
yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan No.KM 48 Tahun 1995
tentang Tata Cara tetap PelaksanaanPembangunan di lingkungan Departemen
Perhubungan.
6. Pembukuan
Pencatatan dan pembukuan keuangan telah dilaksanakan sesuaidengan Keputusan
Menteri Perhubungan No. Km.53 Tahun 1994tentang Tata cara Tetap Pelaksanaan
Administrasi Keuangan diLingkungan Departemen Perhubungan yaitu Buku Kas
Umum (BKU)dan Buku Pembantu seperti Buku Pengawasan Kredit per MAK,Buku
Bank, Buku Kas Tunai, dan Buku Pajak.
7. Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilaksanakan secara periodik berupa informasi realisasi
keuangan dan laporan hasil kegiatan.
8. Pengawasan Intern
Pengawasan intern dilakukan dalam bentuk:
a. Pengawasan oleh Kepala Satuan Kerja atas pelaksanaan pekerjaan pihak ketiga dan
pemeriksaan kas;
b. Rapat evaluasi mingguan pelaksanaan Satker yang diikutipersonil Satuan Kerja dan
pihak ketiga;
2.4.
kondisi lingkungan. Keretakan yang terjadi dapat mempengaruhi daya dukung dari struktur
jalan terlebih lagi bila didungung oleh pengaruh lingkungan yang terjadi pada saat konstruksi
maupun pada saat operasi. Pengaruh lingkungan yang dapat menjadi penyebab kerusakan
yang lebih awal adalah kondisi tanah dasar yang tidak memenuhi kriteria teknis seperti yang
diukur dengan nilai CBR, atau tanah yang memiliki sifat labil. Apabila perencana tidak
memperhitungkan dengan teliti faktor faktor tersebut maka sangat mungkin terjadi badan
jalan akan turun sesuai dengan mekanisme konsolidasi tanah dasarnya. Apabila penurunan
terjadi secara tidak merata, maka jalan akan menjadi rusak (failure), mulai dari tingkat
kerusakan ringan hingga kerusakan berat. Kerusakan akan menjadi lebih cepat terjadi dengan
gabungan beban berat overload- yang melalui segmen jalan tersebut. Pengamatan yang
cermat terhadap sifat tanah pada segmen sepanjang jalan sangat penting dalam mengurangi
kerusakan jalan khususnya kerusakan dini-.
Selain itu kerusakan perkerasan landas pacu akan mengakibatkan berkurangnya
keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi penerbangan. Dari segi keselamatan, kerusakan ini
dapat memperparah kondisi landasan pacu dan membuat pesawat mangalami kecelakaan.
Bila kerusakan ini tidak benar-benar diperbaiki kemungkinan besar di masa yang akan datang
kerugian yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki landasan pacu ini semakin besar. Dari
sisi kenyamanan tentu penumpang ingin melakukan transportasi udara menjadi khawatir dan
enggan memakai jasa pesawat untuk berpergian. Ada kemungkinan jumlah penghasilan yang
didapat dari bandar udara ini semakin berkurang karena semakin sedikitnya warga yang ingin
memakai transportasi udara ini.
2.5.
Penanggulangan dan Rekomendasi
A. Perkerasan Bandara
Perkerasan berfungsi sebagai tumpuan rata-rata pesawat rencana sehingga harus mampu
menahan beban dari pesawat, baik pada saat berhenti, berjalan, tinggal landas, maupun
mendarat. Perencanaan perkerasan struktural pada bandara dengan menentukan tebal
perkerasan dan bagian-bagiannya dan dapat menjamin bahwa penerapan beban diatasnya
tidak mengakibatkan kerusakan.
Struktur lapis perkerasan terbuat dari campuran agregat dengan bahan pengikat. Lapis
perkerasan tersebut terdiri dari :
1.
dan komposisi dari tebal perkerasan (Basuki, 1986). ICAO ( International Civil
Aviation Organization) menggunakan sistem penggolongan perkerasan untuk
menentukan kekuatan perkerasan suatu bandar udara berguna untuk menentukan
kelayakan suatu perkerasan melayani pesawat dengan type tertentu sesuai dengan
daya dukung perkerasan tersebut.
LCN (Load Classification Number ) adalah nilai yang menunjukkan beban
tertentu dari pesawat yang harus dipikul suatu sistem perkerasan bandara. LCN adalah
angka yang menunjukkan kekuatan dukung tanah dasar bandar udara terhadap
pesawat yang boleh beroperasi di bandara tersebut. Maka bila angka LCN perkerasan
lapangan terbang lebih besar daripada LCN pesawat, maka dapat disimpulkan
pesawat dapat mendarat di lapangan terbang tersebut dengan selamat.
Bermacam-macam tipe perkerasan rigid dan flexible telah diuji memakai test
bearing plate dengan rentang kontak area dari 200-700 in2 yang mewakili pesawatpesawat yang beroperasi di dunia saat ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
rentang kontak area itu, perkerasan rigid dan flexible mempunyai karakteristik beban
vs penurunan yang mirip.
3. Metode FAA ( Federal aviation administration )
Metode ini adalah metode yang paling umum digunakan dalam perencanaan
lapangan terbang. dikembangkan oleh Badan Penerbangan Federal Amerika.
Merupakan pengembangan dari metode CBR. Metode FAA memiliki kekurangan
dalam hal memperhitungkan investigasi kekuatan daya dukung tanah dasar dimana
metode ini hanya memperhitungkan statistik perbandingan kondisi lokal dari tanah
yang dihadapi di lapangan sedangkan kelebihan metode ini adalah tentang analisa
statistik perbandingan kondisi lokal dari tanah dimana metode ini memberikan
gambaran secara lengkap dan detail mengenai kondisi dan jenis-jenis tanah yang akan
di hadapi di lapangan serta metode ini cocok dipakai untuk segala cuaca dan berbagai
kelas tanah yang ada di lapangan
adalah
metode
perkerasan
fleksibel
dari
FAA (Federal
Aviation
tipe roda pendaratan dan berat yang berbedabeda, dengan demikian diperlukan
konversi ke pesawat rencana.
b. Hitung Equivalent Annual Departure
Equivalent Annual Depareture terhadap pesawat rencana dihitung dengan rumus :
W
LogR1=( LogR 2 ) 1
W2
( )
Dimana
1
2
f.
subbase, sehingga tebal subbase pun berubah. Material yang digunakan untuk base
adalah material P-209, Crushed Aggregate Base Coarse, dan material stabiasi P-304,
Cement Treated Base Coarse, sedangkan untuk lapisan subbase digunakan material P154 Subbase course dan material P-301 Soil Cement Base Course untuk Stabilizernya.
g.
itu
adalah
sistem
drainase
permukaan
dan
sistem
drainase
bawah
permukaan.Drainase yang terdapat pada bandara mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
1. Mengalirkan dan membuang air permukaan yang berasal dari bandara.
2. Mengalirkan dan membuang air bawah tanah yang berasal dari bandara.
Dalam merencanakan drainase bandara, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
Waktu konsentrasi, yaitu waktu yang digunakan oleh air untuk mencapai bak
C. Organisasi
Selain menenggulangi masalah teknis, yang perlu dilakukan adalah mengganalisis sistem
organisasi lebih lanjut. Terutama bila dikhawatirkan terjadinya kelalaian dalam proses
konstruksi sehingga menyebabkan landasan pacu yang dirancang untuk jangka waktu 25
tahun hanya bertahan selama 5 tahun. Pengecekan ini pula bertujuan untuk
membersihkan organisasi yang menyangkut masalah Bandar Udara dari unsur-unsur
korupsi terutama penyediaan material konstruksi dan pengurangan lebar landasan pacu.
Bila diperlukan maka tindakan hukum akan dilakukan untuk mengadili pihak-pihak yang
berbuat kejahatan pada proyek bandara ini.
D. Pelatihan
Direkomendasikan bahwa pelatihan harus dilakukan terhadap anggota staf dan khususnya
terhadap operator dan teknisi yang menerapkan instruksi kerja tersebut. Dimana hasil
yang diinginkan adalah pekerja yang professional sehingga peluang terjadinya kelalaian
semakin menipis.
E. Monitoring
Untuk monitoring akan dilakukan selama 5 tahunan untuk memastikan kondisi Landasan
pacu berfungsi dengan baik.
BAB III
KESIMPULAN
REFERENSI
http://blhkabsukabumi.files.wordpress.com/2011/11/bandara_komplit.pdf
http://eprints.undip.ac.id/33895/5/1834_CHAPTER_II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20510/3/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/20510
http://www.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2012/08/15008044-Gini-Arimbi.pdf
Yayasan keselamatan penerbangan. Standar Risiko Penerbangan Dasar