Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
UNIVERSITAS ANDALAS
RSUD ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGI
MAKALAH
PENYULUHAN KESEHATAN
DAGUSIBU
OLEH
MONA HERLINA YUZE, S.Farm (1441012080)
NORRIS SANDY, S.Farm (1441012119)
KATA PENGANTAR
Padang,
Juni 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
yang tidak diinginkan tersebut tentu saja dapat merugikan bagi masyarakat saat
menggunakan obat.
BAB II
ISI
Tempat yang paling tepat untuk mendapatkan obat adalah apotek. Pastikan
apotek yang didatangi terpercaya dan memiliki izin apotek. Apotek yang berizin akan
mencantumkan nomor Surat Izin Apotek (SIA) pada plang apotek. Apotek yang
berizin sudah memenuhi serangkaian persyaratan dan prosedur yang ditetapkan,
sehingga bisa dikatakan obat yang disimpan di dalam apotek terjaga kualitasnya.
Sebelum memberli obat, sebaiknya periksa kualitas kemasan dan kualitas
fisik produk obat tersebut untuk menjamin obat tersebut masih terjamin kualitasnya.
Periksa nama dan alamat produsen, apakah tercantum dengan jelas atau tidak. Teliti
dan lihat juga tanggal kadaluarsa produk obat tersebut.
Untuk keamanan dan kesembuhan, sebelum mengkonsumsi obat sebaiknya
menggali informasi tentang obat tersebut. Informasi itu dapat kita peroleh dari
apoteker di apotek tempat kita membeli resep tersebut. Ada beberapa hal penting
yang seharusnya ditanyakan kepada apoteker sebelum mengkonsumsi obat. Antara
lain
1.
Jenis obat
Tanyakan kepada apoteker jenis obat yang akan dibeli. Tanyakan juga obat
generiknya yang sama kualitasnya dengan harga yang lebih ekonomis untuk
menghemat
2. Waktu Mengkonsumsi
Tanyakanlah sejelas-jelasnya kepada apoteker tentang waktu yang dianjurkan
dalam mengkonsumsi obat yang kita beli. Misalnya, sebelum makan atau
sesudah makan; sebelum tidur atau pada waktu mau tidur; pagi, siang atau sore.
3. Interaksi Obat dan Makanan
Interaksi antara obat dan makanan dapat membuat suatu jenis obat kurang
kemanjurannya atau bahkan mengakibatkan efek samping yang serius. Karena itu
sebelum mengkonsumsi obat, tanyakanlah kepada apoteker tentang jenis
makanan yang dipantangkan ketika anda mengkonsumsi obat yang anda beli.
Obat memang tidak selamanya harus dibeli di apotek. ada beberapa jenis
obat yang dapat kita beli di Toko Obat Berizin yang tersedia asisten apotekernya
Jenis obat ini hanya boleh dijual di apotek dan toko obat berijin.
Obat
Keras/Ethical
Merupakan obat yang hanya boleh di berikan dengan
resep
1.
Minum sesuai dengan petunjuk / aturan yang terdapat dalam kemasan obat
Obat jenis antiboitik harus diminum sampai habis untuk mecegah timbulnya
resistensi
Berbagai jenis obat jangan dicampur dalam satu wadah untuk mencegah
kekeliruan
Obat Oral
Obat ora paling baik diminum bersama dengan satu gelas air putih
Apabila obat dalam bentuk cair gunakan sendok takar dan perhatikan jumah
yang harus diminum.
Jika mendapat kesulitan dalam meminum obat dalam sediaan yang diberikan,
hubungi dokter dan apoteker untuk minta sediaan yang sesuai.
1. Bila obat sirup untuk meredahkan gejala seperti demam, batuk, pilek, alergi,
mual muntah tidak langsung habis dan gejala sudah hilang pemberian obat
dihentikan. Tapi obat sirup yang sudah dibuka hanya aman digunakan untuk
waktu maksimal dua bulan, dengan catatan cara penyimpanannya sudah benar
dan kondisi obat tidak berubah, baik warna atau tekstur (menggumpal/tidak).
Serta, berat badan atau usia bayi/anak tidak jauh berbeda saat obat tersebut
diberikan. Jangan berpatokan pada penunjuk kedaluarsa, karena expired
date merupakan patokan masa obat sebelum dibuka segel tutupnya.
2. Untuk sediaan sirup kering, biasanya sirup antibiotik, umur sirup lebih pendek
lagi yaitu hanya mencapai tujuh hari setelah ditambahkan air sesuai volume yang
dikehendaki.
3. Obat sirup antibiotik harus diminum sampai habis untuk menghindari
resistensi/kekebalan kuman terhadap antibiotik.
4. Perhatikan aturan minum dari obat tersebut. Bacalah kotak kemasan label atau
brosur yang menyertai sediaan sirup. Karena banyak informasi penting seperti
dosis, cara penyimpanan yang dianjurkan, reaksi yang mungkin timbul dan
sebagainya.
5. Minumlah obat sirup sesuai aturan minum yang dianjurkan. Apabila 2x sehari
berarti obat diminum tiap 12 jam, apabila 3x sehari, berarti obat harus diminum
tiap 8 jam. sedangkan apabila 4x sehari, berarti obat diminum tiap 6 jam.
Demikian juga dengan aturan minum sebelum dan sesudah makan.
6. Selalu cuci bersih sendok sirup atau pipet tetesnya sebelum dan sesudah
digunakan, gunakan sendok atau pipet dalam keadaan kering.
7. Ikuti takaran obat, bila takaran sendok teh berarti sejumlah 5 mL, jika dalam
takaran sendok makan berarti 15 mL.
8. Kocok dahulu sebelum digunakan agar obat tercampur dengan merata.
9. Minum obat dengan air putih hangat.
10. Jika obat yang diberikan langsung dimuntahkan, bisa memberikan lagi dengan
dosis yang sama. Namun jika si kecil muntah setelah 30 menit, tidak perlu
mengulangi, karena usus akan menyerap sebagian besar obat pada waktu 30 - 45
menit setelah pemberian.
Obat ini termasuk obat steril, maka untuk mencegah kontaminasi, ujung wadah
obat jangan terkena permukaan lain dan tutup rapat sesudah digunakan.
Obat yang telah terbuka dan dipakai tidak boleh disimpan > 30 hari untuk
digunakan lagi, karena mungkin sudah terkontaminasi kuman.
Ujung wadah sediaan tidak boleh terkena benda lain, agar tidak
terkontaminasi.
Cara penggunaan obat ini dimulai dengan memiringkan kepala atau berbaring
miring, lalu telunjuk diletakkan didepan tragus, dan mendorong ke depan,
sedangkan ibu jari dan jari tengah menjepit daun telinga dan menariknya keatas
(dewasa) atau kebawah (anak-anak). Kemudian teteskan obat, dan biarkan
beberapa menit.
Supositoria
Cara penggunaan dimulai dengan mencuci tangan, lalu buka bungkusnya dan
lunakkan supositoria dengan air. setelah berbaring, masukkan supositoria ke
dalam anus dengan jari. Jika supositoria terlalu lunak sebelum digunakan
masukkan ke lemari es atau rendam dahulu dalam air dingin. Cucilah tangan
setelah memasukkannya.
Aturan Penyimpanan
Guna memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya disimpan di
tempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya. Dan
hendaknya di suatu tempat yang tidak bisa dicapai oleh anak2, agar jangan dikira
sebagai permen berhubung bentuk dan warnanya kerapkali sangat menarik. Obat-obat
tertentu harus disimpan di lemari es dan persyaratan ini selalu dicantumkan pada
bungkusbya, mis. Insulin
Lama Penyimpanan Obat
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara
menyimpannya. Obat yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena
bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan lembab. Maka itu terutama obat
tetes mata, kuping dan hidung, larutan, sirup dan salep yang mengandung air/krim
sangat terbatas jangka waktu kadaluwarsanya. Pada obat-obat biasanya ada
kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur.
Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat
menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Apalagi bila wadah sering dibukatutup. mis. dengan tetes mata, atau mungkin bersentuhan dengan bagian tubuh yang
sakit, mis. pipet tetes mata, hidung atau telinga. Oleh karena itu obat hendaknya
diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah obat perlu ditutup
kembali dengan baik, juga membersihkan pipet/sendok ukur dan
mengeringkannya. Di negara2 maju pada setiap kemasan obat harus tercantum
bagaimana cara menyimpan obat dan tanggal kadaluwarsanya, diharapkan bahwa di
kemudian hari persyaratan ini juga akan dijalankan di Indonesia secara menyeluruh.
Akan tetapi, bila kemasan aslinya sudah dibuka, maka tanggal kadaluwarsa tsb tidak
berlaku lagi. Dalam daftar di bawah ini diberikan ringkasan dari jangka waktu
penyimpanan dari sejumlah obat, bila kemasannya sudah dibuka. Angka2 ini hanya
merupakan pedoman saja, dan hanya berlaku bila obat disimpan menurut petunjuk2
yang tertera dalam aturan pakai
Yang termasuk pada proses degradasi antara lain hidrolisis, oksidasi dan
degradasi oleh cahaya. Namun demikian, meskipun semua faktor yang
menyebabkan degradasi berhasil dikontrol (obat aman dari hal-hal yang dapat
menyebabkan degradasi), pada kenyataannya degradasi pasti akan terjadi,
namun dengan lebih lambat.
o Hidrolisis
Kecepatan hidrolisis dipengarusi oleh keberadaan air dan dapat dikurangi
dengan mengurangi paparan dengan air. Sebagai contoh, antibiotik
amoksisilin memiliki beberapa bentuk sediaan, yang hampir kesemuanya pasti
pernah diresepkan oleh dokter, yaitu tablet, kapsul, sirup bubuk (yang belum
diberi air) dan injeksi (obat suntik). Seluruh sediaan itu paling tidak memiliki
masa tenggang sekitar 2 tahun sebelum kadaluarsa. Namun demikian, setelah
sirup bubuk diberi air (setelah diresepkan, tentunya obat-obatan dibuat di
apotek menjadi bentuk yang dapat langsung dikonsumsi, misalnya sirup
bubuk langsung dibuat menjadi sirup cair), masa tenggang obat tersebut
tinggal 14 hari pada penyimpanan di suhu ruangan (25 derajat Celsius). Bila
obat disimpan pada kondisi udara yang panas, maka masa tenggang obat
tersebut dapat menjadi berkurang drastis hingga 7 hari saja.
Sedangkan untuk obat injeksi (obat suntik), Setelah dibuka harus langsung
digunakan. Hal ini dikarenakan pada sirup yang telah dibuat cair telah dibuat
sedemikian rupa sehingga pH didalam sirup cair tersebut dapat meminimalisir
hidrolisis (pH buffer), sedangkan pada amoksisilin injeksi merupakan cairan
tanpa adanya pH buffer.
o Oksidasi dan fotodegradasi
Sebagian obat bereaksi dengan oksigen, sehingga dengan hanya dibuka
(sehingga obat berinteraksi dengan udara bebas yang mengandung oksigen)
Alasan
manufaktur)
1 bulan
dapat terkontaminasi
Memindahkan wadah dapat
menyebabkan kontaminasi
individual
Krim/ointment
memberikan
3 bulan
produk
Kontainer tertutup, isi tidak
berbentuk tube
lingkungan luar
Kontainer tertutup, isi tidak
pompa untuk
manufaktur
krim/ointment
Tablet/kapsul dalam
2 bulan
lingkungan luar
Tidak ada tanda yang
(dimasukkan ke dalam
wadah harian)
Tablet/kapsul/cairan
yang dimasukkan ke
obat
farmasi
Pak bagian dari
pada kemasan,
pada farmasi
lingkungan luar
aslinya
kadaluarsa
Paparan cairan terhadap
aslinya
manufaktur
menyebabkan kontaminasi
Rekomendasi manufaktur
telinga, hidung
Inhaler (obat hirup)
manufaktur
Insulin
lingkungan luar
Penutup steril sudah terbuka
Simpan di tempat sejuk, kering dan terhindar dari sinar matahari langsung (di
kulkas bila ada petunjuk khusus)
Simpan dalam kemasan aslinya dan dalam wadah tertutup rapat. Jangan pernah
mengganti kemasan botol ke botol lain.
Jangan menyimpan kapsul atau tablet di freezer, tempat panas dan/atau lembab
karena dapat menyebabkan obat tersebut rusak.
Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin kecuali
disebutkan pada etiket atau kemasan obat
Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama karena
perubahan suhu dapat merusak obat tersebut
o Obat minum dan obat luar harus disimpan terpisah. Simpanlah botol obat di
tempat yang kering atau kotak khusus.
o Simpan obat pada tempat yang tidak mudah dijangkau anak-anak.
o Jangan meletakkan obat dalam mobil dalam jangka waktu lama karena
o
o Hindari obat dari paparan sinar matahari atau cahaya secara langsung Biasanya
botol sirup sudah didesain kedap cahaya dengan warna botol yang gelap/coklat
tua.
Obat dapat berubah kestabilannya karena waktu, untuk itu jangan digunakan
lagi bila :
2.
Jika instruksi tidak diberikan, obat dapat dibuang ke tempat sampah. Namun,
sebelum membuang ke tempat sampah, ada beberapa hal yang harus dilakukan,
yaitu antara lain:
3.
Hilangkan informasi seputar obat dan keluarkan obat dari kemasan aslinya.
Hal ini akan melindungi identitas dan privasi mengenai keadaan kesehatan kita.
Selain itu, hal tersebut juga berguna untuk menghindari terjadinya
penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab (misalnya
penjualan kembali obat-obatan tersebut setelah dikumpulkan oleh pemulung).
Hal yang bisa dilakukan misalnya dengan mengeluarkan tablet atau kapsul dari
strip atau blisternya (lebih baik bila obat juga dihancurkan), dan jika obat berupa
sirup atau cairan, keluarkan dari botolnya.
4.
Campur obat-obat tersebut dengan air, garam, kotoran, pasir, ampas kopi, atau
bahan-bahan lain yang tidak diinginkan. Hal ini untuk menghindari terjadinya
pengambilan obat oleh orang lain (misalnya pemulung), anak kecil, hewan, dan
sebagainya.
5.
Taruh semua obat tersebut dalam wadah tertutup, misalnya dalam kantung
plastik atau wadah lainnya yang ditutup rapat dan disegel dengan kuat. Hal ini
dilakukan untuk mencegah obat tersebut bocor atau keluar dari kantong sampah.
Selain itu juga untuh mencegah terjadinya penyalahgunaan.
6.
Masukkan kemasan obat seperti botol yang sudah tidak terpakai dan sudah
dihilangkan semua informasinya ke dalam wadah yang tertutup (tidak tembus
pandang), seperti trash bag, lalu tutup dengan rapat dan disegel dengan kuat.
Untuk kemasan seperti strip dan blister, sebaiknya kemasan dirusak terlebih
dahulu dengan cara merobek atau menggunting-guntingnya sebelum dimasukkan
ke kantong sampah. Lagi-lagi hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
7.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat masih
menjadi masalah bagi masyarakat indonesi. Masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat
dengan benar. Hal ini dapat meningkatkan terjadinya masalah yang tidak diinginkan
dalam pemakaian obat pada pasien.
IAI mengadakan program DAGUSIBU (DApatkan, GUnakan, SImpan dan
BUang) obat bagi masyarakat Indonesia sehingga masyarakat bisa mendapatkan,
menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan benar dan dapat mencegah
terjadinya hal yang tidak diinginkan terjadi pada pasien.
3.2. Saran
Pendidikan/penyuluhan kesehatan perlu ditingkatkan dan dilaksanakan
secara intensif kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat tentang cara
mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan benar agar
masyarakat dapat mendapatkan efek yang maksimal dari pengobatan yang
didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
NHS, Sheffield clinical Commisioning Group. Good Practice Guidance for Care
Homes Expiry dates. 2013.
Bilal, S. Care Home Prescribing Support Pharmacist. In: NHS, Berkshire East Good
Practice Guidance 4: Expire Dates for Medication. Issue date: Dec 2012.
Review date: Dec 2014.2.
Dawson, M. Expiry Dates. Aust Prescr;17.1994. 46-8.
NHS, Oxfordshire Clinical Commissioning Group. Good Practice GuidanceQ:
Guidance on the Expiry Dates and Storage of Medicine in Care Homes (with
or without Nursing). Date of Review: Nov 2014
Health Quality and Safety Commision New Zealand. Medicine Expiry Dates- What
do They Mean?. In: Medication Safety Watch: Issue 5, February 2013.