Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Di Susun Oleh :
Nama
NIM
: (010215A003)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pendidikan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah saya masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
dan B, berarti kita juga harus mengakui adanya suatu jumlah tak terbatas karena
akan senantiasa terdaat titik diantara titik-titik itu, dan demikian seterusnya. Jika
banyaknya titik itu tak terbatas, jarak yang tak terbatas antara A dan B tidak
mungkin dapat terlintasi. Akan tetapi, ternyata orang dapat berjalan dari A ke B,
dan itu berarti bahwa jarak A ke B dapat dilintasi. Jika jarak A ke B dapat
dilintasi, pastilalah jarak A ke B itu tidak terbatas. Oleh kerena itu, hipotesis
semula, yang menyatakan bahwa ada banyak titik yang terdapat diantara titik A
dan B adalah tidak benar. Jadi, jelas bahwa pluralitas itu absurd, tidak masuk
akal dan mustahil.
Parmenides juga pernah mengatakan bahwa tidak ada ruang kosong,
yang berarti bahwa yang ada tidak berada dalam ada yang lain karena yang ada
senantiasa mengisi seluruh tempat. Untuk membuktikan kata-kata gurunya itu,
Zeno mengatakan bahwa seandainya ada ruang kosong, ruang kosong itu berada
dalam ruang kosong yang lain dan ruang yang kosong itu berada dalam ruang
yang kosong pula dan dimikian seterusnya tidak terbatas. Itu berarti senantiasa
ada ruang didalam ruang. Oleh karena itu, jika dikatakan yang ada berada dalam
ada yang lain, jelaslah bahwa pernyataan itu tidak benar. Yang benar adalah yang
ada tidak berada dalam ada yang lain. Tegasnya, ruang kosong itu tidak mungkin
berada dalam ruang kosong yang lain karena yang ada itu senantiasa mengisi
seluruh tempat sehingga hipotesis yang mengatakan bahwa ruang kosong itu ada
merupakan sesuatu yang absurd.
Permanides pun pernah mengatakan bhawa jika ruang kosong itu tidak
ada, berarti bahwa gerak pun tidak ada. Ini karena jika dikatakan bahwa gerak
itu ada, berarti ruang kosong pun harus ada karena gerak hanya mungkin terjadi
apabila ada ruang kosong. Untuk membuktikan kebenaran ajaran gurunya itu,
Zeno mengemukakan empat contoh sebagai berikut:
1) Dikotomi paradoks. Zeno mengatakan bahwa apabila ada ruang kosong
yang membuat suatu jarak tertentu, sesungguhnya jarak itu tidak
terbatas. Jarak itu tak terbatas karena dapat dibagi lagi kedalam jarakjarak tertentu yang juga tak terbatas jumlahnya karena jarak-jarak
tertentu itu pun masih dapat dibagi lagi ke dalam titik yang tidak ada
habis-habisnya. Jika memang ada gerak, pelaku gerak yang hendak
menempuh suatu jarak terlebih dahulu harus menempuh setengah jarak
dari jarak itu sehingga ketitik-titik yang tak terbatas, sehingga tentu saja
si pelaku gerak itu tidakkan pernah sampai di garis akhir dari jarak
yanng hendak ditempuhnya. Jika demikian, sesungguhnya gerak itu
merupakan suatu yang absurd.
2) Akhilles, si juara lari. Apabila Akhilles, sijuara lari dalam mitologi
yunani, hendak bertanding lari dengan seekor kura-kura yang
ditempatkan dalam jarak tertentu di depan akhilles, kendati akhilles
dapat gerlari bagaikan kilat, ia rtidak pernah dapat menyusul, apalagi
melewati kura-kura itu. Kura-kura itu senantiasa berada didepan
Akhilles. Karena seandainya akhilles dapat mengayunkan dua puluh
langkah ketika kura-kura mengayunkan satu langkah, maka sesudah
Akhilles mengayungkan dua puluh langka, si kura-kura telah berada satu
langkah didepan Akhilles. Jikalau Akhilles terus maju dua puluh langkah
lagi, si kura-kura telah berada seperdua puluh langkah di depan Akhilles
dan demikian seterusnya sampai tak terhingga. Jadi Akhilles tidak akan
d. Komentar :
Metode yang dikembangkan oleh Zeno sangat berguna dalam suatu perdebatan
karena dengan metode itu ia telah memberi dasar yang kokoh bagi argumentasiargumentasi yang rasional dan logis. Selain itu juga metode-metode yang di temukan
oleh Zeno merupakan penemuan baru yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.
dialog sokratik. Dari dialog-dialog tersebut memang harus diakui bahwa betapa sulitnya
membedakan mana yang merupakan gagasan pemikiran sokrates yang murni dan mana
yang merupakan gagasan dan pemikiran Plato. Yang jelas adalah plato, yang begitu
mengaguimi sokrates, hendak mengabadikan gurunya itu lewat dialog-dialognya,
sehingga lewat dialog-dialognya ynag pertama Plato berupaya menampilkan Sokrates.
Baru kemudian dalam dialog-dialog yang ditulisnya usia lebih lanjut, Plato mulai
mengembangkan pemikiran dan gagasannya sendiri.
Lewat berbagai karya tulis Plato, yang terlihat jelas ialah bahwa pemikiranpemikiran Sokrates terpusat pada manusia. Dengan kata lain, manusia menjadi titik
perhatian paling utama dalam filsafat sokrates. Sambil menempatkan manusia di pusat
perhatian filsafatnya, Sokratres berangkat dari kehidupan sehari-hari yang konkrit.
Sokrates menolak subjektivisme dan relativisme dari kaum sofis yang menyebabkan
timbulnya skeptisisme. Bagi Sokrates, kebenaran objektif yang hendaknya dicapai
bukanlah semata-mata untuk membangun suatu ilmu pengetahuan terotis yang abstrak,
tetapi justru untuk meraih kebijakan karena, menurut sokrates, filsafat adalah upaya
untuk mencapai kebijakan. Kebijakan itu harus tampak lewat perilaku manusia yang
pantas, yang baik dan terpuji. Kebijakan mengantar manusia ke gerbang kebahagian
sejati. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa siapa mengetahui dan oleh sebab itu
memiliki kebenaran objektif dan bertingkah laku sesuai dengan kebenaran objektif itu,
merekalah yang dapat mencapai kebenaran sesungguhnya.
Untuk mencapai kebenaran objektif itu, sokrates menggunakan suatu metode
yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang amat erat digenggamnya. Sokrates begitu
yakin bahwa pengetahuan akan kebenaran objektif itu tersimpan dalam jiwa setiap
orang sejak masa praeksistensinya. Karena itu, Sokrates tidak pernah mengajar tentang
kebenaran itu, melainkan berupaya menolong untuk mengungkapkan apa yang memang
ada dan tersimpam di dalam jiwa seseorang. Sokrates mengatakan bahwa seperti apa
yang dilakukan oleh ibunya,yang sering menolong orang melahirkan ( ibunya seorang
bidang ), demikianlah pula yang dilakukannya. Ia menolong orang untuk melahirkan
pengetahuan kebenaran yang dikandung oleh jiwanya. Sokrates merasa terpanggil untuk
melakukan tugas yang mirip dengan tugas ibunya itu, maka cara yang digunakannya
pun disebutnya maieutika tekhne (teknik kebidanan).
Sokrates memperaktekan teknik kebidanan itu lewat percakapan. Sokrates
senantiasa menggunakan setiap kesempatan untuk berdialog dengan siapa saja yang
berjumpa dengan dia. Lewat percakapan demikian itulah ia melihat dengan jelas adanya
kebenaran-kebenaran individual yang ternyata bersipat universal. Dengan demikian, ia
telah memperkokoh dasar berfikir induktif yang kemudian akan kembangkan oleh para
pemikir lainnya.
Dalam dialog-dialog yang dilakukannya, Sokrates melibatkan diri secara aktif
dengan menggunakan argumentasi rasional yang didukung oleh analisis yang cermat
tentang apa saja, dalam menunjukian perbedaan, pertentangan, penolakan, menyaring,
membersihkan, serta menjelaskan keyakinan dan pendapat demi lahirnya kebenaran
objektif. Lewat dialog-dialog kritis serupa itulah, Sokrates berupaya mengiring orang
untuk menemukan kebenaran yang sesungguhnya.
Karena sokrates selalu mengajak orang untuk bercakap-cakap. Metode yang
digunaknnya itu disebut metode dialektik. Istilah dialektika berasal dari kata kerja
yunani dialegesthai, yang berarti bercakap-cakap. Kata dialektik sdalam ungkapan
metode dialektik Sokrates memiliki arti yang sangat dekat dengan arti harfiah kata
yunani tersebut. Ada pula yang menyebut metode dialektik sebagai metode intorogasi
dialog-dialog
awal, disebut
juga
sebagi
peride
penyelidikan (inquiri);
2) Priode
dialog-dialog
pertengahan, disebut
juga
sebagai
prode
spekulasi/pemikiran(speculation)
3) priode dialog-dialog akhir, disebut juga sebagai prode kritisisme,
penilaian, dan aplikasi (critisem, apparasial, and application).
Dalam dialog-dialog awal, khususnya Hippias, Gorgias, Protagoras,
Euthydemus, Meno, minor dan Cleitophon, Plato menyanggah para sofis yang
menolak spekulasi, sains, teori etika dan tradisi.
Dalam dialog-dialog pertengahan terlihat berkembang suatu filsafat
sistematis. Hasil-hasil pemikiran yang begitu abstrak melahirkan teori-teori
yangdituangkan kedalam enam tema pokok, yaitu:
c. Pendapat :
Aristoteles (384-322 SM) mengatakan bahwa ada dua metode yang dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran
baru. Kedua metode ini disebut metode induktif dan deduktif. Induksi (epagogi) ialah
cara menarik konklusi yang bersifat umum dari hal-hal yang khusus. Adapun deduksi
(apodiktik) ialah cara menarik konklusi berdasarkan dua kebenaran yang pasti dan tidak
diragukan, yang bertolak dari sifat umum ke khusus. Indsuksi berangkat dari
pengamatan dan pengetahuan indrawi yang berdasarkan pengalaman, sedangkan
deduksi sebaliknya terlepas dari pengamatan dan pengetahuan indrawi yang
berdasarkanpengalaman itu.
Pertama-tama,
ditetapkan
suatu
kebenaran
universal
dan
kemudian
menjabarkannya pada hal-hal yang khusus. Dengan kata lain, sesudahsuatu ketentuan
umum yang ditetapkan, barulah kemudian berdasarkan ketentuan umum itu ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus atas kasus tertentu.
Immanuel kant mengatakan bahwa logika yang diciptakan oleh Aristoteles sejak
semula sudah begitu sempurna sehiongga tidak mungkin bertambah sedikit pun.
Kendati demikian, perlu juga diperhatikan kecaman betrand Russell yang mengatakan:
Aristoteles bersikeras mengatakan bahwa wanita mempunyai gigi yang lerbih
sedikit daripada pria, padahal kendati dia pernah dua kali kawin, tidak pernah terlintas
dibenaknya untuk menguji pendapatnya dengan meneliti mulut-mulut istrinya itu.
Tentu saja itu tidak berarti mengecilkan jasa Aristoteles yang harus
diakui memang luar biasa bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
d. Komentar :
Menurut pendapat saya, apa yang dijelaskan oleh Aristoteles lebih realistis
karena ia menekankan pada bukti fakta, hal yang konkret atau nyata. Selain itu ide lahir
dari pengamatan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Ide tentang bentuk kursi muncul
ketika manusia melakukan pengamatan dan menyimpulkan seperti apa bentuk kursi itu.
Realita menurut Aristoteles adalah apa yang tertangkap oleh indra dan inilah yang
mewakili bentuk sebenarnya. Akal tidak mengandung ide bawaan, tetapi akal lah yang
mengabstrasikan ide dalam benda yang ditangkap oleh panca indra. Cara berpikir ilmiah
itu selaras dengan metode logia, sebab logika tidak lain dari berpikir secara teratur
menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab akibat.
c. Pendapat :
Platinos (205-270) yang berumur 65 tahun adalah seorang filsuf Neoplatonis.
Bahkan, sesungguhnya Plotinoslah yang mendirikan neoplatonisme dan sekaligus
merupakan tokoh pemikir neoplatonisme yang terbesar. Plotinos lahir di Mesir sejak
tahun 231 sampai 242 belajar filsafat pada Ammonius Sakkas. Kemudian pada tahun
245 Plotinus mulai mengajar filsafat di Roma sampai pada tahun 268. Karya-karyanya
ditulis sejak tahun 253 sampai 270, yang meliputi semua cabang filsafat kecuali politik.
Karya-karya tulisnya itu kemudian diterbitkan oleh muridnya, Porphyrios, yang
menyusunnya menjadi enam buah buku, dan setiap buku terdiri dari sembilan bab. Oleh
sebab itu bentuk yang digunakan Porphyrios untuk menerbitkan karya tulis
gurunya disebut Enneades (enna = 9).
Filsafat
Plotinos
didasarkan
pada
ajaran
Plato,
khususnya
mengenai
ide kebaikan selaku ide yang tertinggi dalam dunia ide Plato, yang juga menjadi sumber
dan dasar segala ide yang lain. Karena Plotinos menggunakan istilah-istilah dan
mengembangkan dasar-dasar pemikiran Plato, filsafat Plotinos disebut neoplatonisme.
Akan tetapi, tidak berarti Platinos hanya mengenal filsafat Plato. Platinos telah
mempelajari seluruh filsafat yang sudah ada dan yang sedang berkembang pada masa
itu, dan bahkan sesungguhnya filsafat Platinos merupakan sintesis dari semua filsafat
yang mendahuluinya kendati memang terlihat dengan jelas bahwa pengaruh Platonisme
sangat dominan.
Ide kebaikan atau yang sangat baik, selaku ide tertinggi bagi Plato, oleh
Platinos disebut to hen (yang esa/the one). Yang esa itu adalah yang
awal atau yang pertama, yang palingbaik, yang paling tinggi, dan yang kekal.
Yang esa itu tidak dapat dikenal oleh manusia karena ia tidak dapat
dibandingkan atau disamakan dengan apapun juga. Yang esa itu adalah pusat
daya dan pusat kekuatan. Seluruh realitas berasal dari pusat itu lewat suatu
proses mengalir keluar atau pencaran. Proses mengalir keluar atau pancaran itu
disebut emanasi. To hen itu bagaikan matahari yang memancarkan sinarnya, dan
pemancaran sinar itulah yang serupa dengan proses emanasi. Kendati telah
terjadi proses emanasi, yang esa itu tidak pernah berkurang atau berubah. Yang
esa itu tidak pernah terpengaruh oleh proses emanasi.
Menurut Platinos, dalam proses emanasi, yang pertama mengalir keluar
dari yang esa itu ialah nous. Nous sangat sulit diterjemahkan. Ada yang
menerjemahkannya dengan budi, ada pula yang menyebutnya dengan akal, dan
ada pula yang menyebutnya roh. Nous itu berada paling dekat dengan to hen.
Nous merupakan gambaran atau bayang-bayang dari to hen.
Kemudian dari nous mengalir keluar sesuatu yang oleh Platinos
disebut psykhe atau jiwa. Psykhe merupakan sesuatu yang memiliki tingkatan
lebih rendah dari nous. Psykhe berada di perbatasan antaranous dan materi.
Oleh
sebab
itu
penghubung
antara
nous
dapat
juga
yang
dikatakan
yang
dikatakan
gelap, atau
pula
manusia
meninggalkan terang
yang
mutlak dan
masuk
ke
dalam kegelapan yang mutlak, maka untuk mencapai kebenaran manusia harus
menempuh jalan sebaliknya. Yaitu meninggalkan kegelapan yang mutlak, lalu
berjalan menuju terang yang mutlak.
Bagi Plotinos, kesatuan mistis dengan to hen merupakan kebenaran
sejati. Agar kesatuan mistis itu dapat terwujud, manusia harus berani berfikir
tanpa berorientasi pada hal-hal indrawi yang merupakan penghambat dalam
upaya pembebasan dari ketertarikan dengan materi yang gelap. Lewat
kontemplasi, tercapainya kesatuan mistis dengan to hen.
Filsafat Plotinos merupakan suatu sistem yang hendak menjelaskan asal
mula dan tujuan seluruh realitas, termasuk manusia. Oleh sebab itu, filsafatnya
bukan hanya merupakan suatu doktrin, melainkan juga merupakan suatu way of
life. Filsafat Plotinos merupakan jalan pembebasan dari keterikatan dengan
materi yang merupakan penyimpangan dari kebenaran, menuju kesatuan mistis
dengan to hen yang adalah kebaikan dan kebenaran mutlak, lewat kontemplasi.
Karena itu, metode Plotinos disebut metode kontemplatif mistis.
d. Komentar :
c. Pendapat :
Satu hal yang membuat Descartes sangat terkenal adalah bagaimana dia
menciptakan satu metode yang betulbetul baru didalam berfilsafat yang kemudian dia
beri nama metode keraguan atau kalau dalam bahasa aslinya dikatakan sebagai Le
Doubte Methodique. Berdasarkan metode ini, berfilsafat menurut Descartes adalah
membuat pertanyaan metafisis untuk kemudian menemukan jawabannya dengan sebuah
fundamen yang pasti, sebagaimana pastinya jawaban didalam matematika.
Keraguan sendiri adalah keadaan seimbang antara penegasan (affirmasi) dan
pengingkaran (negasi). Dalam kehidupan seharihari, keraguan lebih sering ditemui saat
kita akan mengambil sebuah keputusan. Walaupun praktik yang dilakukan filsuf dengan
kita berbeda namun pengambilan keputusan itu pada dasarnya berada pada level yang
sama sebagai suatu jalan dalam menemukan kebenarankebenaran sebuah putusan.
Meragukan sesuatu adalah berpikir tentang sesuatu, dengan demikian bisa
dikatakan bahwa kepastian akan eksistensi kita bisa dicapai dengan berpikir. Descartes
kemudian mengatakan cogito ergo sum atau kalau dalam bahasa aslinya dikatakan Je
pense donc je suis yang artinya adalah aku berpikir maka aku ada.
Dengan metode keraguan ini, Descartes ingin mengokohkan kepastian akan
kebenaran, yaitu cogito atau kesadaran diri. Cogito adalah sebuah kebenaran dan
kepastian yang sudah tidak tergoyahkan lagi karena dipahami sebagai hal yang sudah
jelas dan terpilahpilah ( claire et distincte).
Metode Keraguan (Skeptisisme) berawal dari pemikiran bahwa untuk
menemukan basis yang kuat bagi filsafat, ia meragukan (skeptis) terlebih dulu terhadap
segala seuatu yang dapat diragukan. Mulamula ia meragukan semua yang dapat
diindera, obyek yang sebenarnya tidak mungkin diragukan. Inilah langkah pertama
metode skeptis terebut. Dia meragukan adanya badannya sendiri, keraguan itu menjadi
mungkin karena pada pengalaman mimpi, halusinasi, ilusi, dan juga pada pengalaman
dengan roh halus ada yang sebenarnya tidak jelas. Di dalam mimpi seolaholah
seseorang mengalami sesuatu yang sungguhsungguh terjadi, persis seperti tidak mimpi.
Jika orang ragu terhadap segala sesuatu, maka dalam keraguraguan itu jelas ia ada
sedang berfikir. Sebab yang sedang berfkir itu tentu ada dan jelas terang benderang
Corgito Ergo Sum (saya berfikir, maka jelaslah saya ada).
Metode keraguan Descartes bukanlah tujuannya. Tujuan metode ini bukanlah
untuk mempertahankan keraguan, sebaliknya metode ini bergerak dari keraguan menuju
kepastian. Keraguan Descartes hanya digunakan untuk menjelaskan perbedaan sesuatu
yang dapat diragukan dari sesuatu yang tidak dapat diragukan.
Lebih lanjut descartes mengatakan bahwa sumber kebenaran ialah rasio. Hanya
rasio sajalah yang dapat membawa seseorang kepada kebenaran, yang benar hanyalah
tindakan akal yang terang benderang yang disebutnya Ideas, Claires at Distinctes
(pemikiran yang terang benderang dan terpilahpilah). Idea terang benderang ini
pemberian Tuhan sebelum dlahirkan Idea innatal = ide bawaan).
Descartes mengembangkan metode filsafat keraguan ini dengan tahaptahap rinci
yang bisa kita lewati. Oleh karena itu, metode yang dikembangkan oleh Descartes ini
biasa disebut juga sebagai skeptikmetodik, artinya keraguan yang didasarkan atas suatu
metode sistematis untuk sampai pada kebenaran. Metode itu dimulai melalui beberapa
tahapan, diantaranya: 1. mulai meragukan segala sesuatu yang selama ini diterima
sebagai suatu kebenaran; 2. mengklasifikasikan persoalan dari hal yang sederhana
hingga hal yang rumit; 3. melakukan pemecahan masalah dari hal yang rumit hingga hal
yang paling rumit; dan 4. memeriksa kembali secara menyeluruh barangkali masih ada
halhal yang masih tersisa atau terabaikan.
d. Komentar :
Berdasarkan metode yang dikemukakan oleh Descartes member kita sebuah
pelajaran bahwa metode ini bergerak dari keraguan menuju kepastian. Keraguan hanya
digunakan untuk menjelaskan perbedaan sesuatu yang dapat diragukan dari sesuatu
yang tidak dapat diragukan.
terpenting adalah bahwa banyak hal-hal yang terpelihara/ terjaga. Jadi, apa yang
orang-orang perlu pelajari dari alam ini ialah bagaimana menggunakannya secara penuh
untuk mendominasi dengan keseluruhan alam tersebut dan juga atas orang lain.
Berdasarkan pemikirannya tersebut, Bacon merumuskan dasar-dasar berpikir
induktif modern. Menurutnya, metode induksi yang tepat adalah induksi yang bertitik
pangkal pada pemeriksaan yang diteliti dan telaten mengenai data-data partikular, yang
pada tahap selanjutnya rasio dapat bergerak maju menuju penafsiran terhadap alam
(interpretatio natura). Untuk mencari dan menemukan kebenaran dengan metode
induksi, Bacon mengemukakan ada dua cara yang harus dilakukan, yaitu:
1) Rasio yang digunakan harus mengacu pada pengamatan inderawi yang
partikular, kemudian mengungkapnya secara umum.
2) Rasio yang berpangkal pada pengamatan inderawi yang partikular digunakan
untuk merumuskan ungkapan umum yang terdekat dan masih dalam
jangkauan pengamatan itu sendiri, kemudian secara bertahap mengungkap
yang lebih umum di luar pengamatan.
Dalam filsafat Whitehead induksi bukanlah proses menarik hukum-hukum dari
observasi yang diulang-ulang tetapi dengan cara membuat dugaan tentang ayat-ayat
masa depan yang didasarkan pada sifat-sifat masa lampau dari benda-benda yang
diobservasi. Maka hal ini melibatkan imajinasi dan akal. Menurutnya, generalisasi ide
harus sampai pada suatu sistem ide yang koheren, logis dan niscaya. Untuk menghindari
penggunaan metode induksi yang keliru, Bacon menyarankan agar menghindari empat
macam idola atau rintangan dalam berpikir, yaitu:
1) Idola tribus (bangsa) yaitu prasangka yang dihasilkan oleh pesona atas
keajekan tatanan alamiah sehingga seringkali orang tidak mampu
memandang alam secara obyektif. Idola ini menawan pikiran orang banyak,
sehingga menjadi prasangka yang kolektif.
2) Idola cave (cave/specus = gua), maksudnya pengalaman dan minat pribadi
kita sendiri mengarahkan cara kita melihat dunia, sehingga dunia obyektif
dikaburkan.
3) Idola fora (forum = pasar) adalah yang paling berbahaya. Acuannya adalah
pendapat orang yang diterimanya begitu saja sehingga mengarahkan
keyakinan dan penilaiannya yang tidak teruji.
4) Idola theatra (theatra = panggung). Dengan konsep ini, sistem filsafat
tradisional adalah kenyataan subyektif dari para filosofnya. Sistem ini
dipentaskan, lalu tamat seperti sebuah teater.
d. Komentar :
Dengan memahami metode pendekatan Induktif Bacon, kita bisa belajar untuk
memulai dengan bagian-bagian yang bisa diamati dan kemudian berpikir ke dalam
pernyataan-pernyataan umum ataupun hukum-hukum, karena induksi tersebut menuntut
verifikasi bagian-bagian spesifik sebelum sebuah keputusan dibuat.
Kierkegaar dilahirkan pada tanggal 5 mei 1813 dan wafat pada tanggal 18
november 1855. Ia memperkenalkan istilah Kristensi dalam suatu arti yang
mempunyai peranbesar pada abad ke 20. Hanya manusia yang mampu bereksistensi.
menurut Kierkegaar filsafat harus mengutamakan manusia individual.
Kehidupan secara konkret berarti kehidupanku. Kebenaran yang konkret berarti
kebenaran bagi saya. Pengaruh kierkegaar belum tampak ketika Ia masih hidup, bahkan
bertahun tahun namanya tidak dikenal orang di luar negerinya. Karena sebagian
karyanya ditulis dalam bahasa Denmark. Barulah pada akhir abad ke19 karya-karya
kierkegaar diterjemahkan kedalam bahasa Jerman. Karyanya menjadi sumber yang
sangat penting sekali untuk filsafat abad ke20, yang di sebut eksistensialisme.
Karenanya sering disebut bahwa Kierkegaar adalah bapak filsafat eksistensialisme.
Tetapi anehnya eksistensialiseme abad ke20 tidak jarang beraliran ateis padahal kiergar
seorang penganut Kristen.
Sebagai bapak Eksistensialisme pandangan filsof kierkegaar tentunya banyak
membahas manusia, khususnya eksistensinya. Beberapa poin penting dalam filsafatnya:
1) Individu tidak di tetapkan pada ketiadaan, melainkan di hadapan Tuhan
2) Dia menganggap Hegelianisme sebagai ancaman besar untuk individu, untik
manusia selaku persona
3) Yang harus di persoalkan terutama subjektifitas dari kebenaran, yaitu
bagaimana kebenaran dapat menjelma dalam kehidupan individu. Kebenaran
objektif termasuk agama, harus mendarah daging dalam individu.
4) Yang terpenting ialah bahwa aku mwmahami diriku sendiri bahwa ku lihat
dengan jelas apa yang Tuhan kehendaki sungguhsungguh agar aku perbuat.
5) Dia membedakan manusia dalam stadium estetis, etis, dan religius.
d. Komentar :
Saya setuju dengan pendapat Soran Kierkegaar karena manusia merupakan
individu yang hidup sendiri dan merupakan satu kesatuan dengan lingkungan dan
habitatnya secara keseluruhan. Manusia (individu) tidak mempunyai eksistensi yang
dipisahkan dari dunianya dan dunia tidak mungkin ada tanpa ada individu yang
memaknakannya.
penyaringan dimana objek harus disaring dari beberapa hal tambahannya. Obyek
penyelidikan adalah fenomena. Dan yang kita cari adalah kekhasan hakekat yang
berlaku bagi masing-masing fenomena.
Fenomena adalah yang menampak. Yaitu data sejauh disadari dan sejauh masuk
dalam pemahaman. Obyek justru dalam relasi dengan kesadaran. Jadi fenomena adalah
yang menampakkan diri menurut adanya didalam diri manusia.
Fenomenologis
mengadakan
refleksi
mengenai
pengalaman
langsung.
Melakukan penerobosan untuk mencari pengertian sebenarnya atau yang hakiki. Kita
harus menerobs gejala-gejalanya yang menampakkan diri sampai pada hakekat obyek.
Jalan yang ditempuh adalah reduksi yang menurut Husserl ada tiga macam :
1)
2)
Reduksi eidetis atau penilaian. Dalam proses ini kita akan melihat hakekat
sesuatu atau pengertian sejatinya. Semua gejala kita tinjau lagi untuk
membedakan mana yang intisari dan mana yang tidak. Yang kitacari adalah
hakekat fenomenologis yang bersifat luas bukan arti umum, bukan arti yang
tersembunyi. Bukan hakekat yang spesifik, tetapi struktur dasariah yang
meliputi isi fundamental, sifat hakiki, relasi hakiki dengan kesadaran.
Prosesnya mulai dengan titik tolak intuisi praprediktif. Digambarkan, diteliti,
dan dianalisa dengan berdasarkan pengalaman pertama dan tekhniknya
adalah :
a)
Kelengkapan, analisa harus melihat segala suatu yang ada dalam data
secara eksplisit dan sadar. Dalam analisa harus kita temukan kembali
unsur maupun segi dalam fenomena.
b)
Diskripsi, segala yang terlihat harus bisa diuraikan dalam analisa. Kita
gambarkan satu-persatu semua unsur daro objek dan dibentangkan.
Hubungan satu sama lain harus tergambar dan diketahui perbedaanperbedaan pentingnya dalam penjelasan yang tuntas sehingga jelas
aspek-aspeknya.
c)
d)
Kriterium
Koherensi,
kita
dapat
mengukur
tepatnya
analisa
kita
akan
mencapai
intuisi
hakekat.
Ketiga,
Reduksi
(penyembuhan)
terhadap
kekeliuran
dan
kekacauan.
Dengan
ditampakkan jalan bahasa dan diperlihatkan sumber-sumber salah paham, orang akan
terbuka untuk melihat hal-hal menurut adanya.bukan dengan mengajukan teori-teori,
tidak dengan menetapkan peraturan bahasa dan juga bukan dengan membuktikan
kesalahan ucapan-ucapan yang dipersoalkan.
Untuk menganalisa makna bahasa, Wittgenstein mempergunakan teknik-teknik
khusus. Wittgenstein membedakan bahasa dalam unit-unit paling dasariah : sesuatu tata
bahasa dan susunan logis.
Dalam bahasa struktur logis dan struktur tata bahasa sering menimbulkan
kesulitan. Dua ucapan yang mempunyai struktur tata bahasa sama, bisa berbeda
menurut struktur logisnya. Wittgenstein mencontohkan kata is dalam bahasa inggris
bisa berarti sama dengan, bisa berarti ada.
Konsep nyata dan konsep formal berbeda. Orang sering terdorong untuk
memakai konsep formal. Seakan-akan itu konsep nyata. Hal ini mengacaukan. Konsep
formal hanya merupakan suatu nama, harus diisi dengan konsep nyata.
Teknik kedua adalah usaha menentukan bahasa ideal. Bahasa itu bersifat tepat
dan logis. Titik tolaknya atom-atom logis yang paling sederhana. Bahasa mempunyai
unit-unit dasariah yang bisa dijelaskan menurut struktur yang tepat.
Wittgenstein tidak memisahkan bahasa natural dan bahasa ideal secara tegas.
Dan ia memakai beberapa teknik logis yang khas untuk menentukan hubungan intern
antara ucapan-ucapan. Ia menyusun suatu jenjang kemungkinan benar salah.
Menurut Wittgenstein batas bahasa juga merupakan batas dunia. Kita hanya bisa
bicara mengenai hal-hal didalam dunia dan didalam pikiran. Tidak dapat keluar dari
bahasa dan dunia. Hal-hal yang dapat dibicarakan dalam bahasa adalah apa yang nyata
didalam dunia. Tidak mungkin bicara hal-hal metafisis, logika psikologi, metafisika
dianggap tidak punya makna. Benar dan salah tidak bisa dipertimbangkan.
d. Komentar :
Berdasarkan metode yang dikemukakan oleh witgenstein bahwa hal yang
penting bukanlah mengatur bagaimana suatu ungkapan bahasa itu harus
berarti/bermakna, tetapi kita harus mendengar apa arti yang terkandung
dalam suatu ungkapan bahasa itu.