Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
010214A003
2. DEASY YULISTIANA
010214A014
010214A021
4. GATIK SURYANI
010214A029
5. NOPIA SERIANI
010214A058
6. SRI LESTARI
010214A095
7. TAUFIK PAMUKTI
010214A077
8. SRI LESTARI
010214A095
9. STEVI LAURIKA
010214A096
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau
tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman
purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan
mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern
ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan
peralatan yang serba modern.
Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh
tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan
masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana
orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi
derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat
tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna
mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin,
2009).
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat
akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan
penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita,
penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit
yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih
rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif
Arifin,2009).
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan
mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini
dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak
sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan rumah (lingkungan
pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di lingkungan pemukiman
pada dasarnya disebabkan karena
tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan
penghuninya (Notoatmodjo, 2008).
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Jelaskan pengertian rumah sehat ?
2. Sebutkan fungsi rumah ?
3. Apa saja yang menjadi persyaratan rumah sehat ?
4. Bagaimanakah penilaian rumah sehat ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian rumah sehat.
2. Untuk mengetahui fungsi rumah.
2. Untuk mengetahui persyaratan rumah sehat.
3. Untuk mengetahui bagaimana penilaian rumah sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
b.
c.
f.
Memenuhi
kebutuhan
psikologis
antara lain privacy
yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan
penghuni rumah, adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang
tidur), bagi masing-maing penghuni.
c.
c.
Lokasi
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan
sebagainya;
Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA)
sampah atau bekas tambang;
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
seperti alur pendaratan penerbangan.
b. Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan
sebagai berikut :
Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
g/m3 ;mg maksimum 150 mDebu dengan diameter kurang dari 10
Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.
c.
f.
Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kesehatan;
Vektor penyakit
g. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian
alam.
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut
Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
a.
Bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, an tara lain : debu total kurang dari 150
mg/m2 , asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb)
kurang dari 300 mg/kg bahan;
c.
Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan
minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
d. Kualitas udara
Kelembaban udara 40 70 %;
e.
f.
Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di
dalam rumah.
g. Penyediaan air
h. Pembuangan Limbah
i.
Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau,
tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.
j.
Persyaratan tersebut
diatas berlaku
juga terhadap kondominium,
rumah susun (rusun), rumah took (ruko), rumah kantor (rukan) pada zona pemukiman.
Pelaksanaan ketentuan mengenai persyaratan
kesehatan
perumahan
dan
lingkungan pemukiman menjadi tanggung jawab pengembang atau penyelenggara
pembangunan perumahan, dan pemilik atau penghuni rumah tinggal untuk rumah.
9. Kandang
10. Pemanfaatan Pekarangan
11. Kepadatan penghuni.
Indikator sarana sanitasi yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat
menggunakan Indikator sarana sebagai berikut :
1. Sarana air bersih
2. Jamban
3. Sarana pembuangan air limbah
4. Sarana pembuangan sampah.
Indikator penilaian perilaku penghuni rumah meliputi bebrapa parameter
sebagai berikut :
1. kebiasaan mencuci tangan.
2. keberadaan tikus.
3. keberadaan jentik.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1. Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk
beristrahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani
maupun sosial.
2. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristrahat dan berlindung, tetapi
juga sebagai sarana untuk memperbaiki kesehatan. Untuk itu rumah harus
memenuhi syarat syarat kesehatan.
3. Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus
memenuhi syarat syarat kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana jika
memenuhi syarat syarat kesehatan juga dapat dikatakan rumah sehat.
4. Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang
wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang
bermukim di perumahan dan masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan
kesehatan.
5. Penilaian rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Depkes RI tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan
KesehatanPerumahan.
B. SARAN
1. Petugas kesehatan melakukan penyuluhan untuk memotivasi masyarakat dalam
pengadaan rumah sehat.
DAFTAR PUSTAKA
dari
dari