Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH :
EGONG SAPUTRA
690150119
A; PENGERTIAN
Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah penyakit ginjal tahap akhir dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan
cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen
lainnya dalam darah) (Smeltzer & Bare, 2014).
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) atau Chronik Kidney Disease (CKD)
adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang
racun dan produk dari darah, ditamdai adanya protein dalam daram urin serta
laju filtrasi glomerulus, berlangsung lebih dari 3 bulan (Black & Hawks,
2009).
Penyakit ginjal kronik (chronic kidney disease) adalah kerusakan ginjal
progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah
nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak
dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal) (Nursalam, 2006).
B; ETIOLOGI
Penyebab PGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit
vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen (luris
sutemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit endokrin (diabetes) (Price
& Wilson, 2005).
Menurut Price & Wilson (2005) penyebab PGK dibagi menjadi delapan
kelas, antara lain:
1; Infeksi misalnya pielonefritis kronik
2; Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
3; Penyakit
vaskuler
hipertensif
misalnya
nefrosklerosis
benigna,
C; MANIFESTASI KLINIS
Pada gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi
uremia, oleh karena itu pasien akan memperlihatkan sejumlah tanda dan
gejala. Keparahan tanda dan gejala tergantung pada bagian dan tingkat
kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari adalah usia pasien. Berikut
merupakan tanda dan gejala gagal ginjal kronis (Brunner & Suddarth, 2010)
1; Manifestasi klinik antara lain :
a; Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b; Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas
dangkal atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, oedem
yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga
sangat parah.
2; Manifestasi klinik menurut Smeltzer & Bare (2014) antara lain :
hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin Tangiotensin aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner
(akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan
perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan,
Hipertensi
Pitting edema
Edema periorbital
b; Sistem Pulmoner
Krekel
Nafas dangkal
Kusmaull
c; Sistem gastrointestinal
Perdarahan saluran GI
d; Sistem muskuloskeletal
Kram otot
Fraktur tulang
e; Sistem Integumen
Pruritis
Ekimosis
f; Sistem Reproduksi
Amenore
Atrofi testis
D; PATOFISIOLOGI
Smeltzer & Bare (2014) menjelaskan bahwa patofisilogi penyakit ginjal
kronik sebagai berikut:
1; Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapat urin 24 jam untuk
pemeriksaan klirens kreatinin. Akibat dari penurunan GFR, maka klirens
kreatinin, kreatinin akan meningkat dan nitrogen urea darah (BUN) juga
akan meningkat.
2; Gangguan klirens renal
Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan
jumlah glumeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens
(subtansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal)
3; Retensi cairan dan natrium
Ginjal kehilangan kemampuan untuk
mengkonsentrasikan atau
mengencerkan urin secara normal. Terjadi penahanan cairan dan natrium;
meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung kongestif dan
hipertensi.
4; Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi erotropoetin yang tidak
adequate, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan
kecenderungan untuk terjadi perdarahan akibat status uremik pasien,
terutama dari saluran GI.
5; Ketidak seimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling
timbal balik, jika salah satunya meningkat, yang lain saling timbal balik,
jika salah satunya meningkat, yang lain akan turun. Dengan menurunnya
GFR, maka terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya
penurunan kadar kalsium. Penurunan kadar kalsium ini akan memicu
sekresi paratormon, namun dalam kondisi gagal ginjal, tubuh tidak
E; PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat
dilakukan cara sebagai berikut:
1; Pemeriksaan laboratorium
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan
membantu menetapkan etiologi.
2; Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk
mengetahui beberapa pembesaran ginjal.
3; Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit
F; PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu:
1; Tahap pertama terdiri dari terapi konservatif yang ditujukan untuk
G; DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD adalah:
1; Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang
meningkat.
2; Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan udem
sekunder: volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O.
H; INTERVENSI
1; Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang
meningkat
Tujuan:
Penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria hasil :
mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi
jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu
pengisian kapiler
Intervensi:
a; Auskultasi bunyi jantung dan paru
R : Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur
b; Kaji adanya hipertensi
R : Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteronrenin-angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)
c; Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala
0-10)
R : HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri
d; Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas
R: Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia
Intervensi:
a; Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, perhatikan
kadanya kemerahan
R : Menandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat
menimbulkan pembentukan dekubitus / infeksi.
b; Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa
R : Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang
mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan
c; Inspeksi area tergantung terhadap udem
R : Jaringan udem lebih cenderung rusak / robek
DAFTAR PUSTAKA
Black & Hawks. (2009). Medical surgical nursing clinical management for
positive outcomes.elseveir Saunders. Publications thousand: oaks
Brunner & Suddarth. (2010). Keperawatan medikal bedah, Edisi: 12. Jakarta:
EGC
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta : EGC
Chaplin, J.P. (2009). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja grafindo persada
Corwin, E. J. (2009). Baku saku patofisilogi corwin. Jakarta: Aditya media
Daurgidas, J.T., Blake, P.G. & Ing,T.S. (2001). Handbook of dialysis (3rd.)
Philadelphia: Lippincott Willians & Wilkins
Nursalam. (2006). Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
perkemihan, Jakarta: Salemba Medika
PERNEFRI. (2003). Konsensus dialisis perhimpunan nefrologi indonesia. Jakarta
Price, S & Wilson, L. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.
Edisi 6. Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 8 Vol.2. Jakarta : EGC
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II.
Jakarta.: Balai Penerbit FKUI
tib o
a
supl
rio
arte
an vol. cairan
gangguan
perfusi jaringan
- fatigue
- nyeri sendi
mual, muntah
gastritis
infeksi
syncope
iritasi
lambung
(kehilangan kesadaran)
rin
nsi u
e
t
e
R
suplai O2 turun
intoleransi aktivitas
oksihemoglobin turun
edema paru
ih
kem
n
a
r
salu
uksi
bstr
anemia
- hematemesis
- melena
intoleransi aktivitas
perdarahan
ik
perubahan
kulit
tek.warna
vena pulmonalis
metab. anaerob
n
turu
n ja l
n gi
A turun
ea, vomitus
al
g in j
m bu
GGK
s
rosi
skle
terti
.
ritas kulit
rah
i da
di
temia
COP turun
an
n an
tig e
ksi
sindrom uremia
si
reak
infe
retensi Na
u
vask
oks
zat t
PATHWAYS
batu
si
irita
n
r da
be s a
kasa
ek
men
an
ng
r i pi
nye
era
/ cid
g
gan
ga n
jarin
ia
atur
hem
fer
peri
f
a
r
sa
ia
anem