Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH :
Nama
: Abdillah Prasetya
(061440420813)
Andri yani
(061440420816)
(061440420821)
(061440420836)
Agung Nursyawaly
(061440421741)
(061440421744)
M. Maulana
(061440421751)
(061440422036)
Kelas
: 4KIA - 4KIB
Instruktur
PENUKAR KALOR
(HEAT EXCHANGER TYPE SHELL AND TUBE)
1
TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui prinsip kerja Alat Penukar Kalor dan mempelajari karakteristik yang
dihasilkan dari perpindahan kalor antara fluida panas dan fluida dingin.
2
DASAR TEORI
Heat exchanger merupakan alat penukar kalor yang sangat penting dalam proses
industri. Prinsip kerja heat exchanger adalah perpindahan panas dari fluida panas menuju
fluida dingin. Heat exchanger dapat digunakan untuk memanaskan dan mendinginkan fluida.
Sebelum fluida masuk ke reaktor, biasanya fluida dimasukan terlebih dahulu ke dalam alat
penukar kalor agar suhu fluida sesuai dengan spesifikasi jenis reaktor yang digunakan. Di
dunia industri, heat exchanger merupakan unit alat yang berperan dalam berbagai unit
operasi, misalnya dalam industri obat-obatan farmasi, industri perminyakan, industri
makanan-minuman dan lain-lain.
Percobaan dalam skala kecil (skala laboratorium) ini dimaksudkan agar praktikan lebih
memahami tentang kecepatan transfer panas, keefektifan, jenis dan berbagai macam hal yang
menyangkut heat exchanger agar ilmu pengetahuan ini dapat diterapkan pada skala yang
lebih besar, yaitu skala industri.
Dalam industri proses kimia masalah perpindahan energi atau panas adalah hal yang
sangat banyak dilakukan. Sebagaimana diketahui bahwa panas dapat berlangsung lewat tiga
cara, dimana mekanisme perpindahan panas itu sendiri berlainan adanya. Adapun
perpindahan itu dapat dilaksanakan dengan:
1
Heat exchanger yang digunakan oleh teknisi kimia tidak dapat dikarakterisasi dengan
satu rancangan saja, perlu bermacam-macam peralatan yang mendukung. Bagaimanapun satu
karakteristik heat exchanger adalah menukar kalor dari fase panas ke fase dingin dengan dua
fase yang dipisahkan oleh solid boundary (Foust, 1980).
Beberapa jenis heat exchanger :
1. Concentric Tube Heat Exchanger (Double Pipe)
Double pipe heat exchanger atau consentric tube heat exchanger yang ditunjukkan
pada gambar 1 di mana suatu aliran fluida dalam pipa seperti pada gambar 1 mengalir dari
titik A ke titik B, dengan space berbentuk U yang mengalir di dalam pipa. Cairan yang
mengalir dapat berupa aliran cocurrent atau countercurrent. Alat pemanas ini dapat dibuat
dari pipa yang panjang dan dihubungkan satu sama lain hingga membentuk U. Double pipe
heat exchanger merupakan alat yang cocok dikondisikan untuk aliran dengan laju aliran yang
kecil (Geankoplis, 1983).
Single tube (double pipe) atau berbagai tabung dalam suatu hairpin shell (multitube),
Straight tubes,
pada pipe-fitting dari bagian standar dan menghasilkan luas permukaan panas yang besar.
Ukuran standar dari tees dan return head diberikan pada tabel 1.
Tabel 1. double Pipe Exchanger fittings
Outer Pipe, IPS
3
Gambar 3 Double pipe heat exchanger aliran cocurrent dan counter current
Pada susunan cocurrent maka fluida di dalam tube sebelah dalam (inner tubes) maupun
yang di luar tube (dalam annulus), artinya satu lintasan tanpa cabang. Sedangkan pada aliran
counter current, di dalam tube sebelah dalam dan fluida di dalam annulus masing-masing
mempunyai cabang seperti terlihat pada gambar 4 dan gambar 5.
Keuntungan
Penggunaan longitudinal tinned tubes akan mengakibatkan suatu heat exchanger untuk
shell sides fluids yang mempunyai suatu low heat transfer coefficient.
Potensi kebutuhan untuk ekspansi joint adalah dihapuskan dalam kaitan dengan
konstruksi pipa-U.
Kerugian
Bagian hairpin adalah desain khusus yang mana secara normal tidak dibangun untuk
industri standar dimanapun selain ASME code.
Bagian multiple hairpin tidaklah selisih secara ekonomis bersaing dengan single shell
dan tube heat exchanger.
(Kern, 1983).
2. Shell And Tube Heat Exchanger
Shell and tube heat exchanger biasanya digunakan dalam kondisi tekanan relatif tinggi,
yang terdiri dari sebuah selongsong yang di dalamnya disusun suatu annulus dengan
rangkaian tertentu (untuk mendapatkan luas permukaan yang optimal). Fluida mengalir di
selongsong maupun di annulus sehingga terjadi perpindahan panas antara fluida dengan
dinding annulus misalnya triangular pitch dan square pitch (Anonim1, 2009).
Gambar 6. Shell and Tube, (a) Square pitch dan (b) Triangular pitch
Keuntungan square pitch adalah bagian dalam tube-nya mudah dibersihkan dan pressure
drop-nya rendah ketika mengalir di dalamnya (fluida)
(Kern, 1983).
Konfigurasi yang dibuat akan memberikan luas permukaan yang besar dengan bentuk
atau volume yang kecil.
Mempunyai lay-out mekanik yang baik, bentuknya cukup baik untuk operasi
bertekanan.
Dapat dibuat dengan berbagai jenis material, dimana dapat dipilih jenis material yang
digunakan sesuai dengan temperatur dan tekanan operasi.
Mudah membersihkannya.
Konstruksinya dapat dipisah-pisah satu sama lain, tidak merupakan satu kesatuan yang
utuh, sehingga pengangkutannya relatif gampang
(Sitompul,1993).
Kerugian penggunaan shell and tube heat exchanger adalah semakin besar jumlah
lewatan maka semakin banyak panas yang diserap tetapi semakin sulit perawatannya
(Kern, 1983).
3. Plate Type Heat Exchanger
Plate type heat exchanger terdiri dari bahan konduktif tinggi seperti stainless steel atau
tembaga. Plate dibuat dengan design khusus dimana tekstur permukaan plate saling
berpotongan satu sama lain dan membentuk ruang sempit antara dua plate yang berdekatan.
Jika menggabungkan plate-plate menjadi seperti berlapis-lapis, susunan plate-plate tersebut
tertekan dan bersama-sama membentuk saluran alir untuk fluida. Area total untuk
perpindahan panas tergantung pada jumlah plate yang dipasang bersama-sama seperti gambar
dibawah
Unit ini terdiri dari bejana berselubung dengan coil dan pengaduk, tangki air panas,
instrumen untuk pengukuran flowrate dan temperatur. Fluida dingin dalam vessel dipanaskan
dengan mengaliri selubung atau koil dengan fluida panas. Pengaduk dan baffle disediakan
untuk proses pencampuran isi vessel. Volume isi tangki dapat divariasikan dengan pengaturan
tinggi pipa overflow. Temperatur diukur pada inlet dan outlet fluida panas, vessel inlet dan isi
vessel
ditulis:
qk
k.A
(T1 T2 )
l
yang bersuhu rendah (Gambar 2.10) bisa dihitung dengan persamaan berikut:
qc hc . A. Ts T
Fluid
T
hc
qc
qc
Ts T T
1
Rc
hc . A
Ta Tb
1
hc, a . A
k.A
U.A.(Ta Tb) =
1
1
hc, a . A
U.A =
1
hc,b . A
1
R
1
hc ,b . A
1
1 L 1
hc, a k hc ,b .
U=
(Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).
4
timbunan kotoran pada permukaan transfer panas yang disebabkan oleh scale, karat, dan
sebagainya. Pada umumnya pabrik heat exchanger tidak bisa menetapkan kecepatan
penimbunan kotoran sehingga memperbesar tahanan heat exchanger. Fouling factor dapat
didefinisikan sebagai berikut:
Rf
1
1
Ud U
Ta
hc ,b
T1
fluida a
hc , a
q
fluida b
k
T2
Tb
q h c.a . A (Ta T1 )
q
h c .a A
Ta T1
Transfer panas konduksi dari permukaan dinding sebelah kiri ke sebelah kanan.
q
k.A
(T1 T2 )
L
q
T1 T2
k.A L
Kecepatan transfer panas konveksi dari permukaan dinding sebelah kanan ke fluida b.
q h c.b . A.(T2 Tb )
q
T2 Tb
h c .b . A
Penjumlahannya adalah:
Ta Tb
1
L
1
h c , a kA h c ,b
T T
a
b
Ta Tb
T
1
L
1 R
h c , a kA h c ,b
T T
nilai dari
.
dihitung berdasarkan temperatur dari fluida yang masuk dan keluar. Selisih
Ta Tb
ln
Ta
Tb
(Kern, 1983).
Untuk aliran countercurrent ;
LMTD
T1 t2 T2 t1
T 1 t2
ln
T 2 t1
LMTD
T1 t1 T2 t2
T1 t1
ln
T2 t2
Keefektifan
Keefektifan heat exchanger adalah ratio/ perbandingan transfer panas aktual dengan
Karena itu, jika kita mengetahui keefektifan heat exchanger, kita bisa menentukan
kecepatan transfer panas:
q q act .q max
PROSEDUR PERCOBAAN
1 Menghidupkan alat penukar kalor, kemudian melanjutkan dengan menghidupkan
2
3
4
5
6
panas
Mematikan peralatan penuakr kalor
GAMBAR ALAT
Keterangan :
-
Cw : cold water
Hw : hot water
Keterangan :
Cw : cold water
Hw : hot water