Вы находитесь на странице: 1из 16

Bank Capital Inflows, Institutional Development and Risk: Evidence from Publicly - Traded Banks in Asia

135

BANK CAPITAL INFLOWS,


INSTITUTIONAL DEVELOPMENT AND RISK:
EVIDENCE FROM PUBLICLY - TRADED BANKS IN ASIA

Wahyoe Soedarmono1

Abstract

This paper examines the relationship between bank capital inflows and financial stability. Using a
sample of publicly-traded commercial banks in Asia over the 2002-2008 period, the empirical results
show that higher capital inflows in banking markets measured by the share of foreign liabilities in banking
reduces systematic risk, but increases bank-specific risk and total risk. A deeper investigation further
suggests that an increase in total risk and bank-specific risk is driven by strong institutional development.
Specifically, higher foreign liabilities in banking exacerbate bank-specific risk and total risk in countries
with greater economic freedom. Hence, the reinforcement of prudential regulations is necessary to
overcome bank-specific risk and total risk, particularly when the countries move to a more liberal economic
environment.

JEL Classification : G21, G28, G38


Keywords: Banking Globalization, Economic Freedom, Capital Market Measures of Risk

1 The author holds a PhD in Economics, specialized in Banking and Finance, from the University of Limoges, France. He currently serves
as an economic policy analyst at the World Bank Office in Jakarta. The views expressed in this paper is the authors and do not reflect
those of the World Bank. The author can be contacted through the following email: wsoedarmono@worldbank.org or
wsoedarm@yahoo.com

136 Buletin Ekonomi, Moneter dan Perbankan, Oktober 2011

I. PENDAHULUAN
Dampak partisipasi asing terhadap risiko perbankan, khususnya melalui jalur kepemilikan
atau penetrasi bank asing ke dalam pasar domestik, telah banyak dibahas pada literatur
perbankan terdahulu. Namun, sebagai dampak dari krisis finansial yang terjadi di negara maju
akhir-akhir ini, globalisasi finansial yang semakin meningkat di Asia kembali menyiratkan
pentingnya menganalisis lebih dalam bagaimana partisipasi asing yang bersumber dari negara
maju tersebut berdampak pada stabilitas finansial melalui jalur selain kepemilikan bank atau
penetrasi bank asing. Sebagai contoh, meningkatnya partisipasi asing pada perbankan akibat
globalisasi finansial dapat berupa meningkatnya kehadiran manajer-manajer asing dalam
perbankan domestik, meningkatnya permintaan dari konsumen asing yang membutuhkan
pelayanan dari perbankan domestik, atau meningkatnya utang-utang asing akibat aliran modal
asing yang masuk.
Makalah ini adalah penelitian pertama yang menganalisis hubungan antara partisipasi
asing dan stabilitas perbankan di Asia melalui jalur globalisasi finansial, dimana mitra asing
dapat memainkan peran dalam mempengaruhi perilaku dan risiko perbankan. Peran asing
tersebut dapat diamati dari tingkat liabilitas terhadap pihak asing (foreign liabilities) di dalam
suatu pasar perbankan. Semakin tinggi tingkat liabilitas perbankan terhadap pihak asing berarti
bahwa ruang bagi pihak asing untuk mempengaruhi kinerja bank semakin terbuka dan
berdampak pada stabilitas perbankan secara signifikan. Foreign liabilities yang tinggi juga dapat
dihubungkan dengan inovasi teknologi yang lebih baik di dalam perbankan, sehingga bankbank tersebut dapat mengakses pembiayaan dari pasar keuangan internasional dan
mendapatkan kepercayaan asing untuk memberikan utang.
Meskipun demikian, tingginya foreign liabilities dapat menyebabkan perbankan menjadi
lebih rentan terhadap depresiasi nilai tukar sebagaimana yang terjadi pada krisis Asia 1997.
Sahminan (2007) menganalisis industri perbankan Indonesia dan menunjukkan bahwa bankbank dengan rasio aset dalam mata uang asing (foreign currency asset) terhadap foreign liabilities
yang lebih tinggi, memang memiliki exposure yang lebih kecil terhadap depresiasi nilai tukar,
sehingga memiliki risiko insolvensi yang juga lebih rendah pada saat terjadi krisis.
Makalah ini berada dalam kerangka acuan Sahminan (2007), namun dengan fokus dan
metode analisis yang berbeda. Fokus penelitian ini adalah pada peran foreign liabilities pada
industri perbankan secara keseluruhan (agregat) dalam mempengaruhi stabilitas perbankan.
Sedangkan Sahminan (2007) melihat dari aspek risiko perbankan sebagai dampak dari depresiasi
nilai tukar dengan mempertimbangkan tingat foreign liabilities di masing-masing institusi
perbankan. Lebih lanut, makalah ini memiliki tiga kontribusi.

Bank Capital Inflows, Institutional Development and Risk: Evidence from Publicly - Traded Banks in Asia

137

Pertama, analisis di dalam makalah ini menggunakan kerangka lintas-negara dan berfokus
pada periode setelah krisis Asia 1997, sementara Sahminan (2007) berfokus pada industri
perbankan Indonesia pada periode sebelum krisis Asia 1997. Kedua, aktivitas perbankan saat
ini telah berkembang pesat dan tidak hanya berupa aktivitas intermediasi (simpan-pinjam),
melainkan juga aktivitas-aktivitas yang memiliki keterkaitan erat dengan investasi dan
perdagangan di pasar finansial. Oleh karena itu, makalah ini mempertimbangkan berbagai
risiko berdasarkan data-data dari pasar finansial, sehingga tidak hanya berfokus pada indikator
risiko berbasis neraca bank semata. Ketiga, makalah ini menambahkan analisis terkait dampak
perkembangan institusional (institutional development) dalam mempengaruhi relasi antara
globalisasi dan stabilitas perbankan.
Perkembangan institusional memang telah menjadi suatu dimensi yang penting dalam
menarik partisipasi asing, khususnya melalui penguatan perlindungan terhadap para
pemegang saham dan kebebasan menjalankan aktivitas bisnis di suatu negara. Dalam
konteks Asia, perkembangan institusional juga memainkan peran penting saat krisis Asia
1997, dimana Furman dkk (1998) menunjukkan bahwa negara-negara dengan kualitas
institusional yang lemah adalah negara yang paling terkena dampak paling dalam akibat
krisis Asia 1997.
Penelitian ini menggunakan sampel bank-bank terbuka dari tujuh negara di Asia selama
periode 2002-2008. Negara-negara yang dipilih sebagai sampel adalah negara yang memiliki
data globalisasi perbankan, dan mereka yang mendapatkan perhatian khusus karena
kapasitasnya meningkatkan aliran modal asing masuk (foreign capital inflows) dalam satu dekade
terakhir, dan juga dalam keterbukaannya dalam mengizinkan partisipasi asing dalam perbankan
domestik. Negara-negara tersebut adalah India, Indonesia, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan,
Thailand, dan Filipina. Makalah ini disusun sebagai berikut. Bagian 2 memberikan penjelasan
tentang data dan variabel yang digunakan di dalam studi ini, serta statistik deskriptif yang
terkait. Bagian 3 menguraikan hipotesis dan metodologi yang digunakan dalam analisis. Bagian
4 mendiskusikan hasil empiris terkait relasi antara globalisasii finansial, perkembangan
institusional, dan risiko perbankan. Bagian 5 memberikan kesimpulan dan rekomendasi
kebijakan.

II. LANDASAN TEORI


Berkenaan dengan hubungan antara partisipasi pihak asing dan stabilitas bank, literatur
umumnya berfokus pada hubungan langsung akibat meningkatnya kepemilikan asing pada
perbankan.

138 Buletin Ekonomi, Moneter dan Perbankan, Oktober 2011

Demirgc-Kunt dan Detregiache (1998) menemukan bahwa keberadaan bank-bank asing


mengurangi kemungkinan terjadinya krisis perbankan. Detregiache dan Gupta (2004) juga
mencatat bahwa keberadaan bank-bank asing memberikan efek stabilisasi pasar pada saat
sebelum dan ketika krisis finansial terjadi.
Levy-Yeyati dan Micco (2007) lebih lanjut menunjukkan suatu hubungan positif antara
penetrasi bank asing dan stabilitas finansial di Amerika Latin. Di negara-negara berkembang di
Eropa Tengah dan Timur, Dinger (2009) menemukan bahwa keberadaan bank-bank asing
mengurangi risiko likuiditas secara agregat.
Bank-bank asing memang telah terbukti memiliki posisi yang lebih baik dibandingkan
dengan bank-bank domestik tanpa partisipasi asing sama sekali. Bank-bank asing mempunnyai
inovasi teknologi dan manajemen risiko yang lebih baik, serta akses yang lebih luas ke pasar
finansial (Berger dkk., 2001; Bonin dkk., 2005). Meskipun demikian, terdapat pula bukti empiris
bahwa bank-bank domestik lebih baik daripda bank-bank asing sebab bank-bank domestik
tidak mengalami bias kultural (home-bias) yang dapat menimbulkan masalah-masalah keagenan
antara karyawan asing dengan karyawan lokal (agency problem) akibat perbedaan budaya
kerja. Bank-bank asing juga cenderung mengalami masalah terkait dengan regulasi setempat,
dimana regulasi tersebut tidak selalu harmonis dengan regulasi di negara asal mereka(Berger
dkk., 2001; Lensink dan Naaborg, 2007).
Dampak partisipasi asing juga dapat dilihat dari tingkat kompetisi di dalam pasar
perbankan. Jeon dkk. (2011) mengambil sampel bank-bank di Asia dan Amerika Latin dan
menunjukkan bahwa kepemilikan asing pada perbankan meningkatkan kompetisi dalam pasar
perbankan. Sementara, hasil empiris terkait dampak partisipasi asing melalui jalur kompetisi
bank, terhadap stabilitas finansial belum menemukan sebuah konsensus. Dengan menggunakan
data bank-bank komersial dari negara-negara berkembang sepanjang periode 1999-2005, Ariss
(2010) menemukan bahwa semakin tinggi kekuatan pasar bank, semakin rendah risiko dan
semakin tinggi efisiensi laba dari bank-bank, meskipun kekuatan pasar yang tinggi mengurangi
efisiensi biaya. Sebaliknya, Soedarmono dkk (2011a) berfokus pada industri perbankan Asia
dan menemukan bahwa bank-bank pada pasar yang kurang kompetitif, cenderung memiliki
risiko insolvensi yang tinggi dikarenakan rasio kecukupan modal tidak mencukupi untuk menekan
efek moral hazard bank.
Di dalam makalah ini, digunakan tiga variabel dependen untuk mengukur stabilitas bank
berdasarkan indikator-indikator dari pasar finansial. Indikator tersebut adalah risiko total (TRISK),
risiko sistematik (BETA) dan risiko idiosyncratic (SRISK). Indikator-indikator tersebut didasarkan
pada model market return sebagai berikut 2.
2 Hasil tidak ditampilkan dalam makalah ini, namun dapat diminta melalui penulis.

Bank Capital Inflows, Institutional Development and Risk: Evidence from Publicly - Traded Banks in Asia

139

(1)

Dimana ri,j,t adalah pengembalian saham bank i pada negara j dan pada hari t, sementara

r mj,t adalah tingkat imbal hasil pasar secara harian yang dihitung berdasarkan indeks gabungan
pada pasar domestik di negara j. Sedangkan ri,j,t , dan r mj,t dirumuskan sebagai berikut:

dan

(2)

dimana pi,t dan pm (j),t masing-masing adalah harga saham harian bank dan indeks pasar total.
Dalam menyusun persamaan (1), dipertimbangkan pula kriteria khusus untuk menjamin
reliabilitas sampel, dimana beberapa bank dihapus dari sampel bila jumlah hari perdagangannya
kurang dari 70% dari total jumlah hari-hari perdagangan pasar finansial dimana mereka
beroperasi.
Selama periode 2002-2008, persamaan (1) diestimasi dengan menerapkan metode Panel

Least Squares secara tahunan agar mendapatkan Persamaan (1) untuk tiap bank i per tahun.
Kemudian dari persamaan-persamaan tahunan tersebut, TRISK didefinisikan sebagai standar
deviasi tahunan dari pengembalian saham harian bank selama periode 2002-2008, dimana
pengukuran pengembalian saham harian bank dinyatakan dengan ri,j,t. Sedangkan, BETA
merupakan risiko sistematik atau koefisien (beta) tahunan yang diperoleh dari Persamaan
(1). Risiko sistematik merupakan suatu risiko yang terkait dengan risiko pasar finansial secara
keseluruhan dan dengan demikian, sering dirujuk sebagai risiko pasar atau risiko yang tidak
dapat didiversifikasi (non-diversifiable risk). Terakhir, SRISK (idiosyncratic risk) merupakan risiko
institusi bank secara invidivual atau risiko yang dapat didiversifikasi melalui beberapa manajemen
risiko pada tingkat institusional di dalam bank. SRISK dihitung dari komponen sesatan (residual)
tahunan yang diperoleh dari Persamaan (1) yang diestimasi tahun per tahun. SRISK adalah
komponen sebagaimana yang ditampilkan pada Persamaan (1).
Sementara, variabel independen yang menjadi fokus dalam makalah ini adalah tingkat
globalisasi finansial dalam perbankan, dan derajat kebebasan ekonomi sebagai proxy
perkembangan institusional. Globalisasi finansial dapat dilihat pada bagian posisi investasi
internasional (International Investment Position) dari International Financial Statistics. Secara
khusus, globalisasi finansial direpresentasikan oleh BLIAB atau rasio liabilitas internasional pada
sektor perbankan secara agregat terhadap total liabilitas internasional di suatu negara. BLIAB

140 Buletin Ekonomi, Moneter dan Perbankan, Oktober 2011

yang lebih tinggi menandakan adanya partisipasi asing yang lebih besar dalam sektor perbankan
domestik. Sementara, derajat kebebasan ekonomi dinilai dengan indeks Economic Freedom
(FREEDOM) yang berasal dari Heritage Foundation. FREEDOM merupakan suatu indeks gabungan
dari 10 indikator yang mengurutkan kebijakan pada wilayah perdagangan, keuangan
pemerintah, intervensi pemerintah, kebijakan moneter, aliran modal dan investasi asing,
perbankan dan keuangan, gaji dan harga, hak-hak terkait perlindungan kepemilikan, regulasi
dan pencegahan aktivitas pasar gelap. Skor indeks berada pada interval 0 dan 1, dimana skor
yang lebih tinggi mengindikasikan kebijakan yang lebih kondusif untuk mendorong kompetisi
dan keterbukaan ekonomi.
Beberapa variabel kontrol juga dipertimbangkan di dalam penelitian ini. Pertama, rasio
total pinjaman ke total aset (LOAN) dipertimbangkan untuk memperhitungkan tingkat
transparansi suatu bank (bank opacity). Bank dengan LOAN yang lebih besar cenderung rentan
terhadap masalah informasi asimetris antara bank dengan peminjam dan demikian, LOAN
cenderung berhubungan positif terhadap risiko bank. Kedua, rasio total dana pihak ketiga
terhadap total aset (DEPO) juga dipertimbangkan sebagai variabel kontrol, karena dana pihak
ketiga adalah salah satu sumber utama risiko bank, terutama ketika mekanisme disiplin pasar
tidak berjalan baik. Ketiga, rasio penyisihan aktiva produktif (loan loss reserves) terhadap total
pinjaman bruto (LLR) dimasukkan juga sebagai variabel kontrol sebagai proxy dari risiko kredit.

LLR cenderung berhubungan positif dengan risiko total, risiko sistematik, atau risiko spesifik
bank (Agusman dkk, 2008). Sejalan dengan Agusman dkk. (2008), dipertimbangkan pula rasio
ekuitas terhadap total aset (EQTA) dan rasio aset likuid terhadap total aset (LIQUIDITY), masingmasing sebagai proxy risiko daya ungkit (leverage risk) dan risiko likuiditas. EQTA dan LIQUIDITY
diharapkan berhubungan positif dengan stabilitas bank atau berhubungan negatif dengan
risiko-risiko finansial perbankan.

III. METODOLOGI
Makalah ini pada dasarnya menguji dua hipotesis. Pertama, makalah menguji apakah
terdapat hubungan antara globalisasi perbankan dan stabilitas perbankan. Dan kedua, makalah
melihat lebih dalam apakah hubungan antara keduanya dipengaruhi oleh perkembangan
institusional dimana bank-bank tersebut beroperasi.
Kedua hipotesis tersebut secara berurutan dapat ditampilkan pada Persamaan (3) dan (4)
berikut.

Bank Capital Inflows, Institutional Development and Risk: Evidence from Publicly - Traded Banks in Asia

141

(3)

(4)

RISK terdiri atas TRISK, BETA dan SRISK, sementara Control mewakili sekelompok variabel
kontrol sebagaimana dijelaskan di atas. Indeks i, j, dan s masing-masing merepresentasikan
indeks bank, negara, dan tahun.
Pertama-tama, TRISK, BETA dan SRISK dihitung terlebih dahulu sebagaimana dijelaskan
pada Bagian II di atas. Pada langkah kedua, ketiga variabel tersebut dimasukkan ke dalam
Persamaan (3) dan (4) sebagai variabel dependen yang akan diestimasi melalui model regresi
efek tetap (fixed-effect regression) dengan BLIAB sebagai variabel independen utama di samping
sejumlah variabel-variabel kontrol. Pada akhirnya, langkah ketiga mengulangi langkah kedua,
namun pada langkah ketiga ditambahkan variabel interaksi antara BLIAB dan FREEDOM sebagai
variabel independen.
Makalah ini menggunakan data pada tataran individual bank dan data agregat pada
tataran negara. Untuk data pada tataran bank, indikator-indikator finansial diambil dari Bank

Scope Fitch IBCA selama periode 2002-2008. Sampel awal terdiri dari 189 bank komersial
terbuka pada tujuh negara Asia. Sementara itu, data globalisasi perbankan sebagai data agregat
pada tataran negara berasal dari International Financial Statistics . Sedangkan, data
perkembangan institusional (Economic Freedom) berasal dari Heritage Foundation.
Untuk membuat Persamaan (1) dalam rangka menghitung TRISK, BETA, dan SRISK
digunakan harga saham bank harian dan indeks pasar total harian selama 2002-2008 yang
berasal dari Thomson Datastream International.
Sebelum memulai analisis regresi, semua nilai yang kurang dari nol dan lebih dari 1
untuk LLR, EQTA dan LIQUIDITY telah dihapuskan. Pada Tabel 1, kami menampilkan
statistik deskriptif dari semua variabel yang telah representatif untuk digunakan dalam
penelitian ini.

142 Buletin Ekonomi, Moneter dan Perbankan, Oktober 2011

Tabel 1.
Statistik Deskriptif
Variables

Mean

Median

Maximum

Minimum

Std.Dev.

Obs.

0.00037

0.01215

1181
1181

TRISK

0.024158

0.022083

0.135767

BETA

0.832851

0.876176

1.967998

-0.28694

0.403701

SRISK

0.020088

0.01783

0.134859

0.000369

0.011475

1181

BLIAB

0.191862

0.182324

0.396951

0.021616

0.111458

1323

LOAN

0.58088

0.600438

0.886473

0.032652

0.1294

1219

DEPO

0.867947

0.889310

0.970079

0.073737

0.096575

1225

LLR

0.034881

0.02017

0.80149

5.00E-05

0.05337

1135

EQTA

0.068095

0.05796

0.57868

0.00009

5.089816

1226

LIQUIDITY

0.042605

0.001

0.57

0.0001

0.101373

916

FREEDOM

0.629607

0.637

0.90

0.512

0.094772

1820

Sumber : Perhitungan penulis dari berbagai sumber data

Catatan:
TRISK merupakan indikator risiko total diukur dengan standar deviasi tahunan dari pengembalian saham bank
harian. BETA merupakan koefisien beta tahunan dari model market return standar. SRISK merupakan komponen
sesatan tahunan pada model market return dari data harian. BLIAB merupakan proporsi agregat dari foreign liabilities
pada sektor perbankan terhadap seluruh total foreign liabilities di suatu negara. LOAN merupakan rasio total pinjaman
terhadap total aset. DEPO merupakan rasio total dana pihak ketiga terhadap total aset. LLR merupakan rasio penyisihan
aktiva produktif terhadap total pinjaman bruto. EQTA merupakan rasio total ekuitas terhadap total aset. LIQUIDITY
merupakan rasio aset likuid terhadap total aset. FREEDOM merupakan indeks Economic Freedom yang diambil dari
Heritage Foundation.

IV. HASIL DAN ANALISIS


4.1. Hasil Empiris
Tabel 2 menunjukkan hubungan antara foreign liabilities dalam perbankan dan risiko
total (TRISK). Dapat terlihat bahwa foreign liabilities yang lebih tinggi dalam perbankan cenderung
memperburuk risiko total. Hasil empiris bersifat robust terhadap berbagai modifikasi variabel
kontrol yang ditampilkan pada model 1 hingga model 6. Lebih lanjut, pada model 7 terlihat
bahwa dampak positif foreign liabilities terhadap risiko total tergantung pada perkembangan
institusional. Lebih tepatnya, hanya pada negara-negara dengan kebebasan ekonomi yang
lebih luas, hubungan positif antara globalisasi perbankan dan risiko total dapat bertahan positif.
Sebaliknya, negara-negara dengan kebebasan ekonomi yang rendah, foreign liabilities pada
sektor perbankan justru menurunkan risiko total.

Bank Capital Inflows, Institutional Development and Risk: Evidence from Publicly - Traded Banks in Asia

143

Tabel 2.
Hubungan antara globalisasi perbankan, kebebasan ekonomi dan total risiko
Explanatory
Var.
BLIAB

Dependent Var. : TRISK


Model 1

Model 2

Model 3

0.0129***
(2.083)

0.0131***
(2.152)
-0.0275***
(-5.048)

0.0135***
(2.215)
-0.0258***
(-4.643)
-0.0125*
(-1.655)

1181
0.42

1118
0.42

1118
0.42

LOAN
DEPO
LLR

Model 4

Model 5

Model 6

Model 7

0.0101***
(2.606)
-0.0195
(-1.443)
0.0061
(0.6927)
0.0559***
(3.901)

0.0081**
(2.142)
-0.0194
(-1.451)
-0.0148
(-1.431)
0.0562***
(4.504)
-0.0627***
(-2.909)

0.0143***
(3.499)
-0.0212
(-1.242)
-0.0093
(-0.7805)
0.0541***
(4.316)
-0.0667***
(-2.738)
0.0161
(1.565)

-0.3622***
(-4.369)
-0.0321***
(-4.421)
-0.0126
(-1.179)
0.0505***
(5.147)
-0.0698***
(-3.735)
0.0172**
(2.464)
-0.0354
(-1.079)
0.5964***
(4.944)

1043
0.44

1043
0.45

859
0.44

859
0.51

EQTA
LIQUIDITY
FREEDOM
BLIAB*FREEDOM

Obsevation
Adj R-square
Sumber: Perhitungan penulis.

Catatan:
TRISK merupakan indikator risiko total diukur dengan standar deviasi tahunan dari pengembalian saham bank harian.
BLIAB merupakan proporsi agregat dari foreign liabilities pada sektor perbankan terhadap seluruh total foreign liabilities
di suatu negara. LOAN merupakan rasio total pinjaman terhadap total aset. DEPO merupakan rasio total dana pihak
ketiga terhadap total aset. LLR merupakan rasio penyisihan aktiva produktif terhadap total pinjaman bruto. EQTA
merupakan rasio total ekuitas terhadap total aset. LIQUIDITY merupakan rasio aset likuid terhadap total aset. FREEDOM
merupakan indeks Economic Freedom yang diambil dari Heritage Foundation. Model diestimasi dengan model regresi
efek tetap (Panel Fixed Effect) dengan mempertimbangkan standar kesalahan Whites heteroscedasticity-consistent.
Komponen konstan dimasukkan tapi tidak dilaporkan di dalam tabel. ***,**,* mengindikasikan tingkat signifikansi
masing-masing sebesar 1%, 5% dan 1%. Angka dalam kurung adalah nilai t-test.

Tabel 3 menunjukkan dampak foreign liabilities bank (BLIAB) terhadap risiko sistematik
(BETA). Dengan mengestimasi berbagai spesifikasi model seperti yang ditampilkan pada model
1 hingga model 6, terlihat bahwa foreign liabilities bank memiliki efek stabilisasi dalam hal
menurunkan risiko sistematik. Namun, hubungan antara foreign liabilities bank dan risiko
sistematik tidak lagi bermakna ketika kami memperhitungkan peran perkembangan institusional
seperti yang ditunjukkan pada model 7. Kebebasan ekonomi pada akhirnya tidak berpengaruh
terhadap hubungan antara globalisasi bank dan risiko sistematik.

144 Buletin Ekonomi, Moneter dan Perbankan, Oktober 2011

Tabel 3.
Hubungan antara globalisasi perbankan, kebebasan ekonomi dan risiko sistematik
Explanatory
Var.
BLIAB

Dependent Var. : BETA


Model 1

Model 2

Model 3

Model 4

Model 5

-1.984***
(-11.689)

-2.032***
(-11.924)
-0.6573***
(-4.303)

-2.041***
(-11.972)
-0.6977***
(-4.485)
0.2874
(1.361)

-2.129***
(-12.319)
-0.5690***
(-3.161)
0.1649
(0.6918)
-0.2086
(-0.7807)

-2.163***
(-12.493)
-0.5684***
(-3.164)
-0.1927
(-0.6684)
-0.2051
(-0.7693)
-1.073**
(-2.197)

-2.161***
(-11.786)
-0.4779**
(-2.381)
-0.2190
(-0.7301)
-0.1372
(-0.515)
-1.109**
(-2.134)
-0.1841
(-0.9408)

-3.105
(-1.335)
-0.4672**
(-2.297)
-0.2168
(-0.7216)
-0.0799
(-0.2903)
-1.153**
(-2.198)
-0.1932
(-0.9849)
-0.6407
(-0.6964)
1.245
(0.3679)

1181
0.61

1118
0.61

1118
0.61

1043
0.62

1043
0.62

859
0.64

859
0.64

LOAN
DEPO
LLR
EQTA
LIQUIDITY

Model 6

FREEDOM
BLIAB*FREEDOM

Obsevation
Adj R-square

Model 7

Sumber: Perhitungan penulis.

Catatan:
BETA merupakan koefisien beta tahunan dari model market return standar. BLIAB merupakan proporsi agregat dari foreign
liabilities pada sektor perbankan terhadap seluruh total foreign liabilities di suatu negara. LOAN merupakan rasio total pinjaman
terhadap total aset. DEPO merupakan rasio total dana pihak ketiga terhadap total aset. LLR merupakan rasio penyisihan aktiva
produktif terhadap total pinjaman bruto. EQTA merupakan rasio total ekuitas terhadap total aset. LIQUIDITY merupakan rasio
aset likuid terhadap total aset. FREEDOM merupakan indeks Economic Freedom yang diambil dari Heritage Foundation. Model
diestimasi dengan model regresi efek tetap (Panel Fixed Effect) dengan mempertimbangkan standar kesalahan Whites
heteroscedasticity-consistent. Komponen konstan dimasukkan tapi tidak dilaporkan di dalam tabel. ***,**,* mengindikasikan
tingkat signifikansi masing-masing sebesar 1%, 5% dan 1%. Angka dalam kurung adalah nilai t-test.

Dalam kaitannya tetang hubungan antara foreign liabilities bank (BLIAB) dan risiko spesifik
bank (SRISK), Tabel 4 memperlihatkan temuan empiris untuk sejumlah spesifikasi model. Foreign

liabilities yang lebih tinggi dalam perbankan meningkatkan risiko idiosyncratic, namun sekali
lagi hubungan ini tergantung pada kebebasan ekonomi. Hanya pada negara-negara dengan
kebebasan ekonomi yang lebih luas, foreign liabilities dalam perbankan memperburuk risiko
spesifik bank. Penjelasan terhadap hasil terebut dapat berupa bahwa ketika kebebasan ekonomi
meningkat, foreign liabilities di dalam bank mungkin berlebihan, dikarenakan bank-bank
tersebut mendapatkan kebebasan yang lebih luas untuk menaikkan pendanaan dari pasar

Bank Capital Inflows, Institutional Development and Risk: Evidence from Publicly - Traded Banks in Asia

145

internasional. Oleh karena itu, negara-negara dengan kebebasan ekonomi yang lebih besar
dapat lebih rentan terhadap depresiasi nilai tukar yang pada akhirnya memperburuk risiko
spesifik bank.
Temuan-temuan pada makalah ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sahminan
(2007), dimana terdapat hubungan positif antara depresiasi nilai tukar dan risiko insolvensi
untuk bank-bank dengan proporsi kewajiban terhadap pihak asing yang lebih tinggi. Bahwa
hanya risiko idiosinkrasi yang memainkan peran yang bermakna dalam menangkap instabilitas
bank di Asia (Agusman dkk, 2008), temuan kami juga konsisten dengan Agusman dkk. tersebut.
Tabel 4. Hubungan antara globalisasi perbankan, kebebasan
ekonomi dan risiko idiosinkrasi (risiko spesifik bank)
Explanatory
Var.
BLIAB

Dependent Var. : SRISK


Model 1

Model 2

Model 3

Model 4

Model 5

Model 6

Model 7

0.0221***
(3.969)

0.0212***
(3.945)
-0.0362***
(-7.515)

0.0216***
(4.019)
-0.0344***
(-7.027)
-0.0125
(-1.885)

0.0174***
(3.204)
-0.0295***
(-5.197)
0.0054
(0.7135)
0.0546***
(6.489)

0.0157***
(2.896)
-0.0294***
(-5.227)
-0.0128
(-1.416)
0.0548***
(6.555)
-0.0545***
(-3.558)

0.0201***
(3.228)
-0.0331***
(-4.876)
-0.0082
(-0.810)
0.0524***
(5.817)
-0.0589***
(-3.347)
0.0131**
(1.969)

-0.1618**
(-2.098)
-0.0386***
(-5.719)
-0.0099
(-0.9901)
0.0503***
(5.519)
-0.0602***
(-3.462)
0.0136**
(2.099)
-0.0141
(-0.4608)
0.2894**
(2.579)

1181
0.47

1118
0.49

1118
0.49

1043
0.52

1043
0.52

859
0.51

859
0.53

LOAN
DEPO
LLR
EQTA
LIQUIDITY
FREEDOM
BLIAB*FREEDOM

Obsevation
Adj R-square

Sumber : Perhitungan penulis.

Catatan :
RISK indikator risiko spesifik bank (idiosyncratic risk) yang merupakan komponen sesatan tahunan dari model market return
harian. BLIAB merupakan proporsi agregat dari foreign liabilities pada sektor perbankan terhadap seluruh total foreign liabilities
di suatu negara. LOAN merupakan rasio total pinjaman terhadap total aset. DEPO merupakan rasio total dana pihak ketiga
terhadap total aset. LLR merupakan rasio penyisihan aktiva produktif terhadap total pinjaman bruto. EQTA merupakan rasio
total ekuitas terhadap total aset. LIQUIDITY merupakan rasio aset likuid terhadap total aset. FREEDOM merupakan indeks
Economic Freedom yang diambil dari Heritage Foundation. Model diestimasi dengan model regresi efek tetap (Panel Fixed
Effect) dengan mempertimbangkan standar kesalahan Whites heteroscedasticity-consistent. Komponen konstan dimasukkan
tapi tidak dilaporkan di dalam tabel. ***,**,* mengindikasikan tingkat signifikansi masing-masing sebesar 1%, 5% dan 1%.
Angka dalam kurung adalah nilai t-test.

146 Buletin Ekonomi, Moneter dan Perbankan, Oktober 2011

Secara khusus, risiko sistematik dalam makalah ini bukan merupakan sebuah sumber instabilitas
yang penting akibat foreign liabilities bank yang lebih tinggi, tanpa memandang tingkat
perkembangan institusional negara. Secara keseluruhan, temuan empiris mengindikasikan
bahwa investor pada negara-negara dengan kebebasan ekonomi yang lebih tinggi lebih
terpengaruhi oleh risiko total dan risiko spesifik bank.
Melihat variabel kontrol, portofolio peminjaman bank yang (LOAN) berhubungan negatif
dengan risiko total, risiko sistematik, dan maupun risiko spesifik bank. Hal ini menyarankan
bahwa aktivitas peminjaman bank bukanlah sumber instabilitas. Hasil ini berlawanan dengan
sifat alami portofolio kredit. Agaknya, bank-bank Asia cenderung mengalami masalah managerial

entrenchment dimana manajer bank-bank cenderung mengarahkan bank-bank untuk menjadi


lebih stabil, dengan menahan portofolio peminjaman berisiko yang lebih sedikit (Bris dan Cantale,
2004; Soedarmono dkk, 2011b). Dana pihak ketiga (DEPO) juga nampaknya bukan merupakan
sumber instabilitas. Sejalan dengan Agusman dkk (2008), rasio loan loss reserves (LLR)
berhubungan positif dengan risiko total dan risiko spesifik bank. Sementara itu, hubungan
antara kapitalisasi bank (EQTA) dan RISK juga memenuhi tanda yang diharapkan. Rasio kapital
bank yang lebih tinggi mengurangi risiko total, risiko sistematik dan risiko spesifik bank.

4.2. Uji Robustness


Dalam rangka memastikan lebih lanjut akan ketahanan dan kemampuan model dalam
memprediksi hubungan antara independen dan dependen variabel, robustness checks perlu
dilakukan2. Pertama, telah diperlihatkan bahwa Model 6 dan 7 dari Tabel 2, 3 dan 4, model
kehilangan jumlah observasi ketika LIQUDITY masuk sebagai variabel kontrol. Untuk memastikan
bahwa hasil empiris diperoleh bukan akibat bias observasi, LIQUIDITY dikeluarkan dari kontrol
variabel dan mengestimasi kembali Model 6 dan 7 pada masing-masing kasus untuk melihat
dampak pada TRISK, BETA, dan SRISK. Namun, spesifikasi ini tidak mengubah hasil empiris
yang telah didiskusikan pada Bagian 4.1. Kedua, dikarenakan bahwa sampel bank dalam makalah
ini berasal dari negara-negara dengan tingkat lingkungan makroekonomi yang berbeda, makalah
ini kemudian mempertimbangkan pengaruh perkembangan ekonomi dan tingkat inflasi untuk
mengontrol perbedaan kinerja perekonomian masing-masing negara. Dengan kata lain, produk
domestik bruto (PDB) riil per kapita dan tingkat inflasi (INF), dimasukkan sebagai variabel kontrol.
Secara keseluruhan, hasil empiris tidak mengubah hubungan antara globalisasi perbankan,
kebebasan ekonomi dan stabilitas finansial sebagaimana yang diukur dengan risiko total, risiko
sistematik dan risiko spesifik bank.

Bank Capital Inflows, Institutional Development and Risk: Evidence from Publicly - Traded Banks in Asia

147

V. KESIMPULAN
Setelah krisis Asia 1997, globalisasi finansial di perbankan Asia dalam bentuk FDI dan
kepemilikan asing, yang mengikuti pertumbuhan aliran modal asing yang memasuki negaranegara Asia akibat krisis kredit 2008 dan krisis utang eropa 2010, memerlukan pemahaman
lebih lanjut apakah tidak partisipasi asing dalam perbankan berdampak pada stabilitas finansial.
Kemudian, peningkatan partisipasi asing sebenarnya juga menunjukkan bahwa negara-negara
Asia telah berada dalam posisi yang lebih baik dalam hal perkembangan institusional. Namun,
belum terdapat penelitian yang menganalisis partisipasi asing dan perkembangan institusional
terhadap stabilitas finansial dalam konteks Asia.
Makalah ini berusaha untuk mengisi ruang tersebut dengan menganalis dampak dari
partisipasi asing terhadap stabilitas finansial melalui saluran selain dari partisipasi asing yang
umumnya digunakan dalam literatur sebelumnya, seperti kepemilikan asing pada bank,
masuknya bank asing, atau kompetisi bank. Dalam makalah saat ini, dipertimbangkan indikator
partisipasi asing yang diukur secara agregat dengan rasio

foreign liabilities dalam perbankan dari seluruh foreign liabilities total di suatu negara.
Dengan menggunakan sampel bank-bank komersial terbuka pada tujuh negara-negara Asia
saat 2002-2009, hasil empiris menunjukkan bahwa foreign liabilities dalam perbankan
menurunkan risiko sistematik, namun memperburuk risiko spesifik bank dan risiko total. Namun,
analisis lebih jauh menunjukkan bahwa temuan ini hanya terjadi untuk negara-negara dengan
kebebasan ekonomi yang lebih luas. Dengan demikian, penguatan regulasi prudensial untuk
perbankan yang berada dalam lingkungan dengan kebebasan ekonomi lebih besar sangat
diperlukan, sebab bank-bank dalam lingkungan tersebut cenderung lebih mudah memperoleh
pendanaan dari pasar finansial internasional. Pada akhirnya, risiko spesifik bank dan risiko total
dapat dikurangi, kegagalan bank dapat dicegah, dan risiko sistemik akibat kegagalan bank
dapat dihindarkan.

148 Buletin Ekonomi, Moneter dan Perbankan, Oktober 2011

DAFTAR PUSTAKA

Agusman, A., Monroe, G.S., Gasbarro, D., Zumwalt, J.K., 2008. Accounting and capital market
measures of risk: Evidence from Asian banks during 1998-2003. Journal of Banking and

Finance 32, 480-488


Ariss, R.T., 2010. On the implications of market power in banking: Evidence from developing
coutnries. Journal of Banking and Finance 34 (4), 765-775
Augier, L., Soedarmono, W., 2011. Intermdiation financire, croissance et effet de seuil. Revue

Economique (forthcoming)
Bautista, C., Rous, P., Tarazi, A., 2009. The determinants of bank stock returns co-movements
in East Asia.Economics Bulletin 29(3), 1596-1601
Berger, A.N., DeYoung, R., Genay, H., Udell, G.F., 2001. Globalization of financial institutions:
Evidence from cross-border banking performance. Federal Reserve Bank of Chicago, Working
paper 1999-25
Bonin, J.P., Hasan,I.,Wachtel, P., 2005. Bank performance, efficiency and ownership in transition
countries.Journal of Banking and Finance29, 31-53
Bris, A., Cantale, S., 2004. Bank capital requirement and managerial self-interest. Quarterly

Review of Economics and Finance 44, 77-101.


Demirgc-Kunt, A., Detregiache, E., 1998.The determinants of banking crises in developing
and developed countries.IMF Staff Papers 45 (1).
Detregiache, E., Gupta, P., 2004. Foreign banks in emerging market crises: Evidence from
Malaysia, IMF Working Paper 04/129
Dinger, V., 2009. Do foreign-owned banks affect banking system liquidity risk?

Journal of Comparative Economics 37, 647-657


Furman, Jason., Joseph E. Stiglitz, Barry P. Bosworth, Steven Radelet. 1998. Economi crisis :
evidence and insights from Asia, Brookings Papers on Economic Activity, Number 2, pages
1-135
Jeon, B.N., Olivero, M.P., Wu, J., 2011. Do foreign banks increase competition? Evidence from
emerging Asian and Latin American banking markets. Journal of Banking and Finance 35,
856-875
Lensink, R.,Naaborg, L., 2007. Does foreign ownership foster bank performance. Applied

Financial Economics17, 881-885

Bank Capital Inflows, Institutional Development and Risk: Evidence from Publicly - Traded Banks in Asia

149

Levy-Yeyati, E., Micco, A., 2007. Concentration and foreign penetration in Latin American
banking sectors: Impact on competition and risk. Journal of Banking and Finance 31, 16331647
Sahminan, S., 2007.Effects of exchange rate depreciation on commercial bank failures in
Indonesia. Journal of Financial Stability 3, 175-193
Soedarmono, W., Machrouh, F., Tarazi, A., 2011a. Bank market power, economic growth and
financial stability: Evidence from Asian banks. Journal of Asian Economicsdoi: 10.1016/
j.asieco.2011.08.003.
Soedarmono, W., Rous, P., Tarazi, A., 2011b. Bank capital and self-interest managers: Evidence
from Indonesia. LAPE Working Paper, Universit de Limoges

150 Buletin Ekonomi, Moneter dan Perbankan, Oktober 2011

halaman ini sengaja dikosongkan

Вам также может понравиться