Вы находитесь на странице: 1из 5

KONSEP BERMAIN

1.

Pengertian stimulasi dan bermain


Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar
individu anak (Rekawati, 2013). Anak yang lebih banyak mendapat stimulasi
cenderung lebih cepat berkembang. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat
(reinforcement). Dengan memberikan stimulasi yang berulang dan terus
menerus pada setiap aspek perkembangan anak, berarti telah memberikan
kesempatan pada anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Menurut moersintowarti (2000), stimulasi adalah perangsangan dan latihanlatihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar
anak. Stimulasi ini dapat dilakukan oleh orangtuanya, anggota keluarga, atau
orang deawas lain disekitar anak. Orangtua hendaknya menyadari pentingnya
memberikan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang.

2.

Prinsip-prinsip dalam stimulasi tumbuh kembang


Pada dasarnya, aktivitas bermain pada anak tidak hanya dengan alat
permainan saja, perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua
terhadap anaknya, seperti sentuhan, bercanda, dan belaian, merupakan
aktivitas yang menyenangkan bagi anak, terutama pada tahun pertama
kehidupannya.. Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan agar
aktivitas bermain bisa merupakan stimulasi yang efektif bagi tumbuh
kembang anak yaitu sebagai berikut
a.

Lakukan sstimulasi dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dari
orang-orang terdekatnya. Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya
akan mengakrabkan hubungan dan sekaligus mengetahui setiap kelainan
yang dialami anaknya.

b.

Selalu tunjuka sikap dan perilaku baik karena anak akan meniru tingkah
laku orang-orang di dekatnya.

c.

Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok usia anak. Saat bermain anak
perlu teman, bisa teman sebaya, saudara, atau orang tuanya. Namun,
saat-saat tertentu anak akan bermain
sendiri
untuk
menemukan
kebutuhan.

d.

Lakukan aktivitas bermain secara bervariasi, menyenangkan bagi anak,


tanpa paksaan,
dan tidak ada hukuman. Anak sehat memerlukan
aktivitas bermain yang bervariasi, baik secara aktif maupun pasif

e.

Lakukan stimulasi terhadap empat aspek perkembangan anak secara


bertahap dan
berkelanjutan, yaitu stimulasi terhadap matorik
kasar, motorik halus, bicara dan
bahasa, serta mandiri dan sosialisasi

3.

f.

Gunakan alat bantu permainan yang sederhana, aman, dan ada disekitar
anak, serta mempunyai unsur edukatif (alat permainan edukatif). Alat
permainan harus
disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan
anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini sehingga alat
permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar

g.

Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.


Namun,
hendaknya anak juga diperkenalkan perbedaan antara lakilaki dan perempuan terutama dalam bentuk fisiknya

h.

Selalu beri pujian, bila perlu beri hadiah atas keberhasilannya. Hal ini
perlu diberikan
untuk menumbuhkan kepercayaan diri.

Fungsi bermain pada anak


Dunia anak tidak bisa dipisahkan dengan dunia bermain. Keduanya bersifat
universal pada semua bangsa dan kultur. Diharapkan dengan bermain, anak
mendapatkan stimulasi yang cukup agar dapat berkembang secara optimal.
Berkaitan dengan hal tersebut, wong menjelaskan bahwa bermain pada anak
hendaknya mempunyai fungsi-sungsi berikut.

a.

Perkembangan sensori motor


Aktivitas sensori motor merupakan bagia yang berkembang paling
dominan pada bayi. Perkembangan sensori motor ini didukung stimulasi
visual, stimulasi pendengaran, stimulasi taktil atau sentuhan dan stimulasi
kinetik.

b. Perkembangan kognitif
Anak belajar mengenal warna, bentuk/ukuran, tekstur dari berbagai macam
objek, angka dan benda. Anak belajar merangkai kata, berpikir abstrak,
dan memahami
hubungan ruangan, seperti naik turun, di bawah dan
terbuka.
c.

Sosialisasi
Dengan bermain, anak akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi,
belajar mengatasi persoalan yang timbul, mengenal nilai-nilai moral dan
etika, belajar hal yang salah dan benar, serta bertanggungjawab terhadap
hal yang diperbuatnya.

d. Kreativitas
Tidak ada situasi yang lebih menguntungkan/menyenangkan untuk
berkreasi daripada bermain. Anak-anak berekperimen dan mencoba ideidenya. Sekali anak merasa puas untuk mencoba sesuatu yang baru dan
berbeda, ia akan memindahkan kreasinya ke situasi yang lain.

e.

Kesadaran diri
Dengan aktivitas bermain, anak akan menyadari dirinya berbeda dengan
yang lain dan memahami dirinya sendiri

f.

Nilai-nilai normal
Anak belajar perilaku yang benar dan salah dari lingkungan rumah dan
sekolah. Interaksi dengan kelompoknya memberi makna untuk latihan

g. Nilai terapeutik
Bermain dapat mengurangi tekanan atau stres dari lingkungan. Dengan
bermain, anak dapat mengekspresikan emosi dan ketidakpuasan atas
situasi sosial, serta rasa takutnya yang tidak dapat diekspresikan di dunia
nyata
4.

Alat permainan edukatif (APE)


Merupakan alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak
sesuai usia dan tingkat perkembngannya yang berguna untuk pengembangan
anak sesuai usia dan tingkat perkembangannya yang berguna untuk
pengembangan aspek fisik, bahasa, kognitif, dan sosial. Menurut
soetjiningsih (2000), ada beberapa syarat alat permainan edukatif yang perlu
diperhatikan, sebagai berikut :

a.

Keamanan
Alat permainan untuk anak dibawah satu tahun hendaknya tidak terlalu
kecil, catnya tidak beracun, tidak ada bagian yang tajam, dan tidak mudah
pecah karena anak suka memasukan benda ke dalam mulut.

b. Ukuran dan berat


Prinsipnya mainan tidak membahayakan dan sesuai dengan usia anak. Bila
mainan terlalu besar atau berat, anak akan sukar menjangkau atau
memindahkannya. Sebaliknya, bila terlalu kecil, mainan akan mudah
tertelan
c.

Desain
APE sebaiknya mempunyai desain yang sederhana, tapi mempunyai
ukuran, susunan dan warna yang jelas. Selain itu, hendaknya tidak terlalu
rumit untuk menghindari kebingungan anak

d. Fungsi yang jelas


APE sebaliknya mempunyai fungsi yang jelas untuk menstimulasi
keempati aspek perkembangan anak.

e.

Variasi APE
APE sebaiknya dapat dimainkan secara bervariasi (dapat dibongkar
pasang), hendaknya tidak terlalu sulit agar anak tidak frustrasi. Sebaliknya,
bila terlalu mudah, anak akan cepat bosan

f.

Universal
APE sebaiknya mudah diterima dan dikenali oleh semua kultur dan
bangsa. Jadi, dalam menggunakannya, APE mempunyai prinsip yang bisa
dimengerti oleh semua orang

g. Tidak mudah rusak, mudah didapat, dan terjangkau masyarakat luas.


Karena APE berfungsi untuk stimulasi perkembangan anak, setiap lapisan
masyarakat, baik yang bertingkat sosial ekonomi tinggi maupun yang
rendah hendaknya dapat menyediakan
5.

Stimulasi dan aktivitas bermain pada masa balita dan prasekolah

a.

Masa bayi (0-1 tahun)


Stimulasi yang diberikan pada anak seharusnya sudah mulai sejak dalam
kandungan, misalnya, dengan bisikan, sentuhan pada perut ibu, gizi ibu
cukup, dan menghindari pemicu stres yang memengaruhi psikologis ibu.
Setelah lahir, stimulasi langsung dilakukan pada bayi. Pada tahun pertama
kehidupan, stimulasi diberikan untuk perkembangan sensori motor,
meskipun pada tahun berikutnya tetap harus dilakukan.
Stimulasi yang dilakukan bertujuan untuk :
Melatih dan mengevaluasi reflek-reflek fisiologis
Melatih koordinasi mata dan tangan, mata, telinga
Melatih mencari objek yang tidak keliahatan
Melatih sumber asal suara
Melatih kepekaan perabaan

b. Masa balita (1-5 tahun)


Pada masa ini anak cenderung melekat pada satu macam mainan yang
diperlakukan sesuka anak. Tujuan bermain pada masa balita terutama 1-3
tahun pertama adalah
Mengembangkan keterampilan bahasa
Melatih motorik halus dan kasar

Mengembangkan kecerdasan (mengenal warna dan berhitung)


Melatih daya imajinasi
Menyalurkan perasaan anak
Alat permainan yang dianjurkan misalnya lilin yang dapat dibentuk, alat
untuk menggambar, puzzle sederhana, manik-manik, alat rumah tangga.
c.

Masa prasekolah (5-6 tahun)


Pada masa ini, inisiatif anak mulai berkembang, anak ingin tahu lebih
banyak tentang hal-hal disekitarnya. Anak mulai berfantasi dan
mempelajari model keluarga atau bermain peran seperti guru, ibu dan lain
sebagainya. Pada msa prasekolah, aktivitas bermain mempunyai tujuan :
Mengembangkan kemampuan berbahasa, berhitung, menyamakan,
dan membedakan
Merangsang daya imajinasi
Menumbuhkan sportivitas, kreativitas, kepercayaan diri
Mempertahankan ilmu pengetahuan, suasana gotong
kompetisi
Mengembangkan
mengontrol emosi

koordinasi

motorik,

sosialisasi,

royong,

kemampuan

Вам также может понравиться