Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
mahasiswa baru yang kurang menaati peraturan. Namun, mereka mampu menyelesaikan
kegiatan ini dengan baik dan benar, serta berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Ia juga
menambahkan bahwa Saya selaku ketua panitia PPSM ini, merasa masih ada kekurangankekurangan dalam kegiatan ini, seperti sulitnya mengatur mahasiswa yang masih berada
pada fase labil atau peralihan dari SMA menuju kuliah. Mahasiswa baru masih membawa
sifat ego-nya masing-masing, tetapi seiring berjalannya kegiatan PPSM ini semua itu dapat
kami atasi secara bersama-sama. Dia juga menyarankan kepada ketua panitia PPSM
selanjutnya untuk membuat kegiatan PPSM menjadi lebih menyenangkan, tidak
membosankan, tetapi tetap mendidik. Sehingga jauh dari kesan sebagai ajang balas dendam.
Salah satu peserta PPSM terbaik prodi D-III Analis Kesehatan, I Dewa Gede Ardhia
Pradnyadhita mengatakan bahwa Makna dari kegiatan PPSM ini yaitu untuk membentuk
karakteristik dari pribadi masing-masing mahasiswa baru, karena dalam kegiatan ini kita
sebagai mahasiswa baru dididik dan dilatih secara fisik maupun mental, sehingga dapat
menyesuaikan kehidupan di lingkungan kampus. Namun, kata fisik yang saya maksudkan ini
bukan berarti negatif, tetapi kita sebagai mahasiwa baru didorong untuk dapat dan mampu
menjalani masa-masa kuliah di Poltekkes Denpasar dengan baik dan lancar. Ia juga
menambahkan bahwa Kita juga dapat mengenal hal-hal baru dalam memasuki lingkungan
perkuliahan. Selain itu, saya sebagai mahasiswa terbaik dalam kegiatan PPSM khusunya di
jurusan Analis Kesehatan, tentunya sangat senang dan bangga. Saya berharap agar
pelaksanaan PPSM selanjutnya dapat berjalan lebih baik lagi dan tetap bisa mendidik
mahasiwa baru.
Saka Bhakti Husada (SBH) dan KKSM (Kemah Kerja Sosial Mahasiswa) 2015
Politeknik Kesehatan Denpasar merupakan salah satu perguruan tinggi kesehatan di Provinsi
Bali. Dalam upaya untuk mencetak tenaga-tenaga kesehatan yang bermutu dan profesional,
tentunya banyak hal yang harus dilakukan. Selain aspek ilmu pengetahuan, aspek
keterampilan juga sangat dituntut untuk menjadi tenaga kesehatan yang bermutu dan
profesional. Oleh karena itu, banyak kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan khususnya di
Poltekkes Denpasar untuk mengasah keterampilan, kesiapsiagaan dan menjaga mutu output
dari mahasiswa. Mulai dari PPSM (Pengenalan Program Studi Mahasiswa), SBH (Saka
Bhakti Husada), KKSM (Kemah Kerja Sosial Mahasiswa), dan Dasipena (Pemuda Siaga
Peduli Bencana). Namun, untuk tahun ini pelaksanaan Dasipena ditiadakan. Meskipun begitu,
tidak berarti pengetahuan mahasiswa tentang penanganan bencana menjadi berkurang.
Pengetahuan tersebut tetap diajarkan ketika pelaksanaan SBH dan KKSM yang
pelaksanaannya diselenggarakan bersamaan.
Pada awalnya, KKSM merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahunnya yang
hanya dilaksanakan oleh jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar. Namun, pada tahun 2013
kegiatan pelatihan ini dicoba diselenggarakan untuk semua jurusan yang ada di lingkungan
Poltekkes Denpasar meliputi jurusan Kebidanan, Keperawatan, Keperawatan Gigi, Gizi,
Kesehatan Lingkungan, dan Analis Kesehatan. Dalam kegiatan KKSM, selain melakukan
pengabdian masyarakat, peserta juga diberi beberapa tantangan yang disebut 7 HR (Halang
Rintang) dalam melakukan evakuasi saat membawa pasien maupun korban bencana yang
terdiri dari pengangkutan, sungai, tembok tinggi, lorong sempit, urung-urung, serangan udara
dan ambulansi. Alasan mengapa kegiatan ini diselenggarakan untuk semua jurusan adalah
karena keterampilan dalam kegiatan ini tidak hanya harus dimiliki oleh jurusan keperaatan
saja, namun juga harus dimiliki oleh semua jurusan yang bergerak di bidang kesehatan,
sehingga nantinya dapat menangani pasien dengan baik saat terjadi bencana.
Kegiatan lainnya yang dilakukan adalah SBH, yang saat ini telah menjadi agenda rutin dari
program kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa Poltekkes Denpasar. Sebagai tenaga kesehatan
yang berbasis kepramukaan, kegiatan SBH tentunya wajib dilaksanakan sebagai suatu wadah
dan sarana untuk membentuk, meningkatkan, mengembangkan pengetahuan, keterampilan
serta pengalaman di bidang kesehatan. Sehingga, pramuka Saka Bhakti Husada dapat
membentuk karakter kepemimpinan yang siap menjadi kader dalam pembangunan di bidang
kesehatan dan pelayanan masyarakat.
Pada tahun ini pelaksanaan SBH dan KKSM diselenggarakan di daerah Serangan. Dimana
pelaksanaannya berlangsung selama dua hari, satu malam, mulai dari tanggal ... sampai....
Adapun materi yang diberikan seperti manajemen bencana, rapid assessment, triage,
pembalutan, pembidaian, dan evakuasi. Sedangkan praktik yang diberikan dalam kegiatan ini
yaitu BHD (Bantuan Hidup Dasar), bidai, tendanisasi, dan dapur umum. Pemberian materi
dan praktik ini dibantu oleh PMI Provinsi Bali, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana
Daerah), dan Tim Reaksi Cepat RSUP Sanglah.
Tujuan kegiatan SBH ini adalah untuk menumbuhkan ataupun meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan mahasiswa sebagai calon tenaga kesehatan yang berbasis kepramukaan,
sehingga nantinya dapat membentuk karakter kepemimpinan dari masing-masing mahasiswa
khususnya dibidang kesehatan. Selain itu kegiatan ini juga dapat melatih kekompakan dan
kerjasama antarmahasiswa, baik itu dalam memecahkan atau mengambil keputusan yang
sebaik-baiknya ketika menghadapi suatu permasalahan, seperti penanganan bencana alam.
Ujar ...... selaku ketua SBH tahun 2015.
Ia menambahkan bahwa Dalam pelaksanaan SBH ini tentu terdapat hambatan-hambatan
yang menggangu pelaksanaan kegiatan ini, seperti sulitnya mencari jadwal dan tempat
pelaksanaan SBH ini. Hal tersebut karena kegiatan ini berlangsung pada saat kegiatan
perkuliahan masing-masing jurusan di lingkungan Poltekkes Denpasar, selain itu kegiatan ini
juga berlangsung berdekatan dengan Ujian Tengah Semester (UTS) jurusan. Dengan jadwal
yang cukup padat tersebut tentu menyulitkan kami khusunya panitia SBH dalam menyusun
jadwal agar tidak memberatkan mahasiswa masing-masing jurusan. Selain masalah jadwal,
pemilihan tempat juga cukup rumit, mulai dari meninjau tempat lokasi yang cocok dan
masalah permohonan izin dari pihak daerah setempat yang membutuhkan waktu yang cukup
lama. Selain itu, ia juga berpesan kepada panitia SBH selanjutnya agar jangan jadikan
masalah sebagai beban yang harus dihindari, tetapi jadikan masalah itu sebagai suatu
kewajiban yang harus diselesaikan.
Sebelum kegiatan SBH ini dilakukan di tingkat direktorat, sebelumnya para peserta telah
diberi pelatihan dan pembekalan baik secara fisik, mental maupun materi di jurusannya
masing-masing selama kurang lebih .......satu bulan... Materi yang diberikan dalam pelatihan
di jurusan tersebut hampir sama seperti pelatihan yang dilakukan di tingkat direktorat, yaitu
mulai dari manajemen bencana, rapid assessment, triage, pembalutan, pembidaian, evakuasi,
BHD (Bantuan Hidup Dasar), dan tendanisasi. Sehingga nantinya dapat memudahkan para
peserta dalam mengikuti dan melaksanakan pelatihan SBH di tingkat direktorat.
Sejarah Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar berdiri pada tahun 2009 berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.03.05/I/II/4/00255/2009, Tanggal 22 Januari 2009.
Pendirian Jurusan Analis Kesehatan dilatarbelakangi oleh kebutuhan terhadap tenaga analis
kesehatan dalam menunjang pelayanan kesehatan di bidang laboratorium. Jurusan Analis
Kesehatan berdiri sebagai jurusan termuda sekaligus melengkapi 5 (lima) jurusan lain di
bawah naungan Politeknik Kesehatan Denpasar. Pada awal mula berdirinya, Jurusan Analis
Kesehatan dikelola oleh tim dosen dari Jurusan Kesehatan Lingkungan yang ditunjuk
langsung oleh Direktur Poltekkes Denpasar. Sabagai tim pengajar, berdasarkan Surat
Keputusan Direktur saat itu ditunjuk dosen tetap dan tidak tetap yang merupakan
dosen/pegawai di lingkungan Poltekkes Denpasar atau dari instansi - intansi terkait dengan
profesi analis kesehatan. Pada tahun 2011, berdasarkan penilaian dari Badan PPSDM
Kementerian Kesehatan RI, Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar berhak atas
akreditasi B berdasarkan Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan Kementerian Kesehatan No.HK.06.01/III/3/01108/2011 tanggal 20 Juni 2011.
Akreditasi tersebut berlaku selama 5 tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan.