Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH :
KELOMPOK I :
WD. MARLINA
ROSTAM
DESRIANI
NATALIA
SIRATMI NINGSIH
NANI ISRIWATI
SANIATI
AL RAFIUT SADIYAH
WD. LISNA
SITI FARIATI
SILFIATI
SRI
ENDANG MALIASARI
sehingga lebih menonjol. Pada areola suprapubis, terdapat garis hitam yang memanjang dari
atas simfisis sampai pusat. Warnanya lebih hitam dibandingkan sebelumnya, muncul garis baru
yang memanjang ditengah atas pusat (linea nigra). Pada perut, selain hiperpigmentasi terjadi
stria gravidarum yang merupakan garis pada kulit. Terdapat 2 jenis stria gravidarum yaitu stria
livida (garis berwarna biru) dan stria albikan (garis berwarna putih). Hal ini terjadi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis.
2. Perubahan kelenjar
Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti leher pria. Perubahan ini
tidak selalu terjadi pada wanita hamil.
3. Perubahan payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin dekatnya persalinan,
payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah lahir.
Perubahan yang terlihat pada payudara adalah sebagai berikut.
a. Payudara membesar, tegang dan sakit
b. Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas
c. Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola mamae
sekunder
d. Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae membesar dan kelihatan dari
luar. Kelenjar Montgomery mengeluarkan lebih banyak cairan agar puting susu selalu lembab
dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.
e. Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai kehamilan 16 minggu, cairan yang
dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak putih
seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang
dikeluarkan lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut
kolostrum.
4. Perubahan perut
Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar. Biasanya hingga kehamilan 4
bulan, pembesaran perut belum kelihatan. Setelah kehamilan 5 bulan, perut mulai kelihatan
membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan pusat menonjol ke luar. Timbul stria
gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba serta linea nigra.
5. Perubahan alat kelamin luar
Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti pada peredaran darah.
Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju uterus sangat banyak,
sesuai dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi makan janin. Gambaran
mukosa vagina yang mengalami kongesti berwarna hitam kebiruan tersebut disebut tanda
Chadwick.
6. Perubahan pada tungkai
Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua, sering terjadi edema
pada salah satu tungkai. Edema terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena
femoralis sebelah kanan atau kiri.
7. Perubahan pada sikap tubuh
Sikap tumbuh ibu menjadi lordosis karena perut yang membesar.
Perkembangan / Perubahan Psikologis.
Menurut teori Rubin, perubahan psikologis yang terjadi pada:
Trimester I meliputi: ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir.
Trimester II meliputi: perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari perkembangan dan
pertumbuhan janin meningkat. Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri
sendiri.Trimester III meliputi: memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih introvert, dan
merefleksikan pengalaman masa lalu.
yang terjadi dengan cepat selama masa hamil, dapat menjadi bingung saat melihat perilaku
pasangannya. Dengan membicarakan perubahan perubahan yang mereka alami, pasangan
dapat mendefinisikan masalah mereka dan menawarkan dukungan yang diperlukan. Perawat
dapat memperlancar komunikasi antar pasangan dengan berbicara kepada pasangan tentang
perubahan perasaan dan perilaku yang mungkin dialami wanita selama masa hamil (Rynerson,
Lowdermilk, 1993).
4. Kekhawatiran tentang janin
Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda beda selama masa hamil
(Gaffney, 1988). Kekhawatiran pertama timbul pada trimester I dan berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak mau memberitahukan
kehamilannya kepada orang lain sampai periode ini berlalu. Ketika janin menjadi semakin jelas,
yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung, Kecemasan orang tua yang terutama
ialah kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua mungkin akan membicarakan rasa
cemasnya ini secara terbuka dan berusaha untuk memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam
keadaan sempurna. Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat meninggal
semakin melemah. Kemungkinan kematian ini terbukti semakin tidak dipikirkan orang tua.
C. Tugas Perkembangan
1. Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide kehamilan dan
mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut (Lederman, 1984). Tingkat
penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam menerima
kehamilan.
Kesiapan menyambut kehamilan.
a. Kesiapan menyambut kehamilan
Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa kehamilan bagi banyak wanita
merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan. Namun, merencanakan suatu
kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan (Entwistle, Doering, 1981).Wanita lain
memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami hubungan perkawinan, baik diinginkan
maupun tidak diinginkan, bergantung pada keadaan.
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala - gejala awal untuk mencari
validasi medis tentang kehamilannya. Beberapa wanita yang memiliki perasaan kuat, seperti
tidak sekarang, bukan saya, dan tidak yakin, mungkin menunda mencari pengawasan dan
perawatan (Rubin, 1970). Namun , beberapa wanita menunda validasi medis karena akses
keperawatan terbatas, merasa malu, atau alasan budaya. Untuk orang lain, kehamilan
dipandang sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu mencari validasi medis dini.
Setelah kehamilan dipastikan respon emosi wanita dapat bervariasi, dari perasaan sangat
gembira sampai syok, tidak yakin, dan putus asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak wanita
ialah respon suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang.
Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan sebagai kehendak alam. Banyak wanita
mula- mula terkejut ketika mendapatkan diri mereka hamil. Namun, seiring meningkatnya
penerimaan terhadap kehadiran seorang anak, akhirnya mereka menerima kehamilan. Tidak
menerima kehamilan tidak dapat disamakan dengan menolak anak. Seorang wanita mungkin
tidak menyukai kenyataan dirinya hamil, tetapi agar anak itu dilahirkan.
b. Respon Emosional
Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya sering memandang hal tersebut
sebagai pemenuhan biologis dan merupakan bagian dari rencana hidupnya. Mereka memiliki
harga diri yang tinggi dan cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri, untuk
bayinya, dan untuk anggota keluarga yang lain. Meskipun secara umum keadaan mereka baik,
namun kelabilan emosional yang terlihat pada perubahan mood yang cepat untuk dijumpai
pada wanita hamil.
Perubahan mood yang cepat dan peningkatan sensitifitas terhadap orang lain ini
membingungkan calon ibu dan orang- orang di sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian air
mata dan kemarahan serta perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar biasa muncul silih
berganti hanya karena suatu provokasi kecil atau tanpa provokasi sama sekali.
Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan, dapat
menjadi penyebab perubahan mood, hampir sama seperti saat akan menstruasi atau selama
menopause. Alasan lain, seperti masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri selama
melahirkan, juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku yang tidak menentu ini.
Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka tentang terhadap diri sendiri dan
orang lain. Ia bersedia membicarakan hal- hal yang tidak pernah dibahas atau yang dibahas
hanya dalam keluarga dan tampak yakin bahwa pikiran- pikirannya dan gejala - gejala yang
dialaminya akan menarik untuk si pendengar yang dianggapnya protektif. Keterbukaan ini,
disertai kesiapan untuk belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan wanita
hamil dan meningkatkan kemungkinan diselenggarakannya perawatan yang efektif dan
terapeutik untuk mendukung kehamilan.
Apabila anak tersebut diingingkan, rasa tidak nyaman yang timbul akibat kehamilan cenderung
dianggap sebagai suatu iritasi dan upaya dilakukan untuk meredakan rasa nyaman tersebut
biasanya membawa keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena memikirkan anak yang
akan lahir dan perasaan dekat dengan anak membantu menyesuaikan diri terhadap rasa tidak
nyaman ini.
Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluhkan ketidak nyamanan fisik dapat
mencari bantuan untuk mengatasi konflik peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih
lanjut tentang toleransi dan kemampuan koping perlu dilakukan (Lederman, 1984).
2. Mengenal peran ibu
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang wanita, yakni
melalui memori - memori ketika ia, sebagai seorang anak, diasuh oleh ibunya. Persepsi
kelompok sosialnya mengenai peran feminim juga membuatnya condong memilih peran
sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau tidak menikah, dan mandiri dari pada
interdependen. Peran - peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi,
dan merawat adik - adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi seorang ibu.
Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak - anak, dan menanti untuk
menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal ini mempengaruhi
penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi
menjadi orang tua (Grossman, Eichler, Winckooff,1980 ;Lederman, 1984). Wanita yang lain
tidak mempertimbangkan dengan terinci arti menjadi seorang ibu bagi diri mereka sendiri.
Konflik selama masa hamil, seperti tidak menginginkan kehamilan dan keputusan - keputusan
yang berkaitan denga karir dan anak harus diselesaikan.
3. Hubungan Ibu Anak
Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni ketika wanita mulai
membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi ibu (Rubin, 1975; Gaffney, 1988a). Mereka
mulai berpikir seakan - akan dirinya adalah seorang ibu dan membayangkan kualitas ibu seperti
apa yang mereka miliki. Orang tua yang sedang menantikan bayi berkeinginan untuk menjadi
orang tua yang hangat, penuh cinta, dan dekat dengan anaknya. Mereka mencoba untuk
mengantisipasi perubahan - perubahan yang mungkin terjadi pada kehidupannya akibat
kehadiran sang anak dan membayangkan apakah mereka bisa tahan terhadap kebisingan,
kekacauan, kurangnya kebebasan, dan bentuk perawatan yang harus mereka berikan. Mereka
mempertanyakan kemampuan mereka untuk membagi kasih mereka kepada anak yang belum
dilahirkan ini. Rubin (1967) menemukan bahwa wanita menerapkan dan menguji perannya
sebagai ibu dengan mengambil contoh ibunya sendiri atau wanita lain pengganti ibu yang
memberi pelayanan, dukungan, atau berperan sebagai sumber informasi dan pengalaman.
Hubungan ibu - anak terus berlangsung sepanjang masa hamil sebagai suatu proses
perkembangan(Rubin, 1975).
Persiapan melahirkan, banyak wanita khususnya nulipara, secara aktif mempersiapkan diri
untuk menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan
berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak
dikenal).Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi nasihat, arahan, dan perawatan
(Patterson, Freese, Goldenberg, 1990). Rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan
proses kelahiran yang aman untuk dirinya dan anaknya (Rubin, 1975).
4. Hubungan dengan Pasangan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah dari sang anak
(Richardson,1983), karena semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan
dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi
dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama
masa nifas (Grossman,Eichler,Winckoff,1980; May,1982). Ada 2 kebutuhan utama yang
ditunjukkan wanita selama ia hamil (Richardson,1983).
Kebutuhan pertama ialah menerima tanda tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan
kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan
mengasimilasi bayi tersebut ke dalam kelurga. Rubin (1975) menyatakan bahwa wanita hamil
harus memastikan tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga dan rumah tangga
untuk anggota baru tersebut.Hubungan pernikahan tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke
waktu. Bertambahnya seorang anak akan mengubah sifat ikatan pasangan untuk selama
lamanya. Lederman (1984) melaporkan bahwa hubungan istri dan suami bertambah dekat
selama masa hamil. Dalam studinya, ia mengatakan bahwa kehamilan berdampak
mematangkan hubungan suami istri akibat peran dan aspek aspek baru yang ditemukan
dalam diri masing masing pasangan.
5. Kesiapan untuk melahirkan
Menjelang akhir trimester III, wanita akan mengalami kesulitan napas dan gerakan janin
menjadi cukup kuat sehingga mengganggu tidur ibu.
Nyeri pinggang, sering berkemih, keinginan untuk berkemih, konstipasi, dan timbulnya varies
dapat sangat mengganggu. Ukuran tubuh yang besar dan rasa canggung mengganggu
kemampuannya melakukan pekerjaan rumah tangga rutin, dan mengambil posisi yang nyaman
untuk tidur dan istirahat.
Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk menjalani persalinan, apakah disertai
rasa suka cita, rasa takut, atau campuran keduanya. Keinginan yang kuat untuk melihat hasil
akhir kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya membuat wanita siap masuk ke tahap
persalinan.
KASUS
Tn.A menikah dengan Ny.S pada tahun 2010 lalu dan saat ini Ny.S sedang mengandung
anak pertama. Kehamilan Ny. S sekarang mulai masuk trimester II. Ny.S mengatakan selama
kehamilan sering merasakan pusing dan memang Ny.S tampak kelihatan pucat. Menurut
pengakuan Ny.S baru 1x memeriksakan kehamilannya di puskesmas, dan menurut hasil
pemeriksaan Ny.S menderita anemia. Ny.S Mengatakan jarang makan makanan yang bergizi
yang berguna untuk perkembangan janinnya.Ny S juga mengeluhkan perubahan perubahan
yang terjadi pada dirinya, seperti berat badannya yang mulai meningkat dan sering merasa
lelah.
Ny.S mengatakan susah tidur karena kondisi kamar yang sempit dan pengap, di tambah lagi
kebisingan di sekitar lingkungan rumah.
Hasil pemeriksaan :
TTV :
TD : 100/80
Nadi : 70 x/menit
R : 24x/menit
S : 36,5 C
c.
Genogram
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Ikatan Perkawinan
: Tinggal Satu Rumah
Berdasarkan genogram di atas dari kedua generasi sebelumnya tidak ada yang menderita
penyakit keturunan seperti DM, jantung dan hipertensi. Pada generasi pertama meninggal
karena faktor usia baik dari pihak keluarga Ny.S maupun pihak keluarga Tn.A
Roti/ kue
Kepala
Rambut
- Mata
Bersih, tidak ada ketombe, tidak
rontok .
Konjuntivaan
anemis, sclera an
anikterik.
-Aciles
-Turgor
12x/menit
Tidak ada acites
Elastis, tidak ada
nyeri tekan dan
lepas.
12x/menit
Tidak ada Acites
Elastis, tidak ada
nyeri tekan dan
lepas.
9.
Ekstremitas
-Gerakan
-CRT
-Edema
Dapat digerakkan
atas dan bawah
< 3 detik
Tidak ada edema
Dapat digerakkan
alas dan bawah
> 3 detik
Tidak ada edema
10. Tanda-tanda Vital:
-Tekanan darah
-Nadi
-Suhu
-Pernafasan
-BB
12 0/80 Mmhg
82x/menit
37 C
25x/menit
65 Kg
100/80 Mmhg
70x/menit
36,5 C
24x/menit
49 Kg
f. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. A berada pada tahap perkembangan keluarga, ini ditandai oleh istri Tn. A yang
sedang Hamil 5 bulan.
2. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah tahap keluarga memiliki anak
karena saat ini Ny S baru mengandung anak pertama mereka.
3. Riwayat keluarga inti
Tn. A mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan ataupun penyakit menular seperti
kencing manis, TBC, jantung, hepatitis, hipertensi. Apabila anggota keluarga sakit, keluarga
biasanya hanya membeli obat di apotik terdekat.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. A mengatakan, keluarga Tn. A ataupun Ny. S tidak mempunyai riwayat penyakit yang
berbahaya seperti kencing manis, TBC, Jantung, hipertensi, hepatitis.
g. Lingkungan
1. Karakteristik rumah.
Rumah yang di tempati Tn.A dan istrinya adalah milik pribadi. Kondisi rumah permanen dengan
lantai yang disemen, luas rumah 6x5 meter2 dan terdiri dari lima ruangan yaitu; teras,ruang
tamu, 1 kamar tidur ,dapur dan kamar mandi. Dinding rumah terbuat dari papan. Rumah tidak
mempunyai ventilasi yang cukup sehingga cahaya tidak bebas masuk ke dalam rumah. ,
penempatan barang-barang agak tidak teratur, sumber air minum keluarga berasal dari ledeng.
rumah Tn.A cukup rapat dengan rumah tetangga,dengan kondisi yang cukup bising.suara musik
dari rumah tetangga sangat jelas terdengar di rumah Tn.A. Menurut Ny.S Karena kondisi rumah
yang demikian dia susah untuk beristirahat, di tambah lagi kondisi kamar yang panas dan
pengap.
Tabel 1.6 Denah rumah :
Keterangan:
1. Dapur
2. Kamar tidur
3. Ruang tamu
4. Kamar tidur
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Tn. A mengatakan bahwa hubungan keluarganya dengan masyarakat lainnya cukup harmonis,
dalam melakukan suatu kegiatan dilakukan dengan gotong royong, jarak rumah dengan
tetangga cukup dekat, disini tidak ada budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3. Mobilitas geografis keluarga.
Tn. A mengatakan keluarganya sudah tinggal di rumahnya yang sekarang sejak setahun yang
lalu .
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Tn. A mengatakan sering berkumpul dan berinteraksi dengan istrinya pada malam hari setelah
makan malam sambil menonton TV. Karena pada siang hari Tn A Menggunakan waktunya
untuk bekerja.Tn A juga mengatakan Dalam keluarga tidak masalah serta konflik dalam
berinteraksi.
h. Struktur Keluarga
1. Pola dan proses komunikasi keluarga
Tn. A mengatakan bahwa dia dan istrinya berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tolaki.
Komunikasi berlangsung dengan baik dan keluarga menyelesaikan masalah dengan
membicarakan terlebih dahulu.
2. Struktur Kekuatan Keluarga.
Tn. A sebagai kepala keluarga adalah pembuat keputusan namun apanila ada masalah tetap
selalu membahasnya terlebih dahulu dengan sang istri.
3. Struktur Peran
Tn. A mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah dan istrinya Ny S Sebagai
ibu rumah tangga.
i. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Respon kebutuhan keluarga : Ny S Mempunyai kebutuhan sendiri dan sedapat mungkin KK
Memenuhinya.meskipun hanya di batasi pada kebutuhan primer saja karena keterbatasan
penghasilan Tn A
Saling memperhatikan : Tn A Cukup memperhatikan istrinya meskipun Tn A lebih sering
berada di luar rumah.
Keterpisahan dan keterikatan : keluarga jarang terpisah, hanya pada saat Tn A bekerja di
luar.
2. Fungsi Sosial
Tn. A mengatakan bahwa hubungannya dengan keluarga baik, norma budaya dan perilaku
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di keluarga dan yang berlaku di masyarakat.
3. Fungsi Ekonomi
Tn. A mengatakan penghasilan yang didapat hanya mencukupi kebutuhan makan sehari-hari,
setiap bulannya keluarga harus membayar iuran listrik, PAM dan kebutuhan kebutuhan yang
lain. Setiap harinya keluarga hanya mampu menyajikan makanan seadanya seperti : nasi putih,
tahu, tempe, ikan, kadang-kadang pakai sayur. Namun meskipun demikian tidak mengurangi
kebahagiaan dalam keluarga Tn A. Menurut keluarga masalah ekonomi tidak menjadikan
masalah dalam keluarga mereka.
4. Fungsi Reproduktif
Ny.S mengatakan blum pernah menggunakan KB.karena keluarga juga tidak berencana
menunda punya anak. setelah setahun menikah Ny S barulah mengandung anak pertama.
5. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
Ny.S mengatakan jarang ke puskesmas.untuk mengontrol kandungannyan saja dia baru
melakukan kunjungan 1x .menurut Ny S Kendalanya karena mereka tidak memiliki
JAMKESMAS. Biasanya kalau keluarga sakit mereka lebih memilih membeli obat di warung
atau apotik.
6. Fungsi perawatan Keluarga
a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Masalah-masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga Tn. A yaitu: BUMIL dengan anemia.
Ny. S mengatakan tidak begitu mengetahui mengapa orang hamil harus memperbanyak
makanan yang mengandung zat besi seperti sayur sayuran.dia juga tidak tahu bahaya untuk
diri dan kandungannya jika anemianya tidak segera di atasi.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga mengatakan dengan adanya masalah-masalah kesehatan tersebut, yaitu:, bumil
dengan di sertai anemia tidak begitu dipikirkan karena keluarga menganggap masalah tersebut
bukanlah masalah yang serius selain itu apabila harus berobat ke dokterpun keluarga tidak
mampu . Ny S mengatakan tidak terlalu mengkhawatirkan kondisinya saat ini.Karena
menurutnya hal demikian di alami pada semua ibu hamil.
c. Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit
Tn. A mengatakan tidak menganggap Kondisi istrinya serius namun jika telah memilik uang Tn A
ingin segera membawa istrinya ke dokter.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan
Keluarga mengatakan tidak mengetahui pentingnya ventilasi dan penyinaran matahari bagi
kesehatan lingkungan rumahnya. Keluarga mengatakan setiap hari membersihkan rumah tetapi
tetap kotor dan udaranya tetap pengap. Keluarga mengatakan kondisi rumah tidak terlalu
dipikirkan karena memang kondisinya seperti itu.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
Keluarga mengatakan jarang menggunakan fasilitas kesehatan . keluarga lebih sering memilih
membeli obat di warung atau apotik jika ada anggota keluarga yang sakit. Fasilitas kesehatan
yang ada dapat terjangkau oleh keluarga bila keluarga memiliki uang.
j. Masalah Kesehatan Spesifik
Kesehatan ibu dan anak
a. Ibu hamil
Riwayat kehamilan NY. S G1 PO AO, (kebamilan pertama, partus belum pernah dan abortus
tidak pernah). Usia kehamilan saat ini 5 bulan, Ny. S mulai hamil setelah 1 tahun usia
perkawinan mereka. Ny. S mangatakan baru 1 kali rnemeriksakan kehamilanya ke bidan dan
sudah mendapat imunisasi TT se-kali, penambahan BB 4 kg dan pada waktu memeriksakan
kehamilanya ke bidan pernah mendapat vitamin penambah darah yang menurut anjuran bidan
harus diminum sehari sekali namun sekarang obatnya telah habis.
Ny.S mengatakan tidak mengetahui tentang bagaiman perawatan kehamilannya, ia
mengatakan kadang-kadanga perutnya terasa sakit namun tanpa diobati sakitnya dapat
hilang sendiri dan kadang-kadang Ny. S mengeluh pusing.
1) Inspeksi muka:
a) Tidak ditemukan chloasma gravidarum, konjungtiva anemis, tidak ada oedema pada muka.
b) Dada ( buah dada tegangang dan membesar) terlihat pigmentasi pada puting susu,
keadaan putting susu tenggelam dan colostrums belum keluar.
c) Pada tungkai tidak ditemukan farises maupun udema.
2) Palapasi abdomen:
a) Leopold I
TFU setinggi pusat usia janin 20 minggu (lima bulan), pada fundus teraba keras, bulat dan
lunak (bokong).
b) Leopold II
Punggung janin terletak di bagiart perut kanan dan bagian keci-kecil (ekstremitas), teraba pada
perut sebelah kiri.
c) Leopold III
Teraba bulat, melenting dan keras (kepala) dan bagian terbawah masih dapat digoyanggoyangkan.
d) Leopold IV
Kepala janin belurn masuk PAP.
m. Stres Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Tn.A mengatakan masalah dalam keluarganya yang sampai saat ini masih dirasakan adalah
masalah ekonomi. Ny.S mengatakan penghasilan di keluarganya hanya pas-pasan bahkan
kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.untuk biaya persalinan nantinya
keluarga tidak begitu memikrkan karena orang tua dari Ny.S Sudah bersedia membantu
mereka.
Ny.S mengatakan agak merasa terbebani dengan perubahan yang dialaminya, perutnya yang
mulai membesar membatasi hampir semua aktivitasnya, pengalaman hamil pertama dan akan
menjadi ibu kadang kadang menjadi beban pikirannya.
n. Koping
Ny.S dan keluarga mengatakan hanya bisa Bersabar dan tetap barusaha dengan adanya
masalah-masalah yang ada di dalam keluarganya mereka.
o. Harapan Keluarga
Tn.S berharap semoga keadaan istri dan calon bayinya baik-baik saja Keluarga Tn.S juga
berharap terhadap petugas kesehatan agar dapat membantu keluarga yang tidak mampu
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.(pengobatan).
ANALISA DATA
DATA MASALAH KESEHATAN MASALAH KEPERAWATAN
DS :
Ny.S mengatakan sering pusing
Ny.S mengatakan jarang mengkonsumsi makanan bergizi seperti sayur-sayuran.
Ny.S mengatakan pernah di beri obat penambah darah oleh bidan saat kunjungannya di
puskesmas namun sekarang obat tersebut telah habis
DO :
Konjungtiva anemis
TTV :
TD : 100/ 80
N : 70x/ menit
R : 24x/ menit
S : 36,5 C.
Ibu hamil dengan anemia
Anemia Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kebutuhan untuk BUMIL
DS :
Ny.S mengatakan banyak perubahan yang terjadi pada dirinya semenjak hamil. Dan agak
mengalami kesulitan menyesuaiakan diri dengan kondisinya sekarang
Ny.S mengatakan ini kehamilan pertama dan sekaligus pengalaman pertama,
DO :
Berat badan Ny.S bertambah dari 46 menjadi 50.
Perut Ny.S tampak membuncit.
Payudara membesar.
Gangguan konsep diri
Gangguan konsep diri Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah perubahan fisiologis kehamilan.
DS :
Ny.S mengatakan susah tidur karena kondisi kamarnya yang sempit dan pengap ditambah
lagi adanya kebisingan di sekitar lingkungan.
Ny.S mengatakan tetangga rumahnya sering sekali karaokean.
DO :
Ny.S tampak lemas dan lesu
Kantung mata Ny.S tampak cekung
Gangguan pemenuhan istrahat tidur.
Gangguan pemenuhan istrahat tidur Ny.S pada keluarga Tn. A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
DS:
Ny.S mengatakan jarang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sudah tidak minum
vitamin yang berguna untuk perkembangan janinnya.
Ny.S mengatakan harusnya dia sudah memeriksakan kembali kandungannya namun sampai
saat ini dia belum juga ke puskesmas setelah kunjungan pertamanya.
Do :
Hasil pemeriksaan Lab menunjukan HB turun
Resiko gangguan perkembangan janin
Resiko gangguan perkembangan janin Ny.S pada Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat.
SKORING
1. Anemia Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kubutuhan untuk BUMIL.
Kriteria Skor Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah ;
tidak sehat
2. Kemungkinan masalah dapat diubah ;
dengan mudah
3. Potensi masalah untuk diubah ;
cukup
4. Menonjolnya masalah ;
Ada masalah tapi tidak perlu segera di tangani
1
3/3 x 1
2/2 x 2
2/3 x 1
1/2 x 1
Terlihat Ny.S dalam kondisi lemas dan tampak pucat.
Untuk pemenuhan nutrisi BUMIL tidak selalu membutuhkan biaya mahal.
BUMIL bisa mendapatkan makanan yang mengandung zat besi dengan mengkonsumsi sayur
sayuran hijau.
Keluarga merasakan ada masalah tetapi tidak membutuhkan penanganan segera
Total skor
4,1
2. Gangguan konsep diri Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah perubahan fisiologis kehamilan
Kriteria Skor Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah ;
ancaman kesehatan
2. Kemungkinan masalah dapat diubah ;
mudah
3. Potensi masalah untuk diubah ;
Cukup
4. Menonjolnya masalah ;
Ada masalah tetapi tidak perlu segera di tangani.
2/3 x 1
2/2 x 2
2/3 x 1
3,7
3. Gangguan pemenuhan istrahat tidur Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.
Kriteria Skor Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah:
Ancaman kesehatan.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah:
Hanya sebagian.
4. Menonjolnya masalah:
Ada masalah tapi tidak perlu segera di tangani.
1
1
2/3 x 1
2/2 x 2
2/3 x 1
1/2 x 1
Membuat kondisi BUMIL semakin lemah.
Gangguan tidur pada BUMIL bukan hanya karena kebisingan lingkungan sekitar tapi juga
karena kondisi kamar yang panas dan pengap.
Bisa dengan menambahkan ventilasi kamar
Masalah kondisi kamar tidak mungkin secara langsung bisa di rubah.
Total skor
3,7
4. Resiko gangguan perkembangan janin Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat.
Kriteria Skor Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah:
ancaman kesehatan.
2.
3.
4. Menonjolnya masalah:
Masalah tidak di rasakan.
1
2/3 x 1
1/2 x 2
1/3 x 1
0/2 x 1
Masalah akan muncul jika tidak segera ditangani.
2.
3.
4.
Setelah di lakukan intervensi keperawatan masalah gangguan konsep diri pada Ny S dapat
teratasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan resiko gangguan perkembangan janin bisa di cegah
Setelah di lakukan pertemuan untuk melakukan intervensi keluarga di harapkan mampu :
1.
2.
3.
2.
3.
2.
3.
Mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi gangguan konsep diri pada BUMIL.
3.
Verbal
Verbal
Verbal
Verbal
verbal
Verbal
Verbal
Verbal
verbal
- Menjelaskan secara sederhana tentang anemia
- Menyebutkan bahaya yang mungkin timbul pada BUMIL akibat anemia yang tidak teratasi.
- Menjelaskan pentingnya makanan bergizi untuk BUMIL.
- Menyebutkan contoh- contoh makanan yang mengandung zat besi.
- Menyebutkan contoh sayur- sayuran yang mengandung zat besi yang bisa didapatkan
dengan harga terjangkau.
- Menjelaskan secara sederhana penyebab gangguan tidur.
- Menyebutkan akibat jika BUMIL kurang istirahat.
- Menyebutkan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah.
- Menjelaskan masalah- masalah yang bisa muncul pada kehamilan
- Menjelaskan perubahan pada ibu hamil merupakan keadaan yang normal.
- Menjelaskan proses perubahan fisiologi pada BUMIL.
- Menyebutkan beberapa perubahan perubahan pada tubuhnya selama kehamilan.
- Menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi merupakan sesuatu yang normal
- Menjelaskan tentang resiko gangguan perkembangan janin.
- Menyebutkan faktor-faktor yang bisa memperberat resiko
- Menyebutkan cara yang tepat untuk mencegah terjadinya resiko gangguan perkembangan
janin
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang anemia.
2. Jelaskan pada keluarga tentang bahaya anemia pada BUMIL.
3. Jelaskan pada keluarga contoh contoh makanan yang mengandung zat besi dengan
harga terjangkau.
4. Anjurkan pada keluarga khususnya BUMIL untuk terus mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi.
5. Anjurkan ibu untuk meminta vitamin penambah darah di puskesmas
1.
2.
3.
4.
5.
1. Jelaskan perubahan yang terjadi pada BUMIL adalah proses yang normal.
2. Anjurkan BUMIL untuk memakai pakaian yang longgar dan tipis untuk menunjang
kenyamanan.
3. Beri pemahaman/penjelasan agar BUMIL bisa menerima perubahan yang terjadi pada
tubuhnya
4. Jelaskan dampak yang bisa timbul jika BUMIL merasa terus terganggu dengan perubahan
yang terjadi
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang resiko gangguan perkembangan janin
2. Beri pemahaman keluarga tentang resiko perkembangan janin pada kehamilan yang
bermasalah
3. Jelaskan hal- hal yang bisa memperberat resiko pada kehamilan
4. Beri pemahaman pada keluarga cara mencegah resiko gangguan perkembangan janin
5. Anjurkan keluarga membawa BUMIL ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya
4. Menjelaskan dampak yang bisa timbul jika BUMIL merasa terus terganggu dengan
perubahan yang terjadi
Sabtu , 3 - 12- 2011
Jam 10. 00 WITA
S : BUMIL mengatakan sudah merasa terbiasa dengan perubahan kondisinya.
O : BUMIL terlihat tampak santai
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
4. Resiko gangguan perkembangan janin Ny S pada keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat.
Hari/ tanggal
Implementasi
Evaluasi
Sabtu , 26- 11- 2011
Jam 13. 00 WITA
1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang resiko gangguan perkembangan janin
2. Memberi pemahaman keluarga tentang resiko perkembangan janin pada kehamilan yang
bermasalah
3. Menjelaskan hal- hal yang bisa memperberat resiko pada kehamilan
4. Memberi pemahaman pada keluarga cara mencegah resiko gangguan perkembangan janin
5. Menganjurkan keluarga membawa BUMIL ke puskesmas untuk memeriksakan
kehamilannya
Sabtu , 3 - 12- 2011
Jam 10. 00 WITA
S : BUMIL mengatakan memahami dan mulai mengatasi ancaman yang dapat menjadi resiko
gangguan perkembangan pada janinya.
O : BUMIL mulai memperhatikan pemeriksaan kandungannya ke puskesmas.
A : masalah teratasi
P : intervensi dipertahankan ( 5 )