Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
dalam berbagai batasan. Dua batasan yang sering digunakan secara rancu adalah
produktivitas tanah dan kesuburan tanah. Produktivitas tanah diberi batasan sebagai
kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan suatu tanaman (atau sekuen tanaman) yang
diusahakan dengan system pengolahan tertentu. Produktivitas tanah merupakan perwujudan
dari seluruh faktor (tanah dan bukan tanah) yang mempengaruhi hasil tanaman.
(Mas,ud,1992)
Tekstur tanah berkaitan erat dengan ukuran partikel primer penyusun tanah. Tanah
dengan tekstur tertentu memiliki sebaran ukuran partikel yang khas. Ukuran yang beraneka
tersebut dinamakan menurut dua system. Dapat dikatakan semua tanah merupakan campuran
antara pasir, debu, dan tanah liat. Tanah yang mengandung 10-25% tanah liat, dan sisanya
terdiri atas pasir yang sama, disebut lempung. Struktur tanah sama pentingnya dengan tekstur
tanah. Struktur tanah merupakan susunan partikel atau agregat tanah sekunder. Jika agregasi
tidak terjadi, sebagian besar tanah tidak akan berpori cukup besar untuk memungkinkan
aliran air atau diterobosi akar secara baik. Struktur tanah dapat berubah melalui pemadatan,
yang dapat menjadi masalah yang serius pada tanah pertanian yang menggunakan mesin
berat. Tanah liat mampu menahan lebih banyak air yang tersedia bagi tumbuhan. Tanah yang
kaya akan tanah liat dan humus (atau tanah bertekstur sedang) mampu menahan air paling
banyak, tapi bila strukturnya buruk, ruang diantara partikelnya menjadi kurang. Karena
tumbuhan memerlukan oksigen untuk mendukung respirasi akarnya, maka tanah seperti itu
tidak baik bagi pertumbuhan tumbuhan. Penerobosan akar mungkin akan terhambat di tanah
liat (Salisbury, 1995).
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah
bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus.
Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan
daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan
air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi:
banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka
air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan
kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Foth, Henry D, 1988).
Tanah pasir merupakan salah satu substrat bagi pertumbuhan tanaman.Tanaman
memerlukan kondisi tanah tertentu untuk menunjang pertumbuhannya yang optimum.Kondisi
tanah tersebut meliputi faktor kandungan air, udara, unsur hara dan penyakit. Apabila salah
satu faktor tersebut berada dalam kondisi kurang menguntungkan maka akan mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan tanaman (Bidwell, 1979).
Menurut AAK (1993) tanah berpasir memiliki struktur butir tunggal, yaitu campuran
butir-butir primer yang besar tanpa adanya bahan pengikat agregat. Ukuran butir-butir pasir
adalah 0,002 mm - 2,0 mm.
Partikel-partikel pasir mempunyai ukuran yang lebih besar dan luas permukaan yang
kecil dibandingkan fraksi debu dan liat.Oleh karena itu, tidak banyak berfungsi dalam
mengatur kimia tanah tetapi lebih sebagai penyokong tanah dimana sekitarnya terdapat
partikel debu dan liat yang aktif (Hakim Nurhajati, 1986).
Struktur tanah memang ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang kita kehendaki ialah
struktur tanah yang remah. Keuntungan struktur tanah demikian ialah udara dan air tanah
berjalan lancar, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat memacu pertumbuhan jasad
renik tanah yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di dalam
tanah. Oleh Karena itu, untuk memperbaiki struktur tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk
organik (pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau). (Lingga P. dan Marsono, 2005)
Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Physiology.Mc Millan Co. Inc., New York.
Salisbury, 1995. Fisiologi tumbuhan Hubungan Air Dengan Tanah.Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
Foth, Henry D, 1988, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.