Pada simulasi dilakukan pada kondisi :

- PLTA TIMO 1 sebagai refference machine

-Metode Newton Raphson

1. Tanpa AVR dan Governor

a. Naiknya Beban
- Didalam Subsistem Tanjung Jati
Terjadi Penambahan 8% pada setiap beban Sub Sitem Tanjung Jati.
Maka didapatkan data sebagai berikut
Note : Running load flow berbeda dengan PLN. Kalau PLN running
dengan according secondary control. Kalo ini as dispacth
(Distributed slack by generation)
Nama
BLORA
BRINGIN
CEPU
JEKULO5
JELOK
JEPARA
KEDUNG
OMBO
KUDUS
MOJOSONGO
MRANGGEN
PANDEAN
LAMPER
PATI
PUDAK
PAYUNG
PURWODADI
REMBANG KIT
REMBANG
SAYUNG
SIMPANG LIMA
TAMBAK
LOROK
TAMBAKLOROK
GU 1
TANJUNG JATI
UNGARAN

Rated
Voltage
150
150
150
150
150
150

Bus Voltage
(PU)
0.98
0.96
0.98
0.98
0.97
1

Bus Voltage
(KV)
147.01
144.7
146.32
146.75
145.69
149.46

150
150
150
150

0.99
0.98
0.95
0.99

148.08
147.47
143.13
148.12

150
150

0.98
0.97

147.67
146.03

150
150
150
150
150
150

0.99
0.99
0.99
0.98
0.98
0.98

147.99
147.85
148.23
147.58
147.5
147.48

150

0.99

148.04

0.99
1.01
1.02

148.04
151.92
153.23
143.13

150
150
150
MINIMUM

Dari data diatas didapat bus Mojosongo mendapatkan

minimum 143.13 KV. Sehingga tidak mencapai kondisi 120 KV.
Sehingga tidak diperlukan kondisi Manual Load Shedding.
Diluar Subsistem Tanjung Jati
o Dalam Subsistem Jateng DIY (150KV)

Dari data diatas didapat bus Mojosongo mendapatkan minimum 141.15

KV. Sehingga tidak mencapai kondisi 120 KV. Sehingga tidak diperlukan kondisi
Manual Load Shedding.
o
Nama
BLORA

Diluar Subsistem Jateng DIY (500 KV)

Rated
Voltage
150

Bus Voltage
(PU)
0.94

Bus Voltage
(KV)
141.26

BRINGIN
CEPU
JEKULO5
JELOK
JEPARA
KEDUNG
OMBO
KUDUS
MOJOSONGO
MRANGGEN
PANDEAN
LAMPER
PATI
PUDAK
PAYUNG
PURWODADI
REMBANG KIT
REMBANG
SAYUNG
SIMPANG LIMA
TAMBAK
LOROK
TAMBAKLOROK
GU 1
TANJUNG JATI
UNGARAN

150
150
150
150
150

0.94
0.94
0.95
0.95
0.98

140.73
140.53
142.59
141.75
146.51

150
150
150
150

0.96
0.96
0.93
0.96

144.33
143.7
139.1
144.32

150
150

0.96
0.94

143.71
141.21

150
150
150
150
150
150

0.96
0.96
0.95
0.95
0.96
0.96

144.11
144.09
142.55
141.87
143.56
143.51

150

0.96

144.07

150
0.96
144.07
150
1
149.74
150
1
150.45
MINIMUM
139.1
Dari data diatas didapat bus Mojosongo mendapatkan minimum 139.1 KV.
Sehingga tidak mencapai kondisi 120 KV. Sehingga tidak diperlukan kondisi
Manual Load Shedding.

b. Turunnya Pasokan Daya

- Lepasnya Pembangkit dalam Island
1. Lepasnya PLTA KEDUNGOMBO
Nama
BLORA
BRINGIN
CEPU
JEKULO5
JELOK
JEPARA
KEDUNG
OMBO
KUDUS
MOJOSONGO
MRANGGEN
PANDEAN
LAMPER
PATI
PUDAK
PAYUNG
PURWODADI
REMBANG KIT
REMBANG
SAYUNG
SIMPANG LIMA
TAMBAK
LOROK
TAMBAKLOROK
GU 1
TANJUNG JATI
UNGARAN

Rated
Bus Voltage
Bus Voltage
Voltage
(PU)
(KV)
150
1
149.68
150
0.98
146.72
150
0.99
149.06
150
0.99
148.7
150
0.98
147.62
150
1.01
150.83
150
150
150
150

1
1
0.97
1

149.63
149.72
145.29
149.89

150
150

1
0.99

149.58
148.23

150
150
150
150
150
150

1
1
1
1
1
1

149.82
149.61
150.74
150.18
149.4
149.41

150

149.93

150
1
149.93
150
1.02
152.84
150
1.03
154.07
MINIMUM
145.29
Dari data diatas didapat bus Mojosongo mendapatkan minimum 145.29
KV. Sehingga tidak mencapai kondisi 120 KV. Sehingga tidak diperlukan
kondisi Manual Load Shedding.
2. Lepasnya PLTU REMBANG 1
Dari data didapat bus Cepu mendapatkan minimum 139.32 KV.
Sehingga tidak mencapai kondisi 120 KV. Sehingga tidak diperlukan
kondisi Manual Load Shedding.
3. Lepasnya Ungaran dari sistem
Nama
BLORA
BRINGIN

Rated
Voltage
150
150

Bus Voltage
(PU)
0.87
0.89

Bus Voltage
(KV)
130.86
133.84

CEPU
JEKULO5
JELOK
JEPARA
KEDUNG
OMBO
KUDUS
MOJOSONGO
MRANGGEN
PANDEAN
LAMPER
PATI
PUDAK
PAYUNG
PURWODADI
REMBANG KIT
REMBANG
SAYUNG
SIMPANG LIMA
TAMBAK
LOROK
TAMBAKLOROK
GU 1
TANJUNG JATI
UNGARAN

150
150
150
150

0.87
0.89
0.9
0.94

130.33
133.83
134.61
140.66

150
150
150
150

0.91
0.9
0.88
0.91

136.43
135.5
132.62
136.41

150
150

0.89
0.88

133.1
131.55

150
150
150
150
150
150

0.9
0.91
0.88
0.88
0.89
0.89

134.99
136.19
131.79
131.3
133.22
132.95

150

0.89

133.05

150
0.89
133.05
150
0.97
146.02
150
0.98
147.71
MINIMUM
130.33
Dari data didapat bus Cepu mendapatkan minimum 130.33 KV.
Sehingga tidak mencapai kondisi 120 KV. Sehingga tidak diperlukan
kondisi Manual Load Shedding.
-Lepasnya Pembangkit diluar Jateng DIY
Dari data diatas didapat bus Mojosongo mendapatkan minimum 143
KV. Sehingga tidak mencapai kondisi 120 KV.

2. Dengan AVR dan Governor

a. Naiknya Beban
- Didalam Subsistem Tanjung Jati

Terjadi Penambahan 8% pada setiap beban Sub Sitem Tanjung Jati.

Maka didapatkan data sebagai berikut
Note : Running load flow berbeda dengan PLN. Kalau PLN running
dengan according secondary control. Kalo ini as dispacth
(Distributed slack by generation)
Nama
BLORA
BRINGIN
CEPU
JEKULO5
JELOK
JEPARA
KEDUNG
OMBO
KUDUS
MOJOSONGO
MRANGGEN
PANDEAN
LAMPER
PATI
PUDAK
PAYUNG
PURWODADI
REMBANG KIT
REMBANG
SAYUNG
SIMPANG LIMA
TAMBAK
LOROK
TAMBAKLOROK
GU 1
TANJUNG JATI
UNGARAN

Rated
Voltage
150
150
150
150
150
150

Bus Voltage
(PU)
0.98
0.96
0.98
0.98
0.97
1

Bus Voltage
(KV)
147.01
144.7
146.32
146.75
145.69
149.46

150
150
150
150

0.99
0.98
0.95
0.99

148.08
147.47
143.13
148.12

150
150

0.98
0.97

147.67
146.03

150
150
150
150
150
150

0.99
0.99
0.99
0.98
0.98
0.98

147.99
147.85
148.23
147.58
147.5
147.48

150

0.99

148.04

0.99
1.01
1.02

148.04
151.92
153.23
143.13

150
150
150
MINIMUM

Diluar Subsistem Tanjung Jati

b. Turunnya Pasokan Daya

- Lepasnya Pembangkit dalam Island
- Lepasnya Pembangkit diluar Island 150 kV
Lepasnya Pembangkit diluar Jateng DIY