Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB IV

ANALISA SIMPANG BERSINYAL


Analisa simpang bersinyal dapat diperoleh dengan mengacu pada perturan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 dengan menggunakan form yang sudah teredia
dalam peraturan tersebut.
4.1. Data Survey
Survey dilakukan pada tanggal 23 Sepetember 2014 di persimpangan Juanda Depok
pada pukul 16.30 sampai 19.30 WIB.
Survey dilakukan dengan mengumpulkan data berupa :
Jumlah kendaraan jenis LV, HV, MC, dan UM setiap 15 menit di wilayah
persimpangan
Waktu hijau sinyal lalu lintas setiap fase
Waktu inter green setiap pergantian fase
4.2. FORM SIG-1
Pada form SIG-1 dilakukan analisa terkait Geometri, pengaturan lalu lintas dan
lingkungan.
Tipe lingkungan jalan
Tipe lingkungan jalan persimpangan Juanda Depok termasuk tipe lingkungan
komersil (COM) yaitu lingkunagn tersebut digunakan sebagai tata guna lahan
komersil (toko, restoran, kantor).
Hambatan samping
Hambatan samping yang terjadi pada persimpangan termasuk tinggi. Dikatakan
tinggi karena terjadi aktivitas seperti angkutan umum berhenti dan pejalan kaki
berjalan sepanjang atau melintas pendekat.
Median
Terdapat median pada persimpangan Juanda Depok di setiap fase.
Kelandaian
Kelandaian dianggap 0% karena pada persimpangan tersebut terlihat datar.
Belok kiri langsung (LTOR)
Terjadi arus kiri langsung pada arah Jakarta menuju Juanda dan arah Juanda
menuju depok.
Kendaraan parkir

Kendaraan parkir hanya terjadi pada bagian arah selatan sejauh 3 meter dari
persimpangan.
Lebar pendekat
Data lebar pendekat setiap bagian jalan yaitu lebar pendekat (Wa), lebar masuk
(Wmasuk), LTOR, dan Lebar keluar (Wkeluar).
Data dari form SIG-1 terlampir pada lampiran 2.
4.3. FORM SIG-2
Form ini membahas tentang aru lalulintas yang terjadi pada simpangan Juanda Depok.
Nilai emp
Data hasil survey dengan mengelompokkan jenis kendaraan menjadi kendaraan
ringan (LV), kendaraan berat (HV), dan sepeda motor (MC). Nilai emp yang telah
dihitung kemudian dikalikan dengan faktor pengali keadaan jalan yang terlindung
dan terlawan.

Rasio Berbelok
Rasio berbelok ditentukan dengan menggunakan rumus 13 dan 14 seuai dengan
jenis belokan (Plt atau Prt).
4.4. FORM SIG-3
Pada from SIG-3 dilakukan analisa secara manual kondisi dilapangan. Didapatkan
nilai waktu hilang total (LTI) selama 15 detik pada setiap siklus.
4.5. FORM SIG-4
Rasio kendaraan belok
Angka rasio kendaraan belok diperoleh dengan mengacu pada form SIG-2.
Nilai smp/jam hijau (S)
Nilai S diperoleh dengan mengalikan nilai So (rumus 20), Fcs (tabel C41), Fsf
(tabel C42), Fg (gambar C41), Fp (rumus 21), Frt (rumus 22), Flt (rumus 23).
Arus lalu lintas (Q)
Angka arus lalu lintas (Q) diperoleh dengan mengacu pada form SIG-2.
Rasio arus (FR)

Nilai FR diperoleh dengan membagi nilai Q dengan S.


Rasio fase (IFR)
Nilai IFR diperoleh dengan menggunakan rumus 28.
Waktu hijau
Waktu hijau didapat secara manual pada setiap lampu hijau setiap arah.
Kapasitas (C)
Nilai kapasitas diperoleh dengan menggunakan rumus 32 yaitu dengan
mengalikan S x g/c.
Derajat Kejenuhan
Pada persimpangan Depok Juanda ini didapatkan derajat kejenuhan dari ketiga
fase mengalami kejenuhan diatas persyaratan yaitu > 1, oleh karena itu simpangan
tersebut tergolong sangat padat dan kapasitas jalan tidak memenuhi.
4.6. FORM SIG-5
Panjang antrian
Dengan menggunakan rumus 38 diperoleh panjang antrian kendaraan pada
analisis perhitungan menunjukan antrian terjauh yaitu 4932 m. Hal ini terjadi
karena jumlah kendaraan yanga ada sangat banyak tetapi kapaitas jalan kecil.
Jumlah kendaraan terhenti
Total jumlah kendaraan yang terhenti pada simpangan Juanda Depok mencapai
angka 29931,5 smp/jam atau sekitar 3,62 stop/smp kendaraan terhenti rata-rata.
Tundaan
Tundaan simpang rata-rata pada impangan tersebut menunnjukan angka 1196, 36
smp.dtk. angka ini menunjukan bahwa simpangan Juanda Depok tersebut sudah
tidak mampu menampung kapasitas kendaraan dari semua fase sehingga perlu
adanya solusi untuk mengurai kemacetan yang ada.

Вам также может понравиться