Вы находитесь на странице: 1из 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA P DENGAN

KASUS
DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG PDL SAYAP A
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

Disusun Oleh :
Nama

: HARPAINSYAH

Nim

: 02101142

Tingkat : 1 (SATU)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2010-2011
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
A. Definisi
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk aides aegypti dan aides
albopictus. (Soegijanto, 2006: 61)
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang terutama terdapat pada
anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot atau
nyeri sendi yang disertai leukopenia, nyeri pada penggerakan bola mata,
trombositopenia ringan dan bintik-bintik pendarahan (petekie) spontan.
(Hendrawanto, 2004: 417)
B. Etiologi
Virus dengue tergolong dalam family / suku / grup flaviviridae dan dikenal
ada empat serotipe.
Dengue I dan H ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia
ke-II, sedangkan dengue III dan IV ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun
1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat sensitif terhadap inaktivasi
oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70C.
Keempat serotipe telah ditemukan pada pasien-pasien di Indonesia.
Dengue III merupakan serotipe yang banyak beredar. (Hendrawanto, 2004: 417)
C. Patoflow
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya
perembesan plasma keruang ekstraseluler

Virus dengue masuk kedalam tubuh

Sehingga mengakibatkan demama, nyeri otot, mual, pegal seluruh badan,


di tenggorokan tinbul keram dan mungkin terjadi perembesan limfa

DBD
D. Tanda dan Gejala
Gejala klinis utama pada DBD adalah demam dan manifestasi pendarahan
baik yang timbul secara spontan maupun uji torniquet. Tanda dan gejala DBD
berdasarkan pembagian derajat.
-

Derajat I
Demam dan uji torniquet

Derajat II
Demam pendarahan spontan, pada umumnya dikulit atau pendarahan lainnya.

Derajat III
Demam, pendarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan
ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan
lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai ekstremitas
dingin dan anak gelisah.

Derajat IV
Demam, pendarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan
ditemukan gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah tak
terukur). (Soegianto, 2006: 85-87)

E. Standar Laboratorim
a. Haemoglobin : 12-16 g %
b. Leukosit

: 5-10 ribu

c. Diffount :
- Eosinofil

: 1-3%

- Basofil

: 0-1%

- Segment

: 50-70%

- Limfosit

: 20-40%

- Monosit
d. Trombosit
Hematokrit

: 2-8%
: 200-400 Ribu
: 37-48%

F. Diagnosa
Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang berbahaya, yang jika
terlambat penanganannya dapat menyebabkan kematian. Permasalahan dalam
penanganan DBD adalah salah diagnose dimana pasien dianggap mengidap penyakit
lain seperti tipus, common cold, dan lainnya.
Biasanya pasien yang datang ke sarana kesehatan mengeluh adanya panas,
pusing, sakit kepala, mual dan kadang disertai nyeri otot abdomen.
Data ini sulit bagi petugas untuk mendiagnosa secara pasti sehingga berdasarkan
pengamatan , banyak petugas kesehatan dalam memberikan terapi bersifat
simptomatik dan kuratif sekaligus preventif.
Kondisi ini cenderung akan menyebabkan dampak merugikan bagi pasien
karena pasien diharuskan mengkonsumsi antibiotic dua macam sekaligus.
Bagi petugas lapangan pemberian antibiotic 2 macam sekaligus dianggap lebih baik,
mengingat :
1. Tidak adanya fasilitas laboratorium untuk diagnose penunjang
2. Lebih ekonomis disbanding pasien harus dating lagi
3. Sebagai sarana untuk mendiagnosa penyakit lain, misalnya jika dengan obat
tersebut tidak sembuh maka arah penyakit adalah penyakit yang tidak
responsive ke antibiotic contoh : jika tipus dianggap responsive ke antibiotic,

maka tidak responsive ke antibiotik menunjukan pasien mengidap penyakit


non tipus.
4. Di daerah daerah tertentu ( kota ), rata-rata hasil test Widal menunjukan titer
tinggi, sehingga dianggap setiap pasien dengan panas harus diberikan
antibiotic doble.
Alasan lainnya adalah kekhawatiran akan adanya hilangnya market, bahwa
jika berobat ke tempat tersebut tidak manjur padahal mereka hanya melakukan
diagnose berdasarkan namnesa dan pemeriksaan fisik.
G. penatalaksanaan
Berdasarkan kenyataan di masyarakat penatalaksanaan kasus DBD dibagi
sebagai berikut:
1.

Kasus DBD yang memungkinkan untuk berobat jalan

2.

Kasus DBD yang dianjurkan rawat tinggal


a. Kasus DBD derajat I dan II
b. Kasus DBD derajat III dan IV
c. Kasus DBD dengan penyulit

1.

Kasus DBD yang diperkenankan berobat jalan


Bila penderita hanya menyeluh panas, tetapi keinginan makan dan
minum masih baik. Untuk mengatasi panas tinggi yang mendadak

diperkenankan memberikan obat panas paracetamol 10-15 mg/kgBB setiap 34 jam diulang jika simkom panas masih nyata diatas 38,5 0C.
2.

Kasus DBD yang dianjurkan rawat tinggal


a. Kasus DBD derajat I dan II
Pada hari ke 3, 4 dan 5 panas dianjurkan rawat inap karena
penderita ini mempunyai risiko terjadinya syok. Untuk mengantisipasi
kejadian syok tersebut, penderita ini disarankan di infus cairan kristaloid
dengan tetesan berdasarkan 7, 5, 3. pada saat fase panas penderita
dianjurkan banyak minum air buah atau oralit yang biasa di pakai untuk
diare.
b. Kasus DBD derajat III dan IV
Dengue Shock Syndrome (Sindrom renjatan dengue) termasuk
kasus kegawatan yang membutuhkan penanganan secara cepat dan perlu
memperoleh cairan pengganti secara cepat. Biasanya dijumpai kelainan
asam basa dan elektrolit (hiponatremi). Penggantian yang cepat plasma
yang hilang digunakan larutan garam isotonik (ringer laktat, 5 % dektrose
dalam larutan ringer laktat atau 5 % dektrose dalam larutan ringer asetat
dan larutan normal garam faali) dengan jumlah 10-20 ml/kg/ 1 jam
c. Kasus DBD dengan penyulit
Misalnya terdapat kelainan ginjal

Dalam keadaan syok, harus yakin benar bahwa penggantian


volume intravaskuler telah benar-benar terpenuhi dengan baik. Apabila
diuresis belum mencukupi 2 ml/kgBB/jam. Sedangkan cairan yang
diberikan sudah sudah sesuai kebutuhan, maka selanjutnya furasemid 1
mg/kgBB dapat diberikan. Pemantauan tetap dilakukan untuk jumlah
diuresis, kadar ureum, dan kreatinin. Tetapi apabila diuresis tetap belum
mencukupi, pada umumnya syok juga belum dapat dikoreksi dengan baik,
maka pemasangan central venous pressure (CVP) perlu dilakukan untuk
pedoman pemberian cairan selajutnya (Airlangga, 2006).

Asuhan Keperawatan Teoritis


A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
proses sistematis dalam pengumpulan dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien.
Hasil dari pengkajian yang dilakukan perawat terkumpul dalam bentuk
data dan cara pengmpulan dalam pengkajian yaitu ;
1. Wawancara
2. Pemeriksaan fisik
3. Observasi
4. Pemeriksaan diagnostik yaitu :
-

Mendadak demam tinggi selama + 1 hari sebelum masuk Rumah sakit

Pusing

Mual muntah

Terasa sakit perut atau nyeri ulu hati

Batuk dan sesak nafas

Badan menggigil dan otot terasa ngilu

Pada kulit timbul bintik-bintik merah

B. Diagnosa Keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh
b. Gangguan rasa nyaman nyeri
c. Gangguan pemenuhan nutrisi sehingga kurang dari kebutuhan tubuh
d. Potensial terjadi perdarahan intraabdominal
e. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
f. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet dan perawatan
g. Gangguan aktivitas sehari-hari

C. Rencana Keperawatan
DP I

: Peningkatan suhu tubuh b.d dengan proses infeksi virus dengue

Tujuan

DP II

Kaji saat timbulnya demam

Kaji vital sign

Anjurkan klien istirahat

Berikan kompres hangat

Anjurkan agar klien tidak memakai selimut dan pakaian tebal

Catat asupan dan keluaran cairan

: Gangguan rasa nyaman nyeri

Tujuan

:
-

Beri posisi yang nyaman

Berikan ksempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan orangorang terdekat

Beri obat-obatan analgetik (Kolaborasi dengan dokter)

DP III

: Gangguan pemenuhan nutrisi sehingga kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan

DP IV

:
-

Kaji keluhan mual muntah pasien

Beri makanan yang mudah ditelan

Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering

Jelaskan manfaat nutrisi bagi klien

Catat jumlah atau porsi makan yang dihabiskan oleh klien

: Potensial terjadi perdarahan intraabdominal

Tujuan

DP V

:
-

Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai dengna tanda klinis

Monitor jumlah trombosit setiap hari

Anjurkan klien banyak istirahat

: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Tujuan

:
-

Monitor KU pasien

Observasi TTV setiap 2-3 jam

Perhatikan keluhan pasien

Apabila terjadi tanda-tanda syok hipovolemik, baringkan pasien


terlentang.

DP VI

: Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet dan perawatan

Tujuan

:
-

Berikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya


tentang penyakit klien

Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya bagi


pasien dan keluarga

DP VII : Gangguan aktivitas sehari-hari


Tujuan

:
-

Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari

Siapkan bel didekat pasien

D. Rasionalisasi dan tindakan keperawatan


DP I

DP II

: Peningkatan suhu tubuh


-

Mengkaji saat timbulnya demam

Mengkaji vital sign

Menganjurkan klien istirahat

Memberikan kompres hangat

Menganjurkan agar klien tidak memakai selimut dan pakaian tebal

Mencatat asupan dan keluaran cairan

: Gangguan rasa nyaman nyeri


-

Memberi posisi yang nyaman

Memberikan ksempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan


orang-orang terdekat

Memberi obat-obatan analgetik (Kolaborasi dengan dokter)

DP III : Gangguan pemenuhan nutrisi sehingga kurang dari kebutuhan tubuh


-

Mengkaji keluhan mual muntah pasien

Memberi makanan yang mudah ditelan

Memberi makanan dalam porsi kecil tapi sering

Menjelaskan manfaat nutrisi bagi klien

Mencatat jumlah atau porsi makan yang dihabiskan oleh klien

DP IV : Potensial terjadi perdarahan intraabdominal


-

Memonitor tanda penurunan trombosit yang disertai dengna tanda


klinis

Memonitor jumlah trombosit setiap hari

Menganjurkan klien banyak istirahat

DP V : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Memonitor KU pasien

Mengobservasi TTV setiap 2-3 jam

Mengperhatikan keluhan pasien

Membaringkan pasien terlentang bila terjadi tanda-tanda syok


hipovolemik,

DP VI : Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet dan perawatan


-

Memberikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya


tentang penyakit klien

Menjelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya


bagi pasien dan keluarga

DP VII : Gangguan aktivitas sehari-hari


-

Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari

Menyiapkan bel didekat pasien

E. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses dari bagian terakhir dari proses asuhan
keperawatan yang membandingkan secara sistematis perubahan prilaku klien
sebagai hasil dari tindakan keperawatan dengan tujuan yang hendak di capai
Hasil evaluasi berupa :
1. Teruskan, Jika rencana ada masalah rencana masih akan diteruskan
2. Modifikasi masalah yang disebut kemungkinan tapi tidak ditemui pedukung
3. Terpecahnya masalah yang dipecahkan dan intervensi dihentikan

10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn G DENGAN KASUS


DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG PDL SAYAP A
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
I.

PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama

Nn. M

Umur

24 Tahun

Jenis Kelamin

perempuan

Suku Bangsa

bugis

Agama

Islam

Alamat

Tanggal Masuk

Med. Reg

Diagnosa

Demam Berdarah Dengue (DBD)

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama

: Tn A

Umur

Alamat

Hubungan

38 tahun

c. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan Utama

: Badan panas

11

2. Keluhan Tambahan

: Sakit kepala, mual muntah, nyeri.

d. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


a. Penyakit yang pernah dialami

: tidak ada

b. pernah masuk RS

: tidak pernah

c. riwayat alergi

: tidak ada

e. Genogram

Ket:
: Meninggal

: Perempuan

: Tinggal serumah

: Laki-laki

: Klien

: keturunan

f.

Tanda-tanda vital
TD

: 110/80

Nadi

: 84 X/Menit

Pernafasan

: 28 X/Menit

Suhu

: 39 C

g. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)


1.

Kepala
Bentuk

: Oval, simetris

Rambut

: Hitam

Tekstur

: Tidak mudah dicabut

12

Kebersihan
2.

: Cukup
Mata

Bentuk

: Simetris

Pupil

: Isokor

Sklera

: Normal

Konjungtiva

: Tidak pucat

Kelainan

: Tidak ada

3.

Telinga
Bentuk

: Simetris

Kelainan

: Tidak ada

Sekret

: Tidak ada

4.

Hidung
Bentuk

: Simetris

peradangan

: tidak ada

5.

Mulut
Bentuk

: Simetris

Warna Bibir

: Pucat dan kering

6.

Leher
Bentuk

: Normal

Kebersihan

: Cukup

7.

Kulit
Warna

: Sawo matang

Oedema

: Tidak ada

Turgor

: Elastis

8.

Dada
bentuk

: Simetris

odem

: Tidak ada pembesaran

Auskultasi

: Vesikuler

13

9.

Ekstremitas
Ekstremitas Bawah

: Simetris

Ekstremitas Atas

: Simetris

10.

Abdomen
bentuk

: Simetris

nyeri

: tidak ada nyeri

Auskultasi

: normal

11.

Genetalia
Kelainan

: Tidak ada

Pengeluaran

: - BAB : 1 x sehari
- BAK : 4 5 x sehari

h.

Data Laboratorium
Pemeriksaan

i.

Hasil

Therapy
-

Amoxilin 4 x 250 mg

Dexametason

Paracetamol 2 x 1

14

Nilai Normal

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn P DENGAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG ANAK
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Nama
Umur

: Nn.M
: 24 Th

Tgl MRS
No. RM

: 03-02-2016
:

12
No
1

Diagnosa
hipertermia b.d
proses penyakit
Ds :
- klien mengatakan
badannya panas
Do :
- tubuh klien

Tujuan
Tujuan :
- Peningkatan
suhu tubuh
tidak terjadi.

Rencana
Intervensi
Rasional
Berikan
Kompres hangat
kompres hangat
dapat menurunkan
panas sehingga suhu
tubuh akan turun
-

Evaluasi
Implementasi
Memberi S :
kan kompres
- klien mengatakan
hangat
badannya panas
- klien mengatakan
bahwa badan
Peningkatan suhu Menganj
keringat dingin
tubuh
mengakibatkan
urkan klien
O:

Anjurkan

terabah panas
T
: 380c
RR : 24
x/mnt
N : 92
x/mnt
TD : 110/60

13
2

Gangguan
pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
intake makanan yang
tidak adekuat
Ds :
- klien mengatakan
mual
- klien mengatakan
nafsu makan
Do :
- Klien tampak mual
- Porsi makan yang

klien untuk
banyak minum

penguapan
tubuh
meningkat
sehingga
perlu di imbangi dengan
asepan
cairan
yang
banyak

Tupan :
Kebutu
han nutrisi
terpenuhi

Anjurkan Pakaian yang tipis


klien untuk
dapat membantu
tidak memakai
penguapan
selimut dan
pakaian yang
tebal
Kolaboras
i pemberian
Memberikan obat
obat antipiretik
dapat menurunkan suhu
tubuh
Kaji
keluhan mual
dan muntah
yang dialami
klien
Untuk menetapkan
Berikan
cara mengatasinya
makanan yang
mudah ditelan
-

Berikan
makanan dalam

Membantu
mengurangi kelelahan
klien dan meningkatkan
asupan makanan karena
mudah ditelan

untuk banyak
minum 7-8
gelas/hari

- tubuh klien terabah


panas
T : 370c
RR : 24x/mnt
N : 80x/mnt
TD : 100/60
Menganj
mmHg
urkan klien
A : Masalah belum
untuk tidak
teratasi
memakai
selimut dan
P : Intervensi
pakaian yang
diilanjutkan
tebal
mengkola
borasi
pemberian obat
antipiretik
-

Mengkaji
keluhan mual
dan muntah
yang dialami
klien
Memberi
kan makanan
yang mudah
S :
ditelan
- Ibu klien
mengatakan bahwa
anaknya mual
- Ibu klien
mengatakan bahwa

diberikan tidak
dihabiskan

porsi kecil tapi


sering
Jelaskan
manfaat nutrisi
bagi klien

14

Potensial terjadinya
perdarahan b.d
trombositopenia
S:
- klien mengatakan
ada bintik-bintik
merah di
tangannya
Do :
- Tes torniquet (+)
- Timbul binti-bintik
di tangan kanan
klien

Catat
jumlah
makanan yang
dihabiskan
klien tiap hari

KU klien
lemah

Tupan :
- Perdarahan
tidak terjadi
-

Kolaboras
i dengan

anaknya tidak nafsu


makan
O:
- KU kklien lemah
- Klien muntah 2 x
@ geas
Porsi makanan
yang diberikan
tidak dihabiskan
A : Masalah teratasi
sebagian

18

Untuk menghindari Memberi


mual dan muntah
kan makanan
dalam porsi
kecil tapi
sering
Meningkatkan
Menjelas
pengetahuan klien
kan manfaat
tentang nutrisi sehingga
nutrisi bagi
memotivasi klien untuk
klien
makan
Untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan
nutrisi klien setiap hari
Mencatat
jumlah
Diet makanan yang
makanan yang
sesuai dengan penyakit
dihabiskan
merupakan hal
klien tiap hari
terpenting dalam proses Berkolab
penyembuhan
orasi dengan
Dengan pemberian
tim gizi
obat seperti antasida
membantu mengurangi
mual dan muntah pada
klien dan intake nutrisi
klien terpenuhi
Berkolab
orasi dengan
tim dokter
dalam
Dengan memonitor
pemberian
jumlah trombosit setiap
obat-obatan
hari dapat diketahui

P : Intervensi
diilanjutkan

S:
- klien mengatakan
ada bintik-bintik
merah di tangannya
O:

20
19

20

Trombosit : 25.000
Hb
: 16,2
eritrosit 5.270.000
hematokrit :49,3

petugas lab
dalam
memonitor
jumlah
trombosit setiap
hari
-

15

Gangguan aktivitas
sehari-hari b.d
kondisi tubuh yang
lemah
Ds :
- klien mengatakan
lemah
Do :
- klien tampak
lemah
- Klien tampak
bedrest

Tupan :
- Kebutuhan
aktivitas
sehari-hari
terpenuhi

tingkat kebocoran
- Tes torniquet (+)
plasma dan
- Timbul binti-bintik
kemungkinan perdarahan
di tangan kanan
yang dapat dialami
Berkolab
klien
kklien
orasi dengan
- Trombosit : 25.000
Aktivitas klien
petugas lab
- Hb
: 16,2
yang tidak terkontrol
dalam
- eritrosit 5.270.000
Anjurkan
dapat menyebabkan
memonitor
- hematokrit :49,3
klien untuk
terjadinya perdarahan
jumlah
A : Masalah belum
banyak istirahat
trombosit
teratasi
Dengan
setiap hari
P : Intervensi
menganjurkan klien
dilanjutkan
Anjurkan
banyak minum dapat
Menganj
klien untuk
membantu meningkatkan
urkan klien
banyak minum
jumlah trombosit
untuk banyak
istirahat
Dengan
berkolaborasi dengan
Menganj
Kolaboras
tim dokter bila terjadi
urkan klien
i dengan tim
perdarahan dapat diatasi
untuk banyak
dokter dalam
minum
Ds :
pemberian
- klien mengatakan
therapi
Untuk mengetahui
lemah
tingkat ketergantungan
Do :
Kaji halklien dalam memenuhi
Berkolab
- klien tampak lemah
hal yang
kebutuhannya
orasi dengan
- Klien tampak
mampu dan
tim dokter
bedrest
tidak mampu
dalam
A: Masalah teratasi
dilalukan klien Pemberian bantuan
pemberian
sebagian
sangat diperlukan oleh
therapi
P : Intervensi
Bantu
klien pada saat kondisi
dilanjutkan

klien dalam
memenuhi
kebutuhannya
sehari-hari
Letakkan
barang yang
mudah
dijangkau klien

tubuhnya lemah
Akan membantu
klien untuk memnuhi
kebutuhannya sendiri
tanpa bantuan orang lain
Untuk mencegah
terjadinya edema

Mengkaji
hal-hal yang
mampu dan
tidak mampu
dilalukan klien

Membant
u klien dalam
memenuhi
kebutuhannya
sehari-hari
Meletakk
an barang yang
mudah
dijangkau klien

18
16
17
5

23

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn P
Umur
: 3 tahun
Tanggal
DP
12, juli 2009
I

Perkembangan
S : Ibu klien mengatakan suhu tubuhnya mulai turun
O:
-

13,juli 2009

II

TD :
RR : 28x/mnt
Nadi :100x/mnt
Suhu : 39,0 C
A : Masalah teratasi
P : Intervesi dihentikan
S:
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mual
Ibu klien mengatakan anaknya belum ada
nafsu makan
O:
-

14, juli 2011

III

KU : Baik
Tanda-tanda vital :

Klien tidak mampu menghabiskan porsi makan


yang diberikan
KU klien lemah
Klien muntah 2 x @ gelas

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjutkan
I :
Kaji keluhan mual dan muntah yang dialami
klien
Berikan makanan yang mudah ditelan
Berikan makanan dalam porsi kecil tapi
sering
Jelaskan manfaat nutrisi bagi klien
Catat jumlah makanan yang dihabiskan klien
tiap hari
E :
Ku membaik
Porsi makanan yang diberikan dihabiskan
porsi
Klien masih muntah 2 x @ gelas
R : Intervensi dilanjutkan
S:
Ibu klien mengatakan adanya bintik-bintik
merah pada tangan anaknya
O:
KU klien lemah

19

Tes torniquet (+)


Timbul binti-bintik di tangan kanan klien
Trombosit : 147.000
Hb
: 12,5
Ht
: 46
Leukosit : 2.200
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I :
Kolaborasi dengan petugas lab dalam
memonitor jumlah trombosit setiap hari
Anjurkan klien untuk banyak istirahat
Anjurkan klien untuk banyak minum
Kolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian therapi
E :
KU klien membaik
Tes torniquet (-)
Bintik merah di tangan kanan (-)
- Trombosit 190.000
- Hematorit 45
- Leukosit 4.800
- HB 14
R : Intervensi dilanjutkan

20

15,juli 2011

IV

S : Ibu klien dalam pemenuhan kebutuhannya, klien masih


dibantu
O:
KU klien masih lemah
Klien masih bedrest
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I :
Kaji keluhan klien
Kaji hal-hal yang mampu dan tidak mampu
dilalukan klien
Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya
sehari-hari
Letakkan barang yang mudah dijangkau klien
Jaga kelancaran dan kebersihan tempat
pemasangan infus
Latih pergerakan tangan yang terpasang infus
Lakukan teknik aseptik saat melakukan
tindakan pemasangan
E :
KU klien membaik
Klien masih bedrest
Klien masih dibantu dalam pemenuhan
kebutuhannya
R : Intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA

Hendrayanto. 2004. Ilmu Penyakait Dalam : jilid 1. Jakarta : FKUI


M, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Jakarta : Salemba Medik
Soegijarto, Soegeng. 2002. Ilmu Penyakit Anak (diagnosa dan penatalaksanaan).
Jakarta : Salemba Medik
Soegijarto, Soegeng. 2006. Demam Berdarah Dengue : edisi ke-2. Surabaya : Aerlangga
Widyastuti, Palupi. 2004. Pencegahan, Pengendalian Dengue Dan Demam Berdarah.
Jakarta : EGC

21

Вам также может понравиться