Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ii.
iii.
iv.
ii.
iii.
Seorang
Asisten
Apoteker
harus
bertanggung
jawab
dan
menjaga
iii.
ii.
iii.
iv.
Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu melibatkan diri dalam usaha
usaha pembangunan nasional khususnya dibidang kesehatan
v.
Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagai pusat informasi sesuai bidang
profesinya kepada masyarakat dalam pelayanan kesehatan
vi.
Seorang ahli Farmasi Indonesia harus menghindarkan diri dari usaha- usaha
yang mementingkan diri sendiri serta bertentangan dengan jabatan Farmasian.
ii.
Contoh Kasus 1:
Pak Anton mendapatkan resep dari Poliklinik Anak Rumah Sakit Amanah untuk putranya
yang berusia 8 tahun, Amoxicillin Dry syrup, menurut petugas yang menyerahkan obat
tersebut syrup ini habis dalam 4 hari dan harus diminum terus selama 4 hari 3xsehari 1
sendok obat (5ml), tetapi ternyata setelah 2 hari penyakitnya malah tambah parah sehingga
harus opname.
Pembahasan:
Pada kasus diatas apoteker belum memenuhi hak pasien karena belum memberikan infomasi
yang jelas dan benar mengenai obat yang diberikan atau diresepkan oleh dokter dari cara
pemakaian, penyimpanan, efek samping dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penggunaan
obat yang dikonsumsi sehingga memberi efek yang fatal atau buruk karena pasien tidak
mendapatkan kenyamanan dan keselamatan dalam penggunaan obat (produk).
Pelanggaran-pelanggaran yang terkait mengenai Apoteker yang tidak memberikan informasi
yang jelas kepada pasien adalah :
1. Kode Etik Apoteker Indonesia
Pasal 7 : Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan
profesinya.
Pasal 9 : Seorang Apoteker melakukan praktik kefarmasian harus
mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati hak azasi
pasien dan melindungi makhluk hidup insane.
Contoh Kasus 2:
Apotek Surya, berada di sebuah kota di pinggir kota wisata, buka hanya sore hari jam 16.00
sd 21.00, tetapi pasiennya sangat ramai, jumlah resep yang di layani rata-rata perhari 75
lembar, apotek tsb memiliki 1 apoteker 2 AA dan 2 pekarya. Ketika penyerahan obat mereka
tidak sempat memberikan informasi yang cukup, karena banyaknya pasien yang di layani,
apotekernya datang tiap hari pada jam 19.00, karena pegawai dinas kesehatan setempat.
Pembahasan:
1. Pasal 1
Sumpah/janji apoteker,setiap apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah apoteker
Apoteker dalam kasus diatas telah melanggar kode etik apoteker pasal 1 yang
menyatakan bahwa apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah apoteker.
2. Pasal 3
Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi
Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada
prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya
Dari kasus diatas, apoteker tidak menjalankan profesinya sesuai kompetensi
apoteker indonesia karena apoteker tersebut tidak memberikan informasi obat dan
konseling kepada pasien, dimana apoteker berkewajiban untuk memberikan
informasi obat dan konseling kepada pasien.
3. Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya
Dari kasus di atas Apoteker tidak memberikan informasi kepada pasien, sehingga
Apoteker secara jelas melanggar Pasal 7 Kode Etik Apoteker. Pelanggaran yang
dilakukan oleh Apoteker jelas menunjukkan bahwa Apoteker tidak mengutamakan
dan tidak berpegang teguh pada Prinsip Kemanusiaan.
4. Pasal 9
Seorang apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat dan menghormati hak asasi penderita dan melindungi
makhluk hidup insani
Pada kasus tersebut, seorang apoteker tidak menjalankan kode etik pasal 7 dengan
baik. Menurut pasal 7, seorang apoteker harus mengutamakan kepentingan
masyarakat dan menghormati hak asasi penderita dan melindungi makhluk hidup
insani, namun apoteker tersebut tidak memberikan informasi yang cukup kepada
pasien. Sehingga dapat merugikan pasien.
Contoh Kasus 3:
Apoteker S berpraktek di apotek miliknya. Suatu saat ada pasien anak kecil kejang yang
diantar oleh orang tuanya ke rumah sakit, namun belum sampai rumah sakit anak tersebut
kejang yang tiada tara sehingga orang tuanya (dalam perjalanan ke rumah sakit) memutuskan
berhenti di apotek untuk minta tolong pengobatan darurat di apotek tersebut. Dokter praktek
sudah tidak ada dan apoteker S harus mengambil keputusan menolong pasien atau
menolaknya. Dengan pertimbangan keilmuannya, apoteker S memberikan valisanbe rectal ke
dubur anak kecil itu sehingga kejangnya mereda. Pasien dapat diselamatkan dan segera
dikirim ke rumah sakit terdekat.
Pembahasan
1. Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi
Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip
kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Implementasi PASAL 3:
2. Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat, menghormati hak azasi pasien dan melindungi mahluk hidup
insani.
Implementasi PASAL 9:
Setiap tindakan dan keputusan profesional dari apoteker harus berpihak pada
kepentingan pasien dan masyarakat.
Contoh Kasus 4:
Apoteker AN bekerja sebagai medical representativ (Medref) disalah satu Industri Farmasi
PMA. Sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian dokter dalam mempromosikan produk
obatnya, maka Apoteker AN bersedia menanggung biaya dan memfasilitasi dokter tersebut
untuk mengikuti simposium ilmiah di luar negeri, yang sudah disetujui juga oleh industri
tempat Apoteker tersebut bekerja.
Pembahasan
1. Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi
Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada
prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
2. Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan diri dari
usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan
tradisi luhur jabatan kefarmasian.
3. Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi
orang lain.
Contoh Kasus 5:
Apoteker H, seorang apoteker baru yang belum lama disumpah menjadi apoteker di salah
satu perguruan tinggi terkenal di Yogyakarta. Ia ditawari beberapa pemilik sarana apotek
untuk mendirikan apotek di suatu tempat yang strategis namun berdekatan dengan beberapa
apotek yang telah ada. Apoteker H segera menerima tawaran tersebut tanpa berkonsultasi
dengan sejawat lainnya ataupun organisasi profesi (Ikatan Apoteker Indonesia).
Pembahasan
1. Pasal 5:
Didalam menjalankan tugasnya seorang apoteker harus menjauhkan diri dari usaha
mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur
jabatan kefarmasian.
2. Pasal 10:
Seorang apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagai mana dia sendiri
ingin diperlakukan.
3. Pasal 11:
Sesama apoteker harus saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi
ketentuan-ketentuan kode etik
4. Pasal 12:
Seorang apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan
kerja sama yang baik sesama apoteker didalam memelihara keluhuran martabat,
Apoteker/Farmasis
harus
berusaha
dg
sungguh2
menghayati
dan