Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menunjukkan dalil, Al-Quran selalu menggugah fitrah manusia atau
seluruhnya memperhatikannya struktur alam dengan segala keindahannya, di mana
alam ini merupakan dalil tentang wujud Allah.
Al-Quran adalah kitab suci yang ditunjukan kepada setiap orang baik, orang awam
maupun orang cendekiawan. Orang awam disuruh melihat dan memperhatikan alam
untuk menilai kebesaran Allah. Para cendikiawan menyelidiki, menilai dengan
seksama, akhirnya mereka beriman kepada Allah. Al-Quran memang bukan kitab
filsafat, sebab ia tidak hanya diperuntukkan kepada ahli-ahli filsafat dan ahli mantiq
saja. Karena kalau demikian, maka Al-Quran itu tidak akan difahami oleh orang
awam.
Para mutakallimin mempunyai cirri khusus dalam membahas ilmu kalam, yang
berbeda dengan ulama-ulama yang lain. Ahmed Ameen menerangkan demikian.
Sesungguhnya mutakallimin itu mempunyai system tersendiri di dalam membahas,
menetapakan, dan berdalil. Berbeda dengan system Al-Quran dan hadits serta fatwafatwa sahabat. Dari segi lain, berbeda dengan system falsafat dalam membahas,
menetapkan dan berdalil. System mereka berbeda dengan system orang-orang
sebelumnya dan sesudahnya. Untuk itu akan kami jelaskan secara singkat. Adapaun
perbedaan mereka dengan system Al-Quran ialah karena Al-Quran itu mendasarkan
seruannya, berpegang pada fitrah manusia. Hampir setiap manusia, dengan fitrahnya
mengakui adanya Tuhan, Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam. Hampir setiap
manusia dengan fitrahnya sepakat terhadap hal tersebut, sekalipun berbeda
menamakan Tuhan itu dan menyebutkan sifat-sifat Nya.
Teologi, sebagaimana diketahui membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu agama.
Setiap orang ingin menyelami seluk-beluk agamanya masing-masing secara
mendalam. Mempelajari teologi akan memberikan seseorang keyakinan-keyakinan
yang berdasarkan pada landasan kuat, yang tidak mudah diombang-ambing oleh
peredaran zaman. Ilmu kalam merupakan salah satu ilmu Islam. Yang dibahas adalah
iman dan akidah Islam yang perlu dipeluk oleh seorang Muslim. Ulama membagi
ilmu islam menjadi tiga bagian yaitu dokrin, moral, dan hukum. Dokrin atau akidah
merupakan topik-topik yang dimengerti dan diimani, seperti keesaan Allah, sifat-sifat
Allah, kenabian yang sifatnya universal dan terbatas, dan seterusnya. Namun ada
perbedaan tertentu di kalangan mazhab seperti pa yang merupakan rukun imam. Ilmu
kalam termasuk ilmu Islam yang membahas tentang dokrin atau aqidah.
Teologi dalam Islam juga `ilm al-tauhid. Kata tauhid mengandung arti satu atau
keesaan dalam pandangan Islam, sebagaimana agama monoteisme, merupakan sifat
yang terpenting di antara segala sifat Tuhan. Selanjutnya teologi Islam disebut `ilm alkalam. Kalam adalah kata-kata. Kalau yang dimaksud dengan kalam ialah sabda
Tuhan maka teologi dalam Islam disebut `ilm al-kalam, sabda Tuhan atau al-Qur`an
yang pernah menimbulkan pertentangan-pertentangan keras di kalangan umat Islam di
abad IX dan X Masehi, sehingga timbul penganiayaan dan pembunuhan-pembunuhan
terhadap sesama muslim.
Kalau yang dimaksud kalam adalah kata-kata manusia, maka teologi dalam Islam
disebut `ilm al-kalam, karena kaum teolog Islam bersilat dengan kata-kata dalam
mempertahankan pendapat dan pendirian masing-masing. Teolog dalam Islam
memang diberi nama mutakallim yaitu ahli debat yang pintar memainkan kata-kata.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ilmu kalam
2. Fungsi ilmu kalam
3. Apa hubungan antara ilmu kalam dengan ilmu (agama) lainnya.
4. Apa saja ruang lingkup dalam ilmu kalam
5. Bagaimana metode pembahasan ilmu kalam
6. Bagaimana ilmu kalam mempertahankan aqidah
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari ilmu kalam
2. Menjelaskan apa fungsi ilmu kalam
3. Menjelaskan hubungan antara ilmu kalam dengan ilmu (agama) lainnya.
4. Menjelaskan apa saja ruang lingkup dalam ilmu kalam
D. Manfaat
1. Menambah wawasan bagi penyusun mengenai ilmu kalam secara luas.
2. Mendalami tentang ilmu kalam dari berbagai sudut pandang, sesuai sumber
sumber yang kami dapatkan mengenai ilmu kalam.
BAB II
PEMBAHASAN
ketersendirian dan keterasingan antara konsepsi teologis itu sendiri dengan kenyataan
sosial sekitarnya. Selain dari kemungkinan tersebut diatas, di dalam sikap
mempertanyakan itupun tentu terkandung harapan akan adanya aktivitas perumusan
dan pengembangan Ilmu Kalam ; dan tentu saja yang mampu menjawab kenyataankenyataan sosial.
10
besar antara lain apakah ia masuk surga, masuk neraka, atau berada di antara
keduanya.
E. Metode Pembahasan Ilmu Kalam
Mengkaji aliran aliran ilmu kalam pada dasarnya merupakan upaya memahami
kerangka berpikir dan proses pengambilan keputusan para ulama aliran teologi dalam
menyelesaikan persoal persoalan kalam. Pada dasarbya, potensi yang dimiliki setiap
manusia-baik berupa potensi biologis maupun potensi psikologis secara natural adalah
sangat distingtif. Oleh sebab itu, perbedaan kesimpulan antara satu pemikiran dan
pemikiran lainnya dalam mengkaji suatu objek tertentu merupakan suatu hal yang
bersifat natural pula.
Dalam kaitan ini, Waliyullah Ad-Dahlawi pernah mengatakan bahwa para sahabat dan
tabiin biasa berbeda pendapat dalam mengkaji suatu masalah tertentu. Beberapa
indikasi yang menjadi pemicu perbedaan pendapat doi antara mereka adalah terdapat
beberapa sahabat yang mendengar ketentuan hukum yang di putuskan nabi, sementara
yang lainnya tidak. Sahabat yang tidak mendengar keputusan itu lalu berijtihad. Dari
sini kemudian, terjadi perbedaan pendapat dalam memutuskan suatu ketentuan
hukum.
Mengenai sebab sebab pemicu perbedaan pendapat, Ad-Dahlawi tampaknya lebih
menekankan aspek subjek pembuatan keputusan sebagai pemicu perbedaan pendapat.
Penekanan serupa pun pernahdi katakan Imam Munawwir. Ia mengatakan bahwa
perbedaan pendapat di dalam islam lebih di latarbelakangi adanya beberapa hal yang
menyangkut kapasitas dan kreditibilitas seseorang sebagai figur pembuat keputusan
lain lagi yang dinyatakan umar sulaiman asi-syaqor. Ia lebih menekankan aspek objek
keputusan sebagai pemicu terjadinya pendapat. Menurutnya, ada 3 persoalan objek
perbedaan pendapat, yaitu persoalan keyakinan [akaid atau aqidah], persoalan
syariah, persoalan politik.
Bertolak dari ketiga pandangan di atas perbedaan pendapat di dalam masalah objek
teologi sebenarnya berkaitan erat dengan cara (metode aliran aliran ilmu kalam)
dalam menguraikan objek pengkajian (persoalan persaoalan ilmu kalam). Perbedaan
metode berpikir secara garis besar dapat di katagorikan menjadi dua macam, yaitu :
1. kerangka berpikir rasional, prinsip prinsipnya :
a. hanya terikat dogma dogma yang dengan jelas dan tegas di sebut dalam Al
Quran dan hadits nabi yakni ayat yang qathi.
b. Memberikan kebebeasan kepada manusia dalam berbuat dan berkehendak serta
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu kalam merupakan salah satu ilmu islam, yang dibahas adalah iman dan akidah
islam yang perlu di peluk oleh seorang muslim. Ilmu kalam bisa disebut dengan
beberapa nama,antara lain: ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh Al-Akbar, dan teologi
islam. Ilmu kalam merupakan sebuah ilmu yang mengkaji doktrin doktrin dasar atau
akidah akidah pokok islam (ushluhuddin). Ilmu kalam mengidentifikasi kidah
akidah pokok dan berupaya membuktikan keabsahannya dan menjawab keraguan
terhadap akidah akidah pokok tersebut.
Dalam ilmu ilmu materi pembahasannya memang pada hakikat merupakan paduan
beragam hal atau entitas, maka tak ada kemungkinan terjadinya tumpah tindih
masalah.
Dengan adanya aktivitas perumusan dan pengembangan Ilmu Kalam, maka tentu saja
akan mampu menjawab kenyataan-kenyataan sosial yang memang sering di
pertanyakan orang. Ilmu kalam bisa membantu para muslimin dalam mengerti tentang
agama, khususnya ruang lingkup ilmu kalam.
Obyek kajian ilmu kalam adalah adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan-Nya. Obyek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan disamping masalah
alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu obyek kajian tasawuf
adalah Tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya. Jadi, dilihat dari aspek
obyeknya, ketiga ilmu itu membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.
Baik ilmu kalam, tasawuf, dan filsafat berurusan dengan hal yang sma, yaitu
kebenaran.
Ruang lingkup ilmu kalam diantaranya,
1. Illahiyat yaitu kajian tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan illah (Tuhan,
Allah) seperti wujud Allah, nama nama dan sifat Allah, afal Allah dan lain lain.
13
2. Nubuwat yaitu kajian tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan nabi dan rasul,
termasuk pembahasan tentang kitab kitab Allah, mukjizat, karomah, dan lain
sebagainya.
3. Ruhuniyat, yaitu kajian tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan alam
metafisik
4. Samiyat yaitu kajian tentang segala hal yang hanya bisa diketahui lewat sami
(dalil naqli / berupa Al Quran dan sunnah)
Perbedaan metode berpikir secara garis besar dapat di katagorikan menjadi dua
macam, yaitu : kerangka berpikir rasional dan metode berpikir tradisional.
Penerapan ilmu kalam, dimana ilmu kalam membahas tentang perTuhanan, keyakinan
pastinya berkenaan dengan aqidah. Karena ilmu kalam juga menggunakan Arkan AlIman.
Pembahasan keTuhanan dan sebagainya dalam ilmu kalam, akan merembet pada
aqidah, misalnya arkan Al Iman, membahas tentang keimanan yang juga berkaitan
dengan bagaimana ilmu kalam di bahas untuk tetapmempertahankan aqidah walau
lewat saling melempar argumen argumen hanyalah untuk mencari kebenaran.
B. Saran
Dari pembahasan makalah ini, kami sebagai penyusun mengajukan saran-saran
sebagai berikut:
1. Sebagai seorang umat islam yang baik hendaknya kita selalu berpedoman pada
kitab suci Al-quran dan mempelajarinya dengan baik dan benar.
2. Selagi kita masih diberikan kesempatan, hendaknya kita memperbanyak amal
ibadah kita.
14
DAFTAR PUSTAKA
Rozak Abdul, dkk. 2009.Ilmu Kalam (UIN, STAIN, BANDUNG).Bandung:Pustaka
Setia Bandung.
MUTHAHHARI, MURTADHA. 2003.Pengantar ilmu ilmu islam. Jakarta : pustaka
zahra.
Nata, Abuddin, dkk. 2005. INTEGRASI Ilmu Agama & Ilmu Umum. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.
Team Guru Bina PAI.2010.Al-Hikmah/ Aqidah Akhlak.Madrasah Aliyah.
http://resume-ilmu-kalam.html