Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. PENDAHULUAN
Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Kesehatan Nomor 23
tahun 1992 adalah salah satu sarana kesehatan yang berfungsi melakukan upaya kesehatan
dasar atau kesehatn rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang serta dapat juga
dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan. Dalam era globalisasi
sekarang persaingan semakin ketat, tuntutan masyarakat terhadap kualitas layanan kesehtan
semakin tinggi dan perkembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang kesehatan yang
begitu capat harus diantisipasi dengan kualitas sumber daya manusianya.
Menyadari peran Rumah Sakit sangat menentukan dalam memberikan pelayanan
kesehatan berkualitas dan memuaskan maka upaya pemenuhan kebutuhan SDM merupakan
salah satu keharusan. Langkah strategis RS. Condong Catur secara struktur organisasi
dibawah koordinasi Kepala Sub Bagian Umum membentuk wadah/unit kerja HRD (unit
pengelolaan sumber daya manusia) yang secara khusus mengelola SDM. Dengan demikian,
unit kerja pengeloaan sumber daya manusia / HRD diharapkan mampu menjadi unit kerja
yang dapat memegang peranan penting bagi perkembangan Rumah Sakit Condong Catur,
khususnya Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk menindaklanjuti hal tersebut di atas Direktur Rumah Sakit Condong Catur
sebagai Pimpinan Rumah Sakit menetapkan kebijakan program pengelolaan SDM. Program
pengeloaan sumber daya manusia / HRD ini mencakup program penilaian kinerja karyawan.
B. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah organisasi penilaian kinerja untuk karyawan mempunyai peranan
penting. Penilaian kinerja adalah interaksi formal dan terstruktur antara karyawan dan
atasannya, yang biasanya dilakukan secara periodik dimana kinerja dari karyawan di evaluasi
oleh atasannya dan didiskusikan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja dan pengembangan keahliannya. Namun
metode penilaian ini tidak menjadi sebuah keharusan untuk menentukan penghasilan,
kenaikan jabatan, bonus dan promosi.
C. TUJUAN
UMUM :
Untuk mengevaluasi sistem managemen artinya sejauh mana sistem dan pengembangan
managemen organisasi yang berkaitan dengan kinerja dengan standar yang sudah ditentukan
oleh organisasi.
KHUSUS :
Dari hasil evaluasi tersebut, adakah umpan balik terhadap sistem dan pengembangan
managemen tersebut diatas tentang kualitas kinerja dari karyawan dan selanjutnya dapat
dikomunikasikan kepada karyawan.
Penilaian kinerja karyawan di Rumah Sakit Condong Catur diukur dengan menggunakan
Lembar Performance Appraisal. Performance Appraisal adalah formulir yang berisi instrumen
penilaian karyawan. Unsur-unsur yang dinilai dalam DPK adalah:
1. Sikap
2. Materi Pekerjaan
3. Keterampilan (hanya diisi oleh Medis & Paramedis)
4. Penampilan
5. Apek Kepemimpinan (hanya untuk Kabid, Kasie, Kabag ke atas)
6. Kualitas Kerja
7. Kuantitas Kerja
8. Pengetahuan Kerja
9. Kepemimpinan
10. Keselamatan Kerja
11.Siap Kerja / Disiplin
12. Ketepatan Waktu
13. Pelayanan pasa Pasien
14. Bekerja di Bawah Tekanan
Yang berhak memberikan penilaian adalah atasan langsung dari karyawan yang
bersangkutan. Dengan ketentuan bahwa penilai yang melakukan penilaian minimal sekurangkurangnya 6 (enam) bulan telah membawahi karyawan yang akan dinilai tersebut. Apabila
penilai belum mencapai 6 (enam) bulan maka dasar yang dipakai adalah catatan karyawan
dari penilai lama karyawan yang bersangkutan.
Performance Appraisal dipakai sebagai dasar penilaian untuk :
1.
2.
3.
Formulir Performance Appraisal harus diisi sendiri oleh penilai sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Tetapi pada kenyataannya di lapangan atasan langsung dalam memberikan
penilaian masih ada unsur subyektif sehingga penilaian kinerja karyawan saat ini menjadi
kurang berfungsi secara obyektif. Sebagian dari atasan langsung yang mempunyai
kewenangan untuk memberikan penilaian karyawan merasa kasihan, tidak enak dengan
sesama teman dll. Contoh, karyawan yang kurang disiplin tetapi oleh atasan langsung dinilai
baik. Oleh sebab perlu sebuah alat yaitu sebuah buku catatan karyawan untuk mendasari
dalam penilain dalam daftar penilaian karyawan.
2
PENUTUP
Demikian telah kami susun Buku Pedoman Penilaian Kinerja Rumah Sakit Condong
Catur, dengan harapan dapat dipakai sebagai acuan dalam melaksanakan tugas kegiatan di
bidang SDM dalam upaya mengembankan mutu SDM yang ada.
Buku Pedoman Penilaian Kinerja Karyawan Rumah Sakit Condong Catur ini akan
ditinjau kembali secara periodik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan masukan yang
bersifat membangun.
1.
PENDAHULUAN
Bencana adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan
ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan
kesehatan.
Klasifikasi Bencana : Bencana alam dan bencana buatan manusia.
Manajemen Bencana : Segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan berkaitan dengan
bencana yang dilakukan pada sebelum, pada saat dan setelah bencana.
Risiko / HAZARD (Ancaman) Rumah Sakit (RS) di Indonesia :
1. Gempa & Tsunami.
2. Gunung Berapi The Ring of Fire.
3. Banjir &Badai.
4. Longsor.
5. Kebakaran.
6. Huru Hara (Demo, Etnik, Agama, Politik)
7. Teror & Perang
8. Penyakit Menular & Epidemi (DBD, Flu Burung)
2.
LATAR BELAKANG
Dalam Kondisi bencana :
RS harus mampu mempertahankan tugas dan fungsi utamanya dan memenuhi perannya
dalam bencana
RS sebagai sumber utama untuk penanganan, evakuasi dan perawatan pasien yang
terkena bencana.
Faktor utama yang mempengaruhi kemampuan RS dalam menangani Bencana:
Kesiapan kapasitas lebih
Persediaan obat-an dan alkes
Organisasi yg memadai
Infrastruktur yang tangguh
Staf yang terlatih
Rencana Kontinjensi/ Disaster Plan
Kesiapan RS:
Rumah sakit harus mengembangkan rencana dan prosedur bencana (Rencana
Kontijensi/Disaster Plans)
Mendapatkan peralatan yang diperlukan
Melatih SDM
Menguji rencana dan prosedur secara teratur
3.
TUJUAN
UMUM :
4
2.
3.
8.
SASARAN
Pegawai RS. Condong Catur
9.
PENDAHULUAN
Gawat Darurat adalah suatu keadaan dimana penderitanya harus mendapat pertolongan
sesegera mungkin. Keadaan gawat darurat dapat menimpa siapa saja dan di mana saja. Oleh
karenanya dibutuhkan keterampilan untuk dapat mengatasi keadaan gawat darurat,
Keadaan gawat adalah keadaan yang dapat mengancam jiwa penderita, misalnya: cedera
kepala berat, serangan jantung akut, henti napas karena berbagai sebab, dan lain
sebagainya. Sedangkan keadaan darurat adalah situasi yang membutuhkan pertolongan
segera, misalnya: luka karena kecelakaan dan sebagainya.
2.
LATAR BELAKANG
Setiap orang sebaiknya memiliki keterampilan dalam mengatasi kegawatdaruratan. Terutama
pegawai yang bertugas di rumah sakit. Sehingga bila mendapatkan keadaan gawat darurat
dapat mengatasinya dengan segera. Terlebih pegawai yang bertugas di Unit Gawat Darurat,
tentunya harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kegawatdaruratan
melebihi pegawai rumah sakit lainnya.
3.
TUJUAN
UMUM :
Memberikan Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat darurat bagi pegawai Unit Gawat
Darurat RS. Condong Catur
KHUSUS :
Meningkatkan keterampilan dalam bidang gawat darurat bagi pegawai UGD RS. Condong
Catur
4.
5.
3.
4.
5.
6.
7.
Ex house training:
1. Mendapat informasi/undangan Pelatihan PPGD
2. Meneruskan ke Bagian Diklat RS. Condong Catur, yang akan meneruskan ke Direktur
untuk mendapat persetujuan mengirim peserta Pelatihan PPGD
3. Menginformasikan kepada pegawai UGD yang akan dikirim (diutamakan yang belum
pernah Pelatihan PPGD)
4. Menghubungi Panitia/Institusi Pelatihan untuk didaftarkan peserta dari RS. Condong Catur
5. Mengajukan biaya kepada Bagian Keuangan RS. Condong Catur
6. Membuat Surat Tugas pegawai yang akan dikirim
7. Peserta Pelatihan mengikuti jadwal pelatihan yang sudah ditentukan.
4.
SASARAN
Pegawai UGD RS. Condong Catur
5.
6.
7.