Вы находитесь на странице: 1из 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS II


IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN
VITAMIN LARUT AIR
(PIRIDOKSIN HCl)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Praktikum Kimia Farmasi Analisis II

Disusun oleh :
Kelompok 1 - F3B
Anita Anggriani

31112060

Ima Krismayanti

31112087

Nita Herliani

31112096

Sampel No 5B

PRODI S1 FARMASI
STIKES BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2015

I.
II.

Tanggal Praktikum
: 21 April 2015
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui dan menentukan kadar senyawa vitamin B6 dengan

menggunakan metode spektrofotometri.


III.
Dasar Teori
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil
yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Vitamin berasal dari
gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu
pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada
awalnya vitamin dianggap demikian. Namun selanjutnya diketahui bahwa
banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.
Vitamin B6 atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan
vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai
salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan
energi melalui jalur sintesis asam lemak , seperti spingolipid dan fospolipid.
Selain itu, vitamin ini
memproduksi

juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan

antibodi sebagai

mekanisme

pertahanan

tubuh

terhadap

antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.


Vitamin B6 terdiri dari 3 bentuk yaitu: Piridoksin, Piridoksal dan
Piridoksamina. Bentuk aktif yaitu piridoksal dan piridoksamin sebagai
komponen dari koenzim. Memiliki rumus molekul C8H11NO3, vitamin ini juga
memiliki berat olekul 169,18 gram/ molekulnya.
Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada
absorpsi radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap kepekaan
mata manusia, gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya
yang berlainan sedangkan campuran cahayadengan panjang-panjang ini akan
menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400760 mm.
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dan detektor vakum phototube atau tabung foton hampa. Alat

yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk
menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari
konsentrasi.
IV.

Karakteristik Sampel
HO

HO

V.

Berat Molekul : 205,64


Pemerian
: Hablur atau serbuk hablur puyih
atau hampir putih, stabil di udara, secara
perlahan-lahan
dipengaruhi
oleh
cahaya
matahari.
N
H
Cl
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, sukar
pyridoxine hydrochloride
larut dalam etanol, tidak larut dalam eter. Larutan
memunyai pH lebih kurang 3

Alat dan Bahan


A. Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

VI.

OH

Tabung vial
Tabung sentrifuga
Sentrifuge
Tabung reaksi
Pipet tetes
Labu ukur 10, 50, 100 mL
Pipet ukur 1, 5, 10 mL
Pipet volume 10 mL
Ball Pipet
Gelas kimia
Spektrofotometri UV-Vis

Prosedur
a. Isolasi Sampel

B. Bahan
a.
b.
c.
d.

Sampel 5B (Vitamin B6)


FeCl3
Aquadest
Pyridoxin PA

Sampel (5B) ditimbang kemudian dilarutkan dalam aquadest dan


disentrifuge
Filtrat hasil sentrifuge didekantasi dan sentratnya kembali ditambahkan
aquadest dan diuji kualitatif dengan FeCl3
Proses isolasi dilakukan sampai saat diuji kualitatif memberikam hasil
negatif
Selanjutnya semua filtrat yang dihasilkan disatukan dan ditambahkan
aquadest sampai volume 50ml di dalam labu ukur
b. Penentuan Panjang Gelombang Maksimun Larutan Pembanding
Pyridoxin
Timbang pyridoxin p.a sebanyak 0,05 gram
Larutkan dalam aquadest

Ukur absorbansi dengan spektrofotometer UV-Vis

Buat pengenceran 25, 30, 35, 40, 45 dan 50 ppm

Ukur kembali absorbansi dengan spektrofotometer UV-Vis

c. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum


Mengoptimalkan alat
spektrofotometer UV-VIS

Diukur dengan panjang


gelombang 400-200 nm

Tentukan absorbansi antara


0,2-0,8
Ambil larutan blanko

d. Penentuan Konsentrasi Vtamin B6


Pipet larutan sampel ke
dalam kuvet

Ukur absorbansi dengan


spektrofotometer UV-Vis
Lakukan pengencaran hingga memperoleh
nilai absorbansi antara 0,2 0,8

VII. Hasil Pengamatan


a. Data Photometric Piridoksin HCl p.a sebagai pembanding

b.

Kurva

kalibrasi Piridoksin HCl p.a sebagai pembanding


Kurva kalibrasi Piridoksin HCl p.a
0.8
0.7
0.6
0.5
Absorbansi

f(x) = 0.01x - 0.03


R = 1

0.4

Abs

0.3

Linear (Abs)

0.2
0.1
0
20 25 30 35 40 45 50 55
Konsentrasi (ppm)

c. Data Photometric sampel Piridoksin HCl no 5B

VIII. Perhitungan
a. Pencarian nilai x (ppm)
Diketahui : y=0,014 x 0,030
R2= 0,997
Faktor pengenceran : 50 ml
25 ml
1 ml
Maka dilakukan pengenceran sebanyak 25x
Ditanyakan : Berapa nilai x ?
Jawab : y=0,014 x 0,030

0,740=0,014 x0,030

0,740+0,030=0,014 x
0,77=0,014 x

0,77
=x
0,014
55 ppm=x
Selanjutnya dikalikan faktor pengenceran :
Konsentrasi (ppm) x faktor pengenceran = 55 ppm x 25
= 1375 ppm
Karena sediaan awal di add sampai 50 ml, maka :
1375 mg 68,75 mg
=
1000 ml
50 ml
0,06875 g /50 ml

b. Kadar Sampel
gram piridoksin HCl
sampel=
x 100
gram sampel awal

0,06875 g
x 100
0,194 g

35,4381

IX.

b/v

Pembahasan
Praktikum pada percobaan ini membahas mengenai penetapan
kadar dari golongan vitamin. Dimana proses pemberian sampel pada
praktikum ini dilakukan secara random. Pada percobaan ini praktikan
memperoleh sampel no. 5B yang merupakan vitamin B6 (Piridoksin HCl)
dalam bentuk serbuk.
Berdasarkan struktur yang dimiliki, dapat diketahui bahwa vitamin
B6 atau piridoksin HCl merupakan sejenis golongan vitamin yang dapat
larut dalam air dimana kelarutan tersebut disebabkan karena pada struktur
dari vitamin B6 tersebut terdapat gugus hidroksil yang mana gugus
tersebut bisa meningkatkan kelarutan dari suatu senyawa dengan
membentuk ikatan hidrogen. Berdasarkan struktur, dapat diketahui bahwa

vitamin B6 atau piridoksin HCl memiliki ikatan rangkap terkonjugasi yang


dalam ikatan rangkap tersebut terdapat gugus kromofor yaitu gugus
aromatik yang mengandung elektron terkonjugasi atau atom yang
mengandung elektron- n yang menyebabkan transisi elektron diorbital
terluarnya dari tingkat energi elektron dasar ke tingkat energi elektron
tereksitasi lebih tinggi. Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding
dengan banyaknya molekul analit yang mengabsorpsi sehingga dapat
digunakan untuk analisis kuantitaif (Satiadarma, 2004).
Sehingga dengan adanya ikatan tersebut akan mudah tereksitasi
serta pada stukturnya juga terdapat ausokrom yaitu gugus fungsi yang
mempunyai pasangan elektron bebas pada atom N (Nitrogen) dan pada
gugus hidroksil yang mana dengan adanya ausokrom tersebut akan mudah
tereksitasi sehingga dapat terbaca dalam spektrofotometri UV. Ausokrom
tidak menyerap radiasi pada panjang gelombang lebih besar dari 200 nm,
tetapi menyerap kuat pada daerah ultraviolet jauh.
Dari struktur tersebut, maka dapat dilakukan penetapan kadar
dengan cara spektrofotometri UV. Dimana syarat suatu senyawa dapat
dianalisis dengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS yaitu memiliki
ikatan rangkap terkonjugasi, memiliki kromofor dan ausokrom, memiliki
elektron sunyi serta memiliki gugus karbonil yang terdiri dari gugus keton
maupun aldehida. Berikut struktur dari vitamin B6 atau Piridoksin HCl :

Ikatan
rangkap
terkonjugasi

Ausokrom dengan
pasangan elektron
bebas
Ausokrom
dengan pasangan
elektron bebas

Sebelum dilakukan proses penetapan kadar dari vitamin B6,


terlebih dahulu dilakukan proses isolasi yakni memisahkan senyawa target
(analit) dari campuran bahan lain (matriks) sehingga kita memperoleh
hanya bentuk Vitamin B6 nya saja. Proses isolasi yang dilakukan yaitu
dengan menggunakan pelarut yaitu air, karena berdasarkan struktur bahwa
viamin B6 mempunyai gugus hidroksil yang dapat meningkakan kelarutan
dengan cara membentuk ikatan hidrogen. Dari literatur juga disebutkan
bahwa sampel vitamin B6 mudah larut dalam air sukar larut dalam etanol
dan tidak larut dalam kloroform sehingga kemungkinan besar analit atau
sampel vitamin B6 akan tertarik pada fase air karena dapat larut sempurna
dalam air. Dimana proses ekstraksi dengan air ini dilakukan berulang
sebanyak 3 kali sampai semua analit atau sampel vitamin B6 tertarik pada
fase air.
Pengujian kualitatif untuk sampel vitamin B6 ini dengan
menggunakan reagen FeCl3, dari hasil pengamatan diperoleh sampel
berubah warna dari bening menjadi merah jingga. Hal tersebut terjadi
karena adanya reaksi antara gugus hidroksil yang ada pada struktur dari
vitamin B6 dengan Fe3+ . Dimana Fe3+ akan tereduksi menjadi Fe2+
sehingga menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna.
Setelah dilakukan uji kualitatif, kemudian filtrat yang telah
diperoleh di hitung volume totalnya dengan menggunakan pipet ukur,
digunakan pipet ukur karena analisis yang digunakan merupakan analisis
kuantitatif yang menunjukkan segalanya harus terukur secara kuantitatif.
dan diperoleh volume totalnya sebanyak 20 mL yang kemudian di add
dalam labu ukur sampai 50 mL. Karena penetapan kadar untuk vitamin B6
ini dengan menggunakan metode spektrofotometri UV maka dilakukan
pengenceran untuk sampel sebanyak 25x. Dari hasil pengenceran tersebut
kemudian di lakukan pencarian nilai absorbansinya dengan panjang
gelombang 247 nm. Berdasarkan literatur vitamin B6 ini mempunyai
spektrum serapan maksimum pada daerah ultraviolet dalam larutan asam
pada panjang gelombang 290 nm dan larutan alkali hidoksida 244 nm.

Tahap selanjutnya yaitu tahap penetapan kadar dari vitamin B6 atau


piridoksin HCl dengan menggunakan spektrofotometri UV. Dimana
prinsip kerja dari alat spektrofotometri ini yaitu berdasarkan radiasi
gelombang elektromagnetik yang mengakibatkan adanya transisi elektron
atau perpindahan energi. Untuk metode penetapan kadar vitamin B6
dilakukan dengan metode multi point atau dengan menggunakan kurva
kalibrasi dari larutan standar yang diperiksa untuk mengetahui absortivitas
molar. Dimana pada percobaan ini dengan menggunakan larutan standar
dari piridoksin. Dimana larutan standar tersebut dibuat dalam beberapa
seri konsentrasi yaitu mulai dari 5 ppm sampai 15 ppm.
Sebelum masuk ke penetapan kadar dilakukan terlebih dahulu
blanko dengan menggunakan pelarut air. Tujuan dilakukannya blanko ini
yaitu untuk tujuan kalibrasi (larutan yang digunakan untuk membuat titik
nol konsentrasi dari grafik kalibrasi) sebagai larutan pembanding dalam
analisis fotometri.
Setelah dilakukan blanko, kemudian dilakukan penentuan panjang
gelombang maksimum dengan menggunakan larutan standar yang telah
dibuat tadi. Dimana menurut referensi panjang geombang maksimum
untuk vitamin B6 yaitu 244 nm sampai 309 nm. Meskipun panjang
gelombang tersebut sudah diketahui dalam literatur. Tetapi panjang
gelombang suatu senyawa dapat berbeda bila ditentukan pada kondisi dan
alat yang berbeda.
Dari hasil larutan standar tersebut diperoleh persamaan linier (lihat
grafik pada hasil pengamtan) dari kurva kalibrasi yang telah dibuat.
Dimana hasil pembuatan kurva kalibrasi dari vitamin B6 ini diperoleh
hubungan yang linier antara konsentrasi dan serapan dengan koefisien
korelasi (r) = 0,997 dan persamaan garis regresi y = 0,014x 0,030.
Untuk kadar atau konsentrasi sampel ditentukan dengan cara
menstubsitusikan nilai absorbansi dari sampel yang telah di analisis ke
dalam persamaan linier yang diperoleh dari kurva kalibrasi konsentrasi
standar dengan absorbansi. Dari hasil tersebut maka diperoleh persen
kadar untuk sampel no 5B sebesar 35, 4381 %.

X.

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh
kesimpulan bahwa sampel no. 5B yang merupakan vitamin B6 atau
piridoksin HCl dapat dianalisis kuantitatif dengan metode spektrofotometri
ultra violet dan diperoleh kadar sampel sebanyak 35,4381 % .

XI.

Daftar Pustaka
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
British Pharmacopedia Commision. 2002. British Pharmacopedia 2002.
London: The Stationery Office.
Day, R.A dan Underwood, A.L.2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.
Florey, Klaus, Analitycal Profiles Of Drug Subtance Volume 23. New
york: Academic Press.

Вам также может понравиться