Вы находитесь на странице: 1из 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.1.1 Puskesmas
1.1.1.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah

Unit

Pelaksana

Teknis

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di


wilayah kerjanya (Kurikulum & Modul Pelatihan Manajemen Puskesmas,
Departemen Kesehatan RI, tahun 2000). Puskesmas merupakan suatu unit
organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di
garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan
kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang
telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas dituntut
untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan
dilaksanakan. Tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai
organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga
meliputi : kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di
wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods
atau private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai
kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan
pada tiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber
daya yang dimiliki, namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan
dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak terbatas pada aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat
dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan
otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor
kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan
menjadi Paradigma Sehat. Dengan paradigma baru ini, mendorong

terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan


kesehatan, antara lain :
a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada
upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus padaupaya
preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilahpilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu
(integrated),
c.

Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari


pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak
dari masyarakat

d.

Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang


semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya,

e.

Pergeseran

pemahaman

tentang

kesehatan

dari

pandangan

konsumtifmenjadi investasi,
f.

Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh


pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat
sebagai mitra pemerintah (partnership),

g.

Pembangunan

kesehatan

yang

semula

bersifat

terpusat

(centralization), menjadi otonomi daerah (decentralization),


h.

Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up


seiring dengan era desentralisasi.

1.1.1.2 Tujuan Pembangunan Kesehatan Oleh Puskesmas


Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan Nasional yakni
meningkatkan kesehatan, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan
Indonesia Sehat 2025.

1.1.1.3 Fungsi Puskesmas


Fungsi dari Puskesmas antara lain :
a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan


pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu Puskesmas juga aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya.
b) Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas

selalu

berupaya

supaya

perorangan

terutama

pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran,


kemauan serta kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat.
c) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas, meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan.
Pelayanan ini bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utamanya
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Pelayanan ini bersifat publik (public goods)yang bertujuan memelihara
dan

meningkatkan

kesehatan

serta

mencegah

penyakit

tanpa

mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.


1.1.1.4 Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan.Faktor kepada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan
geografik, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam
penentuan

wilayah

kerja

puskesmas.Puskesmas

merupakan

perangkat

Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas


ditetapkan oleh Walikota/Bupati, dengan saran teknis dari kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu
puskesmas adalah sekitar 30.000 penduduk.Untuk jangkauan yang lebih luas,
dibantu oleh Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Puskesmas di
ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih,

merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi


puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.
1.1.1.5 Pelayanan Kesehatan Menyeluruh
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan
jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
1.1.1.6 Peran Puskesmas
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran
yang vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan
manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan
daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang
tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
1.1.1.7 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di
seluruh wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
1.

Promosi kesehatan masyarakat

2.

Kesehatan lingkungan

3.

KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak)

4.

KB (Keluarga Berencana)

5.

Perbaikan gizi masyarakat


4

6.

P2M (Pengendalian Penyakit Menular)

7.

Pengobatan dasar

Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib dalam bentuk tabel,
yaitu :
Tabel 1.1 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas
No
1

Upaya Kesehatan Wajib


Promosi Kesehatan

Kegiatan
Penyuluhan

Indikator
di Tatanan sehat
Dalam dan di Luar Perbaikan perilaku
sehat
Gedung, PHBS
Penyehatan
pemukiman

keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan
rumah

Kesehatan Lingkungan

Kesejahteraan ibu dan anak

Keluarga Berencana

Cakupan air bersih


Cakupan
jamban

ANC
Pertolongan

sehat
Cakupan K1, K4
Cakupan linakes

persalinan
MTBS
Imunisasi
Pelayanan

Cakupan MTBS
Cakupan imunisasi
Cakupan MKET

Keluarga Berencana
Diare
ISPA

Cakupan kasus diare


Cakupan kasus
ISPA

Malaria
5

Pemberantasan penyakit
menular

Upaya Kesehatan Wajib


Gizi

kasus

malaria
Cakupan
Tuberkulosis

No

Cakupan

kelambunisasi
Cakupan penemuan

kasus
Angkapenyembuhan
Kegiatan
Indikator
Distribusi vit A / Cakupan vit A / Fe /
Fe / cap yodium
PSG

cap yodium
% gizi kurang /

Promosi Kesehatan

buruk, SKDN
% kadar gizi

Medik dasar
UGD

Cakupan pelayanan
Jumlah kasus yang

Laboratorium

ditangani
Jumlah pemeriksaan

Pengobatan

sederhana
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.
1.1.1.8 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yaitu
upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan
kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam
rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan
masukan

dari

Konkes/BPKM/BPP.Upaya

kesehatan

pengembangan

dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara


optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah
tercapai.Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini
dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu
upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai
penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas
kesehatan

kabupaten/kota

bertanggung

jawab

dan

wajib

menyelenggarakannya.Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu


dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
puskesmas kecamatan Kemayoran tahun 2013 adalah :
A. Upaya Kesehatan Dasar
1.

Upaya Promosi Kesehatan

2.

Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak

3.

Upaya Keluarga Berencana

4.

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5.

Upaya Kesehatan Lingkungan

6.

Upaya Pengendalian Penyakit Menular

7.

Upaya Pengobatan

8.

Upaya Kesehatan Sekolah

B. Upaya Kesehatan Pengembangan


1.

Rawat Inap

2.

Upaya Kesehatan Olah Raga

3.

Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4.

Upaya Kesehatan Usia Lanjut

5.

Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6.

Upaya Kesehatan Jiwa

7.

Upaya Kesehatan Mata

8.

Upaya Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan

9.

Upaya Kesehatan Kerja

10. Upaya Kesehatan Tradisional


Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar
pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.
Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :
1.

Azas pertanggungjawaban wilayah


Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :
a.

Menggerakkan

pembangunan

berbagai

sektor

tingkat

kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.


b.

Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap


kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
7

c.

Membina setiap upaya

kesehatan strata pertama yang

diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah


kerjanya.
d.

Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)


secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat


Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program
puskesmas.Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair),
Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan
Pesantren (Poskestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat
(TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya
hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan


yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan
lintas program antara lain :
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan
KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan,

pengobatan,

kesehatan

gigi,

kesehatan

reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.


3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan
KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M,
kesehatan jiwa & promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas
dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk
organisasi

kemasyarakatan

dan

dunia

usaha.

Contoh

keterpaduan lintas Sektoral antara lain :


1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan
pertanian.
3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala

desa,

organisasi

profesi,

organisasi

kemasyarakatan, PKK dan PLKB.


4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian,
koperASI, dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia
usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan
9

langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan.


Untuk membantu

puskesmas

menyelesaikan

berbagai masalah

kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka


penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas
rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal
balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan
kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang
sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana
pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun
horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan
atas :
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan
tindakan medis (contoh : operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga
yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga
puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis
spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman
peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan,
peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan
habis pakai dan bahan pakaian.

10

2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan


kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum
kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni

menyerahkan

sepenuhnya

kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah


kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan
masyarakat ke periode dinas kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan operASIonal diselenggarakan apabila puskesmas
tidak mampu.
Diagram 1.1 Sistem Rujukan Puskesmas

Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas


memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan
berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai
dengan fungsi puskesmas :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan
memperhatikan

kesehatan

bagi

institusi

dan

warganya.

Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi Tatanan


Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan tempat kerja
11

c. Tatanan tempat-tempat umum


2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar
mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan & melakukan
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan
fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan
tokoh mayarakat.
Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :
a.

Tumbuh

kembang,

Upaya

Kesehatan

Berbasis

Masyarakat (UKBM)
b.

Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan

c.

Tumbuh
kecamatan

atau

dan

berfungsinya

BPKM

(Badan

konsil

kesehatan

Peduli

Kesehatan

Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas).


3.

Pusat pelayanan kesehatan strata pertama


Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke
dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri
dari cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS minimal
mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan
kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.

1.1.2 Puskesmas Kecamatan Kemayoran


1.1.2.1 Keadaan Geografis Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Kecamatan Kemayoran merupakan salah satu dari delapan kecamatan
yang berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat yang mempunyai
luas wilayah 7.25 km2.

Puskesmas Kecamatan Kemayoran secara

administratif terletak di Jl. Serdang Baru 1, Kelurahan Serdang, Kecamatan


Kemayoran, Jakarta Pusat. Luas total lahan Puskesmas Kecamatan
Kemayoran adalah 2.430 m2 dengan luas lahan terbangun yaitu 1.361 m 2,
dengan demikian proporsi lahan terbangun (Building Coverage Ratio)

12

mencapai 54 %. Pada saat ini gedung Puskesmas Kecamatan Kemayoran


terdiri dari 3 lantai.
Gambar 1.2 Peta wilayah Kecamatan Kemayoran

Secara teritorial wilayah Pemerintahan Kecamatan Kemayoran


terdiri dari 8 Kelurahan, 1 puskesmas kecamatan, 7 puskesmas kelurahan
karena terdapat 1 kelurahan yang tidak memiliki puskesmas sehingga 1
kelurahan bergabung dengan puskesmas kecamatan, 77 Rukun Warga
(RW), dan 986 Rukun Tetangga (RT) dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 1.2 Data Luas Wilayah, Jumlah RW, dan Jumlah RT
berdasarkan Kelurahan Di Kecamatan Kemayoran Tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6
7

Kelurahan

Luas Wilayah

Jumlah

Jumlah RT

Gn. Sahari Selatan


Kemayoran
Kebon Kosong
Serdang
Harapan Mulia
Utan Panjang
Cempaka Baru

(km2)
1,53
0,53
1,16
0,86
0,53
0,54
0,99

RW
10
10
13
7
9
10
10

122
121
129
113
120
139
138
13

Sumur Batu
1,15
8
105
Jumlah
7,25
77
987
(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Tahun 2013)
Batas Wilayah Kecamatan Kemayoran adalah sebagai berikut :
1.
Sebelah Utara: Jalan Angkasa, Pertengahan bekas Lapangan
Terbang Kemayoran dari Barat ke Timur, Jln. Sunter Kemayoran
(berbatasan

langsung

dengan

Kecamatan

Sawah

Besar,

2.

Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara)


Sebelah Timur: Jalan Yos Sudarso

3.

Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara)


Sebelah Selatan: Jalan letjen Suprapto, Kali Sentiong, Jln Kali

(berbatasan

dengan

Baru Timur (berbatasan dengan Kecamatan Cempaka Putih,


4.

Kecamatan Senen dan Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat)


Sebelah Barat: Jalan Gunung Sahari Raya (Berbatasan dengan
kecamatan Sawah Besar)

1.1.2.2 Keadaan Demografi Puskesmas Kecamatan Kemayoran


Jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran sampai akhir bulan Desember
tahun 2013 adalah sebagai berikut :

NO. Kelurahan

1
2
3
4
5
6
7
8

Luas Wilayah
(km2)

Jumlah Penduduk

Kepadatan
Penduduk per km2

Gn. Sahari Selatan


1,53
23.914
Kemayoran
0,52
25.279
Kebon Kosong
1,16
30.969
Serdang
0,82
35.380
Harapan Mulia
0,53
27.466
Utan Panjang
0,54
34.445
Cempaka Baru
0,99
38.320
Sumur Batu
1,15
27.803
Jumlah
7,24
243.576
Tabel 1.3 Data Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

15.630
47.696
26.697
43.146
51.823
63.787
38.707
24.177
33.597

berdasarkan Kelurahan di Kecamatan Kemayoran Tahun 2013


14

(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 1.3 maka jumlah penduduk kecamatan


kemayoran pada tahun 2013 adalah 243.576 jiwa dengan kepadatan
penduduk sebesar 33.597 per km2.

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin berdasarkan


Kelurahan di Kecamatan Kemayoran Tahun 2013
No

Kelurahan

Jumlah Penduduk
Laki-laki

Perempuan

Jumlah
Penduduk

Gn. Sahari Selatan

12.137

11.777

23.914

Kemayoran

12.934

12.345

25.279

Kebon Kosong

15.859

15.110

30.969

Serdang

17.835

17.545

35.380

Harapan Mulia

14.135

13.331

27.466

Utan Panjang

17.767

16.678

34.445

Cempaka Baru

19.555

18.765

38.320

Sumur Batu

14.012

13.791

27.803

Jumlah

124.234

119.542

243.576

(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Tahun 2013)

15

Nama dan alamat Puskesmas-Puskesmas di wilayah Kecamatan


Kemayoran terdapat pada table 1.5 dibawah, yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.5 Nama dan alamat Puskesmas Kelurahan di Kecamatan
Kemayoran Tahun 2013
No

Nama Puskesmas

Alamat

Telp

Kelurahan Utan Panjang

Jl. Bendungan Jago Rt 09/01

(021) 4250857

Kelurahan Serdang

Jl Eka V Rt 009/03

(021) 4256429

Kelurahan Sumur Batu

Jl. Sumur Batu Raya Rt 007/01 (021) 4222510

Kelurahan Kebon kosong I

Jl. Pelita III Rt 008/08

Kelurahan Kemayoran

Kelurahan Cempaka Baru

Kelurahan Harapan Mulia

Jl. Kemayoran Gempol No. 28


Rt 006/06
Jl. Cempaka Baru Tengah I Rt
005/06
Jl. Harapan Mulia Rt 04/05

(021) 4229104
(021) 42802057
(021) 4229103
(021) 4220947

(Sumber :Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kemayoran Tahun 2013)


1.1.2.3 Profil Puskesmas Kecamatan Kemayoran
1.1.2.3.1 Profil Puskesmas
Pada saat ini gedung Puskesmas Kecamatan Kemayoran terdiri dari 3
lantai. Pada lantai pertama untuk pelayanan loket / pendaftaran pasien,
pelayanan 24 jam, poli PTM poli lansia/geriarti, poli PTRM. Lantai

16

Kedua digunakan untuk poli Gizi poli Jiwa, poli MTBS, ruang tindakan,
poli umum, kasir informasi, HR VCT, poli gigi, poli PKPR KDRT &
EKG PAL. Sedangkan Lantai Ketiga digunakan untuk ruang kepala
puskesmas, ruang Ka. Subag TU, ruang tata usaha keuangan, ruang
program dan ruang kepengurusan JKN.
Berdasarkan jenis pelayanan yang tersedia. Puskesmas Kecamatan
Kemayoran diharapkan mampu memberikan pelayanan dasar yang
dibutuhkan oleh masyarakat di Kecamatan Kemayoran dan sekitarnya.

Tabel 1.6 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kecamatan


Kemayoran Tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Unit Kerja
Puskesmas Kec.
Kemayoran
Puskesmas Kel.
Harapan Mulya
Puskesmas Kel.
Utan Panjang
Puskesmas Kel.
Kebon Kosong I
Puskesmas Kel.
Kemayoran
Puskesmas Kel.
Serdang
Puskesmas Kel.
Sumur Batu
Puskesmas Kel.
Cempaka Baru
Jumlah

Dokter

Dokter

Umum

Gigi

10

Tenaga

Bidan

Perawat

Apoteker

11

10

16

10

19

24

10

(Sumber :Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kemayoran


Tahun 2013)

17

Gizi

Diagram 1.2 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan


Kemayoran Tahun 2014

Pada diagram diatas dapat dilihat bahwa gizi berada pada pelayanan kesehatan
dan penunjang kesehatan. Dimana pelayanan kesehatan tersebut merupaka upaya
kegiatan terhadap program gizi sedangkan penunjang kesehatan berfungsi sebagai
upaya pencatatan pelaporan data- data dari program gizi.

1.1.2.3.2 Visi, Misi & Tujuan Puskesmas Kecamatan Kemayoran


Visi
Terwujudnya Puskesmas Kec. Kemayoran sebagi pusat pelayanan
kesehatan dasar yang bermutu dan professional

18

Misi
1. Mengembangkan kualitas pelayanan dari program sesuai
2.
3.
4.
5.

dengan standard mutu


Mengembangkan SDM yang professional dan berkualitas
Mengembangkan system manajemen Puskesmas
Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan Puskesmas
Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang

kesehatan
6. Menggalang kerjasama dengan mitra strategis
Tujuan
1. Meningkatkan
2.
3.
4.
5.

pengetahuan

dan

kemampuan

manajerial

pegawai
Meningkatkan kemampuan teknis pegawai
Meningkatkan kemampuan teknis pegawai
Meningkatkan pembinaan pegawai
Tersedianya system informasi yang cepat, tepat dan akurat serta

mudah dimengerti
6. Meningkatkan minat

masyarakat

untuk

berkunjung

ke

Puskesmas
7. Meningkatkan mutu program Puskesmas
8. Terselenggaranya pelayanan tepat waktu
9. Meningkatkan kepuasan pegawai
10. Terlaksananya prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit
11. Meningkatnya fasilitas kesehatan di Puskesmas
12. Mengembangkan jenis pelayanan

1.1.3

Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2ML)


Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di

puskesmas se-kecamatan Kemayoran, yaitu :


1.1.4.1

Pengendalian penyakit TB Paru


Penyakit Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tujuan P2ML di Puskesmas se-

19

kecamatan Kemayoran pada kasus TB paru adalah untuk mengetahui jumlah


penderita TB paru yang berobat ke puskesmas yang berada di wilayah
kecamatan Kemayoran dan agar semua penderita TB yang berobat mendapat
obat TB paru secara lengkap (mendapatkan dan meminum obat TB paru
selama 6 bulan tanpa terputus). Sasaran dari program P2M di Puskesmas sekecamatan Kemayoran pada kasus TB paru adalah seluruh penderita TB paru
yang datang ke poli TB paru.
Rumus perhitungan Perkiraan BTA (+) 1 Tahun, CDR, Angka Konversi dan
Angka Kesembuhan :
a. CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA positif
pada penduduk suatu wilayah.

Jumlah penemuan BTA ()


100%
Jumlah perkiraan BTA () pada penduduk wilayah tertentu
Dengan target >70% dalam satu tahun, namun karena mengambil data

Empat bulan maka target menjadi >23.3 %


b. CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif menjadi
BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara penderita TB
paru yang diobati.

Jumlah BTA ( ) menjadi BTA (-) setelah fase intensif


Jumlah BTA ()

100%

Dengan target >80% dalam satu tahun, namun karena mengambil data
Empat bulan maka target menjadi >24,61 %
c. CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi BTA
negatif setelah pengobatan selesai.

Jumlah BTA () menjadi BTA (-) setelah pengobatan selesai


Jumlah BTA ( )

100%

Dengan target >85% dalam satu tahun, namun karena mengambil daa
Empat bulan maka target menjadi >28,33 %

20

d. Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang menunjukkan


persentase

kesalahan diagnosis yang dilakukan

oleh laboratorium

pemeriksaan pertama, setelah diuji silang oleh BLK atau laboratorium rujukan
lain dimana kualitas

diagnosis secara mikroskopis di laboratorium

pemeriksaan pertama.
Jumlah sediaan false positif sediaan false negatife
100%
Jumlah sediaan yang di cross check

Tabel 1.12 Angka Penemuan Penderita (CDR) TB di wilayah Puskesmas


se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari - Maret 2014

No

Puskesmas

Perkiraan

Penemuan

BTA(+)

penderita
BTA(+) (b)
20
0
5
10
12
12
7

CDR (>23,3%)
(b/a x 100%)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kemayoran
Kebon Kosong I
Kebon Kosong II
Serdang
Harapan Mulya
Utan Panjang
Cempaka Baru

(a)
115
17
9
22
17
49
48

8.

Sumur Batu

29

10,3 %

Jumlah

306

69

22,54 %

17,4 %
0%
55,5 %
45,4 %
70,6 %
24,5 %
14,6 %

(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas se-Kecamatan


Kemayoran Periode Januari- Maret 2014)
Keterangan :
Dari tabel 1.12 didapatkan angka penemuan penderita se-Kecamatan sebesar
22,54% kurang dari target (> 23,3%).
1.1.4.2.1

Pengendalian Penyakit Diare


Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kematian akibat diare,

tatalaksana diare standar dan meningkatkan penggunaan oralit di tingkat


rumah tangga. Indikator kinerja dan pemberantasan penyakit diare di wilayah
21

Puskesmas se-Kecamatan Kemayoran bulan Januari April 2014 adalah


angka kesakitan < 5% sehingga target menjadi <1,66%
Incidence Rate kasus diare =

Jumlah penderita diare baru


100%
Jumlah penduduk

Tabel 1.14 Angka Kejadian Diare Pada Balita 0-5 Tahun di Puskesmas SeKecamatan Kemayoran Periode Januari - April 2014
Puskesmas

Januari

Februari

Maret

April

Jumlah

Kemayoran

105

91

180

105

481

Cempaka

42

66

44

47

199

10

11

34

11

12

11

43

32

10

12

10

64

Serdang

16

10

38

Sumur Batu

24

18

10

10

62

Utan Panjang

31

25

20

24

100

Jumlah

270

239

287

225

1.021

Baru
Harapan
Mulya
Kebon
Kosong I
Kebon
Kosong II

Tabel 1.15 Incidence Rate Kasus Diare di Wilayah Puskesmas Kecamatan


Kemayoran Periode Januari - April 2014

No.

IR
Jumlah
Puskesmas

Penduduk
(a)

Jumlah

(Incidence

Penderita

Rate)

Diare

(< 1,33%)

(b)

b
100%
a

22

1.

25.279

64

0,25%

23.914

481

2,01%

30.969

43

0,13%

35.380

38

0,10%

27.465

34

0,12%

34.445

100

0,29%

38.320

199

0,51%

Sumur Batu

27.803

62

0,22%

Jumlah

243.576

1.021

0,41%

Kebon Kosong II
2.
Kemayoran
3.
Kebon Kosong I
4.
Serdang
5.
Harapan Mulya
6.
Utan Panjang
7.
Cempaka Baru
8.

(Sumber : Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Kemayoran Periode


Januari April 2014)

Keterangan :
Dari tabel 1.15 didapatkan angka penemuan penderita diare yang sesuai target
(< 1,66%) yaitu Puskesmas Kebon kosong II sebesar 0,25%, Puskesmas Kebon
Kosong I sebesar 0,13%, Puskesmas Serdang sebesar 0,10%, Puskesmas Harapan
Mulya sebesar 0,12%, Puskesmas Utan Panjang sebesar 0,29%, Puskesmas Cempaka
Baru sebesar 0,51%, Puskesmas Sumur Batu sebesar 0,22%. %. Dari tabel 1.15
didapatkan angka penemuan penderita diare yang melebihi target (< 1,33%) yaitu
Puskesmas Kecamatan Kemayoran sebesar 2,01%.

1.1.4.3

Pengendalian Penyakit ISPA / Pneumonia

23

Tujuan

kegiatan

pengendalian

penyakit

ISPA adalah

penemuan

pneumonia pada balita, tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka kematian


balita. Indikator kinerja Pengendalian Penyakit ISPA adalah persentase kasus
ISPA balita <10% per tahun, karena data didapat dari periode januari sampai
April < 10% target menjadi <3,33%.

IR ISPA =

Jumlah penderita ISPA / Pneumonia baru


100%
Jumlah bayi dan balita

Tabel 1.17 Jumlah Penderita ISPA di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kemayoran


Periode Januari April 2014

No.

Puskesmas

Jumlah

Jumlah

Penderita

Seluruh

ISPA(a)

penduduk(b)

1.

Kebon

2.

Kosong I
Kecamatan

97

3.

Kemayoran
Kebon

22

4.
5.

Kosong II
Serdang
Harapan

37
10

6.

Mulya
Utan

13

7.

Panjang
Cempaka

17

8.

Baru
Sumur

24

Batu
Jumlah

25.279
23.914
30.969
35.380
27.465
34.445
38.320
27.803
228

178.026

Jumlah
balita
b10% (c)

Angka

kesakitan

(<3,33%)
a/c x 100 %

2.527

0,316%

2.391

4,056%

3.096

0,710%

3.538
2.746

1,045%
0,364%

3.444

0,377%

3.832

0,443%

2.780

0,863%

24.354

0,936%

(Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan Kemayoran Periode


Januari - April 2014)
Keterangan :
Dari tabel 1.17 Persentase kasus ISPA pada balita di wilayah Kecamatan

24

Kemayoran periode Januari April 2014 di daerah tersebut melibihi target yaitu
4,056% dimana target yang ditentukan <3,33%.

Pengendalian HIV/AIDS
Kasus HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit
yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang akan
mudah menular dan mematikan.
Tujuan penanggulangan HIV/AIDS adalah untuk menjaring sebanyakbanyaknya pasien HIV (+) di Kecamatan Kemayoran dan mencegah penularan
HIV/AIDS. Sasaran dari program P2ML pada kasus HIV/AIDS adalah seluruh
penduduk di wilayah Kecamatan Kemayoran, baik yang berisiko tinggi maupun
berisiko rendah terkena HIV/AIDS. Target program pengendalian HIV/AIDS
adalah menurunkan angka prevalensi HIV/AIDS di Kecamatan Kemayoran.
Tabel 1.19 Kasus HIV (+) di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Periode
Januari - April 2014

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Jumlah

Jumlah
Kunjungan

HIV (+)

132
9
301
310
752

1
1
5
4
11

Sumber: Laporan Bulanan Kasus HIV/AIDS, Program P2ML Puskesmas


Kecamatan Kemayoran Periode Januari - April 2014
a. Prevalence Period Kasus HIV/AIDS :

25

Keterangan :
* Jumlah pasien HIV (+) dapat dilihat pada Tabel 1.19.
* Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada
Januari April 2014 adalah 243.576 jiwa.

b. Persentase Cakupan Distribusi Kondom dan Layanan Jarum Suntik


Steril
Salah satu program Puskesmas Kecamatan Kemayoran dalam upaya
menurunkan prevalensi penyebaran HIV adalah dengan membagikan kondom
secara gratis dan program Layanan Jarum Suntik Steril kepada orang yang
memiliki resiko tinggi tertular HIV yaitu pengguna NAPZA suntik (Penasun).
No
1

Variabel

Januari Februari Maret April Jumlah

Jumlah Penasun peserta program


baru bulan ini
Jumlah alat suntik/jarum yang
didistribusikan pada Penasun
Jumlah

Kondom

didistribusikan pada Penasun

yang

301

203

358

294

1.156

301

203

358

294

1.156

Keterangan :
Puskesmas Kecamatan Kemayoran tidak menetapkan target yang ingin
dicapai dalam program pembagian kondom dan Layanan Jarum Suntik Steril,
sehingga program tidak dapat dievaluasi

26

Pengendalian Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)


Infeksi Menular Seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual
(PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs). IMS
adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan
pasangan yang sudah tertular.
Tujuan pengendalian penyakit IMS adalah untuk menjaring sebanyakbanyaknya

kasus

IMS

pada

masyarakat

Kecamatan

Kemayoran

serta

meningkatkan kesadaran akan kesehatan seksual. Sasaran dari program IMS


adalah seluruh penduduk di wilayah Kecamatan Kemayoran, khususnya yang
berisiko tinggi terkena Infeksi Menular Seksual.
Tabel 1.21 Kasus Infeksi Menular Seksual di Puskesmas Kecamatan
Kemayoran Periode Januari - April 2014
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Jumlah

Jumlah
Kunjungan di BP.
Umum
3.195
3.477
3.039
2.343
12.054

Jumlah Pasien
IMS
124
105
99
38
366

Sumber: Laporan Bulanan Kasus Infeksi Menular Seksual, Program P2ML


Puskesmas Kecamatan Kemayoran Periode Januari - April 2014

Persentase Cakupan Penderita Infeksi Menular Seksual :


=

Keterangan :
Karena tidak ada data yang lengkap mengenai penderita IMS dan target yang

27

diinginkan bersifat kualitatif, maka program pengendalian penyakit IMS di


Puskesmas Kecamatan Kemayoran periode Januari April 2014 tidak dapat
dievaluasi.
1.1.4.4 Pengendalian Penyakit Kusta
Tabel 1.18 Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Periode Januari-April 2014
No.

IR (Incidence

Puskesmas

Jumlah

Jumlah

Rate)

Penduduk

Penderita Kusta

(<0,00000137

(a)

(b)

%)
b
100%
a

1.

25.279

0%

23.914

0,004%

30.969

0%

35.380

0%

27.465

0%

34.445

0%

38.320

0%

Sumur Batu

27.803

0%

Jumlah

243.576

0,00000411%

Kebon Kosong I
2.
Kemayoran
3.
Kebon Kosong II
4.
Serdang
5.
Harapan Mulya
6.
Utan Panjang
7.
Cempaka Baru
8.

(Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Kemayoran Periode


Januari-April 2014)
Keterangan :
28

Dari tabel 1.18 di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus kusta di
wilayah Puskesmas kecamatan Kemayoran periode Januari - April 2014 didaerah
matan Kec. Kemayoran yang melebihi dari target 0% yaitu Puskesmas Kecamatan
Kemayoran sebesar 0,004%. Dari tabel 1.18 didapatkan angka yang sesuai dengan
target 0% yaitu di Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong I sebesar 0%, Puskesmas
Kelurahan Utan Panjang sebesar 0%, Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong II sebesar
0%, Puskesmas Kelurahan Serdang sebesar 0%, Puskesmas Kelurahan Harapan
Mulya sebesar 0%, Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru sebesar 0% dan Puskesmas
Kelurahan Sumur Batu sebesar 0%.
1.4

Identifikasi Masalah
Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung merupakan suatu

subsistem Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut dibutuhkan beberapa


fungsi yaitu:
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kecematan
Kemayoran periode Januari April 2014 sebesar 17,4 %.
2. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kebon
Kosong I periode Januari April 2014 sebesar 0 %.
3. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Cempaka
Baru periode Januari April 2014 sebesar 14,5 %.
4. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Sumur
Batu periode Januari April 2014 sebesar 10,3 %.
5. Angka kesakitan (IR) DIARE di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran
periode Januari April 2014 sebesar 2,01 %.
6. Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran periode
Januari April 2014 sebesar 4,056 %.
7. Angka kesakitan (IR) KUSTA di wilayah Puskesmas Kemayoran periode Januari
April 2014 sebesar 0,004 %.
1.5

Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-

Kecamatan Kemayoran maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan cara
menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan
(expected) dengan apa yang telah terjadi (observed),

selanjutnya dilakukan

perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang
ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program P2ML di puskesmas adalah
sebagai berikut :
29

1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan


Kemayoran periode Januari April 2014 sebesar 17,4 % kurang dari target
yaitu >23,3 %.
2. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kebon
Kosong I periode Januari April 2014 sebesar 0 % kurang dari target yaitu
>23,3 %.
3. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Cempaka Baru periode Januari April 2014 sebesar 14,5 % kurang dari target
yaitu >23,3 %.
4. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Sumur
Batu periode Januari April 2014 sebesar 10,3 % kurang dari target yaitu
>23,3 %.
5. Angka kesakitan (IR) DIARE di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran
periode Januari April 2014 sebesar 2,01 % lebih dari target yaitu <1,66 %.
6. Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran
periode Januari April 2014 sebesar 4,056 % lebih dari target yaitu < 3,33 %
7. Angka kesakitan (IR) KUSTA di wilayah Puskesmas Kemayoran periode
Januari April 2014 sebesar 0,004 % lebih dari target yaitu 0%.

30

Вам также может понравиться