Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN. 1
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Pengertian Landasan Antropologi
10
12
B. Saran. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh
Tuhan, setidaknya manusia diberikan panca indera dalam hidupnya. Namun
tentu saja potensi yang dimilikinya harus digunakan semaksimal mungkin
sebagai bekal dalam menjalani hidupnya. Untuk memaksimalkan semua
potensi yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, tentunya harus ada sesuatu
yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan dan terarah sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Mengingat begitu besar dan berharganya potensi yang dimiliki manusia,
maka manusia harus dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini.
Dilain pihak manusia juga memiliki kemampuan dan diberikan akal pikiran
yang berbeda dengan makhluk yang lain. Sedangkan pendidikan itu adalah
usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan
potensi dan kemampuan manusia agar bermanfaat bagi kepentingan
hidupnya Sukardjo & Ukim Komarudin (2009 : 9)
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran, pemberian
pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran, karakter serta
kapasitas fisik dengan menggunakan pranata-pranata agar tujuan yang ingin
dicapai dapat dipenuhi. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga formal
dan informal. Penyampaian kebudayaan melalui lembaga informal dilakukan
melalui enkulturasi semenjak kecil di dalam lingkungan keluarga. Dalam
masyarakat yang sangat kompleks, terspesialisasi dan berubah cepat,
pendidikan memiliki fungsi yang sangat besar dalam memahami kebudayaan
sebagai satu keseluruhan.
Kebudayaan tidak dibawa manusia sejak kelahirannya. Secara faktual, dan
sebagaimana tersurat dalam definisi yang dikemukakan Koentjaraningrat,
kebudayaan
dapat
menjadi
milik
diri
manusia
sehingga
menjadi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Antropologi
Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata antrophos berarti
manusia, dan logos berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai
makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi
holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi
kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan
antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada
perbanding atau perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini
banyak diperdebatkan dan manjadi kontroversi sehingga metode antropologi
sekarang sering kali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk
yang
merupakan
masyarakat
tunggal,
tunggal
dalam
arti
kesatuan
memperoleh
pemahaman
tentang
tingkat-tingkat
sejarah
abad
20,
negara-negara
penjajah
di
Eropa
berhasil
4. Fase Keempat
Ilmu Antropologi mengalami perkembangan yang sangat pesat,
diantaranya pengetahuan yang jauh lebih teliti fan metode-metode
ilmiahnya yang semakin tajam. Perkembangan ini menyebabkan :
a) Timtbulnya anitipati kolonialisme setelah perang dunia 2
b) Sekitar tahun 1930 bangsa primitive mulai hilang dan benar-benar
hilang setelah Perang Dunia 2.
Lapangan penelitian ilmu Antropologi berhasil berkembang dengan
tujuan dan pokok yang baru, dengan berlandaskan bahan etnologi dan
metode ilmiah yang lalu. Pokok tujuan yang baru itu ditinjau dan diteliti
di dalam suatu simposium oleh 60 tokoh ahli antropologi dari negaranegara di Amerika dan Eropa pada tahun 1951. Penelitian tidak hanya
tertuju pada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga suku
bangsa pedesaan di Eropa, seperti bangsa Irlandis, Flam, dan Soami.
Ilmu Antropologi ada 2 tujuan, yaitu :
a) Tujuan akademis yaitu pengertian manusia beserta bentuk fisik,
masyarakat dan kebudayaannya.
b) Tujuan praktis yaitu mempelajari manusia dalam berbagai
masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa
tersebut.
C. Manfaat Landasan Antropologi Dalam Pendidikan
Setiap manusia memiliki perbedaan, oleh karena itu seorang pendidik
harus sedikit banyak memahami latar siswa yakni keluarga, budaya,
lingkungan siswa. Oleh karena itu, antropologi dibutuhkan sebagai landasan
dalam pendidikan. Antropologi dalam pendidikan memiliki beberapa manfaat
diantaranya:
1.
Dapat
mengetahui
pola
perilaku
manusia
dalam
kehidupan
bermasyarakat secara Universal maupun pola perilaku manusia pada tiaptiap masyarakat (suku bangsa).
dalam
merancang
kurikulum,
menyediakan
sarana
dan
keterampilan
dan
kemampuan
dasar
pendukung
budaya,
menumbuhkan
cinta
tanah
air,
dan
oleh
siswa.
Modelling
bertujuan
untuk
mengembangkan
kita,
jadi
sebagai
konselor
kita
harus
memahami
menganai
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, yang berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
Objek kajian antropologi adalah budaya.
Kebudayaan adalah totalitas kompleks yang mencangkup pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan
serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota
masyarakat.
Pendidikan dan kebudayaan mempunyai pengaruh timbal balik. Bila
kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa ikut berubah dan bila
pendidikan berubah akan akan dapat mengubah kebudayaan. Disini
tampak bahwa peranan pendidikan dalam mengembangkan kebudayaan
adalah sangat besar. Semakin potensi seseorang dikembangkan semakin
mampu ia menciptakan atau mengembangkan kebudayaan. Sebab
kebudayaan dikembangkan oleh manusia.
Antropologi
pendidikan
adalah
ilmu
pengetahuan
yang
berusaha
DAFTAR PUSTAKA
Sukardjo, M. & Komarudin, Ukim. 2009. Landasan Pendidikan Konsep dan
Aplikasinya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Wahyudin, Dinn., dkk. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Saefuddin,
Achmad
Fedyani.
2005.
Antropologi
Kontemporer
Suatu