Вы находитесь на странице: 1из 7

KEWAJIBAN BERHIJAB

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


washalatu wasalamuala asrafil ambiyai
walmursalin sayyidina Muhammadin wa ala alihi
wa shahbihi ajmain amma badu.
Yang Saya hormati, Dan yang Saya banggakan,
Teman-teman
Pertama, marilah kita panjatkan puji syukur ke
hadirat Allah swt. karena atas rahmat dan karuniaNya kita dapat berkumpul pada keputrian kali ini
dalam keadaan sehat walafiat. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad saw. yang telah membawa kita
dari zaman gelap gulita menuju zaman yang terang
benderang seperti saat ini.
Hadirin rahimakumullah,
Pada kesempatan kali ini Saya akan menyampaikan
materi tentang kewajiban menutup aurat bagi wanita.
Teman-teman tentu sudah menutup auratnya dengan

sempurna pada hari ini, dalam rangka menaati


peraturan sekolah yang berlaku setiap hari Jumat
bagi yang muslim. Namun, sudahkah teman-teman
menutup auratnya dengan sempurna juga di luar
peraturan sekolah ini?
Padahal ya ukhti, menutup aurat dengan sempurna
atau berhijab itu wajib hukumnya. Sebagaimana
firman Allah dalam Q.S. An-Nur: 31 yang artinya
Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman,
agar mereka menjaga pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah
menampakkan auratnya, kecuali yang biasa terlihat.
Dan hendaklah menutupkan kain kerudung ke
dadanya, dan pada Q.S. Al-Ahzab: 59 yang
artinya Wahai Nabi! Katakanlah kepada istriistrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri
orang mukmin: Hendaklah mereka menutupkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian
itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga
mereka tidak diganggu
Adapun hadits riwayat Abu Dawud Bahwa saat
Asma binti Abu Bakar bertemu Nabi saw dalam

keadaan pakaiannya yang tipis, Rasulullah


bersabda: Wahai Asma, seorang perempuan yang
telah baligh tidak boleh terlihat tubuhnya kecuali ini
dan ini. Sambil Nabi menunjuk ke arah wajah dan
kedua telapak tangannya
Hadirin yang Saya banggakan,
Berdasarkan ayat-ayat dan hadits tersebut kita bisa
menyimpulkan bahwa wanita muslimah yang sudah
baligh harus menutupkan jilbab ke seluruh tubuhnya
kecuali bagian yang biasa terlihat yaitu wajah dan
telapak tangan. Itu artinya semua anggota tubuh
wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak
tangan. Adapun, hijab yang dimaksud ini adalah baju
terusan yang longgar dan tidak transparan, serta
kerudung yang menutupi dada. Menutup aurat atau
yang kita sebut sekarang berhijab merupakan
keharusan, maka sama saja artinya dengan
kewajiban. Sebagaimana yang kita tahu, suatu
kewajiban jika dilaksanakan akan mendapat pahala,
dan sebaliknya jika ditinggalkan maka akan
mendapat dosa. Semua orang tentu takut mendapat
dosa, bukan? Lalu, apa sebenarnya yang membuat

kita masih enggan berhijab setelah mendengar


perintah Sang Pencipta tersebut?
Sering kita mendengar berbagai cemoohan orang
lain terhadap muslimah berhijab yang melakukan
pelanggaran seperti Ah percuma tuh jilbab, masih
suka ngegosip, Alah kerudung doang, katakatanya kebun binatang semua, Pake jilbab tapi
masih munafik kalo ngomong, mending gausah,
Kerudungan sih tapi kelakuannya lenjeh banget,
dasar kerdus (kerudung dusta), dll. Padahal
sebenarnya hijab dan akhlak merupakan dua hal
yang berbeda. Berhijab itu murni perintah Allah,
sedangkan akhlak adalah budi pekerti yang
tergantung pada pribadi masing-masing. Jadi jika
ada muslimah berhijab melakukan perbuatan tidak
baik, maka salahkan akhlaknya, bukan jilbabnya
yang disebut-sebut. Lagipula, berhijab memang
bukan untuk mengklaim sudah baik, tapi berhijab itu
merupakan kewajiban yang harus ditaati. Allah itu
Maha Baik, maka menaati-Nya itu merupakan
sebuah kebaikan. Logikanya, wanita berhijab belum

tentu baik, namun wanita yang baik sudah pasti


berhijab.
Karena hijab dan akhlak itu tadi merupakan dua hal
yang berbeda, maka perhitungan amalnya pun
berbeda. Jika ada perempuan berhijab kemudian dia
melakukan perbuatan tidak baik misalnya
bergunjing, maka dosa yang dia dapat hanya satu
yaitu dosa bergunjing. Tapi jika dia bergunjing dan
tidak berhijab, maka dosa yang dia dapat menjadi
dua, karena bergunjing dan karena tidak berhijab.
Banyak orang berkata Lebih baik menghijab hati
terlebih dahulu daripada menghijab diri justru,
menghijab hati jauh lebih sulit dan bukan suatu
kewajiban, sedangkan menghijab diri itu mudah dan
merupakan sebuah kewajiban. Jadi bersyukurlah,
dan mulailah dari yang wajib dan mudah. Dan jika
ada yang bertanya, Mendingan mana, berhijab tapi
jarang sholat atau nggak berhijab tapi sholat
terus? Nah itu sama saja dengan bertanya seperti
Mendingan mana, sholat tapi nggak puasa atau
nggak sholat tapi berpuasa? Jawabannya tidak ada
yang mendingan. Karena berhijab kedudukannya

sama wajib dengan puasa, sama wajib juga dengan


shalat.
Hadirin yang Saya sayangi,
Allah swt. memerintahkan muslimah berhijab juga
karena tujuan yang amat sangat baik untuk
kepentingan muslimah itu sendiri, yaitu agar kita
lebih mudah dikenali dan tidak diganggu.
Maksudnya, dengan berhijab pasti orang lain yang
tanpa mengenal kita pun, akan tahu bahwa kita
beragama islam, kita seorang muslimah. Dan dengan
berhijab juga, kita tidak mudah diganggu atau
dijadikan permainan oleh orang yang berniat jahat,
terutama laki-laki bermata keranjang yang suka
mengganggu kehormatan perempuan. Tidak usah
jauh-jauh mengambil contoh, misalnya jika ada
seorang perempuan yang tidak berhijab melewati
sebuah jalan di mana sedang terdapat banyak lakilaki di sana, maka pasti perempuan itu akan disiuli,
digoda, dicolek, atau separah-parahnya dihalangi
jalannya. Tapi coba jika perempuan yang lewat itu
berhijab, maka biasanya mereka yang laki-laki
hanya terdiam atau seusil-usilnya mereka akan

bilang permisi dong atau malah memanggil kita


assalamualaikum bu haji. Ya, setidaknya masih
panggilan yang baik yang bisa kita amini sebagai
doa.
Sebagai kaum minoritas di sekolah ini, kita yang
perempuan harus pintar menjaga sikap dan
penampilan. Karena walaupun laki-laki yang ada di
kelas maupun yang ada di sekolah ini sudah kita
anggap sebagai orang yang dekat dengan kita,
namun mereka tidak menghapus status kita sebagai
perempuan yang bukan mahramnya. Bergaullah
dengan ala kadarnya, jangan kalap atau heboh dan
blak-blakan, juga jangan diunyu-unyuin atau
berlagak manja, supaya tidak mengundang fitnah.
Sedangkan dari sisi penampilan, melihat kondisi
pakaian seragam yang dikenakan adalah model PDH
dengan rambut yang harus pendek di atas leher,
maka akan lebih bagus jika kita berhijab. Selain
terlihat rapi, anggun, dan berwibawa, juga
menjadikan kita mudah dikenali sebagai muslimah.

Вам также может понравиться