Вы находитесь на странице: 1из 3

PEMRIKSAAN DAN PENGOBATAN

KONJUNGTIVITIS
No.
Dokumentasi

No.
Revisi
00
Diperiksa oleh
koordinator pengobatan

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN
PERSIAPAN
ALAT
PROSEDUR
KERJA

Ditetapkan
tanggal
2 Januari 2013

Halaman
1/1

UPT.Puskesmas
Mengwi II

Ditetapkan di : Mangupura
Kepala UPT Puskesmas
Mengwi II

Dr Indira Pudi Asri


dr. A.A Widiastari
Nip. 19671023 199903 2 003
Nip 197208052006042201
Konjungtivitis adalah radang konjungtiva yang dapat disebabkan
oleh mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi atau reaksi alergi.
Konjungtivitis ditularkan melalui kontak langsung dengan sumber
infeksi. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.

Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan


pemeriksaan dan pengobatan pasien
1. KEPMENKES RI NOMOR 900/MENKES/SK/VII/2002
1. Pencatatan dan administrasi
2. Alat tulis
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan mata merah, rasa mengganjal,
gatal dan berair, kadang disertai sekret. Umumnya tanpa disertai
penurunan tajam penglihatan.
Faktor Risiko
a. Daya tahan tubuh yang menurun
b. Adanya riwayat atopi
c. Penggunaan kontak lens dengan perawatan yang tidak baik
d. Higiene personal yang buruk
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik Oftalmologi
a. Tajam penglihatan normal
b. Injeksi konjungtiva
c. Dapat disertai edema kelopak, kemosis
d. Eksudasi; eksudat dapat serous, mukopurulen atau purulen
tergantung penyebab.
e. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil atau
papil raksasa, flikten, membran dan pseudomembran.
Pemeriksaan Penunjang (bila diperlukan)
a. Sediaan langsung swab konjungtiva dengan perwarnaan Gram
atau Giemsa
b. Pemeriksaan sekret dengan perwarnaan metilen blue pada
kasus konjungtivitis gonore

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Konjungtivitis berdasarkan etiologi.
Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologi.
Klasifikasi Konjungtivitis
a. Konjungtivitis bakterial
Konjungtiva hiperemis, secret purulent atau mukopurulen dapat
disertai membrane atau pseudomembran di konjungtiva tarsal.
b. Konjungtivitis viral
Konjungtiva hiperemis, secret umumnya mukoserous, dan
pembesaran kelenjar preaurikular
c. Konjungtivitis alergi
Konjungtiva hiperemis, riwayat atopi atau alergi, dan keluhan
gatal.
Komplikasi
Keratokonjuntivitis
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah
menangani mata yang sakit
b. Sekret mata dibersihkan.
c. Pemberian obat mata topikal
1. Pada infeksi bakteri: Kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali
sehari atau salep mata 3 kali sehari selama 3 hari.
2. Pada alergi diberikan flumetolon tetes mata dua kali sehari
selama 2 minggu.
3. Pada konjungtivitis gonore diberikan kloramfenikol tetes mata
0,5- 1%sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan pada bayi
diberikan 50.000 U/kgBB tiap hari sampai tidak ditemukan
kuman GO pada sediaan apus selama 3 hari berturut-turut.
4. Konjungtivitis viral diberikan salep Acyclovir 3% lima kali
sehari selama 10 hari.
Konseling dan Edukasi
Memberi informasi pada keluarga dan pasien mengenai:
a. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan
sesudah membersihkan atau mengolesk
mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersihbersih.
b. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan
penghuni rumah lainnya.
c. Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar.
Kriteria rujukan
a. Pada bayi dengan konjungtivitis gonore jika terjadi komplikasi
pada kornea dilakukan rujukan ke spesialis mata.
b. Konjungtivitis alergi dan viral tidak ada perbaikan dalam 2
minggu rujuk ke spesialis mata

c. Konjungtivitis bakteri tidak ada perbaikan dalam 1 minggu


rujuk ke spesialis mata.

UNIT
TERKAIT

1.
2.
3.
4.
5.

Dinas Kesehatan Kabupaten Badung


Poli KIA
6. Laboratorium
Poli gigi
7. Ruang konseling
Poli umum
8. Apotik
UGD

Вам также может понравиться