Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
REYNILDA
200031008
Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan Tugas Akhir pada
Jurusan Teknik Pertambangan
Oleh :
REYNILDA
2000 31 008
Mengetahui :
Ketua Jurusan
Teknik Pertambangan
Disetujui Oleh :
Pembimbing
Ir. RAFIUDDIN, MT
NIP. 131 962 491
Ir. RAFIUDDIN, MT
NIP. 131 962 491
A. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai curah
hujan yang cukup tinggi. Pada industri pertambangan, tingginya curah hujan tersebut
dapat
dari daerah yang berelevasi rendah ke daerah yang berelevasi lebih tinggi dilakukan
dengan sistem pemompaan.
D. PERUMUSAN MASALAH
Untuk meningkatkan kondisi kerja yang nyaman dan mencegah terhambatnya
proses produksi akibat sistem penirisan yang kurang baik, maka yang perlu
dilakukan adalah :
1. Metode apa yang tepat digunakan untuk menghitung Intensitas curah hujan ?
2. Apakah sistem pengelolaan air limpasan telah tepat berdasarkan kualitas dan
kuantitasnya ?
3. Apakah sistem pemompaan yang digunakan telah tepat sesuai dengan sistem
pengelolaan air limpasan yang telah diterapkan?
E. DASAR TEORI
Daur Hidrologi
Air secara keseluruhan di bumi ini diperkirakan 1386 juta km3. dari jumlah
tersebut hanya sekitar 2,5% berupa air tawar dan hanya sekitar 220 ribu km 3
diantaranya yang dimanfaatkan oleh manusia.
Daur air di bumi menggambarkan suatu sistem transport dimana matahari
sebagai penggeraknya dan atmosfir sebagai mesinnya. Atmosfir juga berfungsi
merubah air laut menjadi air tawar.
Cadangan air yang penting bagi manusia adalah air tanah. Secara kualitatif
daur air digambarkan dalam neraca air yang merupakan fungsi dari ruang dan waktu,
menggambarkan hubungan antara presipitasi (P), penguapan (E), limpasan (R), dan
perubahan penyimpanan (dS) sebagai berikut:
P = E + R + dS
Curah Hujan
Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang jatuh ke bumi persatu satuan
luas permukaaan pada suatu jangka waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dengan
mm. Curah hujan diukur melalui stasion-stasion curah hujan yang dipasang pada
suatu daerah. Adapun data curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu
rancangan pengendalian limpasan adalah curah hujan rata-rata diseluruh daerah yang
bersangkutan yang disebut curah hujan wilayah atau daerah. Derajat curah hujan
dinyatakan dalam curah hujan persatuan waktu dan disebut intensitas curah hujan.
Hubungan antara derajat, keadaan dan intensitas hujan dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel Derajat Dan Intensitas Hujan
Intensitas Curah
Hujan ( mm/menit )
0.02
Kondisi
Tanah agak basah/ sedikit basah
Hujan Lemah
0.02 0.05
Hujan Normal
0.05 0.25
Hujan Deras
0.25 1.00
> 1.00
terdengar
bunyi
genangan
hujan
seperti
Hujan Ringan
1 Jam
<1
Curah Hujan ( mm )
24 Jam
<5
Hujan Ringan
15
5 10
Hujan Normal
5 10
10 50
Hujan Deras
10 - 20
50 - 100
mengantisipasi air hujan tersebut. Dan hujan itu akan berulang dan semakn
banyak data makin lebih baik.
b. Analisis Data
Analisis data curah hujan menggunakan analisis frekwensi yaitu untuk
memperkirakan besarnya curah hujan periode ulang tertentu. Periode ulang
adalah suatu kurun waktu dimana suatu peristiwa/kejadian diharapkan akan
terjadi satu kali. Analisis ini menggunakan metode statistik. Beberapa metode
statistik yang sering digunakan adalah:
1. Metode Distribusi Normal
XT
= X + k Sx
Dimana ,
XT
= Rata-rata variasi
Sx
X X
n 1
=
n
n X 2 X 2
n n 1
= Jumlah pengamatan
2. Metode Gumbel
XT
= X + k Sx
Y Yn
Sn
T
Dimana,
XT
X
Sx
X X
n 1
= Jumlah pengamatan
Yn & Sn
= Reduced variate
= Periode ulang
=
n 1
m
Log x k
Log x
Dimana,
= Rata-rata Log x
Log x
Log x
Log x
n
Log x Logx
n 1
Dimana,
Xp
= Nilai pengamatam
Xt
mengetahui nilai intensitas curah hujan di suatu tempat, maka digunakan alat
pencatat curah hujan. Intensitas curah hujan biasanya dinotasikan dengan huruf I
dengan satuan mm/jam, yang artinya tinggi/kedalaman yang terjadi adalah sekian
mm dalam periode waktu 1 jam. Apabila curah hujan harian di daerah penelitian
diketahui tidak terdistribusi merata setiap tahun, maka menurut Mononobe, intensitas
curah hujan dapat dihitung dengan rumus perkiraan intensitas curah hujan untuk lama
waktu hujan sembarang yang dihitung dari data curah hujan harian yaitu :
I=
R24 24
24 t
2/3
keterangan :
I
0,278.C.I.A
3
Q=
C=
Koefisien Pengaliran
I =
A=
det ik
Koefisien Pengaliran ( C )
0.75 0.90
0.70 0.80
0.50 0.75
0.45-0.60
0.70 0.80
0.75 0.85
0.45 0.75
Dimensi Saluran
Dimensi saluran yang akan dibuat didasarkan pada debit air limpasan yang akan
dialirkan pada saluran. Hal ini dilakukan agar air limpasan dapat ditampunng dan
dialirkan pada daerah tertentu apabila terjadi hujan sehingga genagan air pada area
penambangan dapat diatasi.
Untuk mementukan dimensi saluran digunakan Persamaan Manning sebagai
berikut :
Dimana :
Q=
2
1
X
R3 X
n
S2
3
Jari-jari hidrolis h ( m )
dtk
Harga n
0.010 0.014
Beton
0.011 0.016
Batu
0.012 0.020
Besi
0.013 0.017
Tanah
0.020 0.030
Gravel
0.022 0.035
0.025 0.045
Sistem Pemompaan
Pada sistem penirisan/drainase tambang, pemompeen dilakukan dengan
tujuan untuk memindahkan air dari tempat yang berelevasi lebih rendah ke daerah
yang berelevasi lebih tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kapasitas atau debit
pemompaan, antara lain :
1. Static Head (Hs); kehilangan tenaga akibat perbedaan elevasi antara sisi
isap dengan sisi keluar
Hs = Static Head
H2 = Elevasi sisi keluar
H1 = Elevasi sisi isap
Hs = H2 H1
V2
Hv =
2g
Hf = Kerugian Head
V = Kecepatan fluida dalam
pipa
g = percepatan gravitasi
f = koefisien kerugian
D
f 0,131 1,847
2R
3, 5
90
0,5
Dimana :
f
D
R
= koefisien kerugian
= diameter dalam pipa
= jari-jari lengkungan sumbu belokan
= sudut belokan
Hf f
V2
f 1
2g
Dimana :
V1
V2
f
g
V2 2
2g
V2 2
2g
F. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan observasi lapangan kemudian dilanjutkan
dengan studi pustaka dan melakukan analisis dari keduanya untuk mendapatkan
penyelesaian masalah yang baik.
Adapun urutan pekerjaan penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Pengamatan lapangan.
Dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap keadaan geologi
permukaan dan mencari informasi pendukung yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas. Mencocokkan dengan perumusan masalah,
yang bertujuan agar penelitian yang dilakukan tidak meluas.
2.
Perpustakaan
3.
4.
Pengambilan data primer (langsung dari lapangan) dan data sekunder (laporan
penelitian perusahaan).
5.
Pengelompokan data
6.
Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan
penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik-grafik atau
rangkaian perhitungan dalam penyelesaian masalah yang ada.
7.
Pengambilan kesimpulan
Dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan
permasalahan yang diteliti.
KEGIATAN
Studi literatur
Observasi lapangan
Pengambilan data
Pengolahan data
Pembahasan
Pembuatan draft
II
MINGGU
III
IV
2.
3.
4.