Вы находитесь на странице: 1из 6

Aditia Febriansya

D-IV Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pondasi
Pondasi merupakan Bagian dari elemen bangunan yang berfungsi
meletakkan dan meneruskan beban ke dasar tanah yang kuat mengimbangi
dan mendukung (merespon) serta dapat menjamin kestabilan bangunan,
paling tidak terhadap beratnya sendiri, beban yang bekerja serta beban
gempa.
Pondasi adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu
bangunan. Karena pondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban
(hidup dan mati) yang berada di atasnya dan gaya gaya dari luar. Pada
pondasi tidak boleh terjadi penurunan pondasi setempat ataupun
penurunan pondasi merata melebihi dari batas batas tertentu.
2.2 Jenis-Jenis Pondasi
Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
a. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal memiliki kedalaman masuknya ke tanah relatif
dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu
tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada
rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban
dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Di dalamnya terdiri
dari

Pondasi setempat

Pondasi penerus

Pondasi pelat

Pondasi konstruksi sarang laba - laba

b. Pondasi dalam. Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan


melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah
yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor,
kaison,

dan

semacamnya.

Laporan Studi Kasus


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

Penyebutannya

dapat

berbeda-beda

Aditia Febriansya
D-IV Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan

tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: fondasi tiang


pancang
2.3 Pondasi Tiang
Untuk klasifikasi pondasi tiang, dapat dikelompokan ke dalam 4
(empat) kriteria pengelompokan yaitu:
a. Berdasarkan Bahan Pondasi
1. Tiang Kayu (Timber Pile)
2. Tiang Baja (Steel Pile)
3. Tiang Beton Pracetak (Perecast Concrete)
4. Tiang Beton Cor di Tempat (Cast-in-place Concrete)

(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 2.1 Tipe Pondasi Tiang Berdasarkan Bahan
(a) Tiang Kayu

(b) Tiang Baja


(c) Tiang Beton Pracetak
(d) Tiang Beton Cor di Tempat
Sumber: Bahan Ajar RKP-2

Laporan Studi Kasus


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

Aditia Febriansya
D-IV Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan

b.

Berdasarkan Daya Dukung


1.
Friction Pile
2.
Point Bearing Pile
3.
Kombinasi (a) dan (b)

(a)

(b)

(c)
Gambar 2.2 Tipe Pondasi Tiang Berdasarkan Daya Dukung
(a) Friction Pile
(b) Point Bearing Pile
(c) Kombinasi (a) dan (b)
Sumber: Bahan Ajar RKP-2

c. Berdasarkan Metoda Pelaksanaan


Jika pondasi tiang dibedakan dalam metoda pelaksanaannya
maka klasifikasinya adalah sebagai berikut :
1. Tiang Pancang (Driven pile)
2. Tiang Pancang Cor di Tempat (Driven Cast-in-Situ Pile)
3. Tiang Bor (Bored Pile)
4. Tiang Ulir (Screwed Pile)
d. Berdasarkan Jumlah Tiang

Laporan Studi Kasus


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

Aditia Febriansya
D-IV Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan

Klasifikasi pondasi tiang berdasarkan jumlah tiang dalam satu


satuan unit

pendukung kolom adalah:

1. Tiang Tunggal (Single Pile)


2. Tiang Gabungan (Pile Group)
2.4 Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang berdasarkan (SPT)
Standard Penetration Test
Jika yang tersedia adalah data SPT maka daya dukung batas sebuah
fondasi tiang dapat diformulasikan sebagai berikut :
Qs

Qb

= As x 0,04 N

[kips/ft2]

= As x 0,04 N x 5

[ton/m2]

= As x 0,20 N

[ton/m2]

N = Nilai SPT tanah

= Ab x pb

Nilai pb tergantung dari jenis tanah seperti yang tertera pada tabel
berikut:
Tabel 2.1 Hubungan Nilai pb dengan jenis tanah

Jenis Tanah
Pasir
Lanau
Lempung

N < 15
Ton/ft2
4N
2,5 N
2N

Ton/m2
40 N
25 N

N > 15
Ton/ft2
Ton/m2
60 + 2(N-15)
600 + 20(N-15)
37,5 + 1,25(N- 375 + 10(N-15)

20 N

15)
30 + (N-15)

300

1
0(N-15)

2.5 Daya Dukung Tiang Gabungan (Pile Group)


2.5.1 Penentuan Awal Jumlah Tiang
Untuk mendukung kolom dengan beban yang besar dimana
tiang tunggal tidak mencukupi maka fondasi harus merupakan
lebih dari satu tiang (pile group). Jumlah tiang yang diperlukan
tergantung dari beban kolom (Pk) dan efisiensi Pile group (eg).
Karena efisiensi baru dapat dihitung setelah susunan tiang
ditetapkan, maka ada perlu penentuan awal (preliminary) jumlah
tiang dengan pendekatan :
Pk

Laporan Studi Kasus


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

Aditia Febriansya
D-IV Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan

J=

x 1,2
Qa

Jumlah tiang, j, kemudian ditetapkan susunannya sehingga


efisiensi group dapat dihitung dapat kontrol kembali apakah jumlah
tiang tiang (j) mencukupi.
2.5.2

Susunan Tiang
Untuk jumlah tiang tertentu dalam satu kelompok untuk
mendukung sebuah kolom, maka susunan tiang dapat ditetapkan
sebagai berikut : (s > 2,5 D)

Gambar 2.3 Susunan Tiang dalam Pile Group


Sumber: Bahan Ajar RKP-2

Laporan Studi Kasus


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

Aditia Febriansya
D-IV Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan

2.5.3

Efisiensi dan Daya Dukung Pile Group


Jika tiang gabungan bekerja dengan efisiensi 100%, maka
daya dukung tiang gabungan (Qag) adalah :
Qag = j . Qa
Karena tiang gabungan tidak selalu mempunyai efisiensi
100% maka daya dukungnya akan menjadi :
Qag = eg . j. Qa
eg = efisiensi pile group
Besar efisiensi tersebut tergantung dari jarak antar tiang (s).
Banyak metode untuk menghitung efisiensi dari pile group, disini
hanya akan dibahas metode Converse-Labbre dengan rumus
sebagai berikut :
(n - 1)m + (m-1)n
eg = 1
90.m.n
Dimana :
m = jumlah baris
n = jumlah kolom dalam matriks susunan tiang
= atan (D/s)

Laporan Studi Kasus


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

Вам также может понравиться